Sabtu, 08 Februari 2014

Ku Temukan Dia di Facebook

Setiap orang akan mengalami masa-masa di mana dia akan mulai memahami dirinya. Caranya berbeda-beda, begitu juga dengan aku. Proses penemuan ‘inilah diriku’ yang pernah alay benar-benar baru ku sadari, saat ini.
Awal kenal facebook

Teknologi informasi-lah yang membantuku untuk memahami siapa diri ini sebenarnya. Facebook, salah satunya. Pertama kali kenal facebook pada Agustus tahun 2009. Itu artinya saat aku masih duduk di kelas XII SMA. Masa-masa SMA itu, “Jangan alay ah.” tulis Mbak Titis di blognya. Hahaha, aku juga pernah melalui tahap ini, tapi dulu. Sekarang? Sepertinya masih.

Apa-apa diupdate. Makan nasi goreng diupdate, sedang ngumpul sama anak-anak OSIS diupdate, mau belajar update, eh dimarahin ibu kok ya update juga. Alay banget. Parahnya lagi kejadian yang diupdate pun sudah lewat alias latepost. Karena apa? Harus pergi ke warnet dulu baru bisa ber-alay-alay ria. Itupun aku lakukan setiap dua minggu sekali dengan merogoh kocek Rp 5.000/jam. Warnet kan masih jarang.

Status teralay-ku
Beda ya kalau sekarang, teknologi komputer seperti tablet sudah menjamur. Banyak orang kini menggunakannya. Sekarang pun dengan modal smartphone aku bisa update kapan pun dan di mana pun. Tapi kalau sekarang updatenya agak bermutu. Sedikit lah.

Facebook tak hanya membantuku untuk menemukan ‘inilah diriku’ tapi juga menemukan ‘dialah pemilik hatiku’. Ya, dia yang telah melingkarkan cincin di jari manisku 8 Juni 2013 lalu, ku temukan pula di facebook. Jujur, aku adalah tipe orang yang mudah sekali jatuh cinta dengan orang meskipun aku belum pernah bertemu dengannya. Modalnya hanya satu, kenyamanan.

Sambil nyanyi "My Facebook" dari Gigi Band
Dengan dia ternyata aku bisa mengerem perasaan itu. Aku tak boleh jatuh cinta dengan dia sebelum kita bertemu. Dia di Jogja, dan aku di Demak.

Awalnya, aku ini adalah tempat curhat dia. Dia meng-add facebookku karena ingin menanyakan teman sekelas ku. Lama-kelamaan, mungkin termakan nasihat orang Jawa, “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino”. Aku mencium gelagat cinta-cintaan darinya, tapi aku masih mengerem diri karena aku takut kalau aku ini hanya sebagai pelarian saja.

Hingga awal aku kuliah, dia masih menghubungi aku lewat inbox facebook. Waktu itu kami belum bertukar nomor telepon. Komunikasi ya hanya terjalin saat kami bertemu di facebook. Perasaan itu tidak bisa dikalahkan dengan akal sehat, demi bisa berkomunikasi dengan dia, aku rela setiap pulang kampus pergi ke warnet dan chatting dengannya. Dia mah enak, kan bisa menggunakan komputer kantor, lha aku? Kenapa juga dia nggak minta nomor hape ku ya? Aku juga gengsi kalau minta duluan.

Singkat cerita, akhirnya dia meminta nomor hapeku. Komunikasi lebih intensif.

Masih ingat kapan Gunung Merapi di Magelang ber-erupsi? Dia pulang kampung (rumahnya tak jauh dari rumahku, 30 menit-lah). Saat itu juga awal pertemuan kami yang tidak sengaja. Kami bertemu di sebuah masjid dekat supermarket tempatku belanja. Sampai akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kalimat yang keluar dari mulutnya, "Kulo tresno kalih jenengan."

Jadul ya? Memang, tak seperti ekspektasiku, "I Love you" atau "Aku Sayang Kamu". Agak terdengar aneh, tapi romantis juga. Aku hanya menjawab, "Kalau begitu, datanglah pada orangtuaku."

Berani sekali aku langsung menerima pernyataan cinta dia. Eits, sebelumnya aku sudah mencari tahu informasi tentang dia. Usut punya usut dia adalah kakak keponakan dari sahabatku waktu SMA. Ya, paling nggak tahulah siapa dia.

Seminggu kemudian, keseriusan dia benar-benar terbukti. Datanglah dia ke rumahku bertemu dengan bapak ibu. Diungkapkannya kalau dia serius denganku dan siap menungguku sampai wisuda. Sekarang giliran bapak ibu yang kelabakan mencari informasi tentang dia. Ya, ibu hanya was-was anak semata wayangnya ini salah pilih orang. Tapi insyaallah semua akan berakahir indah tahun ini. Semoga. Aamiin.

***

Apakah ada juga yang sepertiku? Menemukan si dia di facebook? Tetanggaku ada juga lho, malah beda pulau. Hihihi. Nah, karena banyaknya fenomena 'penipuan cinta' di facebook, nggak ada salahnya kalau sebelum melangkah lebih jauh selidiki dulu seluk beluk dia. Jangan sampai terbuai dengan kata-kata manisnya. Satu hal yang pasti, Allah akan mengirimkan jodoh dengan cara yang paling indah. Tentunya bagi kita. Cari dia di facebook? Nggak ada salahnya. Daripada beralay-alay ria mulu?

Alhamdulillah JUARA 2

9 komentar:

  1. Uniiik kisahnya mbak ika,, langgeng yaa.. moga dimudahkan

    BalasHapus
  2. Seperti jdul lagu ya Mba kisahnya, romantis banget........ he,, he,, he,,,

    Salam

    BalasHapus
  3. gue mbak gue *sambil angkat kursi* gue juga lagi deket sama cewek beda pulau. tapi berawal dari blog bukan dari fb, :) keren mbak kisah cintanya,, semoga tahun ini menjadi tahun yg indah seperti yg mbak impikan deh :)

    BalasHapus
  4. Wah, romantis ya bisa ketemu sama si dia di Facebook :)

    BalasHapus
  5. Menarikkkkkk, lucu, unik deh kisahnya kak:)
    semoga langgeng and bisa mengambil manfaat yg lebih banyak lg dr sosmed.

    salam: http://sofia-zhanzabila.blogspot.com/

    BalasHapus
  6. woh woh, selamat yo mbak telah menemukan calon pendamping dari pesbuk,,,
    ngomong-ngomong itu statusnya pengen nyebur ke laut bikin ngakak,,

    BalasHapus
  7. Hampir sama kisahnya dengan saya, tapi saya bertemu dengan pria-yang-kini-saya-panggil-dengan-sebutan-"yayah" di friendster. Jadul ya :)
    Bener2 gk kenal sama sekali, lalu kopdar di rumah, berlanjut dengan lamaran dan here we now, sedang menunggu kelahiran anak ketiga kami :)

    BalasHapus
  8. Adik saya juga sama mak, menikah karena bertemu lewat facebook yg ternyata adik kelasnya waktu SMA :)

    BalasHapus
  9. "Facebook tak hanya membantuku untuk menemukan ‘inilah diriku’ tapi juga menemukan ‘dialah pemilik hatiku’. Ya, dia yang telah melingkarkan cincin di jari manisku 8 Juni 2013 lalu, ku temukan pula di facebookFacebook tak hanya membantuku untuk menemukan ‘inilah diriku’ tapi juga menemukan ‘dialah pemilik hatiku’. Ya, dia yang telah melingkarkan cincin di jari manisku 8 Juni 2013 lalu, ku temukan pula di facebook"
    Gak nyangka 'efek' FB bisa sejauh itu ya mbak... wah...
    Thank atas keikutsertaannya
    Sudah tercatat sebagai peserta :D

    BalasHapus