Jumat, 18 Mei 2018

1001 Cara Perempuan Dukung #RokokHarusMahal


Tanganku buru-buru mematikan keran. Kulap sisa air cucian piring yang ada di tanganku kemudian menaikkan volume HP yang sedang memutar ulang video berlangsungnya talkshow #RokokHarusMahal edisi perdana dengan tema "Perempuan Dukung Rokok Harus Mahal".



Di seberang sana ada suara Pak Bayu di Cirebon yang menceritakan kondisi keluarga kakak iparnya yang bubar jalan. Aku dibuatnya penasaran, masak iya sih bercerai hanya karena rokok? Nggak masuk akal banget. Akan tetapi, saat Mbak Nina Samidi, Communication Manager Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, menegaskan bahwa keadaan tersebut lumrah terjadi, aku memilih untuk duduk tafakur mendengarkan kelanjutan acara program radio Ruang Publik KBR (Kantor Berita Radio) yang sudah berlangsung di Hotel Pangeran, Jalan Jenderal Soedirman Nomor 371-373, Cinta Raja, Sail, Kota Pekanbaru, Jumat 11 Mei 2018 lalu.

Kalau dipikir-pikir, perempuan mana yang kuat kalau setiap hari menghadapi suami yang gajinya hanya dua puluh ribu dan dihabiskan untuk membeli rokok? Bagaimana dengan uang jajan anak? Susunya? Uang sekolahnya? Menyebalkan sekali, bukan?

Dari kiri, Mbak Nina Samidi, dr. Fauziah M.Kes, dan Mbak Arin Swandari
Sumber foto: Facebook Kantor Berita Radio-KBR

Mendengarkan salah satu dari delapan seri talkshow yang mengudara setiap hari Jumat, pukul 09.00-10.00 WIB, disiarkan di 104 radio jaringan KBR dan dipandu oleh Mbak Arin Swandari ini membuatku melek mata, telinga, hati dan pikiran atas berbagai fakta yang ada. Ternyata oh ternyata, kasus rokok di masyarakat kita itu terlalu mbulet-mbulet bagaikan benang kusut.

Ada fakta apa saja ya?

Satu,
Aku baru tahu berdasarkan laporan WHO tentang Epidemi Tembakau Global 2017, harga rokok di Indonesia itu paling murah di dunia. Di Thailand, tahun 2014, berapa per bungkus? 15 dolar. Sekarang? 20 dolar. Kita? Hanya 5.900. Pun boleh dijual ketengan atau eceran yang per batang hanya Rp 500.

Dua,
Orang yang sudah kecanduan rokok, maka di otaknya akan secara otomatis selalu ingin rokok, rokok, rokok dan rokok lagi. Jadi, yang belum merokok, jangan coba-coba ya!

Tiga,
144 anggota WHO sudah melarang iklan rokok. Indonesia adalah satu-satunya negara di ASEAN yang memperbolehkan iklan rokok di TV dan negara kita ini adalah surganya perokok anak.

Empat, 
Rokok itu sudah jelas bisa menyebabkan penyakit kronis. Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji**, yang intinya kalau kita nggak sehat, kita tidak akan bisa melunasi ongkos naik hajimu. Otomatis kita nggak bisa naik haji. Nah, rokok bisa jadi penyebab kita nggak bisa ke rumah Allah kan? Mau?

Suasana talkshow
Sumber foto: Facebook Kantor Berita Radio-KBR

Lima,

Banyak jamaah haji Indonesia yang berbondong-bondong membawa banyak rokok saat menunaikan ibadah haji kemudian menjual lagi dengan harga yang berlipat-lipat. Karena di Arab sendiri harga rokok sangat mahal, dan hanya saudagar kaya yang biasanya membeli rokok. Jiwa dagang orang Indonesia memang top markotop ya. Hihihi. Sigap di segala kondisi.

Enam,
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, konsumsi rokok di keluarga miskin Indonesia menempati urutan kedua setelah beras. Bahkan menurut survey yang dilakukan oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, saat perokok aktif diberikan dua pilihan, antara rokok, nasi, lauk, dan sayur, mereka lebih memilih rokok dengan nasi. Mengerikan, bukan?

Tujuh,
Harga rokok yang tinggi tidak ada kaitannya dengan petani gulung tikar. Karena pada dasarnya produksi tembakau selama ini, 60%nya diimpor dari Cina, Amerika, dan Brazil. Pun, sebenarnya tanah Indonesia ini tidak cocok untuk menanam tembakau. Karena tembakau harusnya ditanam di negara dengan musim kemarau yang panjang. Sedikit saja daunnya kena air hujan, daun tembakau itu kualitasnya akan menurun drastis. Jadi, fix nggak ada hubungan apapun ya? Berkaitan kabar di luaran sana, entahlah siapa yang mengada-ada?

