Sabtu, 12 Januari 2013

Hari untuk Paijo atau untuk ku?


Tidak bertemu dengan Paijo sudah berapa lama yaa? Sebentar aku ingat-ingat yaa? Heem. Sepertinya hampir dua bulan. Keluar dari target ketemu satu bulan sekali. Kalau kalian sudah baca isi blog ku yang KEKANAK-KANAKAN Part II tahu lah ya kenapa aku tidak bertemu dengan Paijo. Paijo di Malang.
Hari ini jadi hari spesial. Aku pergi dengan Paijo. Coba tebak kemana? Bioskop? Salah. Mungkin saja bisa dibilang kami bukanlah pasangan yang sok romantis, seperti makan di restoran mahal, trus hobi nonton film romantis di bioskop, atau mungkin pergi ke pantai berdua, foto sana-sini. Ha! Tidak. Aku ke toko buku dan ke Pasar Johar.
#Makan malam romantis
Pertama kali makan malam bareng sama Paijo itu kapan ya? Ah aku lupa. Tempatnya memang bukan di restoran yang mewah. Lha cuma warung tenda di daerah Gubug. Menu yang jadi favorit kita adalah bebek goreng. Yang mungkin jadi momen romantis bagi kami adalah kali pertama keluar malam selama kita pacaran selama dua tahun. Ah aku jadi ingat, kalau tidak salah itu waktu bulan Februari tahun 2012. Ya, aku ingat betul waktu itu Paijo bawa coklat dan aku masih ingat betul pas dia bilang, “Coklat ini bukan coklat perayaan hari palentin ya mi, Cuma aku nyiapin ini buat ngilangin ingus umi karena kepedesan.” Hahaha! Dasar. Paijo punya cara lain untuk beromantisan denganku.

#All about Hari ini
“Abi, ayo nyebrang mobilnya masih jauh tuh!” nadaku sambil jengkel tingkat acakadul.
Hahahaha. Kalau ingat tadi siang rasanya aku ingin tertawa. Selalu saja aku marah-marah tiap kali pergi berdua dengannya. Paijo naik motornya pelan banget, hahaha. Aku tidak sabar. Terus parahnya lagi waktu di toko buku eh Paijo malah ngrecokin aku untuk segera pulang, ehm...bukan. Segera ke Johar untuk mencari hadiah untuk Ibu. Karena kebetulan sudah siang juga. Mungkin takutnya kalau panas nanti. Tapi seperti biasa, kalau nggak ngomel dulu ya bukan aku namanya. Hahaha. Maaf ya sayangku.
Lanjut ke Johar. Tahu nggak sih apa yang terjadi? Keblabasan boookkk.....Hahahaha. Ngomel lagi deh aku. Yakin! Eh pas pulangnya malah muter-muter mulu. Cak ilah sampai dua kali. Nyasar. Aku ngomel lagi. Yakin banget aku nggak bohong. Dan yang aku keselin lagi sepanjang perjalanan pulang pergi tadi selalu diklakson sama kendaraan di belakang karena Paijo jalannya terlalu lemah lembut. Paijo hanya diam. Tidak pernah langsung berkomentar ketika aku ngomel. Mungkin ini juga alasanku tetap mencintainya. Bukan karena dia suka ngalah. Tapi cara dia menghormatiku sebagai perempuan yang dicintainya untuk kembali menghormatinya sebagai pasanganku. Inilah yang tidak aku dapatkan dari laki-laki lain.
#Makan.Siang di Pasar Karangawen
Makanan yang wajib disantap ketika pergi sama Paijo adalah....BAKSO. Kemanapun perginya. Wajib bagiku makan bakso dan Paijo manut aja. Oke. Momen makan siang seperti ini adalah momen yang tepat untuk bercanda gurau dengannya. Dan tentunya momen untuk meminta maaf kepadanya. Ngepasin aja. Tapi lagi-lagi Paijo hanya menjawab dengan jawaban yang justru mendewasakanku, “Ya, aku memang seperti itu, karena dulu pernah jatuh. Jadi, maaf kalau umi tidak nyaman.”
Rasanya hatiku seperti es krim kena sinar matahari. Meleleh.
Et all, terimakasih untuk hari ini Paijoku. Sudah ditemani. Terimakasih. Jangan lelah bersama Miss Bawel sepertiku.Terimakasih untuk semuanya.

4 komentar:

  1. Romantis banget.. Dek...


    Oh iya.. Dek..
    Maaf ku.. Udah disampaikan pada mas paijo.. Lom...

    BalasHapus
  2. Terimakasih mas,
    semoga sampeyan segera merasakannya juga.
    InsyaAllah nanti kalau ketemu lagi dengan Mas Paijo.

    BalasHapus
  3. Berarti.. Belum disampaikan donk.

    Mas juga pernah merasakan..kok..
    Waktu naik becak.. Itu..

    Masih teringat jelas di benakku..

    BalasHapus
  4. He, iseng-iseng buka malah ketemu postingan ini nih Mas :)
    Habibie dan Ainun

    BalasHapus