Rabu, 28 Desember 2022

Bangkit Bersama dengan Menggaet Peran Serta Orangtua Siswa


Target Indonesia emas (2045) adalah negara kita telah menjadi negara maju bahkan sejajar dengan negara adidaya. Tentu persiapannya harus matang. Salah satunya memiliki sumber daya manusia yang unggul, memiliki karakter, dan berkualitas.

Covid 19 melanda, siswa belajar secara daring, dan kini saat siswa kembali ke sekolah, muncul rasa cemas dan gelisah karena merasa tertinggal atau belum memahami suatu materi pelajaran. Hal itu mengakibatkan semangat belajarnya kendor. Selain itu, kebiasaan terlalu sering berinteraksi dengan gadget, siswa menjadi lupa makan, lupa beribadah, bahkan berkurangnya sifat sopan santun. 

Bukan hanya tugas seorang guru untuk membenahi anak bangsa yang tengah ditenggelamkan buaian kebiasaan selama school from home. Guru membutuhkan dukungan dari semua pihak. Sebut saja ini adalah tugas dari tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, masyarakat, dan orangtua siswa.

Unicef Indonesia mengajak guru dan orangtua untuk bersama-sama melakukan 3 hal untuk mendukung anak yang merasa kesulitan dengan pelajarannya setelah kembali ke sekolah, yaitu dengan beri dukungan (orangtua bertanya kepada siswa, keadaannya selama di sekolah), beri bantuan (guru memberikan bantuan dengan mendengarkan kesulitan siswa), dan tindak lanjut (bersama orangtua, siswa menindaklanjuti apa yang telah dia dapat dan rasakan).

Aksi nyata yang telah saya dan orangtua siswa lakukan untuk pemulihan setelah pandemi adalah dengan memanfaaatkan WhatsApp Group kelas secara maksimal. Aplikasi pesan instan lintas platform gratis ini kami gunakan untuk; (1) pengembangan kegiatan di sekolah; di awal semester saya akan membagikan semua informasi berkaitan dengan jadwal pelajaran, jadwal piket, jam tambahan, peraturan kelas, kegiatan-kegiatan sekolah untuk pembenahan karakter siswa, update informasi lainnya agar orangtua tahu kegiatan anaknya di sekolah dan merasa dilibatkan dengan kegiatan di sekolah, (2) konsultasi; tugas sebagai guru tidak hanya dari pukul 07.00 – 14.00, melainkan 24 jam. Kapan saja siswa atau orangtua siswa bertanya, bahkan sampai curhat berkaitan topik sekolah, dipersilakan, (3) pengontrolan terhadap siswa; sebagai guru saya akan melaporkan kejadian dan kegiatan di sekolah per hari, begitu sebaliknya, saat saya membutuhkan informasi kegiatan siswa di luar sekolah, orangtua begitu sigap mengabarkan, (4) pengawasan dan evaluasi; melalui aplikasi ini orangtua siswa dapat mengawasi siswa selama jam sekolah, pun dipersilakan memberikan masukan atas program sekolah yang dilaksanakan.

Dari aksi kecil yang telah kami lakukan, setiap ada maslaah atau keluhan yang dialami sisiwa segera teratasi. Kini, siswa tampak lebih semangat setiap kali berangkat sekolah. Selama proses pembelajaran di kelas pun begitu antusias. Kami berharap aksi ini bisa sedikit membantu untuk membangun bangsa dalam mencetak sumber daya manusia yang diharapkan sesuai target mencapai Indonesia Emas mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar