Selasa, 16 Juli 2013

Pocari Sweat Penyelamat Hidup Ibu


Berlebihan tidak ya kalau saya menggunakan judul seperti di atas? Semoga saja tidak. Karena postingan saya kali ini mengangkat sebuah cerita nyata. Ya, cerita tentang pengalaman ibu ketika sedang sakit. Terus apa hubungannya dengan Pocari Sweat?
Tertanggal mulai 5-8 Juli kemarin, tiba-tiba ibu jatuh sakit. Alhamdulilah tidak parah. Namun sakitnya kali ini membuat saya harus kerja ekstra untuk merawat ibu. Karena kali ini ibu terkena muntaber. Ada yang tahu muntaber itu sakit yang seperti apa?

Do You Know Muntaber?
Muntaber seringkali disebut juga dengan flu perut. Ha? Flu kok diperut? Ya, begitulah. Ada pula sebutan lain yaitu gastroenteritis. Muntaber adalah suatu gejala penyakit yang menyebabkan penderita ingin muntah dan berak secara bersamaan maupun bergantian dalam jangka waktu yang tidak lama. Bisa saja dalam sehari bolak-balik kamar mandi sebanyak 3-10 kali bahkan lebih.
Muntaber ini bisa menimpa seseorang dikarenakan beberapa hal, diantaranya adalah virus, kuman, racun pada ikan laut, atau juga karena penggunaan obat pencahar (obat sembelit). Namun, untuk yang dialami ibu saya ini, saya rasa berawal dari keadaan tubuh ibu yang tidak fit dan kemudian tertular virus muntaber dari orang lain. Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa muntaber ini adalah salah satu penyakit yang bisa menular terutama bagi seseorang yang keadaan tubuhnya kurang fit. Kalau ada yang bilang muntaber hanya dialami anak-anak, siapa bilang?

Gejala Muntaber yang Dialami Ibu
Secara umum, gejala penyakit muntaber yang dialami seseorang adalah kurangnya nafsu makan, mual, dan pusing. Bagaimana dengan ibu saya? Ya, sama. Namun untuk nafsu makan, ibu saya tetap makan banyak J

Ketika Ibu Divonis Muntaber
Kalau ada yang bilang penyakit muntaber ini sepele tapi jangan disepelekan, saya setuju. Karena diam-diam penyakit ini juga bisa memakan korban jiwa. Bagaimana tidak? Seperti halnya kemarin ketika ibu saya sakit, selama 1 jam ibu bisa muntah sebanyak 3 kali. Yang keluar hanya air, sedangkan untuk beraknya sudah mapet setelah minum obat dari bu bidan.
Oya, saya ingat betul nasihat bu bidan, “Mbak, setengah jam setelah minum obat, tolong buatkan ibu teh pekat dan manis ya?”. Dan setelah saya praktikkan apa yang terjadi? Setelah minum tidak selang 1 menit saja ibu langsung muntah-muntah (nasihat dokter itu tidak selamanya benar, kita lihat sikon juga. Masak ibu muntah terus-terusan gitu tetap saya minta untuk minum teh?). Keluar semua deh apa yang barusan saya suapkan ke ibu. Tak tega rasanya melihat ibu seperti itu. Tubuhnya semakin lemas, tiap kali muntah keringat dingin selalu keluar. Lha iya ya, kan tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut. Saya bingung deh, kalau seperti ini terus bisa-bisa ibu akan dehidrasi. Sedangkan ibu tidak mau di bawa ke puskesmas terdekat biar rawat inap. Palig tidak melalui infus kan ada cairan yang masuk dalam tubuh. Puyeng saya.
Sekedar info saja, benar kalau seseorang yang terkena muntaber akan mengalami halusinasi yang hebat, itu dialami juga oleh ibu. Ibu tidak bisa tidur nyenyak dan bola matanya selalu bergerak-gerak. Kalaupun dibuka matanya maka ibu akan muntah. Dan ketika posisi tidur ibu miring ke arah kanan ibu juga akan muntah. Jadi selama sakit kemarin ibuhanya tidur dalam posisi telentang (itupun juga masih pusing) dan miring ke kiri.
Mencoba browsing ke Mbah Google langsung saya lakukan. Ada banyak sekali resep tradisional yang ditawarkan untuk mengatasi muntaber, mulai dari bawang putih yang diparut, rebusan air temulawak, dan sebagainya. Saking bingungnya, saya bertanya ke forum Kumpulan Emak-Emak Blogger dan Ibu-Ibu Dooyan Nulis siapa tahu ada teman yang pernah punya pengalaman, alhamdulillah banyak tawaran solusi meskipun mereka ada yang belum punya pengalaman seperti saya, terimakasih J
Dari berbagai tawaran, saya memilih yang paling mudah, yaitu parutan bawang putih yang dicampur dengan air asam. Itupun saya berikan nanti setelah makan siang. Namun, tidak lama saya selesai menyiapkan resep tradisional, ibu muntah-muntah lagi. Astaghfirullah..
“Masih muntah Mbak?” tiba-tiba adik keponakanku datang.
“Iya. Bagaimana ini?.”
“Coba dibeliin Pocari Sweat Mbak. Nanti kalau dehidrasi malah bahaya” jawab adik lagi.
Seperti ada kilatan cepat berlalu di otak. O, iya! Kemarin pas ada talkshow Pocari Sweat di radio Gajah Mada FM Semarang kan produk tersebut bisa jadi tawaran solusi untuk mengurangi dehidrasi. Kenapa tidak terpikirkan? Melesat lah saya ke toserba yang dekat dari rumah.

Pocari Sweat 350mL (Rp 5.000)
Saya memilih Pocari Sweat 350mL dengan harga Rp 5.000. sesampainya di rumah, langsung saya minta ibu untuk meminumnya.
“Dik, kok manis rasanya? Nanti ibu muntah lagi kalau manis.” kata ibu masih sambil merem.
“Loh? Masak sih bu, biasanya nggak gitu. Kecut aneh gimana gitu kok.” jawabku meyakinkan ibu.
“Iya kok.”
Wah, ini pasti karena mulut ibu setengah hari muntah terus. Mati rasa kah? Ah~ Memang setelah minum Pocari Sweat ini, muntah ibu tidak langsung berhenti. Bahkan ibu muntah lagi. Tapi saya tetap memaksa ibu, tiap kali keluar (muntah) langsung saya minta ibu untuk minum Pocari Sweat lagi. Ini jalan satu-satunya, karena makan nasi saja langsung keluar. Yang penting ibu tidak dehidrasi. Apalagi Pocari Sweat ini tidak masalah bagi orang yang punya maag (info talkshow Gajah Mada FM Semarang), apalagi untuk ibu yang hanya tidak makan setengah hari saja.
Tepat setelah makan siang, saya perhatikan ibu sudah mulai bisa tidur dengan nyenyak. Sebelumnya, Ibu juga meminta minum Pocari Sweat lagi. Menurut pengakuan ibu, Pocari Sweat-nya tidak membuat muntah, jadi ibu mau meminumnya. Dengan senang hati, karena saya juga tidak ingin ibu sampai dehidrasi karena banyak muntah. Alhamdulillah... saya pegang tubuh ibu, tidak lagi dingin seperti tadi. Pucat di wajah ibu juga tidak kentara. Cepat juga reaksinya?
Selama 3 hari, tubuh ibu masih lemas. Muntahnya sudah berhenti, namun kepalanya masih tuing-tuing. Selama itu pula, ibu selalu meminta Pocari Sweat dan air putih (ditaruh di botol) diletakkan di samping bantalnya. Agar tidak memanggil saya tiap kali ingin minum. Termakasih ibu J
Dari kejadian itu, saya jadi paham kalau Pocari Sweat ini hadir memang ada gunanya. Bukan hanya iklan saja. Dari tulisan ini bukan saya ingin promosi, tapi saya hanya berbagi pengalaman saja. Jujur, saya jarang sekali memilih Pocari Sweat sebagai minuman isotonik selama ini. Karena untuk jajaran minuman isotonik yang lainnya, Pocari Sweat memang memiliki harga yang sedikit mahal. Apalagi bagi saya yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Setelah tahu kegunaannya, saya jadi lebih tertarik untuk tahu betul sebenarnya Pocari Sweat ini mengandung apa saja sampai-sampai menghalau dehidrasi ketika ibu terkena muntaber.
Berawal dari penasaran itulah akhirnya saya buka website Pocari Sweat yang tertera di botolnya yaitu www.pocarisweat.co.id. Dan muncullah tampilan yang seperti di bawah ini.

Dari sanalah saya menemukan beberapa alasan kenapa seseorang harus meminum Pocari Sweat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.     Pocari Sweat dibuat berdasarkan penelitian ilmiah, sehingga komposisinya terukur dan mirip dengan cairan tubuh. Hal ini juga menyebabkan Pocari Sweat dapat diserap lebih cepat dan lebih baik daripada air biasa.
2.   Karena cepat diserap tubuh, Pocari Sweat cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang.
3.  Pocari Sweat tidak mengandung pengawet, pemanis buatan, soda ataupun kafein, sehingga aman untuk dikonsumsi. Minum Pocari Sweat agar cairan tubuh tetap terjaga. Pocari Sweat minuman isotonik yang aman dan terukur.
Nah, poin kedua inilah yang membuat saya terbelalak. Nah, ini nih kenapa ibu tidak mengalami dehidrasi setelah muntah. Karena ternyata dengan minum Pocari Sweat cairan tubuh ibu yang hilang terbawa muntahan tadi langsung digantikan oleh Pocari Sweat. Alhamdulilah, saya tidak salah memilih minuman ini. Sesuai dengan iklannya, dan ini bukan jual slogan saja, namun terbukti.
Rasa penasaran saya dengan produk minuman isotonik semakin menjadi-jadi. Dan saya menemukan salah satu artikel Pocari Sweat yang tepat untuk moment Ramadhan saat ini, yaitu Siapkan Cairan Tubuh Saat Sahur, Yuk! Tepat sekali bukan. Nah di dalam artikel tersebut menerangkan kalau selama puasa ini kan kita menahan lapar dan minum selama 13-14 jam, jadi dibutuhkan makanan dan minuman yang tepat. Bagusnya, artikel ini tidak langsung mempromosikan kalau minuman yang tepat itu adalah Pocari Sweat, justru artikel memandang secara umum. Keren, tidak pamer produk sendiri! Empat jempol deh untuk Pocari Sweat. Tapi kalau menurut saya, Pocari Sweat memang tepat untuk dimasukkan ke dalam list minuman saat sahur, buka puasa juga lho. Apalagi untuk saya yang tiap paginya harus beraktivitas, mengajar anak-anak TK yang pastinya akan mengeluarkan banyak energi. Makanya sekarang paling tidak selama satu minggu saya membeli dua botol Pocari Sweat yang ukuran 350mL. Bagaimana dengan Anda?
Banyak hal yang kita alami di dunia ini bagaikan rantai yang berputar dan selalu berkaitan, inilah yang saya alami. Mulai dari talkshow, kemudian sakitnya ibu, sampai tulisan ini. Semoga bermanfaat cerita saya ini. Semoga selalu sehat dan berada dalam lindungan-Nya. Semoga puasanya berkah sampai poolll. Yang pasti, setiap ada gejala sakit, pergi ke dokter secepatnya adalah langkah yang terbaik sebelum terlambat. 

Sumber bacaan:
www.jpnn.com
sehat-secara-alami.blogspot.com
www.pocarisweat.co.id
linasukandar.blogspot.com

9 komentar:

  1. wah syukur ya mbak ada pocari sweat, tapi saya waktu mabuk kendaraan minum pocari og malah tambah muntah ya? mgk reaksi org beda beda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho?
      Iya mbak, awalnya ibu juga gitu pas kena muntaber. Tapi lama-lama langsung nggak :)

      Hapus
  2. alhamdulillah, ibunda bisa selamat ya...pocari ada manfaatnya juga :-)

    BalasHapus
  3. Asyiiiik keluargaku juga sudah lama memakai minuman Isotonik ini.. jadi tau deh info dan manfaatnya yang selangit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, nggak salah pilih pokoknya, Lanjutkan!

      Hapus
  4. tulisan bagus bs d coba,smlm g bs tdr saya gr2 ibu tb2 k kamar kecil berkali-kali d sertai muntah2.trims udh ngingetin

    BalasHapus
  5. referensiku kalo nanti di rumah ada yg ngalamin muntaber mba :)..tx infonya

    BalasHapus