Minggu, 12 Juni 2016

Kebaikan itu Akan Kembali


Berbuatlah baik kepada siapapun, begitulah pesan setiap orang tua kepada anaknya. Tapi dasarnya saya orangnya agak aneh, pesan itu berubah jadi, kamu baik sama saya ya saya baik sama Anda, kalau Anda jahat sama saya, ya sak karepmu (sesukamu). Hihihi. Kalau Anda bagaimana memaknai pesan tersebut?

Kebaikan itu Akan Kembali
sumber gambar: oediku.wordpress.com

Ada maksud tertentu kenapa orang tua selalu mengingatkan pesan tersebut. Mereka percaya bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Ah nggak selalu? Ya sih, tapi itu pada satu orang, kan ada orang lain lagi yang akan berbuat baik kepada kita? Makanya kita harus selalu berbuat baik. Betul? Betul betul betul.
Seperti halnya sore itu, pukul 15.00 WIB, saya berangkat ngajar les. Cuaca di luar sedang mendung dan banyak angin. Bersegeralah saya untuk tancap gas. Takut kehujanan di jalan.

Sekitar 2 KM dari rumah, tiba-tiba saja angin berhembus sangat kencang. Dari kejauhan saya seperti melihat ada angin yang menggulung-gulung dedaunan kering. Jilbab saya ikut melambai-lambai. Dingin, saya lupa tak mengenakan jaket. Motor saya melaju seperti siput karena melawan angin. Sama halnya dengan motor-motor lainnya. Siput yang berbalapan.

Plak! Ada sesuatu yang menabrak kaca helm saya. Benda keras dan jatuh ke arah kiri. Saya lihat ke spion, botol saus. Saya menatap ke depan. Saya berusaha keras melajukan motor agar dapat mendahului motor di depan saya.

Kebaikan itu Akan Kembali
sumber gambar: fokusislam.com

“Mas, botol sausnya jatuh.” Teriak saya kepada penjual siomay itu. Penjual siomay itu berhenti dan mengecek barangnya. Saya berlalu. Terlihat dari spion motor saya, penjual itu putar balik. Kemungkinan besar dia mengambil botol sausnya yang jatuh tadi.

Saat itu yang saya lakukan refleks saja. Sempat kaget sih saat botol saus itu melayang ke arah muka saya. Akan tetapi saya berpikir kasian pula kalau botol sausnya hilang. Kalau dipikir-pikir botol saus itu harganya memang tak seberapa, lima ribu juga dapat. Tapi siapa yang tahu urusan orang ya? Misalnya penjual siomay itu nggak butuh botol tersebut, mana mungkin dia putar balik di tengah badai angin.

Kebaikan itu akan kembali. Percaya tidak percaya, tapi nyatanya ini terjadi kepada saya. Entah itu karena saya memberitahu penjual siomay soal botol sausnya yang jatuh atau bukan, akan tetapi seminggu setelah kejadian itu, gantian saya yang diteriakin orang.

“Mbak, tasnya terbuka.” Teriak seorang laki-laki asing.
“Apa?” saya budeg.
“Tas, Mbak, terbuka.” Teriaknya lagi.
“Oh, ya, ya.”

Saya meminggirkan motor dan mengecek tas. Ternyata benar, resliting utama tas saya masih terbuka. Perasaan sih sebelum berangkat sudah saya tutup. Untung saja diingatkan oleh laki-laki tersebut. Soalnya di dalam tas ada lembaran nilai siswa dan beberapa dokumen penting titipan dari teman guru. Kemungkinan kecil sih kalau sampai dokumen tersebut melayang terkena angin. Akan tetapi kalau Allah sudah berkehendak kan apapun bisa terjadi.

Terima kasih laki-laki asing yang sudah mengingatkan saya. Semoga kebaikan juga akan menghampirinya pula. Ada lagi pesan orang tua berkaitan kebaikan, berbuatlah baik tapi jangan mengharapkan kebaikan itu kembali. Ya, setiap melakukan kebaikan kita memang harus ikhlas. Tak boleh pamrih. Nah, sudahkah hari ini kita berbuat baik?  

12 komentar:

  1. Kalau saya memang mendidekasikan diri buat teriakin pengendara motor. Entah itu lupa nyalain lampu, standarnya masih nyangklong. Atau kasih sign ke mobil, misalnya pintu bagasi or pintu penumpangnya ga ketutup rapet.

    Bukan karena apa2 sih, cuma risih aja liatnya, jadi otomatis. Wallahualam masalah apakah ini kebaikan atau bukan, yang jelas saya risih dan gemar neriakin hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. 4 jempol buat Mbak Ipeh. Sekarang ini rasa-rasanya mulai jarang orang yang mau peduli dengan orang lain Mbak. Tahunya urusanmu ya urusanmu, sebaliknya.

      Hapus
  2. selalu ada cerita menarik saat di perjalanan...

    BalasHapus
  3. Ketika kita melakukan kebaikan pada orang lain, pasti akan kembali pada kita suatu saat. Jadi ingat, waktu aku sama suami berteduh karena kehujanan padahal bawa Aufa yang waktu itu masih bayi. Tiba-tiba ada sepeda motor berhenti di depan kami. Laki-laki yang naik sepeda motor itu langsung ngasih mantelnya pada suamiku. Setelah itu dia langsung ngacir gitu aja. Dalam hati aku berdoa semoga lelaki itu juga mendapat kebaikan yang yang lebih dari yang dia lakukan buatku dan suamiku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Allah, Mbak, itu orang baik sekali. Aamiin. Semoga dibalas sama Allah ya, Mbak.

      Hapus
  4. waah selalu ada orang baik..
    jadi inget kata2 orangtuaku,ayo selalu berbuat baik pada sesama,nanti balasannya kapanpun dan dimanapun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Kejadian yang saya alami sebagai buktinya.

      Hapus
  5. betul sekali mbak, wah pengalaman yang menyejukan

    BalasHapus
  6. Saya percaya banget nasehat ini betul mbak. Saya sering mengalaminya :)

    BalasHapus
  7. Betul betulll betulll.... org kalau udah kebiasan baik ma gitu ya... udah gak kerasa... baikkk aja terus ama sapa aja mau kenal ataupun tidak heheheh

    BalasHapus
  8. Berbuat baik itu mudah ya, refleks aja melakukan yg baik2.

    BalasHapus