Selasa, 15 Juli 2014

Masjid Darul Ilmi di Kampus Universitas Muria Kudus, Kudus

Perkenalkan, Universitas Muria Kudus (UMK) adalah kampus tercinta saya. Kampus saya ini beralamat di Gondangmanis PO.BOX 53 Bae 59324 Kudus Jawa Tengah. Tepatnya 10 km dari alun-alun Kudus yang terkenal dengan Masjid Agung dan Sunan Kudus-nya. Ada apa di kampus saya?

Sama seperti kampus-kampus lain, selain gedung perkuliahan, taman yang rindang, auditorium yang megah, parkiran yang selalu berjubel dan kantor sekretariat yang menjulang tinggi, ada satu bangunan yang selalu membuat saya rindu untuk kembali lagi ke sana. Apalagi kalau bukan Masjid Darul Ilmi, masjid megah yang terletak di kompleks UMK tepatnya berada di sebelah Barat.

Masjid di kala pagi hari dengan pintu utama yang masih tertutup
Darul Ilmi memiliki arti tempat mencari ilmu. Nama tersebut sangat cocok diberikan kepada masjid ini karena terletak di dalam kompleks UMK. Bukan hanya untuk mencari ilmu agama, ilmu lain pun dapat diperoleh di sana. Karena di sana seringkali menjadi tempat pelaksanaan berbagai event yang diadakan oleh mahasiswa, misalnya training ESQ, peringatan Maulid Nabi, Ospek, workshop, dll.

Jalan menuju Masjid dari gedung FKIP

Pintu samping menuju ke aula, kamar mandi dan tempat wudhu yang bisa menuju lantai dua dan tiga dengan bantuan anak tangga. Pengunjung bisa meletakkan sepatu pada rak yang telah disediakan.
Masjid Darul Ilmi ini tergolong masih muda. Tepatnya akhir Desember 2009 lalu masjid ini baru selesai dibangun oleh 100 pekerja bangunan. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 650 m2. Terdiri dari tiga lantai, lantai pertama berfungsi sebagai sentra kegiatan dan aktivitas kerohanian Islam (terdapat di aula). Lantai dua diperuntukkan bagi jamaah pria sedangkan lantai tiga sebagi tempat jamaah perempuan atau mezanin.

Setelah melewati rak sepatu pengunjung akan menemui kamar mandi yang cukup bersih. Saat pengunjung berjalan masuk akan menemui banyak sekali kran untuk berwudhu. Ini adalah tempat wudhu perempuan, laki-laki pun desain dan arsitekturnya sama persis.
Sambil melepas sepatu, pengunjung bisa menikmati taman mini yang di bagian bawahnya juga terdapat kran untuk wudhu.
Di samping taman mini tersebut terdapat aula yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan.
Perasaan adem akan langsung dirasakan oleh setiap orang yang datang ke masjid dengan tinggi 50 meter ini. Dinding yang didesain dengan model berlubang-lubang, membuat udara secara bebas masuk ke dalam masjid. Selain itu lantai yang menggunakan batu alam marmer dan keramik menambah kenyamanan setiap pengunjungnya, tak terkecuali saya. Dulu, seringkali setiap menunggu pergantian jam kuliah yang terlalu lama, saya dan teman-teman memilih beristirahat di masjid yang pembangunannya berlangsung selama setahun lebih ini. Bahkan tidur di lantai tiga secara beramai-ramai. Oiya, ada satu tempat lagi yang menjadi favorit mahasiswa saat mengerjakan tugas kuliah, yaitu serambi masjid yang berada di samping kanan kiri masjid. Sebelah kiri untuk perempuan sedangkan yang sebelah kanan untuk laki-laki.

Ketika pengunjung naik dari pintu utama, selain langsung sampai ke lantai dua (tempat sholat laki-laki), pengunjung juga bisa menikmati suasana kampus dari area serambi masjid yang sejuk.
Dari lantai satu, pengunjung perempuan yang ingin sholat bisa naik ke lantai tiga dengan anak tangga, tepat di lantai dua akan menemukan rak sepatu dan tas. Rak tersebut akan penuh saat sholat Jumat.
Inilah suasana di lantai tiga, dinding dengan lubang berbentuk segitiga delapan, dan tiang yang diameternya melebihi pelukan dua orang.

Di sebelah kanan kiri mimbar terdapat sebuah kamar yang digunakan sebagai tempat teknisi (kiri) dan kamar marbot masjid (kanan). Denger-denger kalau ingin jadi marbot di sana ada seleksinya.
Secara pribadi ada satu hal lagi yang membuat saya sangat semangat untuk datang ke masjid ini, yaitu suara muadzin. Lengkap deh, masjid yang megah dan suara muadzin yang merdu dan menggetarkan hati membuat saya semakin semangat untuk datang ke rumah Allah ini. Ceritanya, dulu saya pernah kos di depan kampus, jadi setiap maghrib, isya, dan subuh, saya dan teman sekamar selalu pergi jamaah di Masjid Darul Ilmi. Sampai pernah bela-belain lompat gerbang kampus untuk bisa jamaah, hihihi. 

Pengunjung bisa menikmati suasana kampus dari lantai tiga melalui celah-celah segitiga delapan.
Selama ramadan Masjid Darul Ilmi ini, selain melaksanakan sholat tarawih di malam hari, setiap selesai sholat duhur ada ceramah yang disampaikan oleh dosen UMK secara bergilir. Oiya,  jangan dikira kalau shalat tarawih tiba akan banyak jamaah yang datang ya, paling banyak hanya 3 saf. Hal itu karena letak masjid yang cukup jauh dari perkampungan. Jadi, yang datang untuk berjamaah adalah mahasiswa maupun dosen yang kos di sekitar kampus. Sayang banget ya masjid yang megah ini kalau ramadan tidak begitu ramai? Harapan saya sendiri semoga masjid ini semakin ramai pengunjung yang sejalan dengan ramainya pembangunan di sekitar kampus. Aamiin. Sayang banget kan kalau rumah Allah yang megah ini hanya dianggurin.
Hehe, numpang narsis ya. Cermin besar ini bisa ditemui pengunjung di lantai satu. Ini adalah sudut paling digemari mahasiswa perempuan di UMK, hihihi.
Nah, itu tadi liputan saya untuk masjid Darul Ilmi di kampus saya. Kalau berkunjung ke Kudus, jangan lupa mampir ke Masjid kebanggan kampus saya ini ya?

Salam.


3 komentar:

  1. aku juga kuliah di sana, Mbak :)

    BalasHapus
  2. Makasih ya sudah follow di Tuiter. Senang rasanya bisa berkenalan dengan blogger lainnya,. Artikel ini sangat menarik, Masjidnya Bagus banged,. Membuat jamaah pasti nyaman dan betah berlama lama di sana :))

    BalasHapus