Jumat, 02 Februari 2018

Belajar Menulis Kreatif Lewat Flash Blogging itu Nagih Banget



Ini bukan kali pertama aku ikut flash blogging yang diadakan oleh Kominfo di Semarang. Tahun lalu, 13 Juli 2017, aku juga berada di Hotel Santika Premier seperti pagi ini. Berbekal tujuan untuk mengasah (lagi) keterampilan menulis on the spot, kuputuskan untuk meminta izin kepada kepala sekolah.

"Mumpung masih muda, pelajari banyak hal." Begitu nasihatnya.

Bismillah. Restu sudah di tangan.

***

Sebelumnya, saat melihat WA Mbak Mara di WAG IIDN & GR yang berisi form peserta flash blogging, aku sempat maju mundur ikutan acara ini. Ikut lagi nggak ya? Semangat menulisku lagi kendor banget. Apa sebaiknya ikutan biar terlecut lagi semangat menulisku? Aku juga butuh piknik banget nih. Akhirnya, aku daftar juga.

Tak sampai di situ tingkat kegalauanku, saat teman-teman ditelepon pihak panitia untuk konfirmasi kedatangan, kok aku belum? Kulihat hampir semua pada cerita di WAG kalau sudah ditelepon. Aku nggak lolos ya? Atau yang sudah pernah ikut flash blogging nggak boleh ikut lagi?

Hahaha. Dasar, aku ini berburuk sangka duluan.

Saat ada nomor rumah dengan kode 024, hatiku girang tak terkira. Ini pasti panitia flash blogging. Segera kuangkat, "Ya, insya Allah, siap."

***
Tahu tidak?

Allah ingin menguji keseriusanku untuk belajar di acara flash blogging. Kenapa? Bangun tidur kesiangan, semalaman Kak Ghifa rewel, dan saat hendak berangkat,

"Kacamataku di mana?"

Yup, selama perjalanan menuju ke Semarang kacamata minusku tak bertengger manis di telingaku. Gila? Nekat? Biarin. Masak gara-gara kacamata kesingal aku nggak jadi belajar flash blogging?

Tanpa kacamata aku tetap bisa berdiri, hahaha.
Foto oleh Nyi Penengah

Set set set. Nikuk sana nikuk sini. Alhamdulillah, Semarang pagi ini tidak terlalu macet. Pukul 08.31 WIB aku sudah sampai di tempat parkir. Di sana bertemu dengan blogger lain dan rasanya semangatku makin te-recharge. Momen-momen seperti ini selalu kudamba karena tidak setiap hari aku bisa ikut event semacam ini karena tugas negara, ngajar.

Senyum ramah panitia penyelenggara flash blogging dengan tema "Menuju Indonesia Maju" menyapaku. Setelah isi formulir pendaftaran, kusapa blogger lain dan mencari tempat duduk yang nyaman bagiku.


Foto bersama panitia, narasumber, dan blogger.
Foto oleh Mbak Archa

Aku beruntung bisa hadir di antara 70 blogger Semarang. Ditambah lagi kesempatan bertemu dengan dua narasumber, yaitu Pak Anto Prabowo (Jurnalis senior, peneliti, penulis di Harian Suara Semarang, juga dosen salah satu universitas swasta di Semarang) yang menyampaikan materi "Tips Menulis Kreatif". Satu lagi ada Bapak Handoko, Tim Komunikasi Presiden yang 'memamerkan' kerja presiden selama mengabdi untuk negeri ini.

Dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan panitia, dan harapan dari Pak Dedet Surya Nandika  (Direktur Kemitraan Komunikasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo) terhadap blogger, acara flash blogging berlangsung dengan hangat.



"Saya tidak punya tips untuk menulis kreatif. Karena menurut saya, menulis kreatif itu ya saat kita menemukan gaya menulis kita sendiri." Begitu papar Pak Anto.

Menulis kreatif tidak lepas dari proses. Tak ada patokan yang seperti apa menulis secara kreatif itu. Keunikan dari masing-masing penulis lah yang dibutuhkan. Kemudian, bagaimana kita bisa menemukan keunikan tulisan kita?

Pak Anto saat menyampaikan kreativitas penulis

"Bacalah dan pelajari tulisan penulis favorit kita." Begitu saran Pak Anto yang sekaligus meng-iyakan proses yang kualami saat ini.

Jujur saja, saat ini aku masih berusaha mengenali gaya penulisanku di blog ini. Aku terbiasa menulis sesuatu dari step by step, bahasa yang menurutku serius, dan aku memang nggak bisa menciptakan tulisan yang berisi guyonan.

"Kreativitas itu juga harus memunculkan perasaan senang, puas, dan kalau perkara masukan atas tulisan kita itu pasti ada. Tergantung kita mau ambil dari sisi yang mana." jawab Pak Anto saat aku bertanya tentang branding sebuah gaya tulisan.

Aku manggut-manggut. Kucatat betul-betul apa yang disampaikan oleh beliau kalau yang namanya kreativitas itu unik, berbeda, dan selalu diingat-ingat meskipun sudah terlewat. Nah, ini tantangan buatku nih sebagai blogger, seberapa sanggup diriku membuat konten yang kreatif?

Pak Handoko sedang mengajak peserta untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

Sesi kedua, awalnya aku berpikir kalau materi yang akan disampaikan akan kaku dan berat untuk kucerna. Tapi, ternyata?

Pak Handoko sukses membuatku merinding di tengah gelapnya ruangan. Ditampilkannya beberapa video sudut istana yang tak banyak orang tahu.

Video-video itu menceritakan rangkuman proses percepatan infrastruktur di negeri ini sampai video curhatan seorang tukang bangunan yang mengaku merasa beruntung bisa mendapat pekerjaan sebagai buruh kasar di salah satu pembangunan infrastruktur di negara kita.

Inilah peran blogger yang diharapkan oleh Pak Handoko, ikut menyebarkan berita-berita pembangunan, kemajuan, keluh kesah, saran dan kritik dari lingkungan sekitar kepada presiden lewat Tim Komunikasi Presiden. Pun masih dengan harapan yang sama seperti di acara flash blogging tahun lalu, blogger diajak untuk ikut memerangi kabar HOAX yang beredar di sosial media.

Untuk saran dan krikik bisa diajukan ke email berikut: 
lasmi.purnawati@setkab.go.id dan lasmipurnawati@yahoo.com

Memang, pemerintah kini punya alat pendeteksi konten porno, SARA, atau HOAX. Akan tetapi, dengan keikutsertaan blogger di dalamnya akan lebih menunjang semakin terminimalisirnya kabar HOAX yang ada di sosial media.

"Sing waras, bersuara!" Begitu kata Pak Handoko.

Benar adanya, orang yang menyebarkan kabar HOAX itu tak seberapa jumlahnya. Kalau kita, blogger mau ikut serta menekan dan melaporkan adanya kabar HOAX itu, bukankah kita sudah membantu pemerintah hanya dengan usapan jari saja? Kesannya sepele, kalau kita nggak mau melakukannya, siapa lagi?

Ruangan kembali gelap saat kulihat ada sebuah video yang menayangkan seorang anak Papua sedang belajar dengan sebuah pelita.

"Kalau belajar matanya sakit, kena asap." Kira-kira begitu ucapnya.


Mataku panas. Ada yang menggantung di sudut mata. Seketika aku ingat murid-muridku saat di kelas. Di luar sana matahari begitu terik, suasana di dalam kelas panas, listriknya padam.

"Bu, panas!" Teriak muridku dengan kesal.

Yah, mereka yang masih kecil saja kesal, marah. Apalagi aku? Atau kita? Kesal kan kalau listriknya padam? Nah, yang di Papua sana, NTT? Mereka setiap hari hidup tanpa listrik. Kemudian, saat tarif listrik naik, semua murka.

"Pemerintah kejam!"

Ada yang berpikiran demikian? Tahukah kamu? Di balik itu semua itu, pemerintah ingin memberikan keadilan juga kepada warga negara lainnya di Papua (dan daerah lain) lewat subsidi dari biaya kenaikan tersebut. Pemerintah juga ingin, mereka yang di luar Jawa sana bisa menikmati indahnya malam hari dengan sorotan lampu yang mungkin tak seberapa besar watt-nya.

Terakhir, lewat flash blogging ini kupahami betul bahwa aku, kamu, dan kita semua punya peran aktif untuk mengejar ketertinggalan negara kita selama 70 tahun ini MENUJU INDONESIA MAJU.

Caranya? Aku sebagai blogger bisa membuat konten-konten yang kreatif di blog dan ikut mengabarkan kepada khalayak tentang kemajuan di sekitarku. Kamu yang bukan blogger bisa ikut serta dengan tidak ikut menyebarkan kabar HOAX yang sering beredar di media sosial. Percayalah, jarimu saja bisa membantu INDONESIA MAJU.

Terima kasih Kominfo sudah mewadahi kami, para blogger untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif kami. Nggak ada ruginya aku kembali mengikuti acara ini. Selain aku tertantang, menguji kemampuan menulisku, pun aku semakin sadar bahwa menjadi seorang blogger bukan perkara menulis saja, melainkan tulisan itu bermanfaat bagi orang lain.

Berikut aku tayangkan video singkat keseruan acara flash blogging ini ya. Sayang, video ini baru sukses ter-upload setelah sampai rumah. Maklum, sinyalnya pada ngumpet pas di sana. Hihi.


16 komentar:

  1. Bu guru lagi kendor nulisnya? Kendor aja keren begini tulisannya hehe. Keep writing, keep sharing ya mbak!

    BalasHapus
  2. Sing waras ojo ngalah, tapi ndang lantangno pengucapmu.
    Bener juga yo Mba heheheeh ... Iku bisa berdiri bisa liat jelas nggak wajah narsumnya wkwkwk

    BalasHapus
  3. Ya ampyun..pantesan langganan juara mbak. Tulisanmu wuapik tenin..out of the box. Salut!

    BalasHapus
  4. Tulisan ini membangun semangat saya untuk ngeblog lebih baik lagi ^^ Makasih mbak, saya jadi termotivasi.

    BalasHapus
  5. Tulisanmu selalu keren, dek. Semangat terus dong nulisnya

    BalasHapus
  6. Wah ketemu ibu guru yang hobi ngeblog juga. Asyik ya kalau ikut kegiatan seperti ini. Me time bangettt

    BalasHapus
  7. iya mbak, flash blogging itu benar-benar tantangan banget buat kita, aku beberapa kali juga ikut flash blogging mesti fokus dan konsentrasi ya..

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah ikut flash blogging nih, mba. Penasaran juga buat mencoba. Pasti seruuu

    BalasHapus
  9. Flash blogging ini emang menantang dan kadang bikin deg"an hehe. Aku beberapa kali ikut flash blogging dan ini asik banget.

    BalasHapus
  10. Aku belum pernah ikutan kaya gini huhu. Di Pekanbaru kayanya belum ada. Btw makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    BalasHapus
  11. Bener Ka, Flash Blogging itu bikin nagih. Semoga kalo ada lagi, kita tetep bisa ngikut yaa. Selamat ya menang lagi

    BalasHapus
  12. Lagi kendor semangat? Tapi tulisan sebagus ini? Gimana kalo lagi kenceng? Pasti tambah top markotop. Sharingnya bermanfaat banget, mbak. Matur nuwun ^^

    BalasHapus
  13. Salut dengan semangatnya Bu guru Ika.. pantas bila langganan juara.. Jempol..

    BalasHapus
  14. Karena belajar menulis itu ya menulis itu sendiri ya, mb. Semangat biar tambah cetar tulisannya

    BalasHapus
  15. "Karena menurut saya, menulis kreatif itu ya saat kita menemukan gaya menulis kita sendiri."
    Ini bener banget mbak, saya udah berusaha coba gaya penulisan lain tapi ujung2nya balik ke gaya menulis sendiri karena emang gak bisa dipaksakan.

    BalasHapus
  16. Keren Mbak.. aku belum pernah ikutan flash blogging... hikss

    BalasHapus