Minggu, 18 Desember 2016

Persiapan dan Toilet Training Kak Ghifa Hari ke-1


Berawal karena ada ruam popok di selangkangan Kak Ghifa sebulanan yang lalu, tiap kali kupakaikan diaper dia selalu merengek kemudian nangis di pojokan. Duh, gawat pikirku! Aku nggak siap kalau harus nambah cucian dan rela ganti celana dia di tengah ngantuk yang mendera. Esoknya aku dan suami kan harus bekerja. Bakalan ngantuk nih. Ah, mungkin nanti kalau ruam popoknya sembuh juga mau pakai diaper lagi, pikirku. Tapi apa?

Kelar ruam popoknya, alhamdulillah Kak Ghifa mau dipakaikan diaper lagi. Tapi itu hanya dua hari. Hari ini, hari ketiga setelah ruam popoknya sembuh dia mulai menolak lagi pakai diaper. Mungkinkah ini pertanda kalau Kak Ghifa siap untuk toilet training? Siapkah aku? Karena selama 15 bulan kemarin Kak Ghifa memakai diaper selama 24 jam. Bukankah toilet training itu juga membutuhkan hati ibu yang legowo bin sabarin subur?

Lihat gayanya, duh, lucu banget.
sumber gambar: pixabay.com
Selama Kak Ghifa kena ruam popok sebenarnya aku sudah kepikiran soal toilet training ini. Beberapa artikel ku baca dan sempat menulis status juga di facebook. Alhamdulillah banyak masukan yang datang dari ibu-ibu lain yang makin membuatku mantab untuk memulainya.

Pas juga, dua minggu ke depan aku akan di rumah karena libur sekolah. Ya, walaupun sesekali ke sekolah tapi tak lama. Sebenarnya aku bisa meminta tolong kepada ibu dari kemarin-kemarin soal toilet training ini. Akan tetapi, aku ewuh dan kasihan sama ibu karena aku sudah terlalu merepotkan. Inilah kesempatan emas untuk memulai toilet tarining Kak Ghifa.

Sebelum memulai toilet training Kak Ghifa, ada 3 benda yang kubutuhkan dan sudah kupersiapkan jauh-jauh hari, diantaranya:


1.Perlak
Perlak atau kalau sekarang ada inovasi terbarunya sprei anti air banyak sekali dijual di pasaran ya. Fungsi perlak ini agar kasur tidak basah dan bau pesing lah ya. Kalau kemarin aku beli perlak ukuran 1,5 x 1,25 meter yang aku sesuaikan dengan ukuran kasur di rumah. Perlak itu bisa ku bawa pulang dengan harga Rp 42.000. Cukup murah kan? Perlaknya juga bermotif lucu.

Awalnya ku pikir kalau pakai perlak ini kasur akan terasa panas, eh, ternyata tidak lho. Malah lebih adem dari biasanya. Hihihi. Alhamdulillah, nyaman deh tidurnya. Kalau panas kan malah pusing lagi ingat biang keringat Kak Ghifa (Baca cerita biang keringat Kak Ghifa di sini)

2.Kain jarik/selendang
Selain perlak, aku juga harus menyiapkan kain jarik/selendang. Untuk apa? Ya, untuk alas di atas perlak. Kenapa harus diberi kain jarik? Agar pipisnya tidak ke mana-mana. Cukup mrembes di jarik itu tadi. Terus tips dari ibuku, jariknya kan ditata memanjang, nanti kalau Kak Ghifa pipis, tinggal dilipat bagian yang basah dengan yang masih kering. Hal itu untuk menghemat penggunaan kain jarik. Kalau sekali pipis langsung ganti, kalau semalam pipis sebanyak tiga kali bisa dibayangkan cucian bisa setinggi gunung. O iya, kain jarik ini adalah yang dulu aku gunakan selepas melahirkan. Ternyata ada gunanya lagi ya. Tapi nggak harus kain jarik sih, bisa kain yang lainnya. Pastinya kain yang mudah didapat, harganya yang terjangkau dan nyaman untuk si kecil.

3.Beli celana panjang
Jujur, Kak Ghifa ini jarang banget nyandang, beli baju. Jadi, nggak heran kalau jumah celana panjangnya itu tak seberapa. Apalagi sekarang makin tumbuh. Ada yang perutnya nggak muat tapi panjangnya masih cukup. Ada juga yang perut dan panjangnya nggak muat, baru sampai pinggang sudah nggak muat, hahaha.

Kenapa harus pakai celana panjang? Paling cocok sih pas malam hari. Selain karena hangat (kalau hangat pipisnya kan nggak terlalu sering), misalnya pakai celana panjang, pipisnya meresap di celana lebih banyak dibandingkan di jarik. Ya, pokoknya ada hubungannya dengan jumlah cucian deh. Hahahaha.

Bagaimana dengan hari ke 1 toilet training?

Selepas mandi pagi tadi, aku hampir lupa kalau Kak Ghifa mau toilet training. Makanya aku pakaikan diaper. Sadar-sadar pas sudah siang, sekitar pukul 11.15 saat membuka diapernya yang mulai penuh.

Selanjutnya, aku bawa dia ke kamar mandi untuk cebok. Di dalam kamar mandi Kak Ghifa langsung menyalakan kran sambil jongkok. Aku pun ikutan jongkok dan BAK. Melihat ada sesuatu yang keluar (BAK ku) Kak Ghifa tertawa.

“Ini Ummi pipis namanya, Kak. Kakak nanti kalau mau pipis kayak gini bilang, ya, sama Ummi?”

Kak Ghifa asyik main

Lepas nyebokin Kak Ghifa, kami pun kembali ke ruang tengah. Baru mau ku pakaikan celana, eh, Kak Ghifa pipis di depanku. Ku biarkan dia pipis sampai tuntas. Baru ku bawa ke kamar mandi lagi, sambil sounding lagi. “Kalau pipis bilang ya, Kak. Pipis Mi...Pipis Mi...” dia hanya nyengir.

Dari BAK pukul 11.15 an itu, Kak Ghifa nggak pipis lagi sampai bangun tidur sekitar pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 15.30 WIB Kak Ghifa malah BAB saat bersama neneknya. Sebenarnya kalau BAB Kak Ghifa sudah bisa menunjukkan tanda-tanda. Misalnya, kalau pas lagi duduk dia pasti langsung jongkok kemudian nungging-nungging gitu. Kalau perutnya mules dia pasti rewel, kalau pas lagi tidur pasti kelimpungan nggak jelas dan turun dari kasur.

Kelar BAB, Kak Ghifa langsung mandi dan alhamdulillah mau dipakaikan diaper karena mau main ke tetangga. Malam ini, seperti biasa, sebelum tidur, Kak Ghifa cuci muka, tangan dan kaki kemudian ganti baju dan diaper. Pas mau dipakaikan diaper, dia malah nangis. Oke, malam ini siap-siap bangun kapan saja dan bau ompol ya!

Kesimpulannya di hari ke 1 ini, belum terasa capeknya sih karena masih dikombinasi pakai diaper. Bagaimana ya dengan cerita toilet tarining Kak Ghifa di hari ke-2?

27 komentar:

  1. Wah, semangat Mbak Ika untuk toilet trainingnya!

    BalasHapus
  2. Sabar mengasuh anak, rewel dan nakalnya tabungan pahala bagi orangtuanya, maka senenglah punya anak yg perlu banyak disabarin...kata Aa Gym.
    Hehe.
    Semangat mom..

    BalasHapus
  3. gak tahu kenapa aku gak punya masalah dalam hal latihan ini, semua mudah tapi yg mudah itu yg cowok kalau kita suruh pipis gak mau tinggal sentil , eh keluar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, ada triknya ternyata. Makasih ya Bun ntar aku praktikkan deh.

      Hapus
  4. Aku jadi ingat keponakanku. Susah banget disuruh cebok dan bilang dulu kalau mau buang air. Akhirnya, aku kasih metode simple. Niruin tawa kuntilanak, eh, lalu dia nurut. :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...unik nih caranya, kuntil anak dataaaanggg

      Hapus
  5. Btw Ghifa umur berapa? Dulu pas Fatih umur 3 bulan sudah mulai ditatur. Gara-gara 'dibrebekin' tante Rahmi. Pas Fattah baru umur setahun di tatur, soalnya dia sama sekali gak mau pakai pispot dan mamanya capek mau natur sering-sering..hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini usia 15 bulan mbak. Sejauh ini kalai sama nenek pakai diaper. Kalau sama aku no diaper.

      Hapus
  6. Semangat, Mbak. Aku juga sdg toilet training anak kedua, nih. So far yg berhasil baru bab poo, yg bak blm. Btw Kak Ghifa usia berapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga untukmu, Mbak.
      Sekarang 15 bulan lrbih seminggu Mbak.

      Hapus
  7. Nyentil? Wah, pengen dicoba juga deh. :v

    BalasHapus
  8. Kata kakak2ku..anak cowok lbh mudah krn klo mau BAK lbh kelihatan dibanding anak cewek..hehe.. Semoga sukses toilet trainingnya ya Kak Ghifa..

    BalasHapus
  9. Sukses ya toilet trainingnya Kak Ghifaa :)

    BalasHapus
  10. Semangaaat untuk training toilet hari ke 2 buat kak ghifaa mbaaak. . Semuanya butuh proses, semogaa sukses. . 😄

    BalasHapus
  11. Semangat Mbak. anakku babar blas nggak ada yg kupakein diaper. Kecuali pergi, itupun selalu ruam deh. Tapi aku nyaman aja kok, walau semalam kebangun 3-4 kali karena krucil ngompol. Ya bau ompol aja sih di kamar. Ntar pagi, jendela pintu dibuka, biar hilang deh baunya, disemprot pewangi or kasih wewangian yang alami malah enak kok.

    BalasHapus
  12. Semangat toilet trainingnya Kak Ghifaa! Raya belum lulus2 nih TT nya, simply karena emaknya bukan karena anaknya huhuhu :(

    BalasHapus
  13. Hoooo... Saya baru ngeh hubungan antara celana panjang dengan toilet training. Hehehehe, noted! Makasi mba untuk tipsnya :)

    BalasHapus
  14. Wow toilet training pun ada step-nya ya, mba 😁 Semangat, Umi. Semoga dek Ghifaa tambah pintar ya dan sehat2 terus 😊

    BalasHapus
  15. Samaan sama mba ANdra, anakku juga belom lulus toilet training karena mamanya yang kurang konsisten hihi... Semangat ya mba, ditgg cerita selanjutnya :)

    BalasHapus
  16. anak saya 8 bulan mbak, karena pengalaman ruam kerena pospak, kalo malam pakai celana panjang kaos yang dilipat mbak, sebagai ganti diaper, alhamdulilah jam 9 dari mulai tidur mpe pagi tidak pipis, jam 5.30 langsung bw kekamar mandi, dan pipid dengan sukses..

    BalasHapus