Rabu, 02 September 2015

Diary Gado-Gado Ala Penjual Pulsa

Assalamualaikum.

Sumber gambar: bisnisukm.com: Gado-gado Tetap Kuliner Populer
Enak nih, gado-gadonya :D
Mendapat julukan penjual pulsa murah tak pernah saya impikan. Pembeli-lah yang menilai. Sejauh ini saya hanya berusaha menikmati usaha yang saya miliki. Bermodal tekad kuat, berbagai cerita saya tunai. Jika cerita itu dibingkai bagaikan santapan lezat macam gado-gado. Susah, senang, gemes, jengkel, diramu jadi satu.


Dear Diary,

Tahukah kamu, hanya mengandalkan uang mingguan dari suami, saya tak bisa banyak berkutik. Uang akan habis begitu saja. Kebutuhan semakin bertambah. Saya harus putar otak. Kira-kira usaha apa yang tak butuh banyak modal dan tak perlu harus punya toko? Akhirnya, dengan bermodalkan uang Rp 150.000, saya bertekad untuk usaha jual pulsa elektrik. Uang segitu tak semata-mata untuk membeli saldo pulsa saja, melainkan Rp 100.000 untuk buka rekening baru dan Rp 50.000 untuk saldo pulsanya (pernah saya ceritakan di Membuka Usaha dengan Modal 150 ribu).

Dengan modal saldo awal hanya Rp 50.000, dengan PD-nya jurus marketing saya gencarkan. Promosi kepada anggota keluarga dan teman kerja langsung saya lakukan. Urusan saldo cukup apa tidak mah belakangan, yang penting tancap gas dulu. Istilahnya pasang tomprang dulu lah, “Hai, saya jual pulsa nih! []


Dear Diary,

Kamu tahu tidak jual pulsa tuh untungnya berapa sih? Sementara ini bisa buat tambah beli sabun cuci aja sudah syukur. Eh, ini malah ada petir lewat di siang bolong.

Kabar kalau saya jualan pulsa sudah beredar sangat luas di kalangan tetangga. Harusnya saya senang ya? Karena kemungkinan besar tetangga kalau kehabisan pulsa akan lari ketempat saya. Tidak. Ada udang di balik bakwan. Justru kabar itu membuat tetangga saya yang juga jualan pulsa (lebih dulu) jadi bersikap aneh dengan saya. Tak pernah menegur saya setiap kali bertemu (pernah saya ceritakan di Rezeki Sudah Ada yang Mengatur). Sakitnya. Sedih. []


Dear Diary,

Pernah saat grusa-grusu ke sekolah, ada tetangga yang hendak beli pulsa. Dia juga buru-buru. Baiklah, saya tidak mau menolak rezeki, saya pun melayaninya. Dia pun membayar dan pulang.

Saat di sekolah, ibu saya SMS. Mengadu kalau pulsa tetangga yang tadi beli pulsa belum sampai juga. Kaget dong. Padahal di HP saya sudah ada pemberitahuan kalau pulsanya sudah sukses. Nah ini kok belum sampai? Akhirnya saya pun mengajukan komplain ke nomor center. SMS pun masuk dan memberitahukan kalau pulsa dengan nomor sekian sudah masuk dan dimohon untuk mengecek ulang.

"Nanti kalau sudah pulang tak tanya langsung sama Mbak X." SMS saya ke ibu.

Sesampainya di rumah, saya langsung ke rumah Mbak X, kroscek. Di HPnya ada SMS ucapan "terimakasih telah mengisi ulang di...." akan tetapi saat saya cek pulsanya kok entong, alias tetap seperti semula (keterangan Mbak X).

Sungguh, tak ingin rasanya berburuk sangka kepada Mbak X, tapi misalnya sampai benar-benar bohong kok ya nemen, keterlaluan. Akhirnya, saya pun mengirim ulang pulsa sesuai dengan jumlah yang dia beli tadi pagi. Merasa dirugikan? Iya. Tapi percaya saja Allah akan menggantinya. []


Dear Diary,

Tahukah kamu apa penyebab penjual pulsa amatiran seperti saya ini sering bangkrut? Ya, pulsa dihutang. Pun saya mengalaminya.

Senang rasanya kalau ada SMS masuk dan isinya adalah SMS teman atau saudara yang membeli pulsa. Tentu langsung dikirim dong. Sedihnya, saat bertemu dengan mereka eh mereka pura-pura lupa kalau hutang pulsa. Masak iya sih, uang yang tak seberapa saya harus nagih? Saya kan juga ewuh.

Dasar, gegedhen ewuh, sungkan, modal usaha pulsa saya pun mulai sekarat. Hampir setengahnya dihutang. Kalau saya tidak menagihnya bisa-bisa saya tidak bisa belanja pulsa lagi nih. Akhirnya, keluarlah jurus saya untuk menagih hutang, biasanya saya lebih enak kalau nagihnya lewat SMS. Kan nggak lihat wajah mereka. xixixi :D
"Mbak, pulsanya kemarin belum bayar kan? Besok bayar ya, mau buat belanja pulsa nih." isi SMS saya.
Esoknya, uang pulsa pun sudah di tangan. Kalaupun ada yang belum bayar, saya cukup ngelus dada. Sabar. []


Dear Diary,

Bulan Juni itu penuh berkah. Berkah apa yang saya dapatkan?

Cuaca panas di luar membuat orang-orang ogah untuk keluar rumah dan banyak menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di rumah. Nah, salah satu kegiatan favorit mereka adalah berselancar di dunia maya. Tentu butuh pulsa dong untuk berhaha-hihi di dunia maya. Di situlah berkah yang saya dapatkan. Pulsa saya laris manis tanjung kimpul deh. []


Dear Diary,

Ibarat hidup, tak melulu-lah saya merasakan asamnya jualan pulsa. Saya juga merasakan manisnya jualan pulsa. Semenjak awal ramadan, pulsa saya laris manis. Saya pun bertekad akan belanja pulsa lebih banyak lagi dari keuntungan jualan pulsa sebelumnya ditambah pinjam modal ke suami. Biar stok pulsa banyak pas lebaran dan libur lebaran.

Eits, ternyata ada yang terlupakan. Tahun ini adalah tahun pertama saya berstatus istri orang. Nah, dalam keluarga saya ada tradisi bagi-bagi uang tempel kepada saudara yang lebih muda yang belum menikah. Nah, saya kelupaan menyiapkan dana untuk uang tempel itu. Untung saja suami punya ide cemerlang.

"Kenapa tidak diganti dengan pulsa saja?? Uangnya kan bisa buat pegangan kita."

Dan saat lebaran tiba, "Loh Mbak, tadi kirim pulsa ya? Aku kan nggak beli."

"Iya, itu salam tempel dari Mbak."

"Wah, asyik, setiap hari kalau lebaran ya enak ya, dapat pulsa gratis mulu."

Yeeee...maunya. Semua saudara terlihat senang dengan adanya salam tempel versi pulsa dari saya ini. Ah, membahagiakan saudara itu tak melulu karena uang ya. Pulsa yang tak seberapa membuat lebaran kami jadi berwarna. []


Dear Diary,

Tahukah ungkapan Jawa ati karep bondo cupet (banyak keinginan, dana tak cukup). Ungkapan itu pas untuk saya. Selama jualan pulsa kok ya gini-gini saja. Padahal ya sudah tepat memilih agen pulsa dengan salah satu tagline Pulsa Murah Jakarta.

Tahu kenapa? Lah iya, seringnya uang pulsa saya gunakan untuk belanja. Plisss jangan ditiru. Dasar emak-emak. Makanya untungnya habis dan modal semakin menipis. Padahal dari awal sudah berkomitmen tidak akan mengutak-atik uang pulsa. Dasar saya saja yang komitmennya lemah.

Hal itu sangat berimbas dengan usaha saya. Pernah, saat beberapa konsumen datang ke rumah mau beli pulsa, begini jawab saya.

"Maaf, pulsanya habis. Besok baru mau belanja."

Itu tak hanya satu konsumen, banyak konsumen. Mereka pasti kecewa. Bahkan saya sendiri pun sangat kecewa. Maaf ya. []

*** 

Enam bulan jadi penjual pulsa, inilah diary gado-gado ala penjual pulsa versi saya. Bagaikan roller coaster. Ada kalanya di atas, di bawah, ke atas lagi, ke bawah lagi, muter-muter, sampai akhirnya sampai finish dan muntah apa tidak?

Kira-kira beginilah ekspresi penjual pulsa,
tersenyum tetap harus dominan
Namanya juga usaha. Adanya pasang surut itu lumrah. Saya tak ingin menyerah begitu saja. Apalagi saya masih newbie. Bisa menjadi salah satu anggota dari pojok pulsa yang notabene salah satu dari sekian banyak server pulsa elektrik nasional (bukan hanya server pulsa elektrik Jakarta lho) yang ada di Indonesia termasuk sangat beruntung. Karena selain mudah cara daftarnya, ramah pelayanannya, terpercaya, dan aksesnya pun mudah.

Nah, kalau Anda punya cerita yang berhubungan dengan pulsa? Atau justru sering ngutang pulsa *ups? Yuk, segera dibayar, kasihan penjualnya (sambil ngaca).

18 komentar:

  1. menjadi penjual pulsa pun ada suka-dukanya. Semoga semakin banyak cerita sukanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak, aamiin. Terima kasih. Itulah yang saya harapkan.

      Hapus
  2. Ku jadi pnasaran pingin jualan pulsa juga pi takutnya mlh kupake ndiri buat internetan wkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita harus pintar2 mengerem mbak. Kalau nggak ya bisa gulung tikar

      Hapus
  3. bener tuh, resiko jadi penjual pulsa itu pas pulsa yang kita kirim ga masuk trus harus kita kirim lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Ya, percaya sajalah kalau rezeki mah nggak ke mana. Yg penting kuta harus jujur, telaten, dan sabar dalam berbisnis.

      Hapus
  4. Perjuangannya jualan pulsa ya mak, untung cuma seribu duarebu, eh diutangin pulak >.< ttep semangat mak, nice story;)d

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara materi emang seribu dua ribu ya Mak. Tapi moral value nya itu lho nendang banget.

      Hapus
  5. Sukses ya mbak.... saya yakin semua pengusaha besar pasti berasal dari usaha kecil. Asal telaten pasti sukses :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk supportnya. Iya, orang berbisnis kan kudu tahan banting baik secara modal maupun mental.

      Hapus
  6. Ish..itu yang nipu nyebelin banget. Harusnya gak usah diganti...cukup bukti pulsa sudah ditransfer saja...*ikut sewot

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ups. ..tarik napas bun. Hihihi. Saya ewuh Bun. Apalagi ini tetangga.

      Hapus
  7. Semoga makin lancar ya mbak usaha jual pulsanya :)

    BalasHapus
  8. wow keren idenya.. good luck ya mak

    BalasHapus
  9. Idenya keren menarik :) Saya juga coba coba ikutan ini lomba. Kunjung balik ya.hehehe http://muhammadarikops.blogspot.co.id/2015/10/neng-laper-bang.html
    Semoga kita menang.amiin
    Salam blogger Indonesia.hehe

    BalasHapus