Senin, 30 April 2018

Hai Pemuda, Mau Melegenda atau Berleha-leha?


Mataku panas banget. Setiap kali ingat Kak Ghifa, rasanya air mataku ingin terjun bebas. Rasa bersalah kemudian membuncah seenaknya memenuhi relung-relung aliran darahku. Di lain sisi, hatiku membenarkan, ah, aku ikut pelatihan literasi ini untuk masa depan kami yang lebih baik. Aku belajar hal yang aku minati agar kemampuan menulisku bisa lebih meningkat lagi. Apakah aku salah? Apakah aku egois jika aku meninggalkan balitaku yang baru berusia 2,5 tahun di rumah bersama Abinya saja? Aku belajar cuek atas komentar orang.

Sebagai orang tua, aku rela melakukan apa saja agar anakku memiliki masa depan yang lebih baik. Pun abinya. Tidak bertujuan memanjakannya, paling tidak saat dia ingin mengeksplorasi dunia ini, kami mampu memfasilitasinya. Bukankah memang seperti itu peran orang tua? Kemudian, bagaimana dengan peran seorang anak terhadap orang tua, dirinya sendiri, dan lingkungan?


Sumber foto dari www.mobilwow.com
Di pelatihan literasi itu, saat narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencurahkan apa yang ada di dalam hatinya, air mataku tak berhenti mengalir. Kertasku hampir basah semua. Kucurahkan isi hatiku, kerinduanku pada Kak Ghifa tak mampu kubendung lagi walau baru berpisah tak lebih dari 5 jam.

Maa Syaa Allah, aku nggak tahu kenapa aku begitu emosional. Andai saja aku punya pintu ajaib seperti milik Doraemon, aku ingin mengintip Kak Ghifa saat itu juga. Sedang apakah dia? Tidur pulaskah dia malam itu? Rindukah dia kepadaku?

Di saat yang sama, dari deretan mejaku, tapi di sisi yang lain, kudengar ada yang cekikikan. Suaranya begitu mengusik telingaku sampai kupicingkan mataku yang penuh dengan air mata ke arah sumber suara. Allahuakbar, beberapa perempuan berstatuskan mahasiswa itu malah asyik melototin Youtube.

Hatiku bergejolak. Ini apa-apa-an? Lah mereka ikut pelatihan ini untuk apa? Ilmu, makan dan tidur gratis di hotel, terus pulang dapat sangu, kemudian mereka hanya begitu doang? Mereka mahasiswa lho. Calon penggagas kemajuan bangsa Indonesia? Menghargai orang di depannya yang sedang memberikan latihan untuk kemajuan dirinya sendiri saja begitu. Woy, apa kabar Indonesia 20 tahun ke depan?

Aku bukan orang tua mereka, tapi saat melihat tingkah polah mereka, rasanya kok sakit banget. Asyik sendiri di saat narasumber take action, datang telat ke ruang pertemuan, makan di restoran paling berisik, ambil makan banyak tapi nggak dihabisin, duh, apa kabar perasaan orang tuanya kalau tahu anaknya seperti itu di luar? Kalau orang Jawa bilang, direwangi jungkir walik, tapi sak enak udele dewe (dibela-belain jungkir balik, tapi seenaknya sendiri).

Mau jadi apa, Sayang? Sampai kapan mau berleha-leha? Berapa kali lagi kesempatan bagus seperti pelatihan literasi itu kamu lewatkan?

Yuk, Kamu Bisa kok Melegenda dengan Jalanmu Sendiri!


Kamu mahasiswa juga? Aku nggak men-generalisasikan semua mahasiswa hobi berleha-leha ya. Karena kuyakin yang demikian itu hanya se-upil. Banyak mahasiswa di luar sana yang berjuang keras ingin mengukir masing-masing legenda hidupnya dengan caranya sendiri. Dan tentunya legenda itu akan sangat menginspirasi banyak orang dan membawa angin segar untuk kemajuan negara kita tercinta, Indonesia.

