Sabtu, 04 Maret 2017

Botok Lamtoro Bukan Makanan Orang Miskin




Aku nemu kalimat berikut di internet,

"Botok lamtoro dianggap sebagai makanan orang miskin."

Wew!

Kok bisa?

Keningku mengkerut.

Makanan yang gurih bin lezat, kaya rempah, dan suka ngabisin nasi gini kok dianggap sebagai makanan orang miskin?


Ku telusuri blog yang menulis kalimat tersebut. Tapi, tak ku temukan jawabannya. Ah, ngasal banget pasti nih.

botok lamtoro

Aku tetap penasaran. Kenapa ya? Mungkinkah kalimat itu muncul karena tumbuhan lamtoro (daun dan bijinya) selama ini digunakan sebagai salah satu makanan ternak, seperti kambing, sapi, atau kerbau?

"Kalau makanan ternak saja dimakan apa namanya kalau bukan orang miskin?"

Begitu kali ya anggapannya.

Tidak. Tidak. Aku tidak sepakat.


Lamtoro di Kehidupan Kita

Awalnya, aku mengira tanaman lamtoro ini khas Indonesia. Ternyata tidak saudara. Herannya lagi, tumbuhan ini ada di seluruh dunia lho. Wow banget kan? Kok bisa sampai di Indonesia, bagaimana ceritanya?

Tak selamanya penjajahan itu hanya memberikan luka yang membekas dan tertinggal dalam hati kita. Ada kalanya penjajah juga meninggalkan jejak-jejak kehidupan yang bermanfaat. Seperti contohnya tanaman lamtoro ini. Dulunya, penjajahlah yang membawa biji lamtoro ini sampai ke Indonesia. Mereka menanamnya dengan tujuan bisa digunakan sebagai tumbuhan peneduh, bahan bakar, dan pencegah erosi.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ternyata daun dan biji lamtoro juga bisa dikonsumsi oleh hewan dan manusia lho.

Untuk hewan, daun lamtoro sangat bagus untuk proses penggemukan. Hal itu dikarenakan, daun lamtoro memiliki tingkat kemudahan 60%-70% dalam proses pencernaan. Kandungan proteinnya juga banyak. Tapi, untuk biji lamtoronya, hewan ternak jangan sering diberi makan ini ya. Karena terlalu banyak makan biji lamtoro akan mengakibatkan bulunya rontok dan tingkat kesuburannya menurun.

botok lamtoro

Terus untuk manusia bagaimana?

Siapa sangka kalau tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman penghijauan ini punya banyak manfaat bagi kita. Misalnya, daun lamtoro yang bisa kita olah menjadi urap. Kebetulan banget, dulu, aku pernah menulis tentang resep urap daun lamtoro.

Baca juga: Resep Urap Daun Petai Cina

Bagi yang doyan, biji lamtoro yang termasuk polong-polongan ini bisa dimakan begitu saja. Rasanya seperti apa? Ehm, krenyes-krenyes dan setelah memakannya jangan kaget kalau bau mulutmu kayak bau petai. Hihihi.

Jangan mundur teratur gitu ah kalau tahu baunya kayak petai! Karena dengan memakan biji lamtoro mentah gitu sama saja kita membunuh cacing-cacing jahat yang ada dalam usus kita. Ya, biji lamtoro ini bisa jadi obat cacing alami bagi tubuh.

Selain sebagai obat cacing alami, lamtoro atau dikenal juga dengan mlanding, petai cina, atau petet bisa digunakan sebagai obat kencing manis, dan menyembuhkan luka yang teriris. Bahkan sebuah sumber menyatakan bahwa seluruh bagian dari tanaman lamtoro bisa menyembuhkan diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri, meningkatkan gairah seksualitas, peluruh haid, herpes zoster, luka terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu atau bambu, dan pembengkakan.


Ternyata banyak ya manfaatnya?

Balik lagi tentang biji lamtoro, sebenarnya biji lamtoro bisa diolah menjadi makanan lain dan baunya juga nggak menyengat seperti saat dimakan mentah. Misalnya, dimasak dulu terus digunakan sebagai taburan di atas pecel bersama srundeng. Kalau aku sih paling doyan saat dimasak menjadi botok lamtoro. Enak lagi kalau ada campuran udang, teri, atau ebi. Makin sedap. Mantab.

Oiya, menurut orang sekitar sini antara biji mlanding dan lamtoro itu beda lho. Bedanya, kalau lamtoro itu bijinya lebih besar dan tetap pipih saat dimasak sedangkan biji mlanding bentuknya agak kecil dan saat dimasak bentuknya jadi gendut, menggembung kayak ikan buntal. Hihi. Soal rasa, lebih enak yang mlanding. Ada kesan manis-manisnya gitu.

Sekarang ini, di sekitarku susah mendapatkan lamtoro atau mlanding yang asli. Karena mereka banyak yang melakukan perkawinan silang sehingga yang ditemukan lamtoro rasa mlanding atau mlanding rasa lamtoro. Kalau aku sih enak semua saat dibuat botok. Hahahaha *nggragas mode on*


Botok Lamtoro di Pulau Jawa

Ngomong-ngomong soal botok lamtoro, ada yang tahu nggak kalau makanan tradisional ini ternyata khas Jawa Timur? Tepatnya dari daerah Ponorogo. Tak tahu pasti asal usulnya seperti apa. Tapi, hampir semua warung makan tradisional yang ada di sana menjual botok lamtoro sebagai salah satu masakan andalan mereka.


persebaran botok lamtoro
Persebaran botok lamtoro

Apakah botok lamtoro hanya ngehits di Jawa Timur? Tidak. Botok lamtoro sudah dikenal hampir di seluruh pelosok Jawa. Di sini (Mintreng-Demak) saja, banyak lho warung makan tradisional yang menjajakan botok lamtoro. Dari lima warung yang dekat rumahku, hampir semuanya jual botok lamtoro. Meskipun botok lamtoro yang dijual isiannya bervariasi. Ada yang ditambah udang, kerang, labu, teri, tahu, tempe, dll.

Apakah di tempatmu juga ada botok lamtoro?

Beberapa hari yang lalu aku sempat melakukan survey kecil-kecilan tentang tahu tidaknya teman Facebook dan IG ku mengenai botok lamtoro. Hasilnya, hampir semua yang ada di Pulau Jawa tahu makanan yang satu ini. Ada juga sih yang di luar Jawa tahu makanan ini karena memang salah satu anggota keluarganya berasal dari Jawa dan pernah memasak botok lamtoro.

Mau tahu apa kata mereka tentang botok lamtoro?


Berbeda dengan teman yang ada di Bau-Bau, Kalimantan, Aceh, dan Batam. Mereka tahu tanaman lamtoro tapi nggak tahu kalau ternyata bijinya bisa dibuat makanan seperti botok lamtoro. Nah, ini nih. Kalau mereka nyicipin kelezatan botok lamtoro bakal ketagihan. Nggak percaya? Coba aja bikin di rumah!

Resep Botok Lamtoro Ala Ibuku

Dari tadi ngomongin soal botok lamtoro mulu, mana sih botoknya? Hihi. Nih, aku kasih bocoran resepnya aja ya!

Ini resep botok lamtoro ala ibuku ya. Soalnya pas aku baca-baca di internet cara bikinnya ada yang beda. Apa bedanya? Cari tahu yuk!


Alat dan bahan:

Segenggam biji lamtoro
Sebutir kelapa muda, parut
3 biji cabe merah
8 biji cabe rawit
Daun salam dipotong kotak (optional)
Teri
Ebi
Dua tempe
Sebutir tomat ukuran sedang
Air
Beberapa lembar daun pisang
Lidi

Bahan yang dihaluskan:

5 biji cabe rawit
3 biji cabe merah
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
2 sendok teh garam
1 sendok teh gula

Cara membuat:
  1. Masak air hingga mendidih. Masukkan tempe selama 5 menit. Angkat dan potong-potong dadu. Kenapa tempenya harus dimasak dulu? Agar nanti botok lamtoronya nggak terasa langu/sengur. Ini salah satu perbedaan botok lamtoro ala ibuku dengan lainnya.
  2. Haluskan bumbu yang ada dalam daftar bumbu yang dihaluskan. Soal jumlah cabe, sesuai selera ya. Kalau aku sih suka yang pedas.
  3. Cuci bersih lamtoro, ebi, dan teri. Kemudian tiriskan.
  4. Potong-potong cabe merah, cabe rawit, dan tomat.
  5. Campurkan bahan yang ada di poin 1, 2, 3, dan 4 di suatu wadah. Kemudian campurkan dengan parutan kelapa muda.
    Adonan botok lamtoro
  6. Cicipi terlebih dahulu. Kalau dirasa sudah endes surendes, baru deh dibungkus.
  7. Siapkan daun pisang dan lidi. Kemudian, masukkan lembaran daun salam dan masukkan 3-4 sendok adonan botok lamtoro. Kenapa harus pakai daun salam? Agar rasanya makin sedap. Ini juga resep ala ibuku nih.
  8. Kukus kurang lebih selama 25 menit. Botok lamtoro siap menghabiskan nasi hangat.
Untuk kamu yang nggak bisa membungkus botoknya, santai. Aku sudah siapin video singkat tutorial cara membungkus botok lamtoro nih.


Setelah dikukus, makan selagi masih hangat. Jangan lupa dinikmati dengan nasi hangat pula. Kalau yang sudah pernah makan botok, aku mau tanya, habis berapa piring nasi hangat untuk sebungkus botok lamtoro?

Botok ini bisa disebut sebagai lauk yang sering menghabiskan nasi. Ambil dikit saja, rasanya sudah memenuhi mulut kita. Bumbu rempahnya terasa banget. Makanya, kalau nasi habis tapi botoknya masih kok sayang banget kalau nggak dimakan. Ambil nasi lagi deh. Hihihi. Hayo ngaku, siapa yang juga seperti itu kalau makan botok lamtoro?



Peranku Memperkenalkan Botok Lamtoro

Sebagai seorang blogger, setiap kali membuat suatu postingan pasti ada tujuan yang ingin kucapai. Seperti postingan ini, aku ingin kamu tahu apa itu botok lamtoro, makanan khas mana, asal usulnya seperti apa, cara membuatnya bagaimana, dan terlebih lagi manfaatnya bagi kita seperti apa.

Pas nemu kalimat, "Botok lamtoro makanan orang miskin." terus berada di page one Google, aku kok ngerasa gimana gitu ya. Merasa kalau aku harus mengubah mindset orang bahwa botok lamtoro itu bukan makanan orang miskin. Sama seperti kuliner lainnya, tak ada perbedaan kasta.

Kalau menurutku justru bukan orang miskin kalau makan botok lamtoro. Melainkan orang kreatif, karena bisa memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar menjadi olahan yang bisa dikonsumsi. Lebih-lebih ternyata memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Bukankah Allah memang menciptakan segala sesuatu di dunia ini ada maksud tertentu?

Salah satu cara yang bisa kulakukan untuk menepis anggapan bahwa botok lamtoro itu makanan orang miskin, ya, membuat postingan lengkap dengan foto botok lamtoro yang bisa bikin orang ngiler pas melihatnya. Biar mereka berpikir, "Difoto aja cantik gini kok dikira makanan orang miskin."

Hasil foto di dalam ruangan sekitar pukul 19.00 WIB dengan Asus ZenFone Go ZC451TG

Nggak lucu juga kan kalau aku nulis ngalor-ngidul tapi nggak ada bukti berupa foto yang meyakinkan? Nah, bermodalkan smartphone dengan kamera 5MP milik Asus ZenFone Go ZC451TG inilah ku potret botok lamtoro dengan cerita di balik layarnya.

Jujur, setiap kali menyiapkan foto untuk sebuah postingan blog, ada-ada saja godaannya. Seperti foto botok lamtoro ini, aku ambil fotonya sambil umpet-umpetan sama Kak Ghifa. Soalnya dia kepo sama botok lamtoro yang mau aku foto.

Hari itu hari Minggu, mumpung semua di rumah, aku minta tolong dong sama ibuku dan suami untuk membantu proses memasak botok lamtoro dan pemotretannya. Pas memasak sih lancar, giliran pemotretannya, eh, malah hujan.

Otomatis nggak bisa ambil gambar di luar rumah. Akhirnya, ambil setting deh di ruang sholat (ngumpet dari Kak Ghifa, hihihi). Sambil dibantu lampu belajar sebagai lighting, aku gunakan fitur malam agar hasil fotonya nggak gelap-gelap banget.

Kamera HPku ini memang hanya 5MP. Tapi, aku merasa sangat terbantu untuk mempercantik foto-foto di blogku. Apalagi, HPku ini sudah dilengkapi dengan teknologi PixelMaster Camera yang menonjolkan hasil jepretan yang lebih cling. Selain fitur malam, ada juga fitur panorama, otomatis, pengindahan, HDR, dan masih ada yang lainnya.

Fitur PixelMaster Camera

Agar makin ciamik, foto hasil jepretan tersebut biasanya aku edit lagi dengan aplikasi PicsArt. Tak banyak yang ku edit, biasanya hanya saturasi, kecerahan, dan kontrasnya saja. Kelar itu tinggal ngasih tulisan dengan aplikasi Phonto.

Semua terasa lebih mudah semenjak adanya smartphone. Salah satunya kalau mau ambil foto di manapun dan kapanpum. Selain lebih simpel, kini ambil foto dengan smartphone hasilnya juga tidak kalah dengan kamera yang keren-keren itu ya. Asal kita mau jeli dan memanfaatkan media yang kita punya.

Terakhir, aku berharap anggapan kalau botok lamtoro itu makanan orang miskin akan semakin berkurang. Semoga makin banyak yang sadar bahwa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita itu lebih ekonomis dan jauh dari budaya konsumtif. Ehm, makin banyak yang mencoba resep botok lamtoro juga. Jadi, kapan kamu mau bikin botok lamtoro?


Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel


Sumber bacaan:

https://telset.id/78355/4-fitur-jempolan-pixelmaster-di-asus-zenfone/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lamtoro
http://lodiloho.blogspot.co.id/2011/04/lamtoro-multi-fungsi.html
http://ruslin-munir.blogspot.co.id/2011/12/makalah-tentang-tanaman-lamtoro.html
http://techno.khedisfile.com/2014/12/21/16-kelebihan-pixelmaster-pada-asus-zenfone-kamu/





112 komentar:

  1. Biarin kata makanan org miskin yg penting lezaaat hehehe

    BalasHapus
  2. Botok lamtoro/ mlanding?? Aku sukaaa... Apalagi klo ada yg ga pedes..hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kebalikanku nih Mbak. Aku hobi pedes sih.

      Hapus
  3. Aku juga suka makan botok ini...tapi nggak pernah bikin sendiri, haha

    kapan-kapan bolehlah nyicip botohok bikinanmu, Umi Ghifa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha 😁😁
      Siap, Mbak. Nak kasinen embuh lho ya.

      Hapus
  4. Botok lamtoro atau petai cina aku tau dan jadi icipin di semarang ini heuheu

    BalasHapus
  5. Dulu ada tanaman.mlanding d.dpn rumah
    Kl panen, buanyak. Sm.ibu dibikin botok/pelas. Wih makannya nambah deh kl ditemani nasi anget pulen hihi. Kl lamtoro agak gede ya biji2nya. Blm prnh ngrasain botok lamtoro.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh Mbak, agak gede Mbak. Ya rasanya beda tipis lah.

      Hapus
  6. Foto2 nya keren. Aku juga suka makan botok lamtoro, enak. Tapi belum pernah bikin sendiri. Mau dong nyicipin buatannya mbak ika :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Marita. HP ASUS re, jangan ditanya deh.

      Beneran mau icip masakanku?

      Hapus
  7. Bothok mlanding terkenalnya kalau di tempat saya mbak. Enak dan nglawuhi ya apalgi dimakan dengan nasi hangat, wah bisa ngabisin nasi tuh :)

    Kalau cara mengolahnya agak beda yaitu dimasak menggunakan panci dan sedikit air namanya jadi oblok-oblok, yang nggak kalah enak juga yaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini juga sama Mbak, ada oblok2. Suamiku nih suka sekali oblok2. Tapi ada juga oblok2 yg ditambah sama daun singkong.

      Hapus
  8. Aku suka banget ma bothok mb tp ndak pernah bikin sdr he3 biasanya beli tp mmg asik sebenere klo bisa bikin sdr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah kan Mbak caranya.
      Ayo bikin sendiri.
      Emang sih pada bilang ribet tapi cucuk sama hasilnya, ngabisin nasi.

      Hapus
  9. Aku suka banget botok lamtoro. Pas kecil malah suka makan nasi-garam-minyak bawang-lamtoro. Enaak! Tapi dulu pakainya lamtoro yang kecil2, rasanya lebih enak,lebih pedas dan nggak kaku. Di tempatku namanya Mlanding

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh jadi dimakan mentah gitj ya, Mbak? Enak nih kayake. Tak bayangin krenyes2 gitu ya

      Hapus
  10. Aku juga suka mbak tp klo suruh buat sendiri nyerah deh. Minta dibikinin ama mbak ika ah kapan2 hehhehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..termakan ribetnya ya, Mbak? Kan sudah aku contekin cara membungkusnya.

      Hapus
  11. Aku sukanya ama bothok petet nya mba,,kalo lamtoro blm pernah nyobain,,jd penasaran mba,,

    BalasHapus
  12. Ika,, ibukku dulu suka bikin ini.. sekarang nular ke aku.. pun anakku juga doyan banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, alhamdulillah, kalau banyak yang suka, Mbak.

      Hapus
  13. Wah bothok, favorit ku banget ini :D
    Tapi belum pernah nyobain yg ada lamtoronya, mungkin krn disini jarang ada pohonnya ya :)

    BalasHapus
  14. salah satu makanan favoritku tapi sekarang jarang dijumpai mba Ika.
    Entahlah, kemungkinan tanamanya sudah langka dan ditebang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kabarnya emang pada diserang wereng, Mbak. Jadi, ya maklum saja kalau mulai langka.

      Hapus
  15. Aku jg suka botok mb, biasanya beli dipasar..tp beberapa bln ni blm makan lagi hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besok beli, Mbak. Atau bikin sendiri. Tuh kan sudah aku contekin resepnya. Kalau bikin sendiri tambah manteb, Mbak.

      Hapus
  16. Kalau di tempatku namanya klandingan Mbak atau petai cina, biasanya jadi campuran pecel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, aku catat ya.

      Emamg enak kok kalau buat pecel. Ada sensasinya ya kalau makan pecel ada lamtoronya.

      Hapus
  17. Baru tau kalo itu namanya lamtoro mbak.botok kesukaan suamiku bgt nih..kpn2 bikin ahhh...eh beliii..😋

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..kalau ada yg jual kenapa harus bikin, Mbak? wkwkwkwk

      Hapus
  18. Botok Lamtoro dimakan pakai nasi anget, angin semriwing bikin aku lupa sama siapa saja yang lewat deh. Sukses yo Mbak, Lombanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha...Mbak e bisaaaa aja ya, makasih ya mbak sudah mampir

      Hapus
  19. Mauu juga ah,botok nya kek mbak2 GRes lainnya. Hihihi.

    BalasHapus
  20. Makanan kesiukaan, baik buat pencernaan, :)

    BalasHapus
  21. Lamtoro itu petai cina toh... Aku mah suka ini lamtoro. Aih..dibikin botok kan enak...maknyus dimakan sama nasi anget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Bahasa Indonesianya itu Petai Cina.
      *nyodorin botok sama nasi hangat*
      Yul, makan bareng!

      Hapus
  22. semua botok saya suka, apalagi botok lamtoro pas di sajikan dengan nasi panas hehe

    BalasHapus
  23. Enak dan berkhasiat ya mbak. Anakku aja suka banget makan biji lamtoro ini, katanya enak. Good luck ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak pandang usia ya penyuka botok lamtoro ini.

      Hapus
  24. Aku tau botok setelah tinggal di Solo..hehe. Ga bisa dan males bikinnya, jadi suka beli aja.

    Betewe, kalau kita yg konsumsi, ngga mengganggu kesuburan kan Mba? Ngga bikin rambut rontok juga kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...
      Kalau aku malah suka buat sendiri, Mbak Kalo beli sering nggak pedes. Aku kan penyuka pedas.

      Nggak, Mbak.
      Malah justru bagus buat pencernaan.

      Hapus
  25. Balasan
    1. Sama dong sama ibuku, Mbak. Resepnya sama nggak, Mbak?

      Hapus
  26. Makasi resepnya... jadi bisa nyoba buat sendiri

    BalasHapus
  27. Makan botok sma sayur bening.... Nyaaaaaaaaaammmmm

    BalasHapus
  28. Biar dikatain miskin yang penting botok lamtoro kaya akan vitamin :p

    Tapi diriku memang belum pernah icip :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi paling tidak yg beranggapan seperti itu makin berkurang, nggih.

      Hapus
  29. Botok lamtoro enak banget buat lauk, makanan kesukaan nih

    BalasHapus
  30. Tak selamanya mantan memberikan luka...ehhhh

    BalasHapus
  31. Aku suka bangettt... botok lamtoro.. makasi resepnya

    BalasHapus
  32. Duuhhhh Ika, ini makanan favorit napa begitu menggoda iman dietku, huehuee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayooo rak sah diet buk, ntar tak kirimin deh. wkwkwkwk

      Hapus
  33. Disini ada nenek yang kami sebut haji Lamtoro lho Mbak. Ya gara2nya bisa naik haji karena jual lamtoro, eh jual sayur lain juga sih. Tapi semua dagangannya dari hasil tanam sendiri.

    Cobain makan bothok lamtoro sama sayur asem dijamin endes surendes juga Mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow, ada yg dapat sebutan Haji Lamtoro ya, keren ih.

      Aku malah belum pernah mbak nyobain botok sama sayur asem, ah, ntar bikin ah. Penasaraaaannn!

      Hapus
  34. barubtau kalau lamtoro nama lain dari petai cina.... hmm.kayanya menunya wajib coba nih.... he2 sukses GAnya mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ya Mbak sudah mampir.
      Monggo dicoba di rumah.

      Hapus
  35. Duh, botok lamtoro ini enak banget lho. Apalagi kalau ada tambahan potongan tempe dan teri. Dulu waktu kecil suka beli di mbah-mbah yang ngider. Sekarang udah susah nyarinya, mentok-mentok bikin sendiri tapi lumayan ribet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang pada bilang ribet ha, Mbak, bikinnya. Soalnya harus pakai daun pisang dan nyiapin lidi. Tapi terbayarlah sama rasanya yg endes.

      Hapus
  36. Kuliner nusantara itu enak bergizi dan gak mahal ya...termasuk botok ini 😊 jadi laper ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, sepakat, Mbak.
      Manfaatin yg ada di sekitar juga bisa jadi makanan yang lezat.

      Hapus
  37. Waktu masih kecil, saya lebih senang ngupas mlandingnya daripada makan botoknya, he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terus kulitnya dibikin mainan pletek2an kalau di sini. Hihi

      Hapus
  38. Saya nggak terlalu suka dengan Botok Lamtoro karena mungkin nggak terbiasa. Lidah saya lidah Sulawesi sih, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi, Mbak. Tapi bisa lho kalo sekali-sekali nyoba bikin. Kelapa midanya agak banyakin mbak, enak puol.

      Hapus
  39. Aku sukaaa sekali botok ini...
    Endeees...

    BalasHapus
  40. Ibuku juga suka banget bikin botok mbak. Tapi dulu nggak tau klo namanya lamtoro, taunya itu petai kecil2 opo jenenge lali aku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama lainnya banyak Mbak, ada petet, mlanding, pelanding...

      Hapus
  41. Kesukaan aku nih makan botok lamtoro. Hihiii. Di dekat rumah ada yang jual mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti di sana masih ada tanamannya nih, Mbak.

      Hapus
  42. aku biasanya dibuat sayuran sama pecel, kayaknya harus coba kalo dibotok :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di beberapa daerah emamg ada yang dibikin campuran pecel, Mbak. Enak juga sih. *dasar tukang makan*

      Hapus
  43. eh, emang ada yang bilang botok lamtoro makanan orang miskin ya? Waduh saya suka botok lamtoro. Di depan rumah ortu ada orang jawa sering jual botok lamtoro, dulu sebelum suka pete saya mulai beranikan dirinya makan lamtoro.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada Mbak. Coba aja search di Google Mbak. Di halaman pertama malah 😂😂😂😂😂

      Eh iya, kalo aku malah doyan lamtoro. Kalau pete dah nggak kuat baunya.

      Hapus
  44. kalo ga salah lamtoro itu petai cina ya mba? ini enak banget botoknya. sering makan ini buat pelengkap. biasanya dibungkus sama daun pisang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, petai cina.

      Yg bikin rasanya makin endes ya daun pisangnya itu.

      Hapus
  45. Mertuaku suka banget botok lamtoro. Lihat pohon lamtoro di depan rumah langsung deh minta ambilkan. Ternyata banyak manfaatnya ya

    BalasHapus
  46. Saya suka banget, botok, lamtoro buat gurih gurihannya juga hehe :D Botok tawon ya enak hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya, ada botok tawon juga. Tapi jarang sih makan. Pernah pas masih zaman sekolah SD dulu makan botok tawon.

      Hapus
  47. Aku juga suka mbak...
    Ditempatku ada dua istilah, mandingan (kepek) dan lamtoro. Mirip.. Tapi lebih kerasa yang mandingan rasanya.
    Lamaa banget nggak makan makanan ini mbak. Sudah jarang nemu, bahkan dipasar tradisional sekalipun. Padahal enak bgt..apalalagi klo level pedesnya tinggi...waaa..ngabisin nasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemungkinan kabar kalau tanaman ini diserang wereng akhir2 ini nih Mbak yg mengakibatkan tanaman lamtoro mulai langka.

      Hahaha...ada yg suka pedas juga ya, Mbak. Tossss

      Hapus
  48. Aku nyebutnya Botok Mlanding, mbak. Dan ini enak! Nasi anget, botok, dan krupuk

    BalasHapus
  49. Penasaran gimana rasanyaaa..akkk..khasiatnya banyak pulaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Dedew belum pernah nyoba, ya? Ih, enaaaaakk Mbak.

      Hapus
  50. Huwah langsung lari ke postingan ini begitu lihat judulnya. Udah lama banget nggak makan bothok lamtoro. Dulu aku sering makan ini waktu tinggal di jatim. Sekarang lamtoro susah, jarang nemu di pasar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tak pindah Jogja ya, Mbak. Jadi pengusaha botok. wkwkwk

      Hapus
  51. Favorit! Ini makanan kesukaan kami sejak kecil, eee dapat suami doyan botok juga, banget malahan.Ahhh jadi kangen pulang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah, tumbu ketemu tutup dong, Mbak. Kalau makan botok bisa balapan deh.

      Hapus
  52. Botok lamtoro? Aku malah belum pernah coba dan belum eungeuh lamtoro itu seperti apa. Apa lamtoro saudaraan sama petai cina ya mba?


    Maklum aku belum paham banget dunia memasak.

    BalasHapus
  53. Paling kangen sama botok tawon buatan nenek saya hehe

    BalasHapus