Sumber gambar di sini |
Dulu, ketika awal mula jadi
mahasiswa baru barang bernama laptop dan netbook atau notebook masih menjadi
hal yang mewah, bagi saya. Karena bagi orang lain memang tidak. Beberapa di
antara teman satu kelas sudah banyak yang memiliki. Saya yang belum memiliki
pastinya harus tetap memutar otak karena mau bagaimanapun alasannya tugas harus
tetap dikerjakan. Baik itu yang sifatnya individu maupun yang kelompok.
Keberadaan warnet sangatlah
membantu saya untuk menge-larkan segala urusan kampus. Meskipun, biaya yang
saya keluarkan tidak sedikit. Ada memang tempat pengetikan yang harganya lebih
murah atau sering dikenal sebagai rental komputer. Namun yang murah atau mahal
pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Yang tempat rental, untuk mengetik itu per
jamnya hanya Rp 1.500 ada yang Rp 1.000 tapi tidak bisa sambil berselancar
mencari data. Sedangkan kalau di warnet bisa sambil berselancar per jam nya itu
sekitar Rp 2.500- Rp3.000. Semua tergantung kantong. Dan saya selalu memilih
yang warnet saja. Oya? Kalau di rental itu tempatnya alamaaak pasti selalu
ramai, maklum saja yang tidak punya laptop kan tidak hanya satu atau dua orang
saja. Jadi siapa cepat dia dapat. Itulah ungkapan yang tepat. Padahal kan kalau
mengerjakan tugas kuliah nggak hanya satu atau dua jam, bisa-bisa kalau nunggu
jadi jamuran.
Bertahan sampai tiga semester,
akhirnya rejeki menghampiri saya. Ibuk dengan berbaik hati mengajak saya, “Dik,
yuk ke Matahari. Sudah saatnya adik punya notebook.” Alhamdulillah. Tak usah
merengek minta, orangtua pasti sudah memikirkan kebutuhan anaknya. Bukankah
begitu?
Memiliki perangkat ‘mewah’ ini,
dulunya saya beranggapan kalau tugas akan selalu cepat selesai. Karena tidak
harus ngantri ataupun pergi jauh-jauh ke warnet. Caileh, ternyata salah. Justru
memiliki notebook sendiri saya jadi agak malas mengerjakan. “Ah, nanti lah. Kan
sudah punya notebook sendiri.” Seperti itu batin saya tiap kali mau
mengerjakan. Dan ternyata, ketika saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa teman,
hal yang sama terjadi juga pada mereka. Unsur prihatin karena nggak punya
notebook sendiri mungkin dulu menjadi penyemangat untuk mengerjakan tugas lebih
cepat dan tepat. Sekarang? Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Aduh,
segera benahi yuk! Karena dulu 2 hari sebelum hari pengumpulan sudah selesai
tugasnya, sekarang sudah punya notebook sendiri jadi SKS alias Sistem Kebut
Semalam. Benarkah? Jangan sampai.
Sore tadi ketika saya sedang nge-print
di warnet, daripada menunggu sambil bengong, saya putuskan untuk masuk di salah
satu kabin di sana. Ada rasa, “Ah, aku kan dulu sering begini.” Rasanya seakan
bernostalgia dengan masa lalu. Ya, semenjak memiliki notebook dan modem
sendiri, rasa-rasanya hal yang saya lakukan itu sangat langka. Dari pengalaman
tempoe doeloe, ada beberapa hal yang justru menjadi catatan penting yang mungkin bisa
diambil hikmahnya ketika kita hendak pergi mengerjakan tugas di warnet dan juga
memilih warnet:
1. Memilih warnet yang dekat dengan tempat tinggal kita atau tempat kos menjadi pilihan
pertama. Nggak mungkin kan misalnya anak perempuan lembur tugas sampai pulang
malam sendirian lagi. Nggak kebayang.
2. Lihat tarifnya.
Ini hal penting nih, tapi tenang saja, sudah banyak warnet-warnet yang
menawarkan paket berselancar. Misalnya 1 jam Rp 3.000, maka ada paket 2 jam
hanya Rp 4.000, paket 3 jam Rp 6.000 dan sebagainya. Maka nggak ada salahnya buat
ambil paketan tersebut.
3.Pastikan suasana warnet nyaman. Kenyamanan suatu
tempat memang tergantung dari masing-masing orang. Tapi bagi saya sendiri,
kenyamanan saya ukur dari beberapa hal, seperti penerangan dan sirkulasi
udaranya baik, ada kamar mandinya (di tengah jalan mengerjakan tugas tiba-tiba
kebelet harus pulang dulu?), kabinnya cukup luas tapi tidak terlalu tertutup,
ada AC/kipas angin, bersih dari sampah, bersih dari asap rokok, ada tempat
ngeprint dan jilid sekalian dan sebagainya. Ada satu lagi, pamor warnet
tersebut baik tidak di lingkungan sekitar? Jangan pilih yang berlabel ‘tempat
mesum’.
Setelah syarat warnetnya terpenuhi,
ada juga lho yang harus diperhatikan berkaitan dengan kegiatan kita ketika akan
mengerjakan tugas di warnet. Jangan sampai tujuannya mengerjakan tugas malah
keblinger main facebook, twitteran, YM-an, atau kawan-kawannya itu. Jadi, coba
perhatikan beberapa hal di bawah ini.
1. Buatlah list apa saja yang akan kita kerjakan
atau data apa saja yang akan kita cari. Tentunya prioritaskan yang terpenting
dahulu. Misalnya mau membuat makalah tapi ternyata belum memiliki data
sedikitpun maka carilah data atau informasi sebanyak-banyak terlebih dahulu
baru kerjakan makalahnya.
2. Jangan lupa membawa flashdisk. Akan lebih nyaman
apabila menyimpan data kita langsung di flashdisk kita. Biasanya warnet
menyediakan, tapi kan jumlahnya terbatas. Mau ngantre lagi?
3.Bawa uang secukupnya saja. Uang untuk nge-net,
nge-print dan jilid misalnya. Lah? Masak? Nanti kalau kurang bagaimana? Ini
adalah disiplin diri saya sendiri. Siapa tahu nanti berguna juga untuk yang
lain. Sebagai anak kos dengan uang bulanan atau mingguan yang terbatas,
pembatasan uang ketika ke warnet ini harus dicoba. Karena apa? Misalnya dari
kos atau rumah kita berencana untuk nge-net hanya 2 jam tapi karena tidak
membuat list kegiatan jadinya waktu 2 jam habis hanya untuk main facebook
jadinya nambah lagi 2 jam, nah lo? Malah tekor kan? Bukan hanya tekor uang tapi
tekor waktu juga.
Nah, itu beberapa hal yang bisa
saya bagi berkaitan dengan warnet dan aktivitas kita di sana. Oya, satu hal
terpenting lagi adalah ketika kita mengerjakan tugas di warnet atau tempat
rental jangan lupa segera men-SAVE kerjaan kita setiap saat. Misalnya dapat
satu kalimat, SAVE. Satu paragraf SAVE. Ini untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, yaitu ketika komputer hang atau parahnya listrik padam melanda.
Huwaa....bisa-bisa rugi uang, tenaga, dan juga waktu kan?
Di akhir postingan ini, saya hanya
ingin berpesan bagi kamu yang saat ini masih berselancar di warnet dan masih
dalam rangka selalu berdoa memiliki netbook, notebook atau laptop, bersabarlah.
Semoga secepatnya diturunkan Allah rejekinya. Tenang saja, berlatih prihatin
itu juga sangat perlu, kata ibuku seperti itu. Selamat berselancar.
Saya dulu juga sering banget ke warnet, setelah punya laptop sendiri jadi jarang ke sana. Tapi kadang-kadang masih ke warnet juga buat nge-print. Berasa nostalgia...
BalasHapusIya betul banget. Rasanya juga ngangenin kan?
Hapussekarang warnet 2rb an mbak per jam. lebih cepat juga dari pada wifi-an di kampus.. ^^
BalasHapusHahahaa, kampus mana tuh?
HapusAlhamdulillah tempatku banyak yang ada passwordnya jadi agak cepat-he aku tahu passwordnya soale :)