Rabu, 29 April 2015

Faza Hilang

Assalamualaikum.

Saat istirahat pertama usai, seperti biasa anak-anak langsung berbaris di depan kelas. Barisan yang paling rapi dan tertib akan mendapat giliran masuk pertama. Aktivitas ini ternyata bisa jadi ajang bersaing untuk tiap kelompok. Seru!

Setelah semua masuk, ini giliran saya beraksi.

“Tepuk 2 kali....(prok..prok...)” anak-anak masih heboh.

“Tepuk ikan......” teriak saya mengkondisikan anak-anak.

“Berenang (prok...prok...prok...), cari makan (prok..prok...prok...), dimakan (prok..prok...prok..), sudah kenyang (prok..prok...prok...), diam!” sahut anak-anak.

Anak mulai diam. Mata saya menyisir semua tempat duduk. Eits! Ada yang kosong satu.

“Ada yang tahu Faza dimana?” anak-anak menggeleng. Saya mulai panik. Tasnya ada tapi anaknya tidak ada.

Saya meminta anak-anak untuk melanjutkan tugasnya yang belum selesai karena terpotong waktu istirahat. Saya mencari Faza ke kantin, sekitar sekolah dan satu tempat lagi, kamar mandi. Nihil. Saya tanyakan ke penjaga sekolah. Tak ada yang tahu. Baiklah, saya putuskan untuk kembali ke kelas. Anak-anak menunggu saya.

Selama mengajar, otomatis saya tidak fokus. Masih mengira-ngira hilangnya ke mana si Faza. Eh, tepat setengah jam setelah aya kembali masuk ke kelas, pintu kelas saya diketuk oleh seorang ibu yang saya kenal. Ibu Faza. Bersama Faza pula.

Ternyata, Faza pulang. Dia ganti celana karena celananya kotor terkena beraknya yang tak sengaja kelepasan keluar. Oh tidak. Anak-anak. Anehnya, Faza menangis sesenggukan. Setelah saya tanya, ternyata dia takut diejek teman-temannya. Padahal teman-temannya tidak tahu kalau Faza tadi BAB di celana.

Saya bujuk dia. 10 menit baru berhasil mengajaknya kembali ke kelas. Tak lama dia pun kembali berbaur lagi dengan temannya. Saya pun lega. Faza yang hilang sudah kembali. Dasar, anak-anak. Unik.

Salam,
Bu Guru

4 komentar:

  1. Hahah.. Aku pernah dulu kayak gitu loh, Mbak.. Tapi bedanya, aku izin pulang ajah. :P

    BalasHapus