Jumat, 15 April 2016

Tinggal Klik Tanpa Berisik


Pernah punya pengalaman salah jurusan naik angkot? Naik angkot yang sopirnya kebut-kebutan? Tahu rasanya diturunin angkot di tengah jalan? Ah, saya sudah pernah semua. Meskipun tak semua sopir angkot ‘jahat’ seperti itu, saya trauma kalau mau naik angkot lagi. Pilih naik taksi saja, agak mahal tapi saya selamat sampai tujuan, hati pun rasanya tenang.


Saat itu...
Semarang masih begitu asing bagi saya. Terakhir ke sana, sendirian, saat masih SMA. Saya hendak ke Gramedia daerah Pandanaran tapi malah naik angkot jurusan Johar. Sebelum berangkat ke Semarang, sebenarnya saya sudah tanya-tanya sama bapak dan tetangga saya yang jualan di Pasar Pedurungan tentang jurusan angkot, warna angkot dan harus turun di mana. Karena terlalu polosnya, saya tanya sama sopir angkot yang teriak-teriak, “Johaaaarr! Johaarrr!”
“Pak, kalau mau ke Gramedia naik ini bisa?” tanya saya.
“Bisa-bisa.” Jawabnya.
Setelah sampai di daerah sekitar Bangkong (baru tahu daerah ini setelah beberapa kali ke Semarang), saya dioper ke angkot lain dengan jurusan Karang Ayu. Yes, saya dikibulin sama sopir angkot. Sedihnya, saya harus bayar ongkos lagi ke sopir angkot jurusan Karang Ayu.
Seminggu sebelum lebaran di tahun 2011
Kabar gembira datang dari Radio Ibc FM Semarang. Kabar apa itu? Saya menang lomba kisah inspiratif berupa uang senilai Rp 250.000. Uang tersebut harus saya ambil sebelum lebaran karena petugasnya akan pulang kampung.
Saya utarakan kabar tersebut ke ibu. Beliau langsung melarang saya pakai motor sendiri ke Semarang. Alasannya karena sedang berpuasa, takutnya saya nggak kuat. Benar juga kata ibu, Semarang panas banget. Akhirnya, saya pergi ke Semarang dengan naik bus.

Pemandangan Simpang Lima Semarang yang panas
Sampai di terminal Penggaron, saya pun naik angkot jurusan Tlogosari (letak kantor radio Ibc FM yang lama). Seperti biasa, sebelumnya saya sudah wawancara kepada bapak dan tetangga saya, tak mau dong kejadian masa lalu terulang lagi. Alhamdulillah, perjalanan masih mulus ketika sampai di jalan yang bertuliskan Tlogosari. Setelahnya?
Sebelum naik angkot, sebenarnya saya sudah bertanya pada sopir angkot, “Pak, tahu daerah ini? Betul ya naik angkot ini?”
Sopir itu menjawab dengan raut meyakinkan, “Oh iya, ya...ayo naik! Ini mau berangkat!”
Saya percaya dong. Naik deh. Angkotnya cukup penuh. Untung saya dapat tempat duduk belakang sopir jadi kalau mau nanya-nanya mudah. Sepanjang perjalanan penumpang banyak yang turun, sampai masuk wilayah Tlogosari tinggal saya dan laki-laki dekat sopir.
“Pak, jangan lupa alamat ini, ya, Pak!”
Sopir angkot itu hanya mengangguk. Angkot yang saya tumpangi sampai di daerah ruko-ruko yang ramai banget. Saya mulai panik. “Pak, alamat ini masih jauh ya?” Sopirnya hanya jawab iya, iya, dan iya, terus. Sampai di perempatan daerah mana, saya tak tahu, sopir itu malah, “Mbak, turun sini saja! Saya nggak tahu alamat itu. Saya mau pulang.”
Walah, saya langsung emosi, panik pula. Piye to iki? Maksudnya apa coba? Saya langsung turun dan memberikan uang kepada sopir itu. “Lah, kok segini? Kurang, Mbak.” pinta sopir itu.
“Kurang apa, Pak? Bapak itu kurang ajar, menelantarkan saya!! Bilangnya tahu jebule (ternyata)....” saya langsung lari menjauh dari angkot itu. Dari kejauhan, saya lihat mulut sopir itu komat-kamit dan matanya melotot ke arah saya. Serem.
Bisa membayangkan, saya yang buta area Semarang ditelantarkan sama sopir angkot? Tak tinggal diam. Saya pun bertanya sama penjual batagor di sekitar tempat tersebut. Darinya saya tahu kalau alamat yang saya cari itu sudah kelewatan jauh. Beneran kan saya dikibulin. Darinya pula, saya tahu kalau saya bisa naik angkot lagi yang jurusan Penggaron.
Sekitar setengah jam saya menunggu, nggak ada angkot yang lewat. Cuaca makin panas pula. Saya malah pengen ngabari ibu yang di rumah soal nasib saya. Tapi tak tega, nanti ibu malah kepikiran.
Entah ide dari mana, ketika ada taksi berwarna biru menuju ke arah saya, tangan saya melambai-lambai. Taksi itu berhenti. Saat saya masuk, sopirnya ramah banget, dan mak nyes, AC di dalam mobil itu mengademkan hati dan pikiran saya. Selembar kertas berisikan alamat kantor Ibc FM Semarang itu saya sodorkan ke pak sopir dan beliau melajukan mobil. Saya diam. Menikmati perjalanan, hihihi...pikiran nakal saya muncul, “Hihihi...berasa naik mobil sendiri. Punya sopir pribadi pula.”