Tim Indonesia
Sumber foto dari autonetmagz.com

Sebut saja, mereka adalah mahasiswa yang telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di Shell Eco-Marathon Asia 2018, bagian utama dari festival Make The Future, pada 8 – 11 Maret 2018 lalu, di Singapura.

Di edisi kesembilan ini, kompetisi untuk mendesain, merakit, dan mengemudikan kendaraan paling hemat energi antar mahasiswa dan pelajar di kawasan Asia, Indonesia mengirimkan 26 tim dari total seluruhnya 122 tim dari 18 negara. Tim Indonesia mampu menguasai gelaran kompetisi yang bergengsi ini dan tiga tim mahasiswa Indonesia berhasil menyabet juara di kelompok UrbanConcepth dan masuk ke Grand Final SEM Drivers' World Championship di London, Inggris pada 8 Juli 2018 mendatang untuk diadu dengan pemenang dari Eropa dan Amerika.

Siapa sajakah tiga tim yang luar biasa tersebut?

Di acara penutupan Festival Make The Future Asia, tim Semar Urban UGM (Universitas Gadjah Mada) dinobatkan dengan gelar pengemudi tercepat dan hemat energi di Asia. ITS Team 2 (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) di tempat kedua dan ketiga berhasil diraih oleh Garuda UNY ECO TEAM (Universitas Negeri Yogyakarta). Setelah penobatan selesai, kabarnya, tanpa komando, tim Indonesia langsung menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membentangkan bendera merah putih. Merinding euy. Dengan bangga, juara pula, dan bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya di negeri orang, kamu nggak mau seperti itu?


Proses Tak Akan Mengingkari Hasil


Kamu percaya kan akan hal itu? Sama halnya dengan mereka. Tak cukup sebulan, dua bulan untuk menyiapkan semuanya. Bahkan ada yang mengaku semua persiapan untuk ikut Shell Eco-Marathon Asia 2018 memakan waktu sampai satu tahun. Kamu, satu tahun, skripsi kelar? Yang setelah itu hanya disimpan di perpustakaan?

Kerja keras, kekompakan tim, usaha, komunikasi yang baik antar anggota, dukungan dari berbagai pihak, mulai dari dosen, orang tua, sampai pihak-pihak yang terkait adalah kunci. Semua berawal dari niat dan tekad diri sendiri. Percaya bukan, kalau ada niat pasti ada kemauan dan kesempatan akan datang dari mana saja?

Tim Semar Urban UGM saat merayakan kemenangan
Sumber foto dari www.liputan6.com

Kalau saat ini kamu merasa belum bisa melakukan apa-apa, yuk, cukup doakan tim Indonesia agar bisa berjaya di DWC Global, Juli nanti! Karena selain melambungkan nama Indonesia, pemenang dari kompetisi yang ketat ini akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi markas Scuderia Ferrari. Semoga dari pengalaman itu, tim Indonesia bisa memberikan kontribusi lebih dan lebih lagi untuk Indonesia ke depannya, nanti, dalam hal transportasi yang hemat energi.

Kamu bisa kok seperti mereka. Tapi dengan caramu sendiri. Karena sesungguhnya, pemuda bangsa Indonesia memiliki talenta yang kuat dan mampu bersaing di kancah regional sampai global. Tergantung kamu,  mau atau tidak dan are you ready?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Update!

"Mereka tidak hanya cerdas, kreatif, inovatif dan tangguh namun mempunyai kemampuan berpikir visioner, jauh ke masa depan. Saya berharap mereka mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak, menjadi agent of change, pembawa perubahan yang akan membawa bangsa ini lebih maju,” ungkap Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia, yang kulansir dari news.okezone.com.

Yes, kabar gembira, datang, alhamdulillah, di ajang festival tahunan Shell Make the Future Live yang digelar di London, Inggris pada 5 – 8 Juli 2018, tim ITS2 dengan mobil Urban Concept Sapuangin XI Evo II mampu meraih posisi pertama mengalahkan mobil peserta lain dari berbagai negara. Bukankah ini begitu membanggakan? Kamu yakin hanya begini-begini saja?

Sekali lagi, selamat. Kalian luar biasa.



Sumber bacaan:
https://www.liputan6.com/otomotif/read/3365338/tim-mahasiswa-indonesia-sabet-tiga-juara-shell-eco-marathon-asia-2018-di-singapura
https://autonetmagz.com/inilah-tim-indonesia-di-shell-eco-marathon-asia-2018-di-singapura/65949/
https://www.mobilwow.com/berita-lengkap/3-tim-mahasiswa-berjaya-di-shell-eco-marathon-driver-world-championsip-asia/13950
https://autotekno.sindonews.com/newsread/1288628/120/hebat-tim-mahasiswa-indonesia-merajai-shell-eco-marathon-2018-1520694643
https://www.otospirit.com/autos/mahasiswa-indonesia-dominasi-shell-eco-marathon-asia-2018/34908
https://news.okezone.com/read/2018/02/19/65/1861620/mahasiswa-uns-ikuti-shell-eco-marathon-asia-di-singapura#lastread
http://m.republika.co.id/amp_version/p5gy98368
https://m.viva.co.id/amp/otomotif/1014430-menengok-persiapan-tim-indonesia-di-shell-eco-marathon-2018
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/10/130300915/kompetisi-shell-eco-marathon-asia-2018-kembali-digelar
https://news.okezone.com/read/2018/07/09/15/1920010/tim-its-bawa-merah-putih-berkibar-di-shell-eco-marathon-2018

37 komentar:

  1. terkadang lawan terberat kami, malas dan malas bu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini nggak hanya buat yg muda saja, pun yg sudah bekerja godaannya ya malas. Tergantung kita telad dan niatnya. Kalau kami malas ya nggak bakal makan. sebagian mahasiswa bahkan kebanyakan kan masih njagake orangtua.

      Hapus
  2. Semangat bu... Semoga menginspirasi banyak hati yang tidur panjang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga tujuanku ke situ sampai ya, Mbak.

      Hapus
  3. Bangga banget sama tim Indonesia yang berhasil menyabet semua podium DWC

    BalasHapus
  4. Mungkin mereka yg sedang berleha-leha itu belum terantuk batu masalah yg berat..sehingga blm tersadar..hehe..
    Semoga sukses ya, Dianika..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi harus nyungsep dulu biar bisa survive ya, Mbak. Oh tidak semoga tidak demikian. Karena penyesalan tidak selamanya jadi guru yg terbaik.

      Hapus
  5. jadi ingat pas masih mahasiswa. harus berangkat pagi pulang petang. belum lagi tugas dll tp rasanya nikmat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa2 yg demikian juga sellau kurindukan, Mbak.

      Hapus
  6. Sama kayak saya, suka sebal kalo di tempat semacam pelatihan ada yang gak serius. Padahal banyak lho orang yang tidak dapat kesempatan di luar sana. Yang dapat kesempatan koq malah santai bukannya dimanfaatkan.

    SUkses yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, terkadang ngerasa nggak adil aja ya, Mbak. Tapi dapat pelajaran berharga sih ya untuk diri sendiri agar tidak demikian.

      Hapus
  7. Yup, kesuksesan berawal dari niat dan tekad diri sendiri. Yang penting niat nya dulu ya, kemudian bertindak :)

    BalasHapus
  8. Mudah-mudahan pemuda Indonesia semakn semangat berkarya dan membangun bangsa ya. Kadang suka miris lihat pemuda Indonesia yang males-malesan dan ga ada aktivitas buat perkembangan diri

    BalasHapus
  9. Aku seringkali meninggalkan bayi di rumah dengan ayahnya. Memang penuh rasa bersalah dan sedih. Namun ternyata suami malah tetap mendukung. Jadilah biasa tega. Sejak usia 4 bulan malah aku tinggal-tinggal.

    BalasHapus
  10. Aku malah berpikir mahasiswa justru masa-masanya rajin. Sumber daya, sumber ilmu, sumber info, mudah banget didapat di masa itu.

    BalasHapus
  11. Setuju semoga saja banyak pemuda yang menginspirasi dan bersungguh-sungguh mengejar cita-citanya.

    BalasHapus
  12. duuhh ngerasa tertampar mbak baca ini. aku sendiri belum bisa menghasilkan prestasi apa apa...jadi motivasi banget ini

    BalasHapus
  13. Duh, semoga mereka baca tulisan ini dan berhasil menjadi pejuang literasi ya😊

    BalasHapus
  14. Wah ... senang ya mbak, dapat kesempatan ikut pelatihan literasi. Rasanya sayang sekali bila ilmu yang didapat hanya 'dicuekin' seperti para mahasiswa yang mbak ceritakan. Aku aja pingin banget bisa ikut pelatihan kayak gitu. Sayangnya kendala waktu (karena aku kerja) yang tidak memungkinkan.

    BalasHapus
  15. Setuju banget bahwa banyak pemuda Indonesia yang pastinya bisa semakin mampu bersaing

    BalasHapus
  16. Keren ini pemuda berprestasi. Soalnya emang pemuda itu potensi bangsa banget kalau mereka berkarya apalagi bikin hal2 berbau teknologi kyk gini ya mbak :D

    BalasHapus
  17. Betul, banyak orang yang masih terlihat senang berfoya-foya ngga mikirin masa depannya.
    Mungkin benar,mereka2 belum kepentok keadaan,jadi belum sadar masa depan.

    BalasHapus
  18. Keren ya pengen berprestasi atas nama Indonesia ini perlu dikembangkan biar kita semakin sukses. Jangan mau berleha-leha aja kesuksesan selalu dengan kegigihan.

    BalasHapus
  19. Sepakat. Mahasiswa selain kuliah plus punya prestasi selagi muda usia. Semoga tahun-tahun depan, SMK Kejuruan Otomotif di Indonesia juga diikutsertakan dalam ajang Shell Eco-marathon

    BalasHapus
  20. Sempat baca shell eco marathon ini jg kemarin. Bangga banget deh sm pemuda indonesia.. Keren2.. :)

    BalasHapus
  21. semangat pemuda indonesia....

    BalasHapus
  22. Aku kogh berkaca2 mulai baca pembukanya. Semoga makin bnyak generasi muda yang menunjukkan diri dengan prestasi

    BalasHapus
  23. kagum dan salut melihat orang-orang yang sejak muda udah berkreasi seperti ini. Godaan buat santai dan nongkrong itu gede banget, lho.

    BalasHapus
  24. Makasih mbak sharingnya, buat semangat dan dibagikan ke anak-anak saya

    BalasHapus
  25. Salut sama orang2 yg prestatif kaya gini. Smg kita bisa memanfaatkan usia yg kita miliki utk berkarya dg baik yaa mba

    BalasHapus
  26. Kagum sama orang yg berprestasi dan kreatif makanya anak2 muridku selalu aku semnagatin mumpung masih muda berkarya smaksimal mungkin jgn buang2 waktu utk hal ga penting

    BalasHapus
  27. iya, sedih kalau masih bersantai saja, PR generasi muda masih banyak.

    BalasHapus
  28. Sedih, masih banyak pemuda pemudi yang kurang peduli pada masa depannya. Mungkin karena mereka butuh figur untuk diteladani, ya. Sayangnya, semakin hari semakin langka

    BalasHapus
  29. Ini nih contoh pemuda yang keren, bukan sekadar menghabiskan uang orang tua doang. Miris ngeliat kebanyakan anak muda sekarang ini mbak.

    BalasHapus
  30. I am ready! Siap untuk berkarya demi bangsa dan negara. Setidaknya, bagiku dengan menulis sih.

    BalasHapus