Jumat, 20 Maret 2020

Kanker Payudara dan Spondylosis yang Diidap Ibuku : Pola Makan Sehat untuk Pengidap Kanker Payudara


Sampai sekarang, setelah ibuku nggak ada, aku masih sering berpikir, apakah aku salah mengajak ibuku makan dengan pola makan yang sehat? Apakah ibuku tersiksa dengan pola makan yang aku terapkan? Tapi, kenyataannya, memang ada perbedaan saat ibu sudah menerapkan pola makan sehat dibandingkan dengan sebelumnya.

Selamat ulang tahun, Buk, 6 Juni 2019

Aku masih ingat betul ibuku pindah total ke pola hidup sehat, khususnya makan sehat tanggal 29 Desember 2019. Sebelumnya, aku menjelaskan terlebih dahulu ke ibu, kenapa harus mengubah pola makannya? Apa itu kanker?

Alhamdulillah, ibu adalah sosok yang cerdas. Dengan sadar diri ibu mau membaca artikel yang kushare ke ibu lewat WhatsApp. Setelah membaca dengan lengkap, cus lah pola makan sehat itu dimulai.

Saat memulai pola makan sehat ini, kanker payudara ibu sudah mulai keluar daging bak bunga kolnya walau kecil. Keadaan payudaranya sudah membesar seperti bola sepak ukuran kecil. Anggap saja sudah terlambat dan ini sudah takdir ibu dari Allah, jalan dariNya harus seperti ini.

Maaf, aku cerita tentang kanker payudara ibu loncat-loncat, ya. Hatiku rasanya masih amburadul nggak karuan. Tapi, aku janji akan menuliskannya pelan-pelan.

Sebelumnya, aku hendak berterima kasih ke Mbak Widi, yang sudah mengajakku untuk masuk ke grup Sehat Dengan Food Combining (SDFC). Tak lupa juga Bu Anung yang dengan sabar menjawab segala pertanyaan dan keluh kesahku selama merawat ibuk. Banyak tips sehat yang kudapatkan semenjak mengenal mereka.

Kangen ibuk 😍

Grup SDFC adalah grup tertutup. Kalau masuk grup tersebut harus diundang oleh anggota grup lama. Kalau kamu ingin gabung bisa colek aku atau Mbak Widi.

Di grup SDFC kamu bisa baca-baca berbagai artikel tentang Food Combining, kenapa harus buah, buah dan sayur harus dipisah, kanker, GERD, tumor, program hamil, dan masih banyak lagi.

Berikut kutuliskan pola makan sehat yang ibuk jalani.

Bangun tidur, setengah enam, segelas air hangat yang diberi perasan 1 buah jeruk nipis.

Pukul 05.45 jus buah.

pukul 07.30 sepiring kecil buah potong campuran (maksimal 3 macam buah, disarankan yang banyak mengandung air dan manis)

pukul 09.00 buah lagi.

pukul 10.30 buah lagi, akan lebih baik kalau makan pisang.

Jangan lupa diselingi air putih. Kebutuhan air putih tetap 10 gels sehari

Pukul 12.00 jus wortel

Makan siang:

Menu karbohidrat: jagung, ubi, kentang, nasi merah. Lauknya tahu, tempe, jamur. Sayurnya kalau mentah akan lebih baik.

Pukul 15.00 jus sayur, bisa dengan campuran 2-3 macam sayuran.

Pukul 16.00 kudapan dengan segenggam kacang-kacangan (tidak boleh kacang tanah), atau satu buah alpukat. Kudapan ini wajib, ya. Beri jeda minimal 15 menit baru kemudian minum teh rempah.

Cara membuat teh rempah; didihkan air, tuang dalam gelas. Masukkan salah satu rempah-rempah, tunggu hingga suam-suam kuku baru kemudian diminum.

Pukul 17.30 jus sayur lagi

Pukul 18.30 makan malam, menunya sama dengan makan siang.

Pukul 20.30 sebelum tidur minum jus wortel.



Setidaknya, itulah jadwal pola makan sehat ibu. Jadwal itu kudapatkan dari grup SDFC.

Kok nggak makan daging?

Yes, intinya, nggak makan daging agar tidak memberi makan sel kankernya. Kapan-kapan akan aku jelaskan lebih lanjut. Kalau kamu penasaran, bisa deh coba masuk ke grup SDFC. Gratis. Bu Anung juga baik banget.

Banyak pertanyaan pas ibu menerapkan pola makan sehat seperti di atas. Apa kenyang? Kenyang, asal patuh sama jadwal. Awal-awal memang merasa lapar terus. Ya, makan sesuai jadwal saja. Kalau belum waktunya makan karbohidrat, ya, makan buah lagi. Minum air putih.

Perhatikan juga teknik mengunyanya, ya.

Ibu dan Kak Ghifa makan mie ayam, Ibuk masih tampak sehat. Padahal sel kanker diam-diam menggerogotinya.

Terus BABnya gimana? Ya, kayak orang normal. Oiya, selama menerapkan pola makan sehat ini tentu ada efeknya ditubuh, ya. Ibuku makin kurus, pernah BAB sehari 5 kali dan berlangsung selama semingguan. Untuk masing-masing orang, efeknya tentu beda-beda, ya.

Kamu perlu tahu nih, Teman. Selama ibu kmenerapkan pola makan sehat ini, ibuk kelihat segar wajahnya. Nggak pucat kayak orang sakit. Aku punya Bulek yang sama-sama sakit, Bulekku malah kelihatan pucat banget bak mayat hidup.

Segitu dulu, ya, aku cerita tentang pola makan sehat yang diterapkan ibukku. Hari ini aku baru saja melaksanakan 40 hari meninggalnya ibuk. Kapan-kapan aku akan ceritakan lebih detail lagi. Atau mungkin kalau kamu ada pertanyaan bisa tanya-tanya di komentar atau japri aku langsung.

Kalau boleh jujur, seperti paragraf pertama, aku takut kalau ternyata ibuku tersiksa dengan pola makan sehat ini. Aku takut banget. Tapi, aku nggak ada maksud apa-apa. Karena memang banyak tetangga dan saudara yang pada bilang ini dan itu, sudah sakit malah dibatasi makannya. Ya Allah, kalau ingat ini malah sedih.

Aku hanya ingin ibuk sembuh. Itu saja. Kini Allah memang sudah menyembuhkan ibuk, selamanya.

Buk, maafin Ika, ya, Buk. Maaf, kalau Ika pernah ngeluh pas merawat Ibuk. Ika kangen ibuk.

1 komentar:

  1. Nice share tante ika... Jadi kepengin ikut grup food combaining

    BalasHapus