Saya kaget, saat pak sopir bilang kami sudah sampai di depan kantor Ibc FM Semarang. Saya turun dan menunggu taksi tersebut berlalu dari depan saya, “Oh, taksi Blue Bird. Akhirnya, sampai juga.”
Juni 2015

Seusai acara seminar parenting, ada teman blogger yang bingung mau pulang naik apa karena teralu banyak barang bawaan. Ada teman yang ngasih saran, “Blue Bird aja rak wis. Nih, aku ada nomor CS-nya.” Saya yang mendengar percakapan mereka teringat dong sama kejadian beberapa tahun lalu. Ternyata taksi Blue Bird itu bisa dipesan lewat telepon, pikir saya. Kiranya, ya tinggal melambai-lambai saja, nanti taksinya berhenti. Hihihi.
Teman saya itu pun menelepon CS taksi Blue Bird, “Iya, saya Ibu X, baju warna biru, iya WARNA BIRU, biru tosca, TOSCA, ada BUNGA-BUNGA, kerudung agak lebar, ehm...tinggi saya, berapa ya? POKOKNYA SAYA DI HOTEL INI YA. Sekarang! Iya sekarang! Saya tunggu lho.”
Suasana ruangan yang ramai, membuat teman saya itu harus berteriak-teriak untuk memberitahukan pihak CS mengenai posisi dan ciri-cirinya. Hal itu dilakukan agar sopir taksi lebih mudah mengenalinya. Tapi sayang, yang ia lakukan justru menimbulkan kesan kepada tamu lain bahwa dia terlalu berisik.
“Duh, taksinya sudah sampai belum ya? Duh, telpon lagi nih biar tahu sudah sampai mana. Ah, pulsaku bisa-bisa jebol nih!” celoteh teman saya.
Akhirnya, setelah beberapa kali telepon, taksinya pun sudah sampai di lobi hotel. Dia pun pulang dan selamat sampai tujuan.
Pelayanan Taksi Blue Bird Masa Kini

Taksi adalah transportasi yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Ada berbagai macam taksi di daerah Semarang. Salah satunya taksi dengan logo burung berwarna biru. Apalagi kalau bukan taksi Blue Bird. Dibandingkan yang lain, taksi ini termasuk transportasi yang cukup maju dalam hal pelayanan bagi konsumen. Salah satu contohnya adalah pemberian pelayanan pemesanan taksi melalui telepon yang kemudian berkembang lewat SMS pula.

Berita berkaitan dengan penolakan taksi online
Apa tanggapan Anda melihat gambar di atas? Setujukah seandainya Jawa Tengah menolak adanya taksi online? Padahal dengan adanya taksi online, banyak konsumen yang diuntungkan. Namanya konsumen, dialah rajanya. Bebas memilih mana yang terbaik kenyamanan, harga, dan keselamatannya. Betul bukan?
Zaman semakin berkembang, apapun juga akan mengikuti. Siapa yang tak mau berinovasi, dia akan tergerus dan lenyap dimakan zaman. Taksi Blue Bird pun seperti itu. Tak mau kalah dengan transportasi lain, digunakannya perkembangan teknologi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen.
My Blue Bird adalah aplikasi pemesanan taksi inovasi terbaru yang diluncurkan oleh perusahan taksi Blue Bird Group. Aplikasi ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari aplikasi terdahulu yang sejenis, yaitu Taxi Mobile Application (tetap bisa digunakan). Tujuan utama adanya aplikasi ini diluncurkan adalah agar konsumen merasakan kemudahan saat memesan taksi. Benar juga ya, dengan adanya aplikasi ini tidak akan ada lagi yang berteriak-teriak demi menginformasikan ciri-cirinya ke CS lagi. Hihihi.
Apakah Anda sudah mempunyai aplikasi My Blue Bird di smartphone Anda? Kalau belum, coba simak cara dan tips menginstalnya, berikut ini.




Pengalaman saya, saat menginstal aplikasi My Blue Bird, saya kesulitan mendapatkan SMS kode verifikasi. Sempat tanya-tanya ke teman lain, ternyata juga mengalami. Ada yang menyarankan untuk meng-instal pas tengah malam dengan alasan jaringan internet bagus. Saat saya coba, ternyata tak ada hasil yang memuaskan. Akhirnya, saya colek pihak Blue Bird lewat twitter di pagi hari. Sorenya, setelah DM (inbox lewat twitter) nomor saya, sorenya pihak Blue Bird menelepon saya dan memberi tahukan kode verifikasi nomor saya tadi. Ih, senangnya. Akhirnya saya bisa menggunakan aplikasi My Blue Bird ini.

Selama menggunakan aplikasi My Blue Bird, ada beberapa hal penting yang harus saya share, diantaranya:

1.Hemat Pulsa dan Tenaga
Dulu: Kita harus mengeluarkan pulsa untuk menelepon atau SMS CS, baik akan memesan atau pun memastikan taksinya sudah sampai mana.

Sekarang: Kita cukup modal kuota internet saja yang kebanyakan orang menggunakannya. Lumrah kan kalau saat ini kuota internet penuh tapi tak punya pulsa? Hihihi. Kemudian, kita juga tak perlu teriak-teriak seperti cerita saya di atas.

2.Hemat Waktu
Dulu: Kita menelepon CS, CS nyari taksi yang mangkal dekat posisi kita, CS konfirmasi ke kita, baru taksi datang.

Sekarang: Tinggal klik dan ketik, nama, posisi kita, mau ke mana, lihat estimasi biaya, pilih taksi yang terdekat dengan kita, order, taksi datang. Bagusnya lagi, 1 taksi tidak akan menerima 2 pesanan. 1 taksi 1 pesanan.

3.Terpercaya dan Jelas Posisinya
Dulu: Kita akan menerima informasi nomor lambung taksi dan nama sopir setelah ada konfirmasi pasti, taksi mana yang akan menjemput kita. Untuk posisi, kita harus bertanya kepada CS lagi dan lagi.

Sekarang: Kita bisa langsung menggunakan menu Tracking untuk bisa tahu siapa dan nomor tabung taksi yang akan menjemput kita. Selain itu, melalui menu ini juga ketahuan di mana posisi taksi kita.

4.Aplikasi My Blue Bird bisa kita gunakan di beberapa kota besar di Indonesia dimana kita berada. Misalnya: Jakarta, Semarang, Medan, Bali, Surabaya, dan Bandung. Caranya bagaimana? Klik Menu, pilih More, dan CHange city.

5.Bisa booking taksi untuk  3 kali perjalanan dalam sekali waktu. Misalnya, hari ini pesan 3 taksi untuk pergi hari ini, besok, dan lusa.

6.Saat menunggu taksi datang, kita bisa menggunakan menu News and Promo untuk mengisi waktu luang. Jadi, waktu kita tak terbunag sia-sia.

Itulah 6 hal yang harus Anda ketahui sebelum meng-instal aplikasi My Blue Bird. Sebagai tambahan, My Blue Bird ini sangat membantu turis mancanegara saat akan order taksi di bandara lho. Menurut mereka, tak banyak sopir taksi yang bisa berbahasa sesuai asal mereka. Kalau harus bawa translator kan ya repot urusannya. Nah, dengan aplikasi ini mereka sangat terbantu karena sudah jelas tertera alamat tujuan, ciri-ciri turis tersebut, jam penjemputan pukul berapa, dll. Tinggal lihat nomor lambung taksi, itu dia taksinya. Nggak perlu teriak-teriak karena sopir taksi nggak paham apa bahasanya.

Selain itu, aplikasi My Blue Bird ini juga memanjakan kita. Dalam hal apa? Menunggu. Karena adanya menu Tracking, kita tak harus berpanas-panas-an di pinggir jalan atau hujan-hujanan. Tinggal lihat saja, oh, taksinya sudah sampai, kita baru menuju ke lobi. Kalau belum sampai, ya ngadem di dalam dulu.

Rencananya, saat liburan kenaikan kelas nanti saya mau mengajak Kak Ghifa jalan-jalan ke Gramedia Pandanaran nih. Rencananya dari terminal Penggaron mau langsung pesan taksi menuju ke Gramedia dengan aplikasi My Blue Bird. Kalau Anda, mau kemana dengan taksi Blue Bird?


Tulisan ini diikutsertakan pada My Blue Bird Blogging Competition yang diselenggarakan oleh PT Blue Bird Tbk.

18 komentar:

  1. Mau ketemu Kak Ghifa.. hihi :)

    aku dulu juga sering banget Mba di'kerjain' sama sopir angkot atau kernet bis. keseeel!

    BalasHapus
    Balasan
    1. KZL ya mbak. Hihihi...sekarang mah kalau suami nggak bisa nganter bisa pakai blue bird ya mbak. Bagaikan punya sopir pribadi. Hihi

      Hapus
  2. Sama mba, saya juga pernah banget ngalamin diturunin di tengah jalan. Huhuhu....tapi bener sih, klo blue bird tetep kekeuh ga mau bikin aplikasi, yodadeh saya mah milih naik yg up to date aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mbak, Blue Bird sudah punya aplikasi lho namanya My Blue Bird. Hihihi....gak baca lengkap ya?

      Hapus
  3. tulisannya keren2 semua termasuk punya mbak ika nih..http://prananingrum.blogspot.co.id/2016/03/my-blue-bird-inovasi-baru-dari-blue-bird.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak ning rum. Tunggu BW saya ya mbak.

      Hapus
  4. Waah..pernah dikerjain sopir angkot? hehe..gantian dikerjain wae ya..
    by the way, ulasanya kereeen :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh yo mesti to yaaaaa...
      Hihihi...makasih mbak Ika.

      Hapus
  5. Aku selalu pake aplikasi my bluebird sekarang gak pernah via cs telpon lagi. Lebih cepet ya dapatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeay, dpt testimoni serupa dri Mbak Ade yg udah langganan juga nih.

      Hapus
  6. Wah...seru bgt pengalamannya.
    Muga2 aku ga diturunin ah...gempor..huhu
    Komplit bgt nih...keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jgam sampeeeee mbak. Ngenes bgt pokoknya.
      Makasih Mbak.

      Hapus
  7. Naga2nya juara niih... Sukses ya mba.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Makasih mbak.
      Kalau juara, alhamdulillah. Bisa ajak Kak Ghifa jalan2 beneran.

      Hapus
  8. Aku jg sekarang klo butuh taxi lgs cuz buka my blue bird. Gampang n cepet jg. Good luck mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inilah tujuan blue bird, memudahkan konsumen.
      Terima kasih banyak mbak dukungannya.

      Hapus