Rabu, 13 April 2016

5 Keuntungan Menikah di Usia Muda Ala Ibu Kecil



Salahkah kalau menikah di usia muda? Benarkah kalau menikah di usia muda akan menghancurkan karir kita? Apakah dengan menikah di usia muda seorang perempuan hanya akan berkutat dengan urusan dapur dan anak? Bukankah dengan menikah muda banyak mendatangkan pahala?

Anda menikah di usia berapa? Termasuk dalam kategori menikah di usia muda-kah? Ibu saya dulu menikah di usia 17 tahun sedangkan saya 22 tahun. Awalnya saya berencana untuk menikah di usia 24 atau 25 tahun, tapi karena jodoh datang dengan cepatnya yaa cus aja. Bismillah.



Menikah di usia 22 tahun, saya sudah merasa kalau saya itu yang paling muda usianya saat menikah. Tapi ternyata ada lagi lho, teman blogger saya, sebut saja Cutdekayi. Saya sering panggil dia Dek Ayi atau Ayi. Ternyata, saat usianya 20 tahun, dia sudah berani memutuskan untuk menikah. Selang 3 bulan dia sudah dinyatakan akan menjadi seorang ibu, ibu kecil bagi baby-nya. Pas usia segitu, kita lagi ngapain aja ya? Masih menggalau badai kali ya.

Menikah di usia muda adalah salah satu cita-cita Ayi, perempuan yang sulit mengucapkan huruf  R ini. Dia terinspirasi oleh sosok bundanya yang dulu juga menikah di usia muda. Dia selalu diiming-imingi cerita keharmonisan bunda dan ayahnya. Semakin penasarannya, dia kaji sendiri ilmu agama tentang pernikahan hingga tekad untuk dicarikan jodoh oleh bundanya pun semakin giat dia lakukan. Berhasilkah?

Bertemu Sang Pujaan Hati
Ayi sama seperti perempuan lainnya. Kadang rapuh, butuh sahabat, dan butuh ruang untuk mengaktualisasikan dirinya. Bedanya, saat usia 18 tahun, dia sudah memiliki tekad bulat untuk menikah di usia muda. Tekadnya terasa sampai ke relung-relung akun sosial medianya. Ditulisnya apa itu menikah muda. Dikobarkan-lah semangat menikah di usia muda itu di sana.

Pepatah mengatakan, pucuk dicinta ulam pun tiba. Seorang laki-laki yang mulanya bertemu dalam suatu komunitas menulis dan dianggapnya sebagai teman biasa justru datang melamarnya. Tak tahunya ada sosok lelaki yang mengaminkan semua keinginan Ayi. Siapa lagi kalau bukan suaminya saat ini?



Setelah menikah, apakah Ayi merasa rugi? Apakah dia tak bisa meneruskan kuliahnya? Perempuan yang memiliki dua adik laki-laki ini mengaku justru mendapat banyak sekali keuntungan setelah menikah di usia muda. Itu pun tertuliskan dalam postingan blognya. Salah satunya postingan yang menggambarkan bagaimana kehidupannya sehari-hari saat menghadapi suaminya, seorang (jangan sebut) progammer. Kesan yang saya dapatkan? Keluarga ini unik.

Ngomong-ngomong soal menikah, Ayi menyebutkan ada 5 keuntungan menikah di usia muda.
1. Lebih terjaga

Ada yang pernah berpikir kalau menikah di usia muda bakalan terkungkung dalam rumah? Itu hanya teori. Praktiknya, saya sudah mengalami, Ayi juga. Dia justru lebih bisa ke mana-mana berdua (sekarang bertiga kan sudah ada Kizain). Ada yang bantu memilah kegiatan atau acara apa yang baiknya dikunjungi.

Wajar saja sih kalau misal ada yang mikir setelah menikah nggak bisa bebas. Saya awalnya juga gitu. Tapi kenyataannya tidak. Saya justru bisa pergi bersama Abi mengunjungi beberapa event blogger (khususnya) yang dulu, selama masih sendiri, belum pernah bisa saya lakukan.

2. Ada yang mengingatkan tentang kebaikan

Ayi mengaku, saat suaminya capek pulang kerja tapi tetap pergi jamaah ke masjid, dia nggak mau kalah dengan cara sholat tepat waktu. Atau soal hafalan alquran, suami sudah banyak jumlah hafalannya, Ayi pun tak mau kalah.

Saya mengalaminya? Iya, contoh kecilnya. Kalau dulu saat masih sendiri kalau pagi ya bangun-bangun saja. Sekarang? Sebagai ibu muda harus membuatkan kopi, menyiapkan baju kerjanya, dsb. Biasanya saya sering berebut sama suami, siapa cepat membantu dia dapat pahala dari-Nya. Hihihi. Menikah itu banyak mendatangkan pahala yang berlimpah ruah.

3. Ada pelipur lara

Tak bohong memang, poin ini saya setuju banget. Kalau dulu saat masih sendiri kalau pas ada masalah curhat sama teman agak takut kalau dia nggak berkenan. Sekarang sama suami ya dia siap sedia. Kalau kata Ayi, suami ada waktu untuk kita selama 24 jam. Ayi pun merasa, suami-lah yang selama ini ikut berjuang saat Ayi merasa terombang-ambing, maklum ibu kecil. Hihihi. Ya, suami istri memang harus saling menguatkan.

4. Belajar bermental dewasa dan saling mengalah

Saya menceritakan poin ini di Berkah Terindah itu Bisa Menikah di Usia Muda. Menyatukan dua manusia dengan kepribadian, profesi, kepala yang berbeda memang sulit. Tapi inilah pasangan. Seperti sendok dan garpu, saling melengkapi. Yang satu sedang emosi, ya yang satu bisa mencairkan suasana. Tak kenal entah itu suami atau perempuan. Semua tak boleh egois. Kalau semua emosi ya bubar jalan.

5. Partner yang solid

Saat saya mencuci baju sambil buat MPASI Kak Ghifa, suami yang bagian ngajak main Kak Ghifa. Ketika saya harus lembur raport anak-anak, suami bantu ngisi nilai di raport. Ya, begitulah suami. Bagaimana dengan keluarga ibu kecil, Ayi?

Ayi, saat ini sedang menempuh kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan semester 6, tentunya banyak sekali tugas-tugas yang diberikan dosen. Apalagi ini sudah semester tua ya. Ayi merasa sangat beruntung karena suami siap sedia membantunya saat mengerjakan tugas, baik itu saat hendak ujian atau pun membantu mentranslate jurnal.



Anda, sudah punya calon? Kalau belum jangan nangis di pojokan kamar ya? Ambil positifnya saja. Misalkan saat ini belum ada calon, bisa jadi Allah ingin Anda lebih mendalami arti pernikahan itu sendiri seperti apa. Tapi hati-hati lho ya kalau baca blog Ayi, di www.cutdekayi.com. Kenapa? Karena dijamin bakalan envy.

Kok bisa? Ayi ini sangat vulgar banget dalam membeberkan keromantisan keluarga kecilnya. Di mana-mana bertaburan foto-foto keluarga mereka. Apalagi foto Kizain yang lucu dan gembul. Ingin rasanya mencubit pipinya. Semua itu dipadu-padankan menjadi postingan yang apik. Sayangnya, tampilannya agak kurang rapi karena hanya rata kiri bukan rata kanan kiri. Dan, mengenai header blog, alangkah lebih baiknya tidak terlalu lebar hampir memenuhi satu halaman layar. Karena salah satu syarat blog memiliki tampilan yang SEO adalah header yang tak memenuhi satu halaman layar.

Dok pribadi Ayi
Hai, Kizain!

Balik lagi soal 5 keuntungan menikah di usia muda. Kalau Anda saat ini belum punya pasangan, tak ada salahnya lho untuk minta dicarikan sama orang tua. Bukan karena nggak bisa cari sendiri tapi orang tua tidak akan memberikan pilihan yang buruk kepada anaknya. Bagaimana, kalau sudah ada calonnya, sudah siap menikah di usia muda? *kompor*

20 komentar:

  1. Saya pengen nnati anak saya yang cepat nikah, tetapi tetap kuliah yang tinggi

    BalasHapus
  2. Kalo nikah muda ntar kalo anakny sdh gede kayak kakak adik.. Jadi ingat mamaku dulu yg nikah muda.. Kemana-mana kami berdua dikira kakak aik..hihi.. Soalnya aku anak sulung.. Pas aku umur 20 tahun usia mamaku 40 tahun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sama ibu saya juga gitu Mbak, kayak kakak adik.

      Hapus
  3. Kalau saya nikah umur 25, dulu ga pingin nikah muda karena saya anak orang biasa. Kalau saya nikah muda terus ekonomi keluarga saya sendiri pas2an yang ada bukannya bantu orang tua tapi malah nyusahin. Disini banyak yang gitu, terus ujung2nya lari ke luar negeri :)

    Tapi jujur saya iri sama mereka yang nikah muda, anaknya udah gede tapi masih kayak ABG.:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menikah biar bisa mengurangi beban orang tua eh malah ngrepotin orang tua mulu ya mbak.

      Hapus
  4. saya nikahnya tengah2 25 tahun xixixi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Usia ideal itu Mbak segitu. Saya awanya kan juga ingin nikah di usia segitu.

      Hapus
  5. Wah, seru ya menikah muda. Jadi nanti bisa jadi eang cantik di usia 40an.. keren keren..

    BalasHapus
  6. Ayi ini terlihat dewasa ya, dari review Ika disini padahal masih muda

    BalasHapus
  7. 20 udah nikah oemjii saya masih jalan kemana2 itu. Rencana nikah muda 20-23 tapi sudah bablas setahun yg lalu hahahahahaa

    BalasHapus
  8. cute banget fotonya Kizain. Allhamdulillah menikah muda tidak menghalangi aktivitas ya

    BalasHapus
  9. Uiii 20 thn ya, aku msh mikir apa pas usia segitu

    BalasHapus
  10. Pernikahan dini..smoga selalu samawa ya mba ayi

    BalasHapus
  11. Ada Pelipur lara, iya ya..setuju...setuju...

    BalasHapus
  12. Ahhh mba juga menikah muda ya. Saya salut dengan wanita yang berani memutuskan menikah muda. Saya dulu ingin sekali menikah muda seperti mama saya juga supaya jarak antara saya dengan anak tidak terpaut jauh namun saya masih terlalu labil dan takut saat itu :D

    BalasHapus
  13. Terimakasih Ummi Ghifa. Semoga bisa mengingatkan ayi buat jadi wanita tercantik pertama di mata Kizain #eh. Maksudnya, jangan pikir buruk mulu soal pernikahan. Lihat sisi positifnya juga. Biar hati lapang, pikiran tenang dan Allah makin sayang :)

    BalasHapus
  14. Waaah, ternyata Ika nikah muda juga ya. Pantesan kalian masih pada imut2 tapi udah punya anak yang imut2 juga :D. Semoga samawa selalu, saling menguatkan untuk menggapai tujuan pernikahan yang kalian cita-citakan. Amin. *udah kaya kutbah nikah XD

    BalasHapus