Sabtu, 28 Januari 2023

Bismillah, Jualan Online


Untuk memutuskan jualan online lewat status whatsapp adalah karena aku hobi sekali pegang HP. Bangun tidur, mau ke sekolah, saat anak-anak istirahat, apa sih yang kucari kalau bukan HP?

Sudah lama sebenarnya aku ingin berjualan online. Tapi, terhalang dengan rasa malu. Guru PNS kok jualan? Apa gajinya masih kurang? Nah, anggapan seperti itulah yang membuatku maju mundur untuk jualan.

Kemudian, aku juga kadang merasa, ini kok status whatsapp pada jualan semua to? Muncul rasa risih juga sih. Lah, kalau aku jualan juga, pasti orang-orang akan merasakan hal yang sama saat melihat status yang kupasang?

Ada juga pertanyaan, kalau semua pada jualan, yang beli siapa, ya? Karena kontak yang ada di HP ku juga banyak yang jualan. Ada yang kalangan guru juga malah.

Balik lagi soal rezeki sih ya, semua sudah diatur. Kenyataannya, minimarket yang saling berhadapan dengan barang dagangan yang hampir sama juga tetap ada yang beli.

Apa sih yang aku jual? Ada pakaian, kerudung, sarung, mukena, dll. Aku sistem jualnya nggak pakai daftar-daftar. Hanya modal share doang. Agen yang kupromoin ini dari Pekalongan.

Sebenarnya semua berawal karena aku sudah langganan belanja di agen tersebut. Karena merasa cocok dengan harganya dan sangat masuk akal, apalagi tanpa biaya pendaftaran, kenapa tidak?

Akan tetapi, dalam berjualan ini aku bikin strategi tersendiri. Karena aku juga punya branding sebagai guru, aku akan posting dagangan di sekitar pukul 03.00 an. Agar siangnya aku bisa share status kaitannya dengan profesiku sebagai guru.

Di hari pertama posting dagangan, apakah ada yang beli? Hahaha. Belum ada. Akan tetapi, yang lihat banyak. Paling nggak, orang yang ada di kontakku jadi tahu kalau aku sekarang ini mulai jualan online.

Wis to, aku percaya, sopo gelem obah, wetenge wareg (siapa yang mau bergerak, perutnya akan kenyang). Bismillah, jualan online.

Sampai sini aku jadi ingat pesannya Mbah Maimun yang intinya, kalau jadi guru, sebaiknya harus punya penghasilan sampingan lainnya.

Pesannya bagus banget dan aku setuju dengan catatan tupoksi sebagai guru tidak terbengkalai.

Saat ini aku juga terima les privat lagi, seminggu hanya dua kali pertemuan. Demi apa coba? Demi nggak mikir kalau anak minta jajan, mau beli lipen, dan jajan siomay depan sekolah. Hahaha.

Kalau mau ngandelin tambahan dari nulis blog, job juga sepi, apalagi aku bagi waktunya juga masih keteteran. Mau ikut lomba blog, duh, modalnya itu lho, waktu, pikiran, tenaga kudu ekstra banget dan aku angkat tangan. Tugas di dunia nyata sudah cukup buatku ngos-ngosan.

Semangat selalu pokoknya, ya, untuk kita pejuan cuan halal untuk keluarga. Terpenting, lakukan dengan hepi. Akan sangat hepi kalau hobi atau kesenanganku pegang HP ini bisa menghasilkan cuan beneran.

Ntar, kalau aku berhasil dapat pembeli pertama, akan kuceritakan di blog ini juga. Tunggu dan doain ya.



Salam,

Ika Hardiyan Aksari

2 komentar:

  1. wah, semangat terus untuk usahanya.

    BalasHapus
  2. Ku kira aku aja mba, yang kalau mau jualan ada rasa malu. Kayak.. kok lulusan gini jualannya gitu, atau cemooh-cemooh lainnya lah. Padahal dagang itu sebenarnya laku. cuma kurang PD dan kurang support. Hahah

    BalasHapus