Delapan,
Taktik baru iklan rokok saat ini adalah menyantumkan harga, baik per batang atau per bungkus dan pemasangan iklan tersebut banyak dilakukan di dekat sekolah. Hal itu karena tujuan produsen rokok adalah untuk mengiming-imingi anak sekolah untuk membeli rokok dengan uang sakunya yang tak seberapa.

Konsumen yang tua-tua, jelas sudah kecanduan, mau nggak mau pasti beli rokok. Makanya, produsen rokok berusaha mencari konsumen baru di kalangan anak sekolah.

Sembilan,
Kenapa harga rokok murah? Apakah produsen tidak rugi? Semakin murah maka semakin bagus ke depannya, begitu taktik produsen. Warga miskin di Indonesia kan banyak, dengan harga yang murah mereka akan tetap mampu membeli rokok tersebut. Setelah mereka kecanduan, maka saat harga rokok dinaikkan, mereka akan tetap membeli. Bagaimanapun caranya. Terkecuali, kenaikan #rokok50ribu, mereka akan berpikir ulang untuk membeli rokok.


Sepuluh,
Sudah banyak penjual yang melakukan uji coba untuk tidak menjual rokok yang laris manis itu di tokonya. Ternyata setelah dihitung-hitung, keuntungan penjualannya sama saja. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jualan rokok dan tidak. Daripada beban moral sebagai pendukung rusaknya anak bangsa dan untungnya juga tak seberapa, mendingan tidak jualan rokok, bukan?

Sebelas,
Untuk berhenti merokok semua berasal dari niat dan dukungan oleh lingkungan sekitar. Jauhi hal-hal yang bisa menyebabkan kita ingat dengan rokok dan dekati hal-hal yang bisa membuat kita lupa dengan rokok. Misalnya, dekat dengan anak bisa membuat kita lupa dengan rokok.

Apabila butuh bantuan untuk bebas dari rokok, datanglah ke Puskesmas. Seperti di Kota Bandung, telah ada Klinik Berhenti Merokok yang tersebar di 6 Puskesmas, yakni di Kopo, Jalan Ibrahim Adjie, Jalan Puter, Jalan Talaga Bodas, Ujungberung, Cipamokolan, dan Sindangjaya *

Dua belas,
Ada dua nenek dengan usia 124 tahun dan 150 tahun mampu bertahan hidup dengan konsumsi 30 batang rokok per hari.  Kok bisa ya? Ini hanyalah kebetulan. Karena sebenarnya lebih dari 200 ribu orang per tahun meninggal karena rokok. Jumlah mana yang mengerikan? Masih ngeyel mau merokok?

Tiga belas,
Memang, di luar negeri, rokok Indonesia itu sudah dikenal kenikmatannya. Bahkan rokok disebut sebagai ikonnya Indonesia. Tapi kalau sangat membahayakan kesehatan, apakah kita akan mempertahankannya? Tidakkah ada ikon lain yang lebih pantas dipertahankan?


Empat belas,
Perokok itu seperti orang yang sakit terkena Narkoba dan HIV/AIDS. Sakitnya pada mental. Oleh karena itu, kesembuhan mereka melalui konseling yang butuh dukungan, bukan malah dimusuhi.

Bagi perokok saat akan melakukan proses berhenti merokok, jangan lupa komunikasikan dengan orang sekitar dan minta dukungan untuk selalu mengingatkan! Perhatian dari orang sekitar itulah kekuatan yang membantu kesembuhan perokok.

Lima belas,
Saat rokok mahal, apa kabar rokok ilegal? Santai, rokok illegal sudah ada yang menangani. Kita tetap fokus pada #rokok50ribu.

Itulah lima belas fakta yang kudapatkan setelah mendengarkan talkshow yang juga dihadiri oleh dr. Fauziah M.Kes selaku Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia IAKMI Riau sebagai narasumber. Tidak ada lagi yang harus diragukan lagi bukan untuk mendukung #RokokHarusMahal dan #rokok50ribu? Kegelisahan petani, bisa diatasi dengan alih fungsi lahan. Ketenagakerjaan akan diatasi dengan lapangan pekerjaan lain. Kesembuhan perokok dibantu sepenuh hati oleh pemerintah dengan memberikan pelayan mulai dari faskes pertama. Kurang apalagi coba?

Dengan berhenti merokok pun, uang rokok itu bisa dialih fungsikan untuk keperluan lain. Salah satunya untuk perbaikan gizi keluarga.

Sekarang saatnya aku dan kamu yang perempuan untuk ikut action. Masak iya harus diam saja? Banyak cara lho yang bisa kita lakukan untuk mendukung #RokokHarusMahal seperti yang sudah dilakukan oleh perempuan di luar sana, seperti:

Perempuan inspiratif
  1. dr. Fauziah M.Kes yang dengan tegas menolak duduk di sebelah pak camat yang sedang merokok aktif saat kegiatan di masyarakat.
  2. Mbak Nina Samidi yang dengan aktif mendukung seseorang yang ingin berhenti merokok dengan cara mengirim artikel atau video yang berisi bahaya rokok.
  3. Dita Sari Wootekh, seorang istri yang mendukung suaminya untuk berhenti merokok dengan membuat tabungan "Power of  20 ribu" dan setelah 1,5 tahun uang rokok suaminya itu bisa dipakai untuk membeli motor. ***
  4. Seorang ibu yang tidak disebutkan namanya, pemilik beberapa ritel di Jawa Tengah memutuskan untuk tidak menjual rokok di ritelnya karena beban moral.
  5. Gerakan 1000 perempuan dukung #RokokHarusMahal yang diikuti juga oleh 50 tokoh perempuan Indonesia pada 21 April 2018 lalu di Kota Tua, Jakarta.
  6. Ibu Sumiati, salah satu dari tujuh penggerak Kampung Warna-warni Tanpa Rokok di bibir sungai Cipinang, Kampung Penas Tanggul, Jakarta Timur.
  7. Ibu yang tidak menyajikan rokok saat ada pertemuan rutin di rumah atau kumpul-kumpul bersama warga lain.
  8. Membuat larangan merokok di dalam rumah.
  9. Khusus jomblowati, memilih calon suami yang tidak merokok.
  10. Cara paling mudah dan bisa dilakukan oleh perempuan manapun, yaitu dengan ikut menandatangani petisi di change.org/rokokharusmahal
  11. Bagi blogger, bisa ikut lomba blog #RokokHarusMahal yang akan ada sampai 8 seri, sekaligus menyebarkan informasi kepada masyarakat luas akan fakta-fakta rokok di lapangan yang belum tentu banyak orang tahu. Tujuan berbagi siapa tahu dapat rezeki.

Nah, itulah beberapa cara yang sudah dilakukan oleh perempuan di luar sana. Besar kemungkinan masih banyak lagi cara nyata yang dilakukan oleh perempuan yang tak terekspos oleh media. Pun, tanpa sadar aku juga sudah mendukung #RokokHarusMahal semenjak hamil Kak Ghifa, yaitu dengan meminta Abi untuk berhenti merokok dan mengumpulkan rokok jatah dari bosnya. Setelah terkumpul sekitar 20 bungkus, kemudian dijual ke warung dekat rumah. Uangnya diberikan kepadaku. Seingatku, uang tersebut kugunakan untuk USG 8 bulan, membeli susu hamil, beli bak mandi, sampai baju bayi yang lucu-lucu lho. Lumayan bangetlah ini.

Kalau kamu, mau berbuat apa untuk mendukung #RokokHarusMahal dan menggenapi angka 1001 di atas? Kutunggu komentarmu, siapa tahu komentarmu itu sangat membantu dan menginspirasi orang lain.



*http://jabar.tribunnews.com/2017/02/23/ingin-berhenti-merokok-datanglah-ke-puskesmas-terdekat.
** https://nasional.kompas.com/read/2016/06/14/13074381/dengan.permenkes.orang.sakit.tidak.bisa.diberangkatkan.ke.tanah.suci
*** https://www.liputan6.com/citizen6/read/2997317/kumpulkan-uang-rokok-selama-15-tahun-dita-beli-motor-tunai

19 komentar:

  1. Suamiku sudah kecanduan rokok banget. Kalau dibilangin susah, padahal gak baik buat kesehatan. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau belum ada niatan yg kuat dari perokok itu sendiri memang susah, Mbak.

      Hapus
  2. Saya pernah menulis tentang rokok, waktu itu mudah lolos ke Vivalog (sekarang susahnyaa), alhamdulillah banyak yang baca tapi ada juga yang komentarnya memaki-maki saya. Lucu, deh :D

    Paling sebel kalo rokok beriklan untuk olah raga dan musik. Ih sebel banget. Jelas2 fungsinya gak ada dan merugikan, ngapain support kegiatan positif. Ya jelaslah, biar konsumennya tambah banyak tapi herannya masih saja orang pada mau ajuin proposal ke perusahaan rokok tak memperhatikan masalah kesehatan dan moral, yang penting dapat duit buat kegiatan saja. :(

    BTW, saya terlewat acara radionya. Moga2 masih ada kesempatan buat menyimak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, poin ini lupa kumasukkan nih. Makasih banget mbak sudah menambahkan.

      Sebenarnya kalau ada yg minta sponsorsip gitu keenakan industri rokoknya ya. Bisa ngiklan tapi secara softselling gitu. Terus daoat kesan baik di masyarakat. Merk rokok ini nih suka suport acara anak muda, ini, dan itu. Padahal mereka justru meraup keuntungan yang lebih dari apa yg kita kira.

      Hapus
  3. Alhamdulillah di daerah ku pemimpin nya peduli. Jadi di sini dilarang pasang spanduk rokok terutama di dekat sekolah, acara musik jg ga boleh disponsori sama rokok.. pokoknya bebas rokok cuma sedihnya di dekatku ada yang tetap nyolong2 jual dan sasarannya emang anak sekolah mba Dii.. yg beli anak SMP krn harganya pun terjangkau bgt.

    BalasHapus
  4. Dukung Ibu-ibu deh, biar anak jg sehat kalo rokoknya dikurangi ato sama sekali dihilangkan karena tidak baik untuk semua

    BalasHapus
  5. Betul sulit sekali mengkampanyekan ini.. masih banyak bapak yg dgn tenang merokok sementara anak2nya nunggak SPP.. 😔
    Semoga sukses ya..

    BalasHapus
  6. Wah aku dukung rokok harus mahal toh merusak kesehatan perokok itu sendiri dan kasihan perokok pasif di sekitarnya, masih susah berhentikan adik dan kakak ipar yang masih suka merokok, adik ipar udah segan merokok dalam rumah kalau ada aku, yang masih bandel merokok dalm rumh mertua adalah kakak ipar, udah kode batuk batuk dan aku menghindar ke ruangan belakang atau kamar masih gak ngerti hehe

    BalasHapus
  7. wah, 15 fakta itu bikin kaget mbak.
    apa lagi pas tau kalo harga rokok di kita itu bener-bener murah banget :'
    mesti dibikin mahal biar pada kapok beli.

    BalasHapus
  8. Aku sejak lama udah tegas tentang larangan merokok. Apalagi kalo ada yang merokok di depanku, mending pindah aja.

    Alhamdulillah suami dan anak2 juga nggak suka merokok, bahagia banget

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah suamiku dan sebagian besar anggota keluargaku tidak merokok. Dulu Bapakku perokok berat tapi sekarang sudah enggak lagi. Yang masih jadi pe er sih, gimana caranya menghindarkan diri jadi perokok pasif. Masih banyak perokok yang merokok di sembarang tempat. Padahal efeknya lebih membahayakan daripada ke prokoknya itu sendiri

    BalasHapus
  10. Campaign yang bagus sekali mbak Ika.
    Memang cara paling gampang untuk pemasaran rokok ya ke anak pra remaja yang masih penasaran. Sekali mereka nyoba dan ketagihan susah untuk menghentikannya kecuali ada niat dari diri mereka sendiri. Jadi menurutku campaign paling bagus untuk bilang stop rokok adalah sedini mungkin.

    BalasHapus
  11. Selalu lengkap dan komprehensif deh tulisan Mba Diyanika ini. Aku punya Ayah perokok dan hasilnya saat dulu cari pasangan syarat utama ngga boleh yg perokok. Klo kita perempuan sama2 punya standard ini kayaknya populasi cowok merokok bakal berkurang deh hehehe

    BalasHapus
  12. Fiuh, miris ya kalau baca fakta ttg rokok 🙁

    BalasHapus
  13. Mba tulisannya bagus banget, dan comprehensif, jadi dapat ilmu banyak... ayahku dulu meninggal karena kecanduan rokok juga :(. kadang suka terganggu juga sama orang yang ngerokok trus asep nya kemana2. sebagai perempuan aku sangat mendukung rokok harus mahal ! kalau bisa dimusnahkan aja

    BalasHapus
  14. Saya banyak di DM melalui instagram yang menanyakan mengenai turunnya pendapatan uang negara dari Rokok... Padahal kan kalau rokok dimahalin bakalan cukai rokok bakalan naik ya kak

    BalasHapus
  15. Saya sudah berhenti 3 thn lalu, karena kesehatan menurun jg sering sakit batuk2. Ketika berobat itu kata dokter disebabkan oleh rokok. Yah saya langsung berhenti saja. Hidup sehat lebih berharga daripada hidup tapi sakit-sakitan, kan gak nikmat.
    Sekarang saya klo ditawarin rokok 100% saya tolak karena slalu inget pas sakit batuk2nya. .

    BalasHapus
  16. Dulu bapakku petani tembakau, tapi alhamdulilah sekarang udah nggak. Masalah rokok tuh ribet banget ya mbak. Aku benci kalo ada orang yang ngrokok di depanku tapi nggak mau pindah. Sedih juga kalo di bus ada yanh ngrokok. Paling sedih ya itu kalo jadi perokok pasif. Huhuhu.

    BalasHapus