Minggu, 30 Maret 2014

Warneng, Teman Setia Keluarga Kami

Siapa yang tak tahu warneng? Warneng itu kalau di tempat saya adalah jagung kering yang digoreng. Entah dengan cara digoreng dengan minyak atau goreng sangan (goreng tanpa minyak). Kalau di tempat Anda, apa namanya? Samakah?

Nah, sudah sebulanan ini warneng jadi teman setia keluarga kami saat menikmati malam. Jagung yang kami olah adalah sisa hasil panen kemarin. Meskipun sisa bukan berarti jagungnya jelek-jelek ya? Begini nih tampilannya..
Tampilan jagung yang akan digoreng :)

Caran mengolahnya pun mudah banget.

  1. Pilah jagung yang kering dan besar bentuknya.
  2. Panaskan minyak goreng (sampai jagung tenggelam dan sesuaikan)
  3. Masukkan jagung, tutup.
  4. Tunggu sampai suara letusan-letusan usai, kemudian jagung dibolak-balik.
  5. Setelah jagung berubah warna mendekati coklat tua, angkat (5 menit).
  6. Letakkan di wadah, tambahkan garam secukupnya dan goyang-goyang sampai garam merata.

Bagaimana? Mudah kan? Hehehe...
Setiap kali warneng sudah masak, saya dan ibu segera berebut memilih warneng yang meletus (itu lho jadi popcorn). Ibu biasanya sekali ambil langsung ambil yang banyak, saya yang tidak sadar selalu bilang, "Loh......kok habis?" Kenapa ibu seperti itu? Kan warneng yang jadi popcorn lebih empuk. Berebutlah kami. Kalau bapak mau-mau saja makan warneng dalam bentuk apapun. Hehehe...


Tak masalah apa bentuk camilan yang kita makan, esensi kumpul keluarga itu lho yang selalu ngangenin.

Ini camilan keluarga kami, kalau keluarga Anda apa?

3 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya Mbak :)
      Tapi yang berhasil meletus kalau nggak ya tetep aja.
      Kalau mbak Yus mau buat popcorn biasanya di minimarket ada mbak, itu malah bisa meletus saja.

      Hapus
  2. eh kalo ditempatku namanya marneng, tapi gak diletusin hehehe

    BalasHapus