Sabtu, 04 Juni 2016

Saat Anak Sakit, Ibu Panik? Begini Jadinya


Saat Anak Sakit, Ibu Panik? Begini Jadinya. Menjadi ibu baru itu tantangannya banyak ya? Salah satunya saat anak kita sakit. Hihihi, ngomong-ngomong soal anak sakit, saya pernah lho anak saya tidak sakit malah saya kira sakit. Itu karena saking paniknya.

sumber gambar: www.kristineace.com
Saya ini termasuk ibu yang mudah panik kalau anak saya sakit. Padahal kalau dipikir-pikir, misalnya saya tidak panik, saya akan lebih mudah menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi anak yang sakit. Tapi mau bagaimana lagi, bawaan orok kali ya? Anak sakit ya bawa ke dokter. Halo, apa kabar kantong?

Tidak panik bukan berarti menyepelekan. Tak membawa anak yang sakit langsung ke dokter bukan berarti pula pelit kepada anak. Tapi lebih ke rasa eman kalau anak terlalu banyak minum obat. Misalnya masih bisa diatasi sendiri di rumah, kenapa harus bawa ke dokter yang tentunya anak akan minum obat dan kantong keluarga juga berkurang?

Selama 8 bulan kehadiran Kak Ghifa di dalam kelurga saya, ada beberapa kejadian yang menurut saya ‘nggak banget’ saya lakukan saat Kak Ghifa sakit. Kenapa ‘nggak banget’? Karena saya terlalu panik. Mau tahu apa saja kejadiannya?

Kejadian 1
5 hari setelah melahirkan, saya masih merasa sangat lelah dan lemas. Apalagi mendengar kabar bahwa jahitan luka saya ada yang putus satu, saya makin galau. Beruntungnya saya, suami mau membantu mengurus Kak Ghifa saat malam hari. Tapi, malam itu entah kekuatan dari mana, saya melompat dari ranjang tempat tidur dan reflek teriak sangat keras, “Ibuuuuuuu!!!!” yang dipanggil malah tidur pulas dan yang datang malah bapak dan teman-teman bapak yang pada datang ke rumah (jagong bayi). Ada apa? Kak Ghifa gumoh banyak banget, lewat hidung pula, sampai bajunya basah semua. Saya sempat marah-marah kepada suami, menuduhnya nggak bisa jaga Kak Ghifa. Padahal gumoh adalah hal yang wajar terjadi kepada setiap bayi. Saya saja yang terlalu panik.

sumber gambar: prenagen.com

Apa yang seharusnya saya lakukan saat Kak Ghifa gumoh?
  1. Menyendawakannya di punggung saya sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.
  2. Kalau ada gumoh yang keluar dari hidung, saya tak perlu menyedotnya. Takutnya ada yang masuk ke saluran otak, malah berbahaya
  3. Setelah berhenti gumohnya, saya bisa membuka bajunya dan membersihkan tubuhnya dengan waslap yang sudah saya celupkan ke air hangat. Kemudian memakaikan baju yang nyaman untuk Kak Ghifa 

Kejadian 2
Pernah dengar nafas bayi usia 26 hari grok-grok? Kak Ghifa mengalaminya. Saya dan ibu yang notabene lama sekali tak mengasuh bayi sama-sama panik. Jangan-jangan Kak Ghifa punya asma. Saking paniknya, saya sampai tak bisa tidur. Semalaman saya cari informasi di internet dan tanya ke teman-teman tapi masih kurang puas. Paginya, saya bawa Kak Ghifa ke bidan. Apa kata beliau? Grok-grok pada bayi itu lumrah kok.

Apa yang seharusnya saya lakukan saat Kak Ghifa grok-grok?
  1. Menjemur Kak Ghifa di pagi hari (sekitar pukul 07.00-09.00) selama 15 menit.
  2. Saat dijemur, Kak Ghifa harus telanjang.
  3. Selama menjemur, Kak Ghifa diposisikan dalam keadaan tengkurap sambil ditepuk-tepuk lembut punggungnya.
  4. Kalau lendirnya saking banyaknya, lendir bisa keluar dengan sendirinya lewat mulut dan lubang hidung.
  5. Setelah dijemur, Kak Ghifa tidak langsung dimandikan. Kak Ghifa bisa dibawa mask ke dalam rumah dan dibiarkan dulu agar suhu tubuhnya normal kembali. Setelah normal baru dimandikan.
  6. Kegiatan menjemur ini harus dilakukan secara rutin.
  7. Lendir pada bayi di bawah 6 bulan biasanya akan keluar lewat gumoh atau keluar dengan sendirinya saat dijemur. Kalau Kak Ghifa saat dijemur tak pernah keluar lendirnya, tapi kalau gumoh sering banget.

Kejadian 3
Kejadian yang ketiga ini adalah kejadian terkonyol yang pernah saya alami. Ceritanya, Kak Ghifa itu habis diimunisasi. Wajar kan ya kalau bayi akan panas. Menurut cerita teman-teman, biasanya anak akan panas sampai esok hari saja, jadi sehari semalam. Nah, Kak Ghifa ini panasnya sampai sore hari. Pergilah saya ke bidan, sampai sana malah saya jadi bahan tertawaan bidan. Karena apa? Saat diperiksa bidan, Kak Ghifa biasa-biasa saja, tak panas, dan suhunya normal. Hihihi. Olala...

Apa yang seharusnya saya lakukan saat Kak Ghifa demam?
  1. Cek dulu suhu tubuh Kak Ghifa dengan termometer. Kalau belum lebih dari 39 derajat selsius harusnya tidak perlu diberi obat. Karena panas bisa jadi karena tubuh Kak Ghifa sedang bereaksi dengan cairan imunisasi tersebut.
  2. Skin to skin adalah jurus termurah dan termudah yang bisa saya lakukan untu menurunkan panas Kak Ghifa selain mengompresnya.

Itulah 3 kejadian yang membuat saya panik dan bertingkah polah yang ‘nggak banget’. Tapi sebagai manusia yang memiliki kodrat sebagai seorang pembelajar, makin ke sini rasa panik itu sedikit berkurang. Sedikit lho ya. Karena saat Kak Ghifa kena batuk pilek lagi-lagi saya jadi manusia yang paling panik sedunia.

Kejadian 4
Saat anak tetangga yang sering bermain bareng Kak Ghifa terkena batuk, selang beberapa hari Kak Ghifa juga ikutan kena batuk plus dengan pilek. Saya panik kenapa? Setiap kali Kak Ghifa batuk pasti muntah. Makan sedikit, batuk, muntah lagi. Tak ada yang masuk dalam tubuhnya kecuali ASI. Sesekali saat sedang menyusu Kak Ghifa juga batuk kemudian muntah. Kak Ghifa sih masih ceria-ceria saja. Tapi saya tetap saja panik. Lama-lama Kak Ghifa juga lemes karena tak ada makanan yang masuk. Saya takut banget kalau sampai dia dheidrasi dan harus dirawat di rumah sakit *amit-amit*.

Ibu menyarankan untuk dibawa ke tukang pijet, mungkin kecapekan. Saya lakukan. Tak ada perubahan, paginya, saya bawa ke tukang sembur (dukun yang bisa lihat lelembut, hihihi...apa sih nyebutnya?). Tapi tak ada perubahan juga. Karena waktu itu akhir bulan, jujur kantong saya sangat tipis sekali. Mau bawa Kak Ghifa ke dokter anak tak ada biaya. Mau pinjam ibu sungkan karena setiap hari sudah sering ngrepotin ibu. Jalan satu-satunya ya menggunakan kartu BPJS Kak Ghifa untuk periksa di dokter keluarga saja. Meskipun endingnya tidak ada perubahan yang berarti dan Kak Ghifa tetap saja batuk dan muntah.

sumber gambar: www.gambar-bergerak.com
Apa yang seharusnya saya lakukan saat Kak Ghifa batuk, pilek, dan muntah?
  1. Saya harus tahu kalau sebenarnya batuk disertai muntah itu malah bagus karena lendir yang ada di paru-paru bisa keluar dan batuk bisa lebih cepat sembuh.
  2. Harus rajin-rajin jemur Kak Ghifa di pagi hari.
  3. Mengkondisikan tubuhnya selalu hangat, kapanpun agar tidak batuk.
  4. Tidak lelah membuatkan jus agar ada yang masuk dalam tubuhnya, karena setiap kali makan apapun selalu keluar lagi, kalau minum jus malah tidak.
  5. Selalu sabar dan tidak mengeluh kurang tidur. Karena saat anak sakit, ibulah yang sangat dibutuhkan. Kalau ibu loyo, bagiamana dengan anaknya.
  6. Belajar dari pengalaman menggunakan kartu BPJS Kak Ghifa yang hasilnya kurang memuaskan (terutama masalah obat), saya ingin membuatkan asuransi kesehatan lagi buat Kak Ghifa. Tak ada yang ingin sakit. Tapi sedia payung sebelum hujan sangat dibutuhkan. Bagi saya anak adalah aset paling berharga di keluarga. Makanya saya memilih asuransi kesehatan terbaik pasarpolis.com untuk asuransi kesehatan. Di sana saya bisa memilih asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kantong saya.
Dari keempat kejadian tersebut, sudah ketahuan kan “nggak banget”-nya sebagai ibu. Tapi, percayalah, bahwa semua itu butuh proses dan waktu. Rasa panik tidak bisa serta merta akan hilang begitu saja. Akan tetapi, rasa panik itu akan berkurang saat kita menemui masalah yang sama di lain waktu karena kita sudah pernah mengalaminya. Menjadi ibu itu memang tak mudah. Oleh karena itu, menjadi ibu yang mau belajar setiap saat adalah kunci menuai hasil di kemudian hari. Hasil apa? Anak yang sehat, cerdas, salih, dan terbaik di mata Allah.

Ibu, mari berbahagia atas berkah ini, menjadi seorang ibu. Bu, jangan panik lagi ya?

5 komentar:

  1. pas anak pertama saya juga panikan mba hihihi

    BalasHapus
  2. Seruuuu anak pertama memang banyak paniknya heheee

    BalasHapus
  3. Saya jg panikan kok mba orgnya hehehe namanya juga ibu yah

    BalasHapus
  4. Suka dukanya mengasuh anak pertama mbk, tapi lumayan berkesan☺☺

    BalasHapus
  5. Smg kita terus semangat yaa mba, sbg mahmud abbas :)

    BalasHapus