Sabtu, 05 November 2016

Pembiasaan Oh Pembiasaan


Mengajar di kelas 1 itu tantangan tersendiri bagiku. Pola pikir mereka yang sangat sederhana seringkali membuatku jungkir balik mencari cara piye agar mereka paham apa yang aku sampaikan. Ternyata kuncinya hanya satu, pembiasaan.

"M...kaki 3.....n....kaki 2....."

Atau,

"H..kursi terbalik."

Sejauh ini, mereka terbiasa dengan awal pembelajaran dengan mengingatkan pelajaran yang sudah lalu, kemudian menulis hari dan tanggal, kemudian judul materi yang akan dipelajari. Seperti itu. Kalau aku lupa sedikit saja, mereka pasti berteriak mengingatkan.

Mak lampir imut-imut
Sumber gambar: pixabay.com
"Terima kasih, Jib." ucap salah satu dari mereka saat aku lupa mengucapkan terima kasih kepada ketua kelas setelah memimpin doa.

"Bu, tulisannya kurang tebal."

"Bu, pelajarannya nggak ditulis."

Pokoknya aku tak boleh luput sedikitpun.

Pembiasaan lainnya saat penyampaian materi. Setelah menerangkan babibubebo, pasti kan nulis ya. Nah, kalau nulis itu aku harus ekstra sabar banget. Nulis satu kata (pas awal-awal), mempersilahkan mereka menirunya di buku. Begitu seterusnya sampai selesai baru dibaca.

Kenapa kok seperti itu? Lah iya, kalau ada yang ketinggalan satu huruf saja pasti ada yang teriak-teriak, maju ke depan marah, bahkan ada yang nangis. " Ibu...huhuhu...Ibu...." Ah, namanya juga anak-anak.

Beda lagi kejadian yang dialami sama guru mapel saat mengajar di kelasku. Selalu saja anak-anak pada berisik kayak pasar karena gurunya menulis di papan tulis lempeng sampai selesai. Ya, pembiasaanlah yang berlaku. Sudah sering aku ingatkan sih caranya agar anak bisa manut dan anteng. Tapi, namanya manusia ya kadang lupa. Kalau sudah seperti itu, mulut mereka tak ada yang diam,

"Itu apa, Bu?"

"Diisi apa, Bu?"

"C nya nggak jelas. Spidolnya habis ya?"

"Minggir, Bu. Nggak kelihatan."

"Aku nggak bisa."

Bahkan ada yang sampai menangis karena tak paham harus apa. Kalau sudah seperti ini, mak lampir harus beraksi. Hahaha. Mak lampir tahu kan? Ya, aku. Hihihi.

22 komentar:

  1. Ampyun Mbak Ika, aku geli sendiri bacanya dari postingan kemarin. Murid2nya bikin ide nulis banget ya :) Jan kudu sabir tenan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya Mbak, eman banget misal tak simpan sendiri ceritanya.

      Hapus
  2. Mbak ini kelas satu SD apakah SMP? Jadi guru emang mesti sabar banget ya :D

    BalasHapus
  3. Jadi ingat pernah ngajar mapel untuk kelas 1. Anak-anak yang baru lulus TK itu imut-imut membingungkan. Kalau ada yang gak bisa ujung-ujungnya nangis apalagi kalau ada yang komporin, huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Imut2 membingungkan, iya ini betul banget. Hahaha. Kalau nggak bisa andalannya masih nangis.

      Hapus
  4. hahahaha lucu ya ngajar kelas 1 SD mbak. aku mah kemaren ngajarnya anak SMA, yaaaaah ga gitu lagi yang ditanya. malah kadnag yg ditanya, "bu, akun sosmed nya apaan bu? ntar tak follow, terus ibu folbek yaaa" hahahahahaha


    tulisandarihatikecilku.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha...ada cerita sendiri ya Mbak tiap jenjang. Aku malah pengen nyobain jadi dosen pula. Pasti beda rasanya.

      Hapus
  5. Wooowww kmu guru SD ya?
    Sumbu sabarnya harus panjang tuh. Hehehe...
    Karena aku aja kalau pas ngajarian anakku yang kelas 1 SD di rumah, bawaannya emosi terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asal nggak sumbu kompor aja ya, Mbak. Sekarang nyarinya susah. Hihi

      Hapus
  6. H kursi kebalik, iya kalau h kecil, bu, Kalau H besar gimana caranya dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di pembelajaran aku pakainya huruf kecil Mbak. Huruf kapital hanya sebatas pengenalan saja.

      Hapus
  7. Setauku itu h itu angka 4 dibalik...
    emang ibu guyu pinter pinterin ya pembiasanya....hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh, wis pokoke anak-anak mudeng lah. Padahal aku keliru ya. Duh

      Hapus
  8. semangat mb ika, amal jariah, aku aja ngajarin anak sendiri, yo mumet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...aamiin Mbak. Hooh aku pin gitu sama anakku sendiri nggak bisa sabar.

      Hapus
  9. Ngajar anak kelas 1 itu memang kudu punya stok sabar tinggi ya mbak. Rempongnya mereka bikin greget. Tetap semangat mbak!

    BalasHapus
  10. Saya juga mengajar kelas 1 mb dan alhamdulillah lancar2 saja

    BalasHapus
  11. "minggir bu, nggak kelihatan"
    dulu pas saya SMP ada teman begitu mbak, terus dianggap nggak santun ama guru, hehe.. mau nya guru tunggu aja sampe selesai nulisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. SMP yo Mbak iku. Ini muridku kalau sama aku nggak karena aku sering teriak gini, "Kalau bu guru nggak nutupin siapa yang mau nulis? Tunggu sebentar nanti bu guru juga minggir." kalau sama guru maprl pasti pada teriak2. Hahahaha

      Hapus