Sabtu, 09 September 2017

Pisang Cavendish Sunpride, Teman Setiaku Saat Lapar Melanda Setelah Selesai Mengajar


“Ngajar di kelas 1 itu berat. Apalagi kalau ada anak yang nggak TK dulu. Pekerjaan guru kelas 1 jadi dobel-dobel. Capeknya minta ampun. Ya ngajar, ya ngajarin alfabet, belum lagi kalau ada yang dikit-dikit manggil bu guru, anu nakaaalllll...., bu guru anu ini.....”

Kira-kira begitu komentar temanku saat tahu aku resmi menyandang status sebagai wali kelas 1 SD. Benarkah apa yang dikatakan temanku?


Dulu, pas masih kuliah, aku pernah bicara dengan diriku sendiri, “Enak kali ya kalau ngajar di kelas 1 SD?” Eh, setelah 2 tahun ngajar di kelas 3 SD, harapanku itu terkabul. Yap, semenjak tahun lalu aku berkawan dengan makhluk-makhluk Allah yang penuh dengan kejutan  ini.

Berpegang pengalamanku mengajar di TK, aku tidak terlalu kaget dengan rutinitasku saat ini. Ya begitulah anak-anak kelas 1 SD.

Tak bisa menggambar, nangis 😂

Ketinggalan menulis atau mengerjakan tugas, ngambek terus nangis lagi. 😭😭

Diganggu temannya, “Bu Ika, si anu nakal.” 😟

Tidak bisa sisi (membersihkan ingus), nangis juga. 😪

Tak bisa memakai tali sepatu, “Bu Ika, aku nggak bisa (sambil mengarahkan kakinya ke muka bu guru).” 😩

Bu guru sedang menulis di papan tulis, “Bu, awas, Bu, nggak kelihatan.” 😫

Baru ditinggal minum di kantor, eh, ada yang berantem. 😤

Kalau pas ada sesi nyanyi, semuanya berebut maju ke depan semua. 😒

Saat ingin BAB, “Aku nggak bisa cebok, Bu.” 😷😷

Saat disuntik imunisasi, “Aku maunya disuntik sama Bu Ika.” 😜😜

Pas dapat hadiah, “Bu Ika baik deh.” 😳😳

Saat tak dapat giliran presentasi di depan kelas, “Bu Ika jahat!” 😰😰

Hahahaha....dan masih banyak lagi cerita-cerita lainnya.

Hai, mereka pelangi hidupku 💏💑

Bu Guru Makin Gendut

Begitulah keseharianku bersama anak-anak. Setiap hari ada saja cerita yang membuatku gemes, hepi, jengkel, sedih, marah, bersemangat, terharu, rindu, sampai putus asa. Akan tetapi, ada satu hal yang membuatku heran semenjak aku jadi wali kelas 1 SD. Apa itu? Aku jadi makin gendut. Kok bisa?

Bukannya ngajar anak-anak itu makin banyak gerak dan nggak bisa diem? Iya. Kenapa makin gendut? Karena setiap kali selesai ngajar aku langsung lari ke kantin buat beli cemilan untuk menghambat rasa laparku. Tahu cemilanku apa? Gorengan! Sekali lahap aku bisa habis 4-6 gorengan. Ketahuan rakusnya deh ya.

Dulu suka makan gorengan, kini makan buah
Pas aku ngajar di kelas 3 SD, perasaan, aku nggak lapar-lapar banget setiap kali usai ngajar. Ini kalau di kelas 1 SD, kok nggak makan sesuatu, dijamin kepalaku langsung kliyengan. Solusi mudahnya ya beli cemilan di kantin tadi. 

Nggak sampai di situ urusanku kelar. Eh, tahu-tahu banyak teman guru yang berkomentar, “Kamu sekarang kok makin gendut?”

Perempuan mana sih yang nggak langsung cari timbangan saat dapat komentar demikian? Dan iya sih, berat badanku makin naik dari sebelumnya 61 kg jadi 63 kg. Apakah aku terlalu menikmati keseharianku bersama anak-anak, sampai-sampai hati dan pikiran ayem tentram yang berimbas pada berat badan dengan jarum timbangan yang makin ke kanan?

Ah, yang pasti, aku merasakan ada yang aneh di dalam tubuhku. Paling sering ku rasakan itu adalah badanku mudah sekali capek (larinya ke makanan karena tahunya kelaparan), ngos-ngos-an dan sering banget sakit (masuk angin dan pusing-pusing). Bahkan, aku pernah lho sampai beli tespek, ku pikir aku hamil. Ternyata tidak, Saudara!

Saat itu yang ku pikirkan adalah jangan sampai aku sering sakit. Karena kalau aku sakit berarti aku akan sering izin. Apa kabar anak-anakku di sekolah? Apalagi guru-guru lain sering angkat tangan kalau harus menggantikanku mengajar di kelas 1 SD.

"Ngajar di kelas 1 hanya satu jam sudah bikin stres, Bu Ika." begitu komentar seorang teman.

