Minggu, 29 Maret 2015

Review: A Cute Pouch from NyssaShira

Assalamualaikum.

Setelah beberapa hari tidak pernah update blog, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang benda kesayangan saya. Apakah Anda memiliki benda kesayangan? Mari, saya tunjukkan benda kesayangan saya.

Benda tersebut adalah sebuah pouch berwarna pink. Saya tidak membelinya, alhamdulillah dapat hadiah saat mengikuti giveaway dari Limomade dan NyssaShira. Yuk, saya ceritakan bagaimana detailnya.

Pouch yang sering saya bawa ketika bepergian ini termasuk awet. Hampir satu tahun dia menemani saya. Akan tetapi, warnanya masih sama.


Saat pertama kali mendapatkannya, kesan saya adalah 'ih cewek banget ya' dan tentunya sangat pas banget dengan HP saya yang satu ini. Klop. Cucok lah kalau kata artis-artis.


Tidak sesak, tapi tidak juga longgar. Tetapi yang kurang saya suka adalah kain dalamnya yang terbuat dari kain kanvas yang kesannya agak kasar. Tentunya saya harus hati-hati saat memasukkan HP. Tidak lecet sih HPnya, cuma agak parno aja. Misal menggunakan kain linen seperti sisi sampingnya saya rasa justru lebih bagus.

Tampak dalam, kain kanvas berwarna putih tulang

Tampak samping, menggunakan kain linen motif bunga kecil yang tampak cantik
Bagian bawah, rajutan
Oya, satu hal yang membuat saya tertarik dengan pouch ini adalah kancing sebesar koin 500 yang nempel di bagian penutupnya. Motif bunga yang lucu semakin membuat unik pouch yang sebagian besar bagiannya adalah hasil rajutan.


Pengait kancing
Sampai saat ini pouch ini masih anteng nemenin saya. Belum ada penggantinya. Meskipun dah lama, warnanya juga tidak pudar. Kalaupun kotor, tingga dicuci saja. Beres deh.

Berikut kontak person NyssaShira, siapa tahu ada yang tertarik dengan produk karnyanya.
Blog: NyssaShira
FB: NyssaShira
Twitter: @nyssashira

Senin, 16 Maret 2015

Belajar dari Pemenang

Sebagai seorang blogger, pernahkah Anda mengikuti suatu lomba atau giveaway dan Anda menjadi salah satu pemenangnya? Rasanya pasti sangat menyenangkan ya kalau ada nama kita di antara deretan nama pemenang yang dipilih oleh penyelenggara lomba atau giveaway.

Berbeda kalau sudah ikut lomba berkali-kali tapi nama kita tak nyantol sekalipun. Kesal? Pasrah? Tak mau nyerah begitu saja? Berbagai ekspresi. Kalau saya?

sumber DI SINI
Semalam, saya menunggu pengumuman suatu lomba. Kebetulan lomba tersebut diselenggarakan oleh teman blogger yang disponsori oleh salah satu website ternama. Eh, tahunya saya gagal lagi jadi pemenang. Agak sedih sih. Tapi rasa sedih itu muncul berbarengan dengan rasa penasaran dalam diri saya.

“Artikel yang jadi pemenangnya seperti apa ya?”

Saya pun mencari link pemenang lomba tersebut. Pemenang 1 jadi sasaran utama. Saya baca postingan tersebut sampai selesai. Mencari keistimewaannya. Jelas saja, ternyata dari jajaran nama pemenangnya, hampir semua isi postingannya menyinggung website yang mensponsori pelaksanaan lomba tersebut meskipun penyelenggara tidak memasukkan syarat haru mengulas website tersebut.

Sekilas, saya mengingat lomba pada pertengahan bulan Februari lalu. Karena penasaran pula kenapa saya tidak jadi salah satu pemenangnya *kepedean*, saya pun mencarri tahu link pemenangnya. Dan sama. Pemenangnya adalah mereka yang mengulas salah satu brand yang menjadi sponsor lomba tersebut meskipun penyelenggara tidak memasukkan itu pada syaratnya.

Pelajaran penting bagi saya. Tepatnya belajar dari pemenang. Lain kali kalau ada lomba yang serupa saya sudah tahu triknya. Tentunya dengan catatan jangan pernah menyerah dan mau belajar lagi dan lagi.

Kalau dipikir-pikir hal itu masuk akal, kita yang jadi pemenang bisa mendapat hadiah, mereka penyelenggara juga dapat keuntungan. Yaitu, dipromosikan. Baiklah, yuk berlomba lagi. Semangat!!

Sabtu, 14 Maret 2015

Nyamuk Kecil

Pernahkah Anda merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat? Tempo hari, saya mengalaminya. Setelah pulang mengajar, kemudian ada acara jenguk teman guru yang sakit di rumah sakit. Kira-kira pukul 16.00 WIB, saya baru sampai rumah. Selama perjalanan pun saya tidak bisa tidur di mobil. Semenjak hamil, setiap kali naik mobil atau bus sering mabuk.

Selepas maghrib, saya memutuskan untuk masuk kamar. Bersiap untuk tidur. Suami mengingatkan saya untuk menunggu waktu shalat isya tiba. Tapi setan apa yang masuk dalam tubuh saya, sedetik kemudian saya sudah tak mendengar suara suami saya lagi.

Saya terbuai oleh mimpi yang indah. Tapi tiba-tiba saya mendengar ada bunyi di sekitar telinga saya. Sangat mengganggu. Ngiiiiinggg....ngggiiiiingg....rasa-rasanya hewan kecil itu seperti mau masuk telinga saya. Tangan saya tak tinggal diam. Plok....ngggiiiiinggg...plak...nguuuungggg...seperti itu terus.

Sumber DI SINI

Karena jengkel dengan nyamuk kecil itu, saya pun memutuskan untuk bangun saja dan hendak ke kamar mandi. Tak lupa saya lihat jam dinding di ruang tengah, pukul 02.30 WIB. Sekelebat saya teringat kalau saya belum sholat isya. Segera saja saya ambil wudhu. Selesai sholat saya hanya tertegun dan segera mengucap syukur. Bisa jadi, nyamuk kecil tadi adalah utusan Allah untuk membangunkan saya. Bisa jadi juga itulah cara Allah untuk mengingatkan saya agar tak meninggalkan sholat.

Kalau dipikir-pikir suara nyamuk itu memang sangat mengganggu tidur saya. Bahkan membuat telinga dan pipi saya pedas karena kena tamparan tangan saya sendiri. Ah, betapa Allah memang memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan ya. Bukan yang hamba-Nya inginkan. Inginya ya tidur terus. Nyenyak sambil ngiler. Tapi taunya dosa menanti karena meninggalkan sholat.

Harus mengucapkan terima kasih nih pada nyamuk kecil itu. Terima kasih nyamuk kecil. Eh, Anda pernah memiliki pengamalan yang sama seperti saya? Diingatkan Allah dengan cara-Nya yang unik?

Sabtu, 07 Maret 2015

Ibu Hamil Lapar di Tengah Malam

Pernah merasa lapar tengah malam? Saya yang statusnya kini jadi ibu hamil sering merasa lapar pas tengah malam. Padahal selepas maghrib sudah makan malam lho.

Apakah ini hanya terjadi pada saya? Ternyata tidak. Dari beberapa tetangga yang sudah pernah hamil mengalami hal yang sama seperti saya. Rasanya menyiksa. Akan semakin menderita saat di rumah tak ada makanan atau jajanan apapun.

Sumber DI SINI
Pas awal-awal hamil, karena belum pernah mengalami kejadian ibu hamil lapar di tengah malam, saya sampai merengek pada suami untuk beli makan ke luar. Almari makan kosong. Tak ada buah juga. Mlompong. Hanya ada nasi, sepiring pun tak ada.

Mau tak mau suami keluar. Padahal jam dinding satu jam lagi menunjukkan tengah malam. Ah, abi...pengorbananmu *peluk suami*

Pergilah suami ke rumah saudara yang punya warung makan. Nihil. Warungnya sudah gelap. Suami menelepon. “Mi, tutup. Ke mana? Pulang?” tanya suami. “Nggak mau. Coba beli di kucingan, Bi. Dekat pertigaan.” Tak ada 5 menit, nama suami saya nongol lagi di layar HP. “Tutup juga, Mi.” Seketika mulut saya monyong.

