Saat saya menulis postingan ini saya mau bilang kalau saya sudah daftar sidaaaaang (teriak kegirangan), tapi mata saya rasanya pengen nempel. Sejak pukul 03.00 WIB saya sudah terjaga, hayo bisa tebak saya ngapain? Hihihi. Lanjut nge-print dokumen skripsi sebanyak 4 eksemplar yang tiap eksemplar berisi 398 halaman. Ah, punya saya mah dikit, ada teman saya yang sampai 600 halaman. ‘Itu skripsi apa kitab suci?’ Begitu komentar dosen pengujinya saat dia sidang
Untuk sampai pada tahap ‘daftar sidang’ ini, prosesnya sangat WOW bagi saya. Dimulai dari komentar dosen, “Mbak, jangan terburu-buru daftar ya?” Haduh, Bu. Ini mumpung sudah banyak teman yang daftar jadi bisa langsung sidang. Tapi ya, nyatanya saya tetap membaca ulang skripsi saya untuk yang keberapa kalinya. Dan betul juga kata beliau, masih saja ada yang salah. Terima kasih, bu dosen cantik.
Kamis setelah selesai revisi ulang, saya hendak nge-print dokumen skripsi saya, eh eh eh. Tahu apa yang terjadi? Catridge saya jeboooolll. Padahal paginya ada orang rental juga nggak masalah, nah pas mau saya pakai malah sudah rusak gitu. Semaleman saya otak-atik hasilnya sama saja. Oke, jalan satu-satunya saya harus ganti catridge untuk yang ketiga kalinya. Tapi uangnya siapa? Jurus ngrengek ke ibu pun jadi jalan satu-satunya.
“Ibu, ini kalau nge-print di luar dengan jumlah segini banyaknya adik hitung habis sampai Rp 240.000 ribu. Bagaimana?” sumpah, wajah saya waktu ngomong gini sama ibu pasti melas banget.
“Ya sudah-sudah, besok beli. Tapi ibu cuma punya uang Rp 125.000, selebihnya pakai uang adik sendiri.”
“OK”
Jumat pagi saya pun pergi membeli catridge, olala ternyata harganya lebih mahal dari harga biasanya jadi Rp 190.000. Oke tak apalah. Terpenting sekarang skripsi kelar. Sampai rumah catridge saya pasang, mencobanya dan lancar. Proses printing pun saya mulai. Tahu-tahu ada orang yang rental datang, mau tidak mau harus melayani ditambah lagi di rumah bulek ada yasinan, pasti harus ikut bantu-bantu bentar. Waktu printing pun tertunda sampai maghrib menjelang.
Setelah makan malam bersama bapak dan ibu, printing pun saya mulai. Baru 1/12 dokumen yang telah di-print. Baru jalan beberapa lembar, tiba-tiba listriknya padam. Subhanallah, Masyaallah, Astaghfirullah....rencana Allah itu memang indah. Hihihi. Akhirnya semua saya matikan, dan saya memilih untuk berangkat tidur.
Baru deh pukul 03.00 pagi tadi saya mulai lagi printing-nya. Target pukul 09.00 selesai, tapi nihil. Target lagi pukul 11.00 kelar, ternyata tambah nihil. Alhamdulillah pukul 13.00 WIB semua kelar. Tapi ketakutan muncul, kira-kira petugas sekretariat kampus sudah pulang belum? Biasanya kalau Sabtu kan pulang cepat. Sudah deh, langsung galau mendadak. Sekali dua kali sambil menata dokumen tersebut saya bilang sama ibu, “Ini nanti kalau sampai sana sudah tutup gimana, Bu?” Ibu hanya diam saja.
Oke, saya pun nekat ke kampus. Perjalanan 1 jam saya lalui, tepat pukul 14.30 WIB saya sampai di depan kantor sekretariat. “Pak, petugasnya masih ada semua?”, tanya saya pada Pak OB yang ramah.
“Masih.”
Saya pun berlari dan menggotong dokumen saya. Tak perduli lagi dengan sekitar yang penting saya daftar dulu. Di depan kantor sekretariat saya malah disapa oleh teman saya. “Hei, mau daftar?” Ngobrol sebentar dengannya kemudian saya menemui petugas sekretariat. “Ini masukan ke plastik mika biru dulu, Mbak.” Kata petugasnya. Saya pun keluar untuk membeli plastik mika yang dimaksud petugas di depan kampus. Ah, naik motor lah, jalan kaki lama banget keburu petugas pulang.
Plastik mika sudah kebeli, saya pun balik ke kantor sekretariat. Sudah masuk saya keluar lagi, nota pembayaran waktu seminar proposal skripsi dulu harus difotokopi terlebih dahulu. Alamaaakkk...Semangat!!!!!!! Selesai fotokopi saya kembali lagi, dan tahu apa yang terjadi? Semua jadi lancaaaarrr dan saya pun keluar kantor dengan wajah lega. Alhamdulillah...Lega dan bahagia itu beda ya? Tapi selesaikah sampai di sini cerita saya?
Sepanjang perjalanan pulang saya jadi mikir, ini nanti sidang skripsi saya seperti apa ya? Ehm, ada yang kurang nggak ya tadi? Oh tidak, ada satu daftar pustaka yang belum saya masukkan. Hem.
Bersambung....
Selamat menikmati sidang...deg deg memang, tapi ketika sudah berada didepan dosennya, sudah gak deg deg ser lagi....heheheh.. Semoga lancar ya, Dek...
BalasHapusTerima kasih Mbak untuk dukungannya :D
HapusSemangaaaaatttt!!
Anggap saja lagi ngobrol sama dosen bukan sidang, ringan deh jadinya :) selamat yaaaaa
BalasHapusMakasih Mbak Icha :D
HapusSemangat ya mbak saya dulu juga ngerasain kaya gitu, tapi nanti lebih ngenes pas cari kerja ditolak sana-sini hahahaha....
BalasHapusKalau bisa jangan sampai ngenes Mas, soalnya kan saya ada usaha sendiri.
HapusSemangat ya mbak....Do the best..!
BalasHapusSiiip Mbak :D
HapusJadi ingat proses skripsi dan ujian sidang dulu, semangat yaaa!! :D
BalasHapusTerima kasih Mbak :D
HapusWah aku jadi penasaran,,, sidangnya seperti apa yah hehehe di tunggu kelanjutannya :)
BalasHapusAlhamdulillah,,sidangnya berjalan lancar ya,,,
BalasHapus