Sabtu, 01 Februari 2014

Honor dan Guru Privat


Jangan dibayangkan besarnya honorku ya? Aku kan hanya guru les privat “Si Senyum Tipis”, jadi tak mungkin kalau mengungkuli PNS. Sebulan, alhamdulillah uang Rp 150.000 siap masuk kantong. Dalam takaranku itu sudah lumayan besar jika dibandingkan dengan teman seprofesiku. Setiap satu minggu ada dua kali pertemuan, yaitu hari Selasa dan Kamis. Pertemuan itu dimulai pukul 16.00-17.30 WIB di rumah “Si Senyum Tipis”.

Berbeda, temanku ada yang satu minggu tiga kali pertemuan dan honornya hanya Rp 125.000. Aku wajib bersyukur nih ya? Enaknya lagi, ibunya selalu menghidangkan kudapan lezat untukku. Ada pisang goreng, biskuit, kue, buah, snack yang setiap kali pertemuan berbeda-beda. Minumnya juga sering berubah-ubah lho, kadang kopi, teh, es sirup, bubur, wedhang jahe, dll. Dari kudapan yang ada, yang paling favorit adalah keripik pisang dan kopi hangat. Enaknya...

Awal mula aku bisa menjadi guru les privat “Si Senyum Tipis” dari chattingku bersama bapaknya. Bapaknya itu adalah guru SMA ku dan dulunya juga guru les bahasa inggrisku. Jadi, seperti bergilir, kini anaknya yang megang aku. Hihi...

Sudah hampir dua tahun aku menjadi guru les privat “Si Senyum Tipis”, alhamdulillah tak ada hambatan yang berarti. Biasanya pas musim hujan begini nih agak repot karena perjalanan ke rumah murid es ku ini memakan waktu 15 menit dengan sepeda motorku. Tapi karena iming-iming kudapan dari ibunya aku selalu tambah semangat. Kalaupun di jalan kedinginan nanti sampai sana akan dihangatkan dengan kudapan lezat sang ibu. He, modus banget ya?

Kembali ke bagian honor, minggu depan insyaAllah aku akan terima honorku. Wah, rasanya tak sabar deh. Kalau biasanya aku akan membelanjakan uang itu untuk keperluan dapur ibu, kali ini ibu memintaku untuk menggunakan uang itu untuk membeli radio. Kata ibu biar uang kerjaku itu juga berbentuk benda. Ada kenangannya. Terlebih lagi ibu juga kasihan padaku karena radio kesayanganku sudah rusak sejak awal kuliah dulu.

Tekadku, aku akan tetap membeli radio, tapi radio yang biasa aja, sepertinya ada yang harganya Rp 50.000-an. Sisanya kan bisa buat bantu ibu juga. Ah, bahagia itu sebenanya sangat sederhana ya? Melihat ibu tersenyum saja rasanya sudah bahagia.

Selamat gajian! 

6 komentar:

  1. Saxa dlu gaji pertama jg sgtu.. Tetep semngatcya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman guru privat yang menarik , kami punya website khusus menyediakan loker lowongan kerja guru les privat di jakarta guru les di bekasi ,

      Hapus
  2. Alhamdulillah... rejeki berapapun wajib disyukuri dan yang penting halal :')

    BalasHapus
  3. Saya terharu membaca tulisan mba. Sungguh anak yang berbakti kepada orang tua dalam hal ini. Sang Ibu tercinta. Menyisihkan penghasilan dari jerih payah sendiri kepada orang tua. Saat saya menulis komen ini saya pasang lagu dari KIRORO berjudul MIRAIE. Nah itulah dunia dan mimpi anak putri atau anak perempuan yang ingin membahagiakan orang tuanya dari uang hasil jerih payah sang anak. Semoga Allah SWT memperluaskan rezeki mba sehingga bisa membantu ibu lebih banyak lagi aminnnnnnnnnnnnnn

    BalasHapus