Minggu, 30 Desember 2012

Ibu Pasti Sayang Aku


Orang sukses itu tidak jauh dari rasa sayangnya kepada ibu. Pernah dengar quote itu? Siapa yang tidak ingin sukses? Sukses membahagiakan orang tua, menjadi orang yang bermakna. Duh Gusti, abdiku  kepada ibu akhir-akhir ini sering kali diuji. Aku begitu sensitif. Padahal aku ingin sekali selalu membahagiakan ibu.
Ra kober koyok lahpo wae to?”
Kata itu meluncur begitu saja dari mulut ibu di depan anak-anak sekolah malam. MasyaAllah. Seketika hatiku rasanya sangat panas. Aku hanya menjawab lirih, “Aku sibuk mengerjakan tugas buk.” Tak berani menjawab lantang, karena aku tahu akan ada sahutan dari ibu yang lebih panjang sepanjang jumlah kereta api di Indonesia yang disambung dan dikaitkan terus menerus seperti siklus rantai makanan yang tidak ada ujungnya. Atau mungkin akan seperti angka delapan yang tak berujung dan akan selalu seperti itu bentuknya.
Lagi-lagi ibuku selalu seperti ini. Aku tahu aku hanya anak tunggal. Siapa lagi kalau bukan aku yang mengerjakan atau membantu ibu untuk mengerjakan semua tugas rumah. Aku akui, selama aku pulang-pergi kampus sampai rumah aku jarang sekali mengerjakan tugas rumah. Aku hanya melakukan pekerjaan rumah ya menyapu. Tapi mau bagaimana lagi, lagi-lagi karena jadwal kuliah yang menuntut aku untuk berangkat pagi ketika manusia lain masih memicingkan matanya dan pulang berbarengan dengan mereka yang mengadu nasib di pabrik-pabrik atau perusahaan sebagai buruh mereka para beruang.
Duh Gusti Allah. Lagi-lagi ini hanyalah cobaan menjelang UAS semester lima. Semoga. Aku hanya butuh satu segment saja untuk memanjangkan ususku. Hooaaa....sabar! bagaimanapun ibu adalah ibuku. Ibuku yang terhebat di dunia. Sangat hebat! Aku mencintaimu Bu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar