Minggu, 08 September 2013

Serba-Serbi Warnet


Sumber gambar di sini

Dulu, ketika awal mula jadi mahasiswa baru barang bernama laptop dan netbook atau notebook masih menjadi hal yang mewah, bagi saya. Karena bagi orang lain memang tidak. Beberapa di antara teman satu kelas sudah banyak yang memiliki. Saya yang belum memiliki pastinya harus tetap memutar otak karena mau bagaimanapun alasannya tugas harus tetap dikerjakan. Baik itu yang sifatnya individu maupun yang kelompok.

Keberadaan warnet sangatlah membantu saya untuk menge-larkan segala urusan kampus. Meskipun, biaya yang saya keluarkan tidak sedikit. Ada memang tempat pengetikan yang harganya lebih murah atau sering dikenal sebagai rental komputer. Namun yang murah atau mahal pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Yang tempat rental, untuk mengetik itu per jamnya hanya Rp 1.500 ada yang Rp 1.000 tapi tidak bisa sambil berselancar mencari data. Sedangkan kalau di warnet bisa sambil berselancar per jam nya itu sekitar Rp 2.500- Rp3.000. Semua tergantung kantong. Dan saya selalu memilih yang warnet saja. Oya? Kalau di rental itu tempatnya alamaaak pasti selalu ramai, maklum saja yang tidak punya laptop kan tidak hanya satu atau dua orang saja. Jadi siapa cepat dia dapat. Itulah ungkapan yang tepat. Padahal kan kalau mengerjakan tugas kuliah nggak hanya satu atau dua jam, bisa-bisa kalau nunggu jadi jamuran.

Bertahan sampai tiga semester, akhirnya rejeki menghampiri saya. Ibuk dengan berbaik hati mengajak saya, “Dik, yuk ke Matahari. Sudah saatnya adik punya notebook.” Alhamdulillah. Tak usah merengek minta, orangtua pasti sudah memikirkan kebutuhan anaknya. Bukankah begitu?

Memiliki perangkat ‘mewah’ ini, dulunya saya beranggapan kalau tugas akan selalu cepat selesai. Karena tidak harus ngantri ataupun pergi jauh-jauh ke warnet. Caileh, ternyata salah. Justru memiliki notebook sendiri saya jadi agak malas mengerjakan. “Ah, nanti lah. Kan sudah punya notebook sendiri.” Seperti itu batin saya tiap kali mau mengerjakan. Dan ternyata, ketika saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa teman, hal yang sama terjadi juga pada mereka. Unsur prihatin karena nggak punya notebook sendiri mungkin dulu menjadi penyemangat untuk mengerjakan tugas lebih cepat dan tepat. Sekarang? Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Aduh, segera benahi yuk! Karena dulu 2 hari sebelum hari pengumpulan sudah selesai tugasnya, sekarang sudah punya notebook sendiri jadi SKS alias Sistem Kebut Semalam. Benarkah? Jangan sampai.

Sore tadi ketika saya sedang nge-print di warnet, daripada menunggu sambil bengong, saya putuskan untuk masuk di salah satu kabin di sana. Ada rasa, “Ah, aku kan dulu sering begini.” Rasanya seakan bernostalgia dengan masa lalu. Ya, semenjak memiliki notebook dan modem sendiri, rasa-rasanya hal yang saya lakukan itu sangat langka. Dari pengalaman tempoe doeloe, ada beberapa hal yang justru  menjadi catatan penting yang mungkin bisa diambil hikmahnya ketika kita hendak pergi mengerjakan tugas di warnet dan juga memilih warnet:
1. Memilih warnet yang dekat dengan tempat tinggal kita atau tempat kos menjadi pilihan pertama. Nggak mungkin kan misalnya anak perempuan lembur tugas sampai pulang malam sendirian lagi. Nggak kebayang.
2. Lihat tarifnya. Ini hal penting nih, tapi tenang saja, sudah banyak warnet-warnet yang menawarkan paket berselancar. Misalnya 1 jam Rp 3.000, maka ada paket 2 jam hanya Rp 4.000, paket 3 jam Rp 6.000 dan sebagainya. Maka nggak ada salahnya buat ambil paketan tersebut.
3.Pastikan suasana warnet nyaman. Kenyamanan suatu tempat memang tergantung dari masing-masing orang. Tapi bagi saya sendiri, kenyamanan saya ukur dari beberapa hal, seperti penerangan dan sirkulasi udaranya baik, ada kamar mandinya (di tengah jalan mengerjakan tugas tiba-tiba kebelet harus pulang dulu?), kabinnya cukup luas tapi tidak terlalu tertutup, ada AC/kipas angin, bersih dari sampah, bersih dari asap rokok, ada tempat ngeprint dan jilid sekalian dan sebagainya. Ada satu lagi, pamor warnet tersebut baik tidak di lingkungan sekitar? Jangan pilih yang berlabel ‘tempat mesum’.

Setelah syarat warnetnya terpenuhi, ada juga lho yang harus diperhatikan berkaitan dengan kegiatan kita ketika akan mengerjakan tugas di warnet. Jangan sampai tujuannya mengerjakan tugas malah keblinger main facebook, twitteran, YM-an, atau kawan-kawannya itu. Jadi, coba perhatikan beberapa hal di bawah ini.
1.  Buatlah list apa saja yang akan kita kerjakan atau data apa saja yang akan kita cari. Tentunya prioritaskan yang terpenting dahulu. Misalnya mau membuat makalah tapi ternyata belum memiliki data sedikitpun maka carilah data atau informasi sebanyak-banyak terlebih dahulu baru kerjakan makalahnya.
2. Jangan lupa membawa flashdisk. Akan lebih nyaman apabila menyimpan data kita langsung di flashdisk kita. Biasanya warnet menyediakan, tapi kan jumlahnya terbatas. Mau ngantre lagi?
3.Bawa uang secukupnya saja. Uang untuk nge-net, nge-print dan jilid misalnya. Lah? Masak? Nanti kalau kurang bagaimana? Ini adalah disiplin diri saya sendiri. Siapa tahu nanti berguna juga untuk yang lain. Sebagai anak kos dengan uang bulanan atau mingguan yang terbatas, pembatasan uang ketika ke warnet ini harus dicoba. Karena apa? Misalnya dari kos atau rumah kita berencana untuk nge-net hanya 2 jam tapi karena tidak membuat list kegiatan jadinya waktu 2 jam habis hanya untuk main facebook jadinya nambah lagi 2 jam, nah lo? Malah tekor kan? Bukan hanya tekor uang tapi tekor waktu juga.

Nah, itu beberapa hal yang bisa saya bagi berkaitan dengan warnet dan aktivitas kita di sana. Oya, satu hal terpenting lagi adalah ketika kita mengerjakan tugas di warnet atau tempat rental jangan lupa segera men-SAVE kerjaan kita setiap saat. Misalnya dapat satu kalimat, SAVE. Satu paragraf SAVE. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu ketika komputer hang atau parahnya listrik padam melanda. Huwaa....bisa-bisa rugi uang, tenaga, dan juga waktu kan?


Di akhir postingan ini, saya hanya ingin berpesan bagi kamu yang saat ini masih berselancar di warnet dan masih dalam rangka selalu berdoa memiliki netbook, notebook atau laptop, bersabarlah. Semoga secepatnya diturunkan Allah rejekinya. Tenang saja, berlatih prihatin itu juga sangat perlu, kata ibuku seperti itu. Selamat berselancar.

4 komentar:

  1. Saya dulu juga sering banget ke warnet, setelah punya laptop sendiri jadi jarang ke sana. Tapi kadang-kadang masih ke warnet juga buat nge-print. Berasa nostalgia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget. Rasanya juga ngangenin kan?

      Hapus
  2. sekarang warnet 2rb an mbak per jam. lebih cepat juga dari pada wifi-an di kampus.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa, kampus mana tuh?
      Alhamdulillah tempatku banyak yang ada passwordnya jadi agak cepat-he aku tahu passwordnya soale :)

      Hapus