Anak-anak asyik main hand painting 🙌
Setelah anak-anak pulang Bu guru ngepel 🙇

Mau tidak mau, aku harus berubah! *kayak power rangers aja ih, pakai berubah segala*

Salah satu langkah nyata yang ku lakukan agar aku bisa lebih sehat dari sebelumnya adalah mengganti cemilanku (gorengan) dengan buah. Tak kupungkiri setelah mengajar itu memang rasanya capek, haus, dan lapar banget. Otomatis aku nggak bisa kalau harus nahan rasa lapar sampai tiba di rumah. Itu justru akan membuatku malah masuk angin.

Kenapa Memilih Buah?

Simpel sih, karena di kulkas rumah memang tak pernah sepi isinya oleh buah-buahan. Semua anggota keluargaku memang pecinta buah-buahan. Kalau di dalam kulkas nggak ada buah satu pun, ya, semua pada bingung. Selesai makan kok nggak makan buah, seperti ada yang kurang. Dijamin deh bakalan ada yang sering buka-tutup kulkas mulu kalau di dalamnya nggak ada buah yang bisa dimakan. Padahal ya, mau dibuka berapa kali pun kalau nggak ada buahnya ya nggak ada ya. Hihi.

Stok kedondong seplastik siap dilibas 

Aku sendiri suka semua buah. Akan tetapi kalau ke sekolah aku lebih suka bawa yang simpel. Maksudnya yang nggak pakai riweh kalau mau makan. Apalagi kalau pagi sudah heboh banget. Mulai dari nyuapin Kak Ghifa sampai mandiin-nya sudah menyita waktuku di pagi hari. Jadi, aku nggak sempat kalau harus mengupas buah terlebih dahulu.

Diantara buah yang ada, pisang yang jadi salah satu bekal buah andalanku. Kan tinggal dimasukkin ke dalam kotak makan, ntar kalau makan tinggal dikupas. Kelar deh. Tinggal lep. Perut kenyang deh. Hihihi.

Pisang Pasti Sunpride

Orang awam kalau baru sekali lihat pisang Sunpride, kebanyakan pasti akan berujar, "Ini pasti pisang impor." Kemudian mereka akan beranggapan seperti ini, "Ah, kalau impor pasti mahal terus ngirimnya dari negara sana dalam keadaan masih belum terlalu masak. Biar sampai Indonesia masih dalam keadaan bagus diberilah pengawet. Nggak mau ah kalau makan buah yang berpengawet."

Kamu punya pikiran seperti itu juga?

Anggapan itu salah.

Pisang Cavendish siap diangkut

Pisang Sunpride, seperti Pisang Cavendish ini memang sudah populer di dunia. Salah satunya di Indonesia, tepatnya di Lampung, Group Gunung Sewu membudidayakan buah ini dengan metode kultur jaringan. Metode tersebut dipilih karena pohon pisang bisa terbebas dari penyakit layu moko dan layu purnama.

Tak heran kalau Pisang Cavendish ini memiliki display yang mulus, rasa manis dan aroma khas, dan warnanya yang kuning cerah. Karena mulai dari pembudidayaannya saja sangat diperhatikan sekali kualitasnya. Tak heran kalau buah yang satu ini selalu tampak segar dan menggoda mata untuk menghampirinya.

Kamu belum pernah nyobain Pisang Cavendish ini? Datangi saja minimarket atau supermarket dekat rumahmu, seperti Alfamart, Indomaret, Giant, Superindo, Lotte Mart, Hypermart, dll. Tak harus nunggu musim pisang tiba kalau ingin makan pisang ini. Karena setiap hari selalu ada stok Pisang Cavendish di bagian meja buah. Tak perlu jauh-jauh pula untuk mendapatkannya.

Oiya, saat membeli Pisang Cavendish, kamu akan menemukan pisang ini dalam varian jumlah yang beragam. Ada cluster ( terdiri dari 3-8 fingers), finger (terdiri dari 1-2 fingers), dan single (hanya ada 1 finger yang di kemas dalam plastik khusus). Kalau aku sering membeli yang cluster karena anggota keluargaku banyak. Hahahaha. Ini cuma alasanku saja kok. Soalnya kalau bawa bekal pisang ke sekolah, sekali lahap aku bisa habis 2-3 finger. Kalau beli yang single, kelabakan lagi dong cari pengganjal perut. Hahaha.

Beberapa kandungan pisang yang bagus untuk tubuh kita

Pisang untuk Pengganjal Perut

Tak salah kalau aku memilih pisang untuk menggantikan gorengan sebagai pengganjal perutku sampai waktu pulang tiba. Pasalnya, menurut penelitian setiap pisang mengandung 100 kalori dan 17,5 gram karbohidrat. Akan tetapi, buah yang mudah didapatkan ini  tidak mengandung sodium, kolesterol atau lemak. Oleh karena itu, pisang pas digunakan sebagai camilan ideal bagi setiap orang dan tidak akan menambah berat badan kita.