Sambil menunggu suami pulang, saya pergi ke dapur. Mungkin ada sesuatu yang bisa diolah. Saya nemu ikan asin. Yes, saya pun menyalakan kompor. Tak lama sambal terasi dan ikan asin goreng pun jadi deh. Saya menikmatinya sambil ditemani tatapan lucu dari suami.

Suami saya paling mikir, "Istriku rakus banget yaa?", mungkin seperti itu. Biarin.

Beda lagi ceritanya beberapa hari yang lalu. Sekitar pukul 2 pagi, perut ini kerucuk-kerucuk tanpa malu. Mau bangunin suami, kasihan banget. Akhirnya saya keluar kamar, mencari-cari apa ya yang bisa dimakan. Eh, nemu tempe goreng, 2 buah salak, dan minum air putih segelas gedhe. Kelar, elus perut kemudian tidur lagi.

Dasar ibu hamil. Hihihi.

Ah, bisa mendapat kesempatan menjadi ibu hamil itu sangat menyenangkan dan perlu disyukuri. Hari demi hari ada-ada saja kejadian yang sangat berharga dan sayang untuk dilewatkan. Terpenting lagi, ibu hamil itu memang harus selalu belajar, suami dan keluarga lainnya juga lho ya.

Salah satu pengetahuan baru untuk saya, kalau misal ibu hamil lapar tengah malam, alangkah baiknya kalau makan makanan yang penuh nutrisi. Jangan makan makanan seperti junk food atau snack yang banyak MSG-nya. Tak baik untuk tubuh ibu dan jabang bayi. Kan banyak tuh makanan yang kaya akan nutrisi. Kalau saya paling mudah ya sedia buah-buahan di rumah. Hehehe, sebenarnya suami yang sering beliin tiap kali pulang kerja. Seperti, jeruk, apel, salak, manggis, pir, dll. 

Nah, apakah saat hamil dulu Anda juga sering merasa lapar di tengah malam? Makan apa biasanya?

Jumat, 06 Maret 2015

Cara Menginstal Font di Windows 7

Siapa yang suka mengutak-atik font di Windows 7? Ingin punya banyak macam-macam font? Simak yuk pengalaman saya ini.

Setiap kali membuat lembar tugas untuk siswa, saya sering sekali menggunakan font yang unik agar menarik di mata siswa. Tentunya saya harus memiliki simpanan font yang tak biasa dong ya. Nah, untung saya menemukan salah satu web, yaitu dafont.com. Di sana saya menemukan berbagai macam jenis font. Selain itu, cara download yang mudah, pun install-nya juga lho.

Pertama, masukkan saja keyword di google search “dafont”, maka akan Anda temukan web dafont.com. Tampilannya sebagai berikut.


Kedua, perhatikan garis persegi panjang berwarna merah, di sana terdapat macam-macam font. Klik salah satunya, contoh Cartoon dan akan muncul tampilan font yang beraneka ragam. Anda tinggal milih mana yang sesuai selera.


Ketiga, setelah meng-klik Cartoon, maka akan muncul seperti di bawah ini. Pilih salah satu dan klik Download.


Hasil Download tersebut dalam bentuk .rar. Jadi, setelah komplit, maka Anda harus meng-klik kanan .rar tersebut dan pilih extract here. Baru kemudian Anda klik hasil extract itu dan pilih install. Selesai deh.

Sekarang, coba saja buka Ms. Word, Photoscape, ataupun aplikasi lain maka font yang didownload dan diinstall tadi siap kita gunakan. Nah, salah satu kegunaan font hasil download dari dafont.com itu saya gunakan untuk membuat header blog ini.

Selamat mencoba ya.

Kamis, 05 Maret 2015

Mau Job Review? Modal Dikit Dong!

Siapa yang pernah dapat job review? Ngacung ah! Bagaimana rasanya? Sudah berapa kali? Berkali-kali? Saya mah baru sekali, tapi senangnya berkali-kali. Beneran deh.

Kini, bagi saya bukan perkara berapa kali mendapatkan job review. Tapi pelajaran apa yang saya dapatkan setelah mendapat job review itulah yang lebih penting. Saya termasuk blogger yang masih belajar untuk konsisten nge-blog. Jadi, sangat bangga bisa merasakan apa itu yang namanya job review.

“Mau dapat tambahan uang dapur kok ya rekoso men (susah banget)!”

Bagaikan jalan di daerah pegunungan, untuk merasakan buah manis job review itu saya harus melalui pembelajaran yang berkelok-kelok lho. Mulai dari email ke pemberi job review masuk spam dan baru ketahuan beberapa jam sebelum DL, salah tema, sampai paketan modem yang tiba-tiba habis di detik-detik terakhir dan keadaan dompet yang sedang sekarat.

Pengalaman itulah yang membuat saya sadar, bahwa kalau kita mau job review, maka kita harus mau modal. Modal apaan? Modal tenaga, waktu, sudah pasti iya. Nah ada yang lebih penting lagi bagi saya, yaitu merelakan uang untuk membeli kebutuhan keluarga demi yang namanya paketan modem.

Kalau saat itu saya menyerah, bisa jadi sampai sekarang saya tidak bisa merasakan apa itu yang namanya job review. Untung saja langkah saya tepat. Saya merelakan 1 untuk mendapatkan 6, tak ada ruginya lah ya.

“Kalau kita ingin sesuatu yang lebih besar, maka kita harus mau mengeluarkan sesuatu terlebih dahulu sebagai pancingan.”

Lagi-lagi saya ingin mengatakan, “Mau job review? Modal dikit dong!” Kalimat tersebut tidak untuk orang lain, melainkan untuk diri saya sendiri. Sindiran.

Akhir-akhir ini, saya sering sekali menemukan ada teman sesama blogger yang mencari blogger dengan blog-nya yang berdomain alias bukan blog gratisan macam punya saya ini. Apalagi kalau bukan untuk mendapatkan penawaran job review.

Idiiih, saya jadi pengen nyakar-nyakar bantal. Menyesal. Seandainya saja saya mau modal dari dulu untuk membeli domain, bisa jadi saya dapat tawaran job review tersebut. Yah, paling tidak masuk syarat administrasi lah dengan blog berdomain. Nah, ini? Dilirik aja tidak.

Lagi, saya belajar, “Kalau kita ingin sesuatu yang lebih besar, maka kita harus mau mengeluarkan sesuatu terlebih dahulu sebagai pancingan.”

Ya, sudahlah ya, belum rezeki. Kejadian tersebut membuat saya semangat untuk mengumpulkan uang untuk membeli domain. Semoga saja nanti ada jalan. Biar bisa dapat job review untuk tambahan membeli perlengkapan rumah.

Kemudian kalau belum pernah dapat job review ngapain dong? Tetap saja konsisten nge-blog. Ingat, rezeki sudah ada yang ngatur. Atau kita bisa latihan me-review suatu produk yang kita gunakan secara gratis alias tak dibayar tak apa-apalah. Itung-itung latihan. Siapa tahu nanti ada pemberi job review yang tertarik dengan tulisan kita. Atau mungkin ada rezeki lain, misalnya kita dapat undian berhadiah perlengkapan rumah, salah satu macamnya alat elektronik seperti kulkas, mesin cuci, rice cooker, dll.

Pesan saya, kalau mau job review? Modal dikit dong! Dan yuk konsisten nge-blog. *nyindir diri sendiri*

Rabu, 04 Maret 2015

Membuka Usaha dengan Modal 150 ribu

Usaha apa nih yang modalnya hanya 150 ribu? Jualan pulsa. Ih, jualan pulsa kok disebut usaha, memang untungnya berapa? Paling kalau dihutang orang tak lama kemudian gulung tikar.

Sudah lama saya ingin menjadi penjual pulsa. Tapi berkali-kali takut karena omongan orang. Entah setan apa yang merasuki saya, setelah tanya-tanya dengan teman yang juga berstatus penjual pulsa, akhirnya saya mantab menjadi penjual pulsa.

Bismillah, awal Maret ini saya membuka usaha dengan modal 150 ribu. Sebenarnya, 150 ribu adalah jumlah yang saya gunakan untuk membuka (lagi) rekening bank. Kenapa saya membuka rekening bank? Karena saya memilih agen pulsa online dibandingkan toko agen pulsa offline. Cari praktisnya saja. Pikir saya. Kalau mau deposit kan bisa lewat SMS banking atau lewat ATM yang dekat dengan rumah. Biaya bensin kan juga kehitung kalau jarak agen pulsa offine jauh dari rumah ya?

Sebelumnya berbagai persoalan datang, salah satunya datang saat saya cerita tentang keputusan saya memilih agen pulsa online pada seorang teman. “Ih, hati-hati penipuan lho! Sekarang kan banyak penipuan lewat ATM gituu.” inilah yang saya takutkan. Selama ini saya sangat anti dengan sesuatu yang berhubungan dengan transfer-transfer uang gitu. Karena sudah nekat dan niat, saya tak memperdulikan komentar teman saya itu.

Deposit awal saya kirimkan. Hanya 50 ribu, karena saya masih jaga-jaga kalau ada unsur penipuan, eh ternyata berhasil. Alhamdulillah, ternyata agen pulsa online yang saya tuju memang terpercaya. Sesuai namanya.

Saya pelajari lebih lanjut bagaimana transaksi pengiriman pulsa HP dan listrik. Biar tidak kagok nanti kalau ada yang beli. Tak lupa saya woro-woro ke saudara kalau sekarang saya jual pulsa jadi tidak perlu pergi jauh untuk membeli pulsa. Cukup SMS saya saja. No hutang!

Dalam hitungan jam setelah terima saldo pulsa, alhamdulillah ada 3 pembeli, yaitu bapak, keponakan, dan bulek. Duh, rasanya seneng banget lho. Dagangan saya laku!

Tak lupa saya juga promosi nih di tempat kerja. Caranya saya beri tahu teman yang banyak bicaranya, eh dengan senang hati dan tanpa saya minta dia promosiin pulsa saya. Terima kasih.

Intinya, setiap kali memulai usaha itu tidak perlu takut modal. Kenapa tidak dari dulu ya? Seadanya berapa yang penting jalan dulu. Masalah untung? Kalau yang kecil saja tidak mau bagaimana yang besar mau datang?

Usaha jualan pulsa ini saya niatkan sebagai salah satu usaha yang ingin saya rintis dari sekarang. Jadi, nanti kalau sudah punya toko, entah toko buku, foto kopi, baju seragam, atau bengkel suami, jualan pulsanya harus tetap jalan.

Kalau Anda punya usaha apa? Share yuk! Siapa tahu saya ikutan tergiur.

Senin, 02 Maret 2015

Hari Minggu Itu...

Bagaimana hari Minggu Anda? Menyenangkan bukan? Sama halnya dengan saya. Meskipun lelah, tapi hari Minggu itu jadi hari ‘IRT yang sesungguhnya’.

Memangnya selama ini tidak jadi IRT yang sesungguhnya? Dari 7 hari hanya hari Minggu saja saya bisa full di rumah. Senin sampai Sabtu pagi sampai siang ngajar. Paling jadi IRT pas pagi saja, mencuci piring dan memasak nasi. Selebihnya ibu yang meng-handle.



Berbeda kalau hari Minggu. Seharian full saya yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Soalnya Minggu ibu pergi. Hehehe. Mulai dari masak, mencuci, ngepel, nyetrika baju, memberi makan burung, menyiram tanaman di toko, sampai urusan belanja.

Lelah? Banget!! Rasanya pekerjaan tak ada habisnya. Satu selesai eh masih ada lagi. Kalau kata ibu saya, “Pekerjaan perempuan itu tidak terlalu kelihatan/mencolok tapi sangat melelahkan.” Betul kan?

Saya tak habis pikir betapa lelah dan jenuhnya ibu selama ini ya? Hampir 25 tahun mengurus dan merawat saya dan bapak. Nakalnya saya, dulu saya sering berkata, “Ah, gitu aja apek, Buk.” Saat ibu mengeluh capek. Sekarang saya tau rasanya. Ini belum punya anak, kalau punya anak? Jadi, yang sering berantem saya ibunya, hayooo ingat pperjuangan ibu selama ini yuk!

Ah, jadi kangen ibu yang jauh di sana. Malam ini peluk guling ibu ah untuk mengurangi rasa kangen.

Sengaja, meskipun hamil, saya tidak mau bermanja-manja ria. Alhamdulillah kandungan saya juga tidak rewel. Apa saja oke, diajak kerja perjalanan 1 jam pulang pergi, makan apapun masuk tanpa muntah. Bisa diajak kompromi. Tahu kalau uminya pecicilan. Alhamdulillah...alhamdulillah....semoga sehat selalu.

Nah, kalau Anda, bagaimana hari Minggu Anda?