Kamis, 05 Agustus 2021

Tinggal Menunggu Lahiran, Tensiku Naik Lagi, Kurang Tidurkah?


Mungkin karena kurang tidur tensiku jadi 129/85. Mungkin. Karena tensi darah itu kan misteri. Bukan misteri gunung berapi, ya.

Gara-gara kemarin siang mau mak ser tidur, eh, malah hujan. Aku buru-buru ngangkat jemuran. Setelah itu mau mapan tidur lagi nggak bisa. Sudah jam Kakak pulang sekolah madrasah, ya sudah, kemudian mandi dan beli kue bandung.

Setelah mandi ini aku mulai ngerasa kepalaku berat lagi nih. Duh, ini tensiku pasti naik lagi karena kurang tidur. Padahal tadi pagi aku masih minum obat penurun tensi dari dokter kandunganku. Masak iya sih nggak ngaruh?

Sebelum beli kue bandung, aku mampir ke rumah temanku yang berprofesi perawat. Aku minta tolong ditensi, dan bener, tensiku 129/85.

Mulai deh kepikiran. Tinggal nunggu brojolan, masalah tensi ganggu lagi. Mikir apa sih? Apa karena banyak orang yang tanya, kapan lahiran? Loh belum lahiran? Dan pertanyaan-pertanyaan lain itu jadi mikir mbathek?

Ah, apa-apaan sih kamu, Ka? Gitu aja dipikir? Sejak kapan jadi sensitif gitu?

Kue bandung sudah di tangan, mampir deh ke apotek, beli susu pembersihku yang habis. Karena lagi sepi, aku minta tolong tuh sama petugasnya, "Mbak, aku mau dong ditensi. Maaf, ya, ngrepotin."

Hasilnya? Sama saja, Gaes. Hahahaha. 129/85.

Oke, fix. Tensiku naik lagi. Mikiiiiiirrrr.

(Meski teman dan petugas apotek bilang, nggak papa, namanya hamil tua segitu normal, Mbak. Kalau di atas 140, perlu diwaspadai)

Aku tetap ambil pusing, karena bidan yang bakal menemaniku lahiran agak rewel kalau tensiku mencapai angka 130.

Sebelumnya, di pertengahan Juli lalu tensiku sampai 136. Kapan-kapan kuceritakan, why?

Akhirnya, aku pulang. Okelah, kuterima tensiku yang tinggi ini. Mulai lagi, kuasai diri.

Aku ingat kalimat wejangan dari guruku, "Jangan fokus dengan tensimu yang tinggi. Kalau kamu mikir tinggi, ya, bakal tinggi mulu. Sudah slow saja. Santai."

Tapi, nyatanya tak mudah.

Ah, mungkin aku kecapekan dan kurang tidur ini. Iya, betul gini nih.

Sampai rumah, aku makan kue bandung, terus makan nasi, istirahat.

Malamnya, abi membantuku membalur seluruh tubuhku dengan minyak gosok. Pikirnya, mungkin aku masuk angin. Kemudian dipijit sama abi. Aku tidur pulas. Bangun hanya dua kali untuk pipis.

Paginya, alhamdulillah kepalaku nggak terlalu berat. Mungkin memang kecapekan. Tapi, aku nggak tensi dulu, ntar malah stress kalau lihat hasilnya tinggi lagi. Besok aku akan tensi lagi, dan apa yang akan terjadi?

Seharian ini, aku minum dua kali jus kol dan timun. Kemudian banyak minum air putih. Bismillah, turun tensiku. Aamiin.

Kamu pernah mengalami tensi tinggi juga saat hamil trimester 3 atau malah tinggal menghitung hari brojolan sepertiku? Bagaimana caramu mengatasinya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar