Minggu, 15 Oktober 2017

Mau Kentut Kok Ke Rumah Sakit Dulu


Duuuuutt….duuutt….. (Kak Ghifa sambil nungging dan sedikit mengerang)

Baunya, luar biasa! 

Kak Ghifa tidur kembali di pelukanku. Anehnya, setelah kentut ‘beracun’ itu tidurnya makin pulas. Saat terbangun, dia bak anak yang tidak sakit. Pecicilan ke mana-mana.

Hahaha. Tak bisa kentut, anakku masuk rumah sakit. Geli kalau mengingat kejadian ini.

Senin, 27 Februari 2017




***

Langkahku tergopoh-gopoh. Aku berlari kecil untuk melewati orang yang berlalu-lalang. Pikiranku hanya tertuju ke satu ruang, IGD.

“Apa yang terjadi?” tanyaku kepada Ibu yang kutitipi menjaga Kak Ghifa saat aku mengajar. Mata beliau tampak berkaca-kaca. Bahkan, beliau tampak paling terpukul atas kejadian ini.

Akhirnya, mau nggak mau, Kak Ghifa harus rawat inap. Hasil labotarorium menunjukkan leukosit Kak Ghifa tinggi, sekitar 18.000 sekian. Padahal normalnya sekitar 15.000. Ada infeksi di saluran pencernaannya. Esoknya, Kak Ghifa harus tes feses.

Setelah dua hari semalam dirawat, Kak Ghifa sudah nggak betah. Dia ingin segera menghirup udara di rumah. Kami pun membawanya pulang sekalipun kurang mendapat izin dari dokter. Tapi, mau bagaimana lagi? Kak Ghifa sudah nggak bisa diatasi. Dia sudah nggak pantas kalau disebut sedang sakit. Orang-orang yang datang menjenguk atau yang sekamar dengan Kak Ghifa saja sampai heran.

“Oalah, mau kentut kok ya milih di rumah sakit to, Kak.” seloroh orang.


Baca cerita Kak Ghifa masuk rumah sakit di “Kau Tahu Sedetik Kemudian Apa yang Terjadi?”

***
Setelah pulang dari rumah sakit, masalah belum selesai. Saat di rumah sakit Kak Ghifa nggak diare. Eh, giliran di rumah, Kak Ghifa malah diare.

Oiya, sebelum masuk rumah sakit, intensitas BAB Kak Ghifa sekitar 4-5 kali per hari (berlangsung selama 10 hari). Sudah ku bawa periksa, katanya normal, asalkan BAB nya nggak encer, anak tetap aktif, dan doyan makan. Tapi, takdir berkata lain, Kak Ghifa harus mencicipi kamar mewah di rumah sakit.

Otomatis aku sebagai ibu khawatir mendapati Kak Ghifa diare. Masak iya harus masuk rumah sakit lagi, naudzubillah. Aku yang justru trauma. Tapi, Alhamdulillah, berkat silaturahmi yang tetap terjaga dengan teman-teman, aku mendapat saran untuk mencoba produk yang dikeluarkan oleh PT INTERBAT, yaitu INTERLAC.


Data dari BPOM

Merasa asing dengan nama INTERLAC, langkah utama yang aku lakukan tentu searching di Google, ternyata produk ini termasuk suplemen makanan dan juga sudah terdaftar di BPOM. Akhirnya aku pun mencoba untuk membeli produk ini di apotek terdekat. Misalnya, kamu ingin membelinya juga bisa kok di Guardian, Halodoc, Go-Med App atau di Lazada.

Harga INTERLAC di Lazada

Saat kejadian tak mengenakkan itu terjadi, usia Kak Ghifa baru sekitar 17 bulan. Makanya aku membeli INTERLAC SACHET yang berbentuk serbuk dan khusus untuk anak usia 0-3 tahun. Cara mengkonsumsinya juga mudah, taruh disendok, campurkan dengan air sedikit, kemudian di minum deh. Sehari minumnya hanya sekali saja. Terus yang nggak bikin galau itu, rasanya netral. Jadi, nggak pakai drama deh saat meminumkannya ke Kak Ghifa.

Berbentuk serbuk putih

INTERLAC sachet

Bagaimana reaksinya setelah minum INTERLAC ini? Yang pasti nggak instan kemudian mampet diarenya. Paling tidak setelah dua hari minum, intensitas BAB nya memang berkurang jadi 3-4 kali per hari. Pas hari ketiga, BAB nya tinggal 2-3 kali sehari. Itupun BAB nya mulai ada ampasnya. Pas hari kelima, BAB nya sudah mulai kembali seperti biasa, 1-2 kali sehari disertai ampas.

***

Namanya juga anak-anak, apa-apa yang dilihat kok menarik, semua ingin dimakannya. Sebulan lalu, Kak Ghifa kena diare lagi karena makan coklat terlalu banyak. Kalau keponakanku makan coklat terlalu banyak malah sembelit, berbeda dengan Kak Ghifa malah jadi diare. Coklatnya pun tergantung mereknya ya. Kalau yang merek mahal juga baik-baik saja. Perut memang nggak bisa bohong. Hahaha.

Berbagi makan coklat ke Abi

Untung saja masih ada INTERLAC, langsung saja kuminumkan ke Kak Ghifa. Pas hari kedua minum INTERLAC, Alhamdulillah, intensitas BABnya sudah kembali normal.

Eh, lha kok, seminggu lalu, kejadian itu terulang lagi. Gara-gara kecolongan makan coklat yang sama, Kak Ghifa langsung diare. Sehari penuh diare sampai enam kali. Ah, rugi di diaper, rugi tenaga juga karena Kak Ghifa malah jadi rewel banget. Nggak pakai lama, ku ambil INTERLAC yang ku simpan di kulkas dan segera meminumkannya ke Kak Ghifa.

Pokoknya, jangan sampai kejadian minta kentut di rumah sakit itu terulang lagi. Sudah cukup sekali saja. Kapok banget pokoknya. Nah, meskipun harga dari INTERLAC ini lumayan mahal, tapi, paling tidak kan lebih mahal kalau dirawat di rumah sakit. Iya kan? Hayo, mau pilih mana? *langsung kabur semua*

Tentang INTERLAC

Ngomong-ngomong tentang INTERLAC, kok bisa mengatasi diare Kak Ghifa? Iya, produk ini berisi probiotik (bakteri baik yang dapat hidup di saluran pencernaan dan berperan penting dalam kesehatan dan pencegahan penyakit dalam tubuh manusia) pilihan dokter di lebih dari 90 negara yang memenuhi semua syarat probiotik baik dari WHO dan dikenal di kalangan medis sebagai Live and True Probiotic.

Hai, aku bakteri baik
Sumber gambar dari instagran interlac

Lebih mudahnya begini, saat Kak Ghifa diare itu di dalam saluran pencernaannya ada bakteri jahat. Nah, dibutuhkan lah probiotik, INTERLAC, yang berupa bakteri baik untuk memeranginya. Di dalam saluran pencernaannya terjadi peperangan. Karena probiotik dari INTERLAC ini berupa strain Lactobacillus reuteri Protectis yang paling menonjol di jajaran Lactobacillus, insya Allah kalau dikonsumsi secara teratur saat diare, bakteri jahatnya akan kabur.

Sumber gambar dari instagram interlac

Perlu kita ketahui, sebenarnya INTERLAC ini tidak hanya untuk mengatasi diare. Melainkan, juga dapat mengatasi masalah saluran pencernaan lainnya. Seperti, gumoh, konstipasi, dan juga kolik. Pun bisa juga sebagai imunitas. Itu tak mengherankan karena INTERLAC ini sudah teruji secara klinis di lebih dari 160 penelitian pada 13.000 pasien. Termasuk diantaranya adalah lebih dari 2.000 bayi prematur, 5.000 bayi dibawah usia 3 tahun, 2.500 anak dan remaja berusia 4 sampai 18 tahun, dan 3.600 pasien dewasa.

Selain itu, bukti keamanan INTERLAC juga didapatkan dari FDA Amerika Serikat, dengan pemberian predikat GRAS (Generally Recognized as Safe) yang merupakan sertifikasi keamanan tertinggi untuk suplemen makanan di Amerika. Formulasi INTERLAC juga sama sekali tidak mengandung laktosa sehingga dijamin aman untuk bayi sejak hari pertama kelahiran, termasuk bayi yang lactose-intolerant.


