Senin, 29 Mei 2017

Senin di Mataku


Jangan pikir kalau aku ini guru baik-baik, apalagi lempeng sama aturan. Kalau kamu berpikiran seperti itu, salah. Hahaha.

Aku ini guru yang nakal. Suka kucing-kucingan sama kepsek. Kok bisa?

Dimulai dari hari Senin.

Senin tidak hanya identik dengan macet, jalanan ribut, dan ketakutanku kalau Kak Ghifa rewel. Tapi, tampang kepsek yang manyun kalau lihat sepatuku juga jadi salah satu bumerang untuk hari-hari berikutnya.


Kok bisa?

Aku bukan model guru yang setiap hari pakai pantopel dengan hak sejengkal. Jalan dengan suara cetok cetok cetok. Aduh, mana tahan! Bisa encok kakiku.

Lah aku pakai sepatu apa?

Ini dia. Hahaha.

Sepatu yang awalnya kedodoran kini jadi favorit

Yes. Setiap hari aku pakai sepatu model slip on ini. Enak banget. Bisa pecicilan ke sana ke mari. Bisa ngejar muridku yang lagi aktif-aktifnya. Bisa nguber Wahyu yang sering telat masuk kelas karena nongkrong di kantin. Hahaha. Pokoknya nyaman banget lah.

Tapi itu semua pasti tak sejalan dong dengan aturan per-guru-an. Guru kan harus pakai pantopel yang kinclong sampai-sampai lalatpun kalau nempel bisa jumpalitan karena saking licinnya. Hihi. *lirik guru Penjas di sekolahku* << patut ditiru

Nah aku?

Makanya, kalau hari Senin aku berusaha banget berangkat lebih pagi (lebih dulu dari kepsek). Biar bisa baris duluan di barisan guru dan karyawan (pas upacara). Kalau kayak gitu kan kepsek yang akan datengin aku untuk berjabat tangan. Terus rok ku lorotin ke bawah sedikit. Tertutuplah sepatuku. Aman. Hahahaha.

Nakal ya? Hihi.

Kalau aku telat datang? Ya wassalam deh. Dapat prengutan dobel. Ya telat, ya karena ketahuan pakai sepatu acakadul ini.

Kenapa nggak mau pakai pantopel? Pernah, pas awal ngajar di kelas 1 SD aku pakai pantopel yang flat, duh, sehari bisa kejeglik (kayak tersandung tapi ke samping) beberapa kali. Setelah sampai rumah, "Bi, pijitin, pegel banget ini (sambil nunjuk pergelangan kaki dan lutut)". Untung saja suamiku baik banget *ciiieeee habis ini dibeliin berlian*

Belum ada setengah semester, sepatu pantopelku sudah jebol. Padahal harganya juga nggak murah-murah banget. Dasar model kakiku yang jeber (lebar bagian jarinya) terus kebanyakan pecicilan ngejar anak-anak, ya, sudah, sepatu seharga setengah gajiku sebulan ya dada goodbye.

Masih mending sih kalau aku pakai sepatu slip on di kelas daripada oknum guru yang dari rumah pakai pantopel sampai sekolah malah ganti pakai sandal jepit. Ada lho yang kayak gitu. Jangan-jangan kamu kayak gitu? Nggak kan? Nggak lah ya.

Itu masalah sepatu yang sampai sekarang masih kucing-kucingan sama kepsekku. Kalau masalah seragam bagaimana? Hihi. Kalau seragam aku agak mending sih. Pakai seragam sesuai dengan aturan. Akan tetapi, aku juga nakal kalau masalah kerudung.

Sesuai aturan per-guru-an, misalnya pakai kerudung itu kan harus dimasukkan dalam baju, aku mana pernah kayak gitu. Menurut mereka, aku kalau pakai kerudung juga "nyleneh". Misalnya, seragamnya warna abu-abu, aku kerudungnya biru. Batiknya mayoritas warna hijau daun, kerudungku warna oranye. Atau yang ini, seragam warna coklat, kerudungnya pink. Hahaha. Bagi mereka, dari ujung kepala sampai ujung kaki tuh harus senada dan seirama. Blaik. Mana bisa aku kayak gitu?

Bajunya warna apa kerudungnya warna apa?

Awalnya kupikir, hanya aku yang nakal seperti itu. Elahdalah...kalau di jalan pas simpangan atau nyalip guru-guru kok ya ada saja keunikannya. Ada yang pakai sandal ke sekolah, sepatunya juga bukan pantopel-malah sepatu flat buat jalan-jalan, nggak pakai seragam sesuai harinya, rambut pada nyempil keluar padahal pakai kerudung, wis pokoke macem-macem.

Aku jadi berpikir, kami, guru-guru sepertinya butuh sentuhan manja. Hahaha. Syahrini kaliiii...

Bayangkan saja, aku kuliah PGSD itu hampir 4 tahun pakai seragam dan pantopel. Terus sekarang ngajar hampir 3 tahun juga gitu. Aku butuh sesuatu yang beda. Kali-kali ke sekolah pakai celana jeans dan kaos gitu. Hahaha. Dikeplak wali murid.

"Guru itu digugu dan ditiru. Masak bajunya slengekan?" pasti ada yang nyeletuk gitu. Terus ada yang jawab, "Ah, guru juga manusia. Butuh variasi." Hihihi.

Andai saja ya kayak karyawan back office JNE. Sejak April 2017 lalu, mereka merasakan program baru, yaitu, "I Love Monday". Program tersebut memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpakaian casual pada hari Senin. Enaknyaaaa...*bayangin hari Senin aku ke sekolah pakai baju casual*

Presdir JNE, m. Feriadi

“Mulai bulan April 2017, setiap hari Senin karyawan back office bebas mengenakan pakaian casual dan mengekspresikan karakter diri masing-masing dalam penampilannya, tentunya tetap dalam etika maupun norma perusahaan. Hal ini menjadi langkah sederhana namun efektif dalam menambah keceriaan suasana kantor dan kenyamanan dalam aktivitas bekerja, terutama di hari Senin. Saat ini diawali dengan penerapan bagi karyawan di kantor pusat, selanjutnya casual dress code setiap hari Senin akan dijalankan juga oleh karyawan back office JNE di seluruh Indonesia”. tutur Presiden Direktur JNE M. Feriadi.

Enak ya? Terobosan bagus ini. JNE, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman ekspres dan logistik, paham betul bahwa ketika kita meinginkan adanya perubahan besar dalam suatu bidang kita tidak hanya butuh inovasi yang besar saja melainkan juga inovasi yang sepele, seperti pengenaan pakaian. Karena mereka sadar jika seseorang nyaman dengan suatu hal maka mereka akan lebih percaya diri dan kreatif dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

Tidak hanya karyawan JNE yang dituntut untuk kreatif di bidangnya, guru juga lho. Kreatif membuat media pembelajaran, bagaimana mencari teknik agar anak-anak antusias di kelas?, bagaimana mengatasi anak yang ngambek?, mencari teknik agar anak kelas 1 bisa membaca, ah, banyaklah ya. Akan tetapi, nggak mungkin juga sih misalnya ada program seperti itu untuk kalanganku, guru. Mustahil. Kalaupun ada pasti banyak sekali pro dan kontra.

Rasa-rasanya aku akan tetap kucing-kucingan deh sama kepsekku, hihihi. Terpenting mah anak-anakku hepi di kelas.

Wajahnya sumringah, kayak nggak pernah punya cicilan, hihi

Salut untuk JNE!


Kesimpulan,
Jangan menilai seseorang (melulu) dari penampilannya. Karena yang tampak dari luar belum tentu itu yang sesungguhnya.

Program terbaru dari JNE, "I Love Monday" ini perlu banget diapresiasi. Karena perusahaan tersebut sayaaang kepada karyawannya yang lebih dari 40 ribu ini. Mereka pun sadar, bahwa tuntutan zaman, perubahannya, juga harus dibarengi dengan inovasi-inovasi kecil sekalipun. Terpenting karyawan hepi, kerjaan maju terus.

Terakhir, aku mau tanya, adakah program semacam itu di tempatmu kerja? Atau guru anak-anak ada yang nyeleneh sepertiku? Hihi. Suka nggak? Atau malah dinyinyirin?

13 komentar:

  1. Aku malah pengen berseragam, Mbak. :D Hehehehehe

    BalasHapus
  2. JNE salah satu jasa pengiriman yang sdah banyak berjasa di negeri ini, apalagi ditambah program2 yg baru moga tambah baik lagi pelayananny

    BalasHapus
  3. Gpp si mbak. Asal pede. Wkakakk

    BalasHapus
  4. Emang ya dunia yang pakai seragam pengen baju bebas, yang tiap hari baju bebas pengen seragam, soalnya kantorku baju bebas terus, boros baju lho, kudu pinter mix and match 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali aja, Mbak, nggak tiap hari kok. Hihi

      Hapus
  5. Sebenarnya pakainmu wajar sih, tapi guru dan pns tuh banyak aturan ya. Wkwkkk, duhhh nek aku paling juga banyak melanggar. Sepatu hak tinggi itu bikin pegel sih

    BalasHapus
  6. Wah aku banget itu mba.. Ke kantor pale sendal jepit. Gak ada bos pake sendal jepit. Ketemu costumer aja yg pake hak 12cm. Duhh pegel rasanya kaki.. Xixiix.. Tapi sampe sekarang idolaku sendal jepit.

    BalasHapus
  7. Kalau lembaga pendidikan formal mah mmg semuanya serba formal mb hehe terikat aturan, tp mb masih wajar ko ya hehe Tapi keren mb ika, pede..dulu pas kuliah aku sering pake jilbab n pakaian ga match terus di komentari, aku baper hiks..padahal sing pentig pede ya

    BalasHapus
  8. Hahahaha jariku jg jeber mba.. Dan memang sepatu makin belel makin enak di pake

    BalasHapus
  9. Aku kalo ngajar malah suka pake high heels mbak la mahasiswaku dhuwur2 je biar ga njeglek banget hehhehee...

    BalasHapus
  10. aku guru yg pake sandal jepit mba ikaaa. soalnya ditempatku emg sepatu anak2 di copot...jadi mereka pakai kaos kaki. gurunya pake sndal jepit bersih yg disediai di kantor ;)

    BalasHapus
  11. baca postingan ini asik. Aku jadi tau di belakang layar para guru. Iya guru juga manusia ya mbak. Yg sering kita liat guru itu penuh wibawa di depan murid2, mulai cara berpakaian, tingkah laku dll, eh ternyata di belakang layar sebagai manusia biasa juga ada rasa jenuh, butuh variasi berpakaian dll.

    BalasHapus