Selain tidak menambah berat badan, ternyata pisang juga dapat:

  1. Mengontrol tekanan darah
  2. Memperbaiki mood kita
  3. Mengatasi anemia
  4. Mengatur proses pencernaan dan gerakan usus

Wah, nggak nyangka ya kalau ternyata buah yang mudah dibudidayakan ini memiliki banyak manfaat dan juga aman dikonsumsi termasuk bagi kamu yang sedang melakukan diet.

Kesimpulan,

Menjadi guru sekaligus wali kelas 1 SD itu memang impianku selama ini. Saat akhirnya aku mendapatkan tugas tersebut, ku jalani semuanya dengan ikhlas. Ku kuatkan tekadku agar bisa memberikan yang terbaik untuk anak didikku. Alhamdulillah, walaupun lelah dan segala perasaan campur aduk setiap harinya, semua bisa teratasi.


Namanya orang bekerja, capek pasti iya. Lapar? Ya, pasti. Dari pukul 07.00-10.45 bermain bersama anak didikku. Meleng sedikit bubar jalan deh. Tenaga terfotsir, batin yang lelah, kadang uring-uringan misal ada anak yang 'nakal', untung saja ada Pisang Cavendish ini. Buah yang warnanya sungguh keterlaluan menggodanya ini, selalu mengisi perutku yang selalu keroncongan setelah usai mengajar sekaligus mengembalikan moodku yang sempat porak poranda. Enaknya lagi, pisang ini mudah sekali ditemukan di minimarket dan supermarket lho. Harganya pun sepadan lah ya dengan kesegaran dan kualitas pisang ini.


Sumber bacaan:
http://infoherbalis.com/2015/11/ini-yang-terjadi-jika-anda-makan-3-buah-pisang-setiap-hari.html
http://www.sunpride.co.id/2016/09/29/pisang-cavendish/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pisang_cavendish
http://www.parenting.co.id/keluarga/beda+pisang+ambon+dan+pisang+cavendish

17 komentar:

  1. Wah untung ya bu guru dah berpengalaman ngajar TK jd lebih kuat mental 😀

    BalasHapus
  2. Sehat sehat ya setelah mengkonsumsi pisang Sunpride :)

    BalasHapus
  3. Wah keluarga sering makan buah setelah makan ya? Padahal makan buah sebaiknya dalam keadaan perut kosong lhoo dan ga dicampur dengan makanan lain. (dari yang aku baca sih gitu)
    Ini asli pisangnya murah bgt :D kyaaa~ aku juga penggemar pisang lho mba.. abis ini langsung mampir giant ah!~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh nih, Mbak. Kebiasaan itu susah banget diubah. Apalagi orang desa, Mbak. Katanya Ben wareg perutnya. Makasih ya, Mbak, infonya.

      Hapus
  4. yg kini makin cantik dan segeran ya mbaaak. smangat selalu mbaaak guru 💪

    BalasHapus
  5. Mbaaak mau pisang cavendishnyaaa, di daerahku masih susah dapetinnya. Padahal enak gtu yaa, bagus" pisangnyaa dan jelas banyak banget manfaatnya :D hehehe

    BalasHapus
  6. Pisang sunpride ini sekarang banyak dijual dipinggir jalan,pisangnya mulus,sukaaa hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya, wah, makin mudah dapetinnya dong, Mbak.

      Hapus
  7. Sama mbak..aku buah apapun suka..eh, kecuali durian.

    Btw, wajahnya segeran yang pasca hobi ngemil durian mba..

    BalasHapus
  8. Sama mba..aku juga sukaa buah. Kecuali durian, klo itu aku ga doyan. Klo pisang...selain enak, juga praktis. Ngupasnya gampang, bikin kenyang.

    Btw..wajah mb ika segeran yang pasca hobi ngemil buah

    BalasHapus
  9. Bener bu guru buah lebih sehat daripada gorengan dan sesuai Germas, di sekolah, dinas, kantor harus ada cemilan buah 😊

    BalasHapus
  10. Mengganti gorengan itu yang masih berat buat saya hehehe. Pengen deh bisa beralih ke buah :)

    BalasHapus
  11. Asiknya jadi guru, emang sih pisang sangat mudah di dapat dan vitaminnya bagus pula
    Kunbal y

    BalasHapus
  12. Sama nih aku juga suka banget sama buah. Btw, belinya aku di pasar pagi Mbak. Harga buah bisa separuh harga dari pasaran siang

    BalasHapus
  13. Aku termasuk yg dulu mengira merk sunpride ini dari luar mba :D. Ternyataaa malah dr negara sendiri. Makin bangga deh :) . Ini biasanya aku stok utk cemilan anakku mba. Akunya sendiri ga gt sering makanin pisang. Sesekali. Ada buah lain yg aku suka soalnya :D

    BalasHapus
  14. Tiap ke minimarket belanja pisang cavendish. Tapi untuk suami sama anak-anak. Soalnya aku gak suka pisang 😊

    BalasHapus