Senin, 22 Agustus 2016

Memar di Kepala Bayi


Kok bisa memar? Jatuh? Iya Kak Ghifa habis jatuh.

Di mana saya? Inilah pelajaran berharga (lagi) buat saya. Begitu percayanya saya kepada anak usia 4 tahun untuk menjaga Kak Ghifa sedangkan saya malah asyik ngobrol *lemparsandal*.

Beberapa hari yang lalu, saya begitu syok saat mendengar suara, “mak buk”. Kak Ghifa sudah terkapar di lantai dan nangis sekencang-kencangnya. Segera saya angkat dan saya cek kepalanya. Ada memar di kepalanya. Tak berdarah tapi saya yakin itu sangat menyakitkan dan mengagetkan baginya.

“Diusap-diusap pakai rambut, Mi.” teriak ibu.

Reflek saya mengikuti anjuran ibu. Bukannya diam, tangis Kak Ghifa malah tambah kenceng. Akhirnya, Kak Ghifa mau diam dengan jurus andalan, nenen.

Setelah 10 menit nenen, Kak Ghifa malah tidur. Sebelum jatuh Kak Ghifa memang tampak mengantuk, tapi dikelonin nggak mau dan milih belajar jalan sambil pegangan jendela. Banyak kemungkinan penyebab Kak Ghifa jatuh, ngantuk, yang jagain lupa diri, dan yang pasti saya yang meleng.

memar di kepala bayi

Dari kejadian jatuhnya Kak Ghifa yang menyebabkan memar di kepala, saya jadi tahu (hasil browsing di internet) beberapa hal mengenai penanganan memar di kepala bayi.
  1. Setelah jatuh, bayi jangan langsung diangkat dari posisinya. Duh, kasian ya...Biarkan dia bergerak terlebih dahulu. Itu dilakukan agar kita tahu adakah bagian tubuh yang cedera selain kepala. Misalnya tangan terkilir atau yang lainnya. Masuk akal ya poin ini.
  2. Kalau bayi menangis itu pertanda baik dibandingkan bayi tak menangis setelah jatuh.
  3. Pada luka memar jangan diusap (nah lo...), karena hal itu akan memperparah pendarahan di dalam kulit. Bersihkan secukupnya.
  4. Kompres dengan air dingin, es, atau kalau di rumah ada seledri segera haluskan sampai keluar airnya dan tempelkan pada luka memar. Kok seledri? Seledri itu diyakini  dapat mengurangi peradangan atau inflamasi, mengurangi rasa nyeri, dan menyembuhkan memar lebih cepat. Kebetulan pas kejadian, di kulkas ada seledri langsung saya remas-remas kemudian saya tempelkan. Terbukti, yang awalnya kulit yang memar tampak lebar setelah diberi seledri sekitar setengah jam jadi lebih sempit.
  5. Setelah jatuh apalagi kepala yang memar, kita harus tetap mengevaluasi bayi selama 2 sampai seminggu ke depan. Kalau sampai bayi muntah, tak mau makan, pingsan atau perubahan yang drastis segera bawa ke dokter.

Alhamdulillah, di hari ke 3 Kak Ghifa setelah jatuh, tak ada tanda-tanda yang tidak diinginkan. Dia tetap aktif, doyan makan dan ngemil, dan tidurnya teratur. Terpenting, kejadian ini membuat saya jera untuk meninggalkan Kak Ghifa sendirian. Maafin Ummi, ya, Kak.

2 komentar:

  1. Hehe..duuh kak Ghifa lagi belajar jalan ya. Anakku dulu juga sering banget jatuh pas baru aktif2nya belajar jalan, belajar berdiri dsb. Emaknya meleng dikit aja, anaknya jatuh. InsyaAllah kak Ghifa tambah kuat ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Lagi aktif2nya ini. Aamiin...makasih ya Bude utk doa yg Bude berikan.

      Hapus