Kamis, 17 September 2020

TKI yang Pulang ke Indonesia Saat Masa Pandemi Wajib PCR Test

 

Dampak apa yang kamu alami selama pandemi ini terjadi? Banyak? Sabar. Kamu tak sendirian. Banyak hal terjadi juga kepadaku, dia, dan mereka di luar sana.

Paling terasa adalah saat aku harus menerima kenyataan kalau keluargaku yang di luar negeri tidak bisa pulang pas lebaran kemarin. Ada tanteku yang lama menetap di Malaysia karena bersuamikan orang sana. Ada sepupu perempuanku yang jadi TKI di Hongkong dan sepupu laki-lakiku yang jadi TKI di Jepang. Mereka semua menggantungkan rasa rindunya sampai berbulan-bulan.

Akhirnya, tanteku batal pulang. Semula mau pulang lebaran haji, tapi karena harus PCR dulu dengan biaya yang tak sedikit dan harus mengurus ini dan itu. Mending uangnya dikirim ke rumah saja dan menunda kepulangannya. Begitu pikirnya.

Berbeda dengan kedua sepupuku, mereka memang sudah jatahnya pulang. Sepupu perempuan memang kontraknya sudah habis dan nggak mau perpanjang lagi, sedangkan sepupuku yang laki-laki jatah cuti tiga bulan.

Nah, menjelang kepulangan mereka, keluarga besar pada heboh. Ini bagaimana prosesnya? Nanti gimana PCRnya? Biayanya siapa yang nanggung? Kalau sampai rumah bagaimana karantinanya? Wis pokoke heboh semua.

Akhirnya bisa pamer koper setelah bisa dapat izin pulang

Aku sampai tanya-tanya juga ke teman komunitas bloger, mungkin ada yang punya pengalaman melakukan perjalanan ke luar atau dalam negeri dengan pesawat selama pandemi ini. Selain itu, aku juga searching di internet, tata caranya gimana, bagaimana langkah-langkah kalau mau refund tiket pesawat?

Eh, pas hari H tiba, kok, ya, biasa saja. Hahaha. Maklum, kan belum ada pengalaman.

Sebentar lagi meninggalkan Hongkong

Awal Agustus, sepupu laki-lakiku terlebih dahulu yang pulang. Alhamdulillah, lolos. Dia bersih. Gantian tanggal 20 Agustus, sepupuku yang perempuan. Dasar emak-emak rempong, begitulah, ya. Bisa membayangkan?

"Ntar kalau gini gimana?"

"Aku takut pulang sendiri."

"Sekamar sama orang asing dong."

Berikut kubikin list deh ya apa-apa yang harus diperhatikan kalua mau pulang ke Indonesia selama pandemi ini. Tentu ini berdasarkan pengalaman saudaraku, ya. Akan tetapi, ini jangan dijadikan rujukan paten ya, karena semua bisa berubah kapanpun. Kamu aja yang awalnya sayang sama aku, sedetik kemudian jadi ilfil. Ih…. Jangan!

1. Kalau misal dari negara kamu saat ini ada tes PCR dan kamu milih tes di sana, ya, nggak papa. Akan tetapi, kalau soal harga, ya, jangan ditanya. Kalau dibayarin sama majikan atau perusahaan, ya, kenapa tidak? Biar nanti kalau sampai Indonesia nggak perlu tes lagi. Cukup menunjukkan hasil PCR tadi.

Kalau saat ini kamu butuh info PCR Test yang nggak pakai keluar rumah, bisa langsung buka aplikasi Halodoc. Di sana kamu bisa masukkan keyword PCR Test kemudian lokasi kamu. Nanti akan keluar banyak pilihan. Kamu perhatikan juga soal harga, berapa lama hasilnya keluar, kemudian proses pembayarannya seperti apa, agar tes yang kamu lakukan lebih efektif. Yah, namanya orang, kan nggak pernah tahu butuhnya seperti apa. Kalau ada yang lebih nyaman kenapa harus pilih yang bikin hati cemas di tengah pandemi gini, kan?

2. Kalau memilih nggak pakai PCR test dari negara kamu kerja, ya, kudu siap kalau sampai Indonesia nggak bisa langsung pulang. Harus mondok dulu di Wisma Atlet.

3. Sampai bandara, tentu ada petugas khusus yang bakal ngurusin. Nanti diangkut dengan bus atau mobil petugas. Nah, bocorannya, tapi ini sangat wajar karena sudah dibantuin nurunin koper, ya, memberi sedikit salam tempel sama petugas yang ngangkut koper nggak papa kan? Jangan nggrundel, nggak seberapa juga.

4. Sampai di Wisma Atlet, tenang, makanan terjamin, kamar nyaman, ada AC, ada sofa, sekamar berdua. Kemudian kapan PCRnya, kan keburu kangen keluarga? Sesuai kedatanganmu. Sepupuku sampai Wisma Atlet malam hari, tes PCRnya esoknya. Pelaksanaannya dikelompok, ya

5. Hasil tes keluar sekitar 4 sampai 5 hari. Kalau negatif, cus pulang. Naik apa? Kalau yang punya tiket pesawat terusan, ya, ke bandara. Bisa juga ke stasiun atau ke pool bus. Menuju ke sana bisa naik ojek online atau sewa bareng-bareng travel yang ada di sekitaran Wisma Atlet.


Hasil review sepupuku, baik yang laki-laki atau perempuan, pelayanan selama di Wisma Atlet sangat memuaskan. Gratis. Tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Siapa yang tak ikut bahagia mendengar kesan yang baik tersebut?

Alhamdulillah, sampai hari ini keluarga besar kami sehat wal ‘afiat dan bisa berkumpul dengan lengkap. Semoga seterusnya. Aamiin.

Setelah masa karantina selesai, kami sempat piknik tipis-tipis juga, naik kapal. Gini doang kami sudah hepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar