Rabu, 31 Januari 2018

Mendekorasi Kelas


"Bu, kenapa sih temboknya tidak dicat? Kan sudah jelek!?" protes Nony, gadis kecil nan kritis.

Ah, ini bukan pertama kalinya ada muridku yang protes seperti Nony. Bahkan, muridku tahun lalu juga ada yang protes seperti itu.

"Ya sayang, kapan-kapan ya kita cat bersama."

Huh!

Aku punya banyak dosa kepada muridku. Karena selama ini selalu mengingkari janji untuk mengecat kelas bersama. Apa daya? Aku sudah pernah mengajukan dana untuk membeli cat, tapi responnya kurang baik. Pernah juga mengusulkan untuk mengadakan lomba mendekorasi kelas, juga sama responnya.

Aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Uang BOS (Bantuan Operasional Sekolah) memang tak seberapa. Pun banyak digunakan untuk potongan biaya A dan B, bahkan Z. Murid di sekolahku juga tak banyak. Mungkin aku yang terlalu banyak 'mau' agar sekolahku bisa bagus seperti sekolah-sekolah di kota besar sana.

Pembelajaran di kelas dengan dinding kelas yang apa adanya.

Di lain sisi, aku paham betul kalau salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di kelas adalah ruangan yang nyaman. Pun hasil penelitian dari Universitas Salford mengatakan bahwa dekorasi ruang kelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan membaca, menulis, dan berhitung murid-murid sekolah dasar.

Lha mau bagaimana? Cat dinding kelasku saja mulai mengelupas di sana-sini. Coret-coretan tak layak bebas bertengger. Umpatan-umpatan yang tak selayaknya ada, malah terpampang manis di sana. Bahkan, pedih hatiku saat murid-muridku mengejanya dan kemudian mengadu, "Bu, ada tulisan AS* di sana!"

Apakah kemudian aku hanya diam saja?

Kamis, 25 Januari 2018

Hey, 2018!


Penting nggak sih nulis resolusi?

Aku tak pernah punya ritual khusus untuk menulis resolusi di blog. Biasanya aku tulis di kertas. Kemudian aku tempelkan di almari kamar agar sering terlihat. Karena bagiku sering terlihat maka sering pula aku berdoa dan ter-semangat-i untuk mewujudkannya. Kalau kamu, bagaimana? Berbeda dengan resolusi tahun ini, untuk memenuhi tema arisan blog Gandjel Rel dari Mbak Taro, aku tulis juga di blog ini ya. Semoga bisa menginspirasi kamu juga.

Senin, 15 Januari 2018

Tips Mengatasi Balita yang Masuk Angin


Setiap orang memiliki jalan cerita hidupnya tersendiri. Bahagia dan duka silih berganti. Soal bahagia mah siapa yang tak mau? Kalau soal duka dalam hidup?

Bicara tentang duka, banyak hal penyebabnya. Salah satunya saat ujian datang melanda. Entah itu lewat suami, orangtua, anak, ataupun sakit pada dirinya sendiri.

Saat Mbak Tanti dan Mbak Nuzha melempar tema tentang cerita berkesan di tahun 2017 dalam rangka arisan blogger Gandjel Rel, ingatanku langsung tertuju kepada Kak Ghifa. Bisa disebut, aku sering diuji lewat Kak Ghifa yang sakit. Terutama di tahun 2017 kemarin.

Kamis, 04 Januari 2018

Bu, Remehkan Saja Aku!

Dadaku berdebar-debar. Rasa bahagia dalam hatiku tak terbendung. Ingin rasanya segera bertemu dengan ibu.

Kupercepat langkahku. Mataku terasa panas. Seperti ada yang membuncah di ujung mataku. Tak sabar, aku berlari sekuat tenaga dengan tangan menggamit rapotku.

Sesampainya di rumah, ibu tak ada. Aku berlari lagi. Kutemukan ibu di kebun belakang rumah.

"Bu, aku berhasil dapat peringkat 2 lho. Aku senang sekali."

"Alah, baru peringkat 2 gitu kok. Bukan peringkat 1." Kata ibuku sambil melengos.

Bagai runtuh duniaku saat itu. Aku yang masih duduk di kelas 4 SD merasakan rasa kecewa yang amat dalam. Kenapa ibu tak sedikitpun bangga dengan apa yang aku peroleh? Kenapa? Ah, boro-boro bangga, mengucapkan selamat saja tidak.