Sabtu, 01 Maret 2014

Bu Sopir dan Miss Catat

Semasa kuliah, duduk di bangku paling depan adalah favoritku. Apalagi kalau pas banget di muka meja dosen. Ih...senang sekali. Bukan maksud mencari muka dengan dosen, eman-eman mataku dan aku nggak bisa konsentrasi kalau duduk di bangku tengah atau belakang. Godaannya besar banget. Pengen ngobrol mulu sama teman sebelah. Hahaha.

Kebiasaanku itu menjadi sesuatu yang lucu bagi teman-teman. “Yuk Bu sopir, bus siap untuk berangkat.” ucap temanku tiap dosen sudah masuk kelas dan siap memulai mata kuliah.

Tahu siapa Bu sopir? Aku. Dari deretan tempat dudukku hanya satu yang ngisi, aku. Yang lain duduk di deretan belakangku. Padahal kan sama-sama bayar ya? Kok malah milih belakang. Ah, biarlah... bus akan tetap berjalan.

Kebiasaanku itu tak hanya di kelas, tiap kali seminar aku pun juga selalu ingin duduk di depan.

Miss Catat, adalah sebutan lain yang teman-teman berikan padaku. Aku memang suka sekali mencatat. Apapun itu, ucapan dosen, pembicaraanku, dan yang pastinya mencatat materi yang disampaikan oleh dosen.

Semasa kuliah dulu, aku punya banyak buku catatan. Ada buku catatan per mata kuliah, ada pula buku catatan inti. Nah, setiap kali kuliah aku selalu bawa buku catatan inti. Semua mata kuliah aku catat di situ, nanti kalau sudah pulang aku segera menggantinya di buku catatan khusus mata kuliah. Jadi, sambil mencatat sekaligus juga mengingat apa yang disampaikan oleh dosen. Apa yang aku lakukan ini sangat membantuku untuk memahami apa yang telah aku terima sebelumnya. Aku suka cara belajarku yang seperti itu.

Itu semua tak berjalan lama, intensif hanya sampai pada semester 3. Semester selanjutnya dosen lebih jarang menerangkan dan mahasiswa-lah yang lebih aktif. Inilah mahasiswa sesungguhnya, batinku dulu. Tapi ada senangnya juga, catatanku jadi jarang dipinjam teman. Dan tak ada buku lecek lagi karena bau tangan orang banyak.


*Kangen suasana kelas
Demak, 1 Maret 2014

10 komentar:

  1. Oh, saya malah lebih milih bangku di tengah atau di belakang kalau kuliah. Bangku perkuliahan kami semacam teater gitu, meninggi di bagian belakangnya, jadi mendapat porsi yang sama untuk melihat dosen. Selain itu, bangku depan selalu dihindari karena....dingin banget broo ACnya huehehe

    BalasHapus
  2. Berarti dulu mencatatnya 2 kali ya, Mbak?
    Salam kenal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dua kali dan nggak perlu belajar lagi, sudah masuk otak dengan sendirinya.
      Catatnya sambil dipahami.

      Hapus
  3. wah, aku suka duduk di depan.. tapi paling males di depan muka dosen =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. He, menghindar atau memang nggak mau, mbak?

      Hapus
  4. Wah, mbaknya rajin banget ya nyatet, kalo aku dulu rajinnya waktu SMA, kalo kuliah udh males nyatet kecuali disuruh dosennya, hehe..
    Saya juga suka duduk di depan, biar lebih konsen, yg penting nggak kena kipas angin aja yang bikin ngantuk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Posisi kipas angin memang sangat mempengaruhi ya Mbak :)

      Hapus
  5. wah harus diikuti ini cara belajarnya,, biar nggak kagok pas masuk kuliah lagi,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat mencoba ya, tapi harus konsisten :)

      Hapus