Kamis, 06 Oktober 2016

Sudahkah Bersyukur Hari Ini?


Pernah nggak ngerasa kalau dirimu itu nggak seberuntung orang lain? Kok orang itu bisa beli mobil. Ehm...si A malah rumahnya direnovasi mulu. Pernah? Aku juga. Manusiawi? Iya lah. Asal nggak keblabasan.

Sesekali iri sama orang itu boleh. Asalkan nggak jadi sirik ya. Tetangga punya apa eh besoknya maksa suami buat beli. Ih, dijamin hidupmu nggak bakal lama. Hahaha. Eh ini beneran lho sudah ada realitanya di sekitarku *ups


Allah itu mencintai hambaNya yang gemar bersyukur. Kamu mau nggak dicintai Allah? Mau banget.

Ada banyak cara Allah untuk mengetuk hati hambaNya agar selalu bersyukur. Misalnya, ini ceritaku yang baru saja aku alami tadi pas pulang sekolah.

Langit bagian utara dan tepat di atasku begitu gelapnya.

"Ah, bakal hujan nih." batinku sambil memakirkan motor di dekat pintu samping pasar. Mumpung pulang gasik jadi mampir ke pasar sekalian.

Aku pun belanja dengan kilatnya. Di dalam pasar pun sangat gelap karena tak ada penerangan. Aku jadi makin malas berlama_lama belanja. Terpenting sudah dapat sayur dan lauk.

Setelah membayar uang parkir, aku pun melajukan motor. Baru 3 menitan lah tiba-tiba titik-titik hujan mulai turun. Ku matikan mesin motor dan segera ku ganti sepatu dengan sandal yang ada di dalam bagasi. Tak lupa kupakai jas hujan mumpung hujan belum terlalu deras.

Sebelum melanjutkan perjalanan, ku pastikan dulu semua sudah tertutup jas, perjalanan pulang di tengah hujan pun ku mulai. Lama kelamaan hujan pun makin deras.

Tahukah kamu? Bagian tubuh yang terkena hujan terasa sangat sakit. Ditambah angin yang sukses menggoyangkan batang pohon yang ada di pinggir jalan. Jangan tumbang ya...*ngeri* Banyak pemotor lain yang lebih memilih berteduh diemperan toko ataupun rumah orang. Entah takut hujannya atau nggak bawa jas?

"Berhenti nggak ya?" tanyaku pada diri sendiri. Akhirnya aku pun nekat. Biar bisa segera ketemu Kak Ghifa.

Tiba-tiba....

Mataku menemukan satu pemandangan yang bikin hati terenyuh. Apa yang kulihat? Ada seorang ibu muda sedang menggendong bayinya (ditutup jas hujan model baju) sambil mengendarai motor di tengah hujan yang sangat lebat. Dia sendiri tak memakai jas hujan lho.

Ya Allah...

Why? Why? Tidak berteduh saja?

Why dan Why???

Ah, sudahlah. Dia pasti punya alasan lain.

Sebenarnya aku tak sekali dua kali bertemu dengan perempuan itu. Setiap hari malah. Ku pikir dia juga seorang guru. Karena setiap kali berangkat dan pulang ngajar aku sering berpapasan dengannya. Ya, sambil menggendong bayinya yang ku taksir belum ada 6 bulan usianya. Aku mengira bayinya itu dititipkan di day care selama dia mengajar. Kemudian dia mengambilnya saat jam pulang sekolah tiba.

Terus di mana hubungannya antara bersyukur dengan perempuan yang menggendong bayinya?

Ada. Aku juga punya bayi yang ku tinggal ngajar kemudian sorenya aku tinggal lagi buat ngelesi. Usianya sudah 1 tahun sih. Tapi betapa beruntungnya aku, iya, aku, karena aku tidak harus mengajak Kak Ghifa buat hujan-hujanan, berpanas-panasan setiap hari, melawan dinginnya angin pagi. Karena di rumah ada neneknya (ibuku) yang dengan senang hati menjaganya.

Aku tak bermaksud membandingkan nasibku dengan perempuan itu. Justru aku kasihan, terharu, bahkan kagum kepadanya karena bisa dan kuat banget menjalani hari-hari seperti itu. Ngurus bayi itu nggak mudah. Sangat melelahkan. Apalagi ini sambil bekerja. Bahkan aku sering merasa bersalah sendiri sama ibu. Betapa ibu sudah bermurah hati mau merawat Ghifa dan mengijinkanku untuk menggapai mimpiku di luar sana.

Otomatis semua lebih ringan dibandingkan perempuan di atas.

Alhamdulillah.. Terima kasih...
Sujud syukur ya, Allah.....

Beginilah cara Allah mengetuk hatiku untuk mau bersyukur dengan apa yang ada di depan mataku. Kalau kamu, sudah bersyukur hari ini? Jangan sampai lupa yaaa.. Atau mungkin ada kejadian yang membuatmu makin bersyukur dengan apa yang kamu miliki hari ini? 

9 komentar:

  1. Kita memang seringkali merasa kurang akan nikmatNya, padahal di sekitar masih banyak yang kondisinya jauh lebih kekurangan. Tulisan ini merupakan muhasabah juga bagiku. Terima kasih sudah mau berbagi. Salam kenal :)

    BalasHapus
  2. Wah pagi-pagi sudah dapat tulisan kayak gini. Reminder banget ini mbak untuk nggak pernah lupa bersyukur setiap harinya. Makasi ya mbak :)

    BalasHapus
  3. Tidak setiap orang mampu bersyukur atas kejadian-kejadian kecil di depan matanya. Dan Mbak Ika salah satu orang yang dipilih Allah utk mampu bersyukur.
    Semoga kita selalu menjadi golongan orang-orang yang pandai bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya ya, Mbak :)

    BalasHapus
  4. Jumat berkah..terimakasih sudah diingat kan semoga kita semua senantiasa slalu bersyukur.

    BalasHapus
  5. Self reminder mba ika,,tengkyu bgt yaa,,

    BalasHapus
  6. iya ya biasa punggung tangan sama kaki (kalo ga pake sepatu) pas kena hujan deres sakit banget jadinya..

    ya memang Tuhan kasih liat kita keadaan orang yg berbeda supaya kita bersyukur atas hidup kita.

    BalasHapus
  7. iya, saya pernah merasa kayak gitu. Tapi trus mikir, lama-lama cape juga kalau merasa kayak gitu. Mending bersyukur aja, deh

    BalasHapus
  8. Quotenya bagus...makasih pengingatnya mak

    BalasHapus
  9. kadang kita lupa bersyukur untuk hal2 yang kecil ya mbak, padahal begitu banyak orang diluar sana yang lebih menderita dari kita

    BalasHapus