Secara lebih rinci, INTERLAC memiliki manfaat sebagai berikut.
  1. Menjaga kesehatan saluran pencernaan
  2. Terapi dan pencegahan diare, konstipasi, regurgitasi (gumoh) dan distensi abdomen (kembung)
  3. Terapi dan pencegahan infeksi candida (jamur)
  4. Terapi dan pencegahan kolik infantil (tangisan berlebih pada bayi berusia dibawah 4 bulan yang disebabkan oleh gangguan pencernaan)
  5. Terapi dan pencegahan NEC (Necrotizing Enterocolitis), penyebab kematian nomor satu pada bayi lahir prematur
  6. Meningkatkan sistem imun, mencegah alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh
  7. Mendukung perkembangan neurologi (syaraf) yang optimal pada bayi
  8. Terapi functional abdominal pain (sakit perut) pada anak-anak
  9. Mengurangi efek samping penggunaan antibiotik
  10. Terapi pendamping antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori
Kemudian berikut adalah kelebihan INTERLAC jika dibandingkan dengan probiotik lainnya,
  1. Satu-satunya probiotik Lactobacillus reuteri Protectis di Indonesia, probiotik rekomendasi dokter di lebih dari 90 negara
  2. Produk impor dari BioGaia, perusahaan Swedia yang dikenal sebagai World Leader in Probiotics
  3. Sediaan lengkap untuk bayi, anak-anak dan dewasa (Oral Drops, Sachet dan Tablet Kunyah)
  4. Keamanan yang terjamin aman dikonsumsi bayi lahir prematur, bayi baru lahir sampai dewasa dan lansia
  5. Manfaat yang teruji di lebih dari 13.000 individu pada 160 uji klinis
  6. Formula bebas laktosa
  7. Dosis praktis dan ekonomis 1x sehari
  8. Efektif sebagai terapi dan pencegahan diare
  9. Efektif menjaga kesehatan saluran cerna bayi untuk kualitas hidup yang lebih baik
Di foto hanya 3 varian, kurang 1 yang tablet rasa stroberi

Di atas disebutkan kalau INTERLAC  bisa dikonsumsi oleh semua umur. Akan tetapi, tidak terdiri dari 1 varian saja. Ada 4 lho, pun cara mengkonsumsinya juga berbeda-beda.

Pertama, bentuk serbuk seperti yang diminum Kak Ghifa. Cara mengkonsumsinya taruh di sendok dan campurkan dengan air. Satu sachet untuk satu kali minum. Per hari satu kali minum saja. Mengenai rasanya netral kok. Ini untuk usai 0-3 tahun.


Kedua, bentuk oral drop. Sehari sekali minum dengan takaran 5 tetes. Disarankan untuk dikocok dulu sebelum ditetes dan diletakkan di sendok. Untuk satu botol bisa digunakan selama 25 hari atau 25 kali minum.

Bening dan kental seperti minyak ikan
Bentuk botol yang drop, kecil mungil

Untuk botolnya seperti terbuat dari kaca. Makanya, nggak bisa dipencet. Saat ingin meneteskan, terlebih dahulu diayun ke bawah agak kencang, kalau nggak gitu susah keluarnya. Mengenai rasanya aku kok merasa kayak ada rasa minyak ikan. Teksturnya juga agak kental. Ini cocok dikonsumsi anak usia 0-1 tahun.

Ketiga, bentuk tablet kunyah bulat seperti kancing ini memiliki dua varian rasa, yaitu rasa stroberi dan lemon. Sehari satu tablet. Kalau yang rasa stroberi untuk usia 4 tahun sampai orang dewasa sedangkan yang rasa lemon untuk dewasa. Untuk rasa, pas sekali gigit seperti ada rasa semriwing. Segar gitu. Pas dikunyah baru terasa rasa buahnya.

Rasa lemon
Yang ini rasa stroberi

Dari semua varian, insya Allah tidak ada keluhan efek samping setelah meminumnya. Terpenting diminum sesuai dosis yang sudah tertera.

Sebenarnya aku berharap, andai saja untuk yang anak usia 2 tahun ke atas juga dibuat berbentuk tablet. Alasannya, anak seusia Kak Ghifa (25 bulan) baru senang-senangnya makan permen. Kalau lihat ada suplemen makanan yang bentuknya seperti permen dan rasanya enak kan nggak harus pakai drama kalau meminumkannya. Terus nggak bakal begini juga kejadiannya,



Hihihi. Kasihan Kakak.

Oke, kita tinggalkan Kak Ghifa yang merengek minta permen.

Terpenting adalah kalau si kecil diare/konstipasi/kolik/gumoh kita sudah tahu harus beli apa ke apotek. Aku pun juga begitu, apalagi Kak Ghifa sudah divonis, "Sampai besarpun akan sering bermasalah dengan saluran pencernaannya."

Rasanya itu nyesek banget lho anak kita dinyatakan 'sakit'. Tapi, bisa apa coba kita kalau tidak melakukan langkah preventif. Pokoknya jangan sampai terlambat. Karena berdasarkan riset nasional menunjukkan bahwa 31.4% dari kematian bayi dan 25.2% dari kematian balita di Indonesia disebabkan oleh diare. Diare dapat membunuh bayi dan balita bila menyebabkan dehidrasi tingkat berat dan telat mendapatkan penanganan. Serem banget kan? Jangan sampai anak kita, atau malah diri kita juga termasuk dalam data riset nasional selanjutnya.

Kesimpulan,
INTERLAC hadir di tengah-tengah kita untuk menguak bahwa probiotik itu sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melawan bakteri jahat. Baik itu untuk tubuh bayi yang baru lahir sampai dewasa. Dengan prosedur konsumsi sesuai anjuran dokter, INTERLAC bisa jadi penopang daya tahan tubuh kita agar lebih kuat memerangi bakteri jahat dalam tubuh kita.

Setidaknya setelah tahu INTERLAC ini kita bisa tepat mengambil langkah saat si kecil terkena diare, konstipasi, gumoh, maupun kolik. Tak jarang, saat melihat si kecil sakit kita malah justru panik dan salah langkah yang mengakibatkan si kecil telat mendapatkan perawatan. Tapi, jangan sampai terjadi dengan kita ya. Interlac Probiotics – Healthy Tummy Happy Baby.

Misalnya nih, tiba-tiba si kecil kena diare hari ini, langkah pertama yang akan kamu lakukan apa? Apalagi saat persediaan INTERLAC habis di rumah?

Mau tahu lebih lanjut tentang INTERLAC, mampir yuk ke sini!
Website : www.interlac-probiotics.com
Instagram : @interlacprobiotics
Facebook : interlacprobiotics


12 komentar:

  1. Untungnya ada interlac, ya? :D

    BalasHapus
  2. Buat dewasa bisa nggak ni ya? Suami juga sering mengeluh sKit gak bisa kentut,

    BalasHapus
  3. Iya lho mbak, bayiku gumohnya juga sudah lumayan berkurang nih

    BalasHapus
  4. Wah nice sharing mba. Baru tau nama obat ini dan ternyata banyak banget manfaatnya

    BalasHapus
  5. Gangguan pencernaan itu penyakit yang paling enggak boleh disepelein banget ya, Mbak. Yang dewasa aja bahaya, apalagi anak-anak.
    Senang deh Interlac ini ada untuk bayi hingga dewasa. Sepertinya aku juga harus sedia buat jaga-jaga.

    BalasHapus
  6. Wajib banget nyetok interlac di rumah y mbak buat jaga-jaga.. ^^

    BalasHapus
  7. Hem... Harus punya buat persediaan nih...

    BalasHapus
  8. Saya malah baru tahu nih mbak sama yang namanya produk interlac. Wih..kemasan pouchnya itu bagus yakk :)

    BalasHapus
  9. Aku baru tau tentang interlac ini. Cocok ya buat anak kecil, rasa netral, kalo pahit bisa-bisa anaknya nggak mau minum. Anakku waktu kecil dulu paling rewel kalo minum obat, apalagi yg pahit, sering dimuntahkan.

    BalasHapus
  10. Memang kalau anak diare jadi was-was ya mom, apalagi kalau sampai parah. Saya sih kalau anak diare saya kasih oralit bikinan sendiri dulu, kalau sampai parah ya ke dokter, hehe

    BalasHapus
  11. DUuh.. Kak Ghifa... :(

    Alhamdulillah segera teratasi. waswas banget kalau anak sakit apalagi diare

    BalasHapus
  12. Kalau aku malah yg kdng suka susah kentut mbak, mungkin mirip2 sama sembelit gtu ya?
    Kalau bayi emang utk masalah pencernaan ini butuh perhatian ya mbak? Untung udah ada interlac yg mengatasi masalah pencernaan anak TFS

    BalasHapus