Kamis, 10 September 2020

Setelah Ujian SKB, Mau Wisata Ke Mana?

Lama sekali aku nggak nulis di blog ini. Ada deh kalau sebulan lebih. Hai, blog, kamu lumutan, ya?

Maafkan aku.

Sebenarnya tetap menulis di Google Keep saat ide bermunculan. Bahkan kalau pas nemu momen untuk bisa dijadikan foto postingan, ya, aku potret. Tapi, nggak aku selesaikan. Hanya sekadar outline kasar doang.

Bahkan, ada draft lomba blog yang sudah kususun detail banget, tapi nggak tak lanjutin.

Kenapa?

Aku baru berusaha fokus sama satu hal, yaitu ujian SKB-ku. Sekadar info, ujian ini adalah tahap kedua CPNS 2019 lalu yang sempat tertunda karena ada pandemi ini.

Untuk cerita ujian tahap pertamaku, SKD, sudah pernah aku ceritakan di postingan MAMPUKAH AKU MENJADI SANG BINTANG?

Ibarat mau naik kelas, ujian ini memang sangat penting bagiku. Ini adalah jalanku untuk menggapai cita-citaku, sekaligus impian almarhumah ibuku, agar aku bisa jadi 'orang', guru SD yang berstatus PNS. Bukan hanya guru wiyata.

Nggak tahu kenapa, aku juga merasa kerjaan rumah seperti nggak ada habisnya. Ada mulu. Ditambah dengan kerjaan bapakku yang mau nggak mau aku harus ikut turun tangan. Setiap malam baru bisa tidur di atas pukul 22.00 WIB.

Lelah. Jadi, ya, sudahlah, harus ada yang kulonggarkan. Dalam hal ini urusan ngeblogku ini.

Sedikit cerita tentang persiapan SKB-ku, insyaallah, aku maju perang tanggal 22 September 2020. Masih ada beberapa hari lagi, ya. Tapi, rasa deg-deg-an sudah menyelubungi perasaanku dari awal jadwal SKB diumumkan.

"Ini saatnya. Ini yang aku tunggu-tunggu, bukan? Jangan gentar!" bisikku pada diri sendiri.

Belajar, pasti. Mulai dari mendengarkan penjelesan di youtube. Belajar dari buku juga iya, bahkan buku ratusan ribu kubeli. Hihi. Padahal biasanya ada rasa 'eman' emak-emak muncul. Ah, semoga ini bisa jadi jalan ikhtiarku yang membuahkan hasil. Oiya, aku ikut try out berbayar juga, dan nimbrung pembahasan-pembahasan soal di Zoom.

Katanya waktu terbatas, lha kapan belajarnya?

Ehm....

Aku pernah melempar kalimat ini di grup SKB yang berisikan teman-teman seperjuanganku, hanya 9 anggotanya, hihi, begini,

Sangat-sangat kuusahakan.

Sangat-sangat kumaksimalkan.

Pokoknya kalau ada jeda, langsung buka HP, ngerjain soal try out. Ada luang sebelum ngelonin Kak Ghifa tidur siang, baca buku materi. Malam sebelum tidur, kuusahakan juga ngerjain 5 sampai 10 soal. Pas masak atau cuci piring, sambil dengerin pembahasan di youtube.

Hidupku penuh dengan soal. Nggak papa. Aku hepi. Aku sangat menikmati.

Aku berusaha semaksimal yang kubisa. Karena aku tak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarku. Terkhusus untuk almarhumah ibuku.

Kesempatan. Ini kesempatan berhargaku. Berada di peringkat 1. Skor selisih 68 dengan yang peringkat di bawahku. Aku nggak mau leha-leha.

Apalagi bulan ini adalah bulan spesial juga untukku. Kakak Ghifa ulang tahun kelima dan peringatan hari pernikahanku. Ingin rasanya memberikan hadiah yang spesial untuk mereka dengan kelulusanku.

Selain itu, setelah ujian SKD dulu-ujian tahap pertama, aku punya keinginan akan mengajak Kakak pergi ke Kebun Binatang Mangkang Semarang. Kenapa? Karena Kakak suka dan heboh sekali lihat berbagai macam binatang secara langsung.

Sayang, virus Corona datang menyerang.

Sumber foto: https://galamedia.pikiran-rakyat.com/

Nah, inginku nih ya, selesai SKB dengan kabar baik-aamiin, kemudian bisa berangkat menikmati wisata Semarang, yaitu ke Kebun Binatang Mangkang Semarang bersama keluarga besar. Sekarang saja Kak Ghifa sudah nanya mulu kapan aku ujian dan kapan ke kebun binatang. Duh, sabar, ya, Kak.

Kenapa memilih Kebun Binatang Mangkang Semarang atau Semarang Zoo?

  1. Alasan utama tentu karena letaknya. Paling nggak sih dua jam perjalanan dari rumah. Wong yang di Jogja saja dijabanin, ini di kandang sendiri masak dilewatin begitu saja? Bisa tuh ya bernagkat pagi pulangnya sore. Biar puas banget.
  2. Kemudian yang kedua, akses ke sana pun mudah. Kalau misal bapakku nggak bisa nganter kan bisa naik bus dua kali. Pertama ambil yang jurusan Purwodadi - Semarang, kemudian lanjut naik bus transsemarang dengan tarif murah meriah.
  3. Tiket masuknya pun masih terjangkau, kalau mau mengajak semua anggota keluarga untuk menikmati wisata keluarga di kebun binatang ini kan nggak bikin kantong jebol.
  4. Dengar-dengar kalau masuk ke sini bisa bawa makanan dari luar, ya? Banyak yang bawa tikar untuk beramah tamah dengan keluarga sambil menunggu anak-anak keliling kebun binatang. Benar nggak sih? Kalau nggak boleh, tolong konfirmasi ke aku, ya.
  5. Bearda di alam terbuka dan kulihat di IG milik Pak Hendrar Prihadi, kebun binatang ini menerapkan protokol kesehatan semenjak dibuka lagi bulan Juli lalu. Lumayan tenang jugalah kalau mau wisata di tengah pandemi kayak gini.

Setidaknya itulah yang jadi alasanku ingin mengajak Kak Ghifa dan keluarga yang lain ke Kebun Binatang Mangkang Semarang. Semoga bisa terwujud keingananku ini. Lolos SKB cus jalan-jalan. Aamiin.

Kalau kamu mulai berani 'keluar rumah', maunya ke mana? Yang sekiataran Semarang-lah, jangan yang jauh-jauh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar