Sabtu, 31 Oktober 2015

Modal Menikah dan Uang Sumbangan Pernikahan

Assalamualaikum

Kata orang, menikah itu harus punya modal. Modal apa? Modal madul. Hihihi. Bukan-bukan. Dalam suatu pernikahan tak hanya modal mental yang diperlukan, juga butuh modal materi untuk melangsungkan sebuah pernikahan dan kehidupan selanjutnya. Kalau modal itu sudah ada, uang sumbangan pernikahan kan bisa digunakan untuk yang lainnya. Misal untuk modal usaha. Kalau tidak? Apa kabar uang sumbangan pernikahan?



Siapa sih yang tidak ingin melangsungkan pesta pernikahan sesuai dengan keinginan? Sekali dalam seumur hidup gitu. Akan tetapi, seringnya akan memakan materi yang tak sedikit. Kalau tak punya modal materi yang mumpuni, gigit jari dong?

Ah, pernikahan kan tidak harus dilaksanakan dengan heboh bin mewah ya? Bisa kok yang sederhana, khusuk dan yang penting kan khidmat *idih kayak upacara bendera saja* Tentu kalau syarat di atas dilaksanakan tak akan memakan modal materi yang selangit. Tapiii...apa daya? Semua itu tak bisa saya lakukan.

Baca juga: Cari Obat Tetes Mata Kering? Ya, Insto Dry Eyes

Keinginan untuk melangsungkan pernikahan yang bermakna bagi keluarga saya tidak bisa yang hanya sederhana (ijab-qobul kelar), apalagi ada embel-embel saya anak tunggal. Apa kata dunia? *pamer* Makanya sebelum hari H, jauh-jauh hari malah, kepala saya ikut nyut-nyutan. Kok bisa?

Lulus kuliah Oktober 2014, bulan Desember saya menikah. Hanya jeda dua bulan. Saya dapat modal materi untuk menikah dari mana?

Kerja? Iya sih saya sudah bekerja semenjak kuliah. Gajinya tak seberapa *kurang bersyukur* karena saya hanya kerja jadi guru honorer di TK (awalnya) dengan gaji 50.000/bulan baru kemudian pindah ke SD dengan gaji yang tak jauh berbeda. Cari tambahan dengan menjadi guru les privat pun sudah saya jalani tapi tak mencukupi untuk modal menikah. Lantas?

Njagake, nggandul (mengandalkan) orang tua jadi solusi saya. Tentu dengan harapan pernikahan saya dapat membuahkan hasil. Hasil? Uang sumbangan pernikahan yang lumayan sehingga orang tua tak kejatuhan hutang gitu lho.

souvenir pernikahan saya
Sebenarnya tak semua tetek-bengek pernikahan saya dananya minta kepada orang tua. Gaji yang tak seberapa tetap saya sisihkan untuk ditabung. Alhamdulillah, untuk urusan undangan pernikahan dan souvenir pernikahan saya yang urus.

Oya, ada cerita dibalik undangan dan souvenir pernikahan saya nih. Tahukah Anda kalau saya mendesain sendiri undangan pernikahan saya lho? Demi apa? Ya, menghemat pengeluaran. Pun untuk souvenir pernikahan. Saya buat sendiri dari 2 bulan sebelum hari H pernikahan saya. Apa nggak capek? Banget!

Kalau boleh memilih saya maunya ya pesan ke orang untuk urusan undangan dan souvenir. Apalagi saat saya menikah baru muncul tren souvenir photobooth. Kalau ada modal lebih, pernikahan saya pasti lebih berkesan bagi saya juga untuk tamu undangan. 

pesta pernikahan saya
Tentang uang sumbangan pernikahan. Di lingkungan sekitar saya, beredar kebiasaan kalau uang sumbangan pernikahan itu ya kalau diberikan ke pengantin berarti menjadi hak milik pengantin sedangkan yang masuk ke kotak sumbangan untuk orang tua pihak perempuan yang menyelenggarakan pesta pernikahan. Apa yang berlaku di keluarga saya? Bukan pamer, tapi karena saya merasa pas menikah tak bermodal, makanya uang sumbangan saya berikan semua ke orang tua untuk membayar kekurangan ini dan itu.

Apakah saya menyesal? Iya. Seandainya saja uang sumbangan pernikahan saya dulu tidak semua diberikan ke orang tua, pasti saat ini usaha suami sudah berjalan dan tidak terkatung-katung seperti ini. Urusan tetek bengek selama melahirkan kemarin juga tidak harus comot sana-sini. Akan tetapi, balik lagi. Buat apa pula disesali? Bisa jadi kalau uang sumbangan pernikahan itu saya simpan sendiri, saya tak bisa melihat kebahagiaan di mata orang tua saya yang terganjal hutang atas dana pernikahan saya.

"Pakai jurus ngoyo bagaimana pun kalau Allah belum meng-klik tombol OK usaha suami pun tak akan berjalan."

Menurut pengamalan saya, menikah muda juga jadi salah satu penyebab lain tidak adanya modal yang mencukupi saat hendak menikah. Tak ada yang salah dengan menikah muda. Bahkan saya mendukung kalau ada teman yang menikah muda seperti saya. xixixixi *Modus* Yang tidak didukung adalah ketika hendak menikah muda ingin melangsungkan pernikahan yang cukup wow tapi tak ada modal. Ini masalah banget.

Adakah solusinya? Sebenarnya saat ini sudah banyak sih perusahaan yang menawarkan jasa untuk pembiayaan pernikahan. Jadi, perusahaan tersebut akan memberikan pinjaman dana yang langsung diberikan ke vendor pernikahan yang sudah kita pilih. Istilah mudahnya kita dibayarin dulu gitu. Nanti kita tinggal nyicil. Bunganya pun rendah, aplikasinya mudah, dan pasti proses persetujuannya juga cepat. Enak kan? 

Solusi di atas ujung-ujungnya hutang lagi ya? Bisa bernafas sebentar tapi ntar uang sumbangan pernikahan untuk membayar juga? Nggak bisa buat modal usaha pasca menikah dong ya? Nah, ada solusi yang lebih baik. Ini menurut saya ya. Apa itu? Menabung.

Menabung, sejak kecil saya yakin pasti sudah pada diajarin menabung sama orang tuanya. Tidak perlu menunggu bertemu jodoh baru menabung. Menabung untuk pernikahan bisa kok dimulai sejak dini. Jangan sampai seperti pengalaman saya. Menabung pas sudah mau dekat ke hari pernikahan.

Kini saya dan suami sedang membiasakan diri untuk menabung demi mencapai kehidupan pernikahan yang kami inginkan. Ada tiga pola menabung yang kami lakukan. Kami pun menyediakan tiga macam celengan.

  1. Menabung dalam jumlah yang sama per hari. Misalnya, sehari menabung 2.000 maka setiap hari menabung dengan jumlah itu terus. Pola ini saya yang mengaplikasikannya, hukumnya wajib per hari.
  2. Menabung sesuai tanggal kalender. Misalnya tanggal 1 ya nabungnya 1000, kalau tanggal 7 ya nabungnya 7000 dan seterusnya. Celengan ini yang mengisi bisa saya atau suami. Siapa yang punya uang lebih.
  3. Menabung berapapun. Ini biasanya kami berdua yang mengisi celengannya. Jumlah uangnya pun bebas. Misalnya ada uang recehan sisa belanja ya masuk, kembalian beli bensi ya masuk. Terpenting celengan 1 dan 2 sudah terpenuhi.
Itu pola menabung ala saya. Bagi Anda yang belum menikah atau pun sudah tak ada salahnya untuk mencobanya. Utamanya, bagi Anda yang hendak melangsungkan pernikahan atau ada rencana hendak melangsungkan pernikahan, yuk kumpulkan modal menikah sejak dini. Siapa sih yang tidak ingin menikah dengan modal sendiri? Jangan sampai uang sumbangan pernikahan Anda ludes untuk membayar ini dan itu karena awal mulanya Anda tak bermodal lho!

Menikah dengan modal sendiri? Bisa kok! Uang sumbangan pernikahan pun bisa digunakan untuk modal usaha.

Referensi:
http://yasinyasintha.com/pembiayaan-pernikahan-pertama-di-indonesia-wedlite/
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=681&cid=1

24 komentar:

  1. Dulu pas aku nikah juga semua sumbangan aku kasih ke orangtua..., kita mah bisa cari modal lagi dengan kerja...hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Mak. Walaupun semua dimulai dari nol lagi ya.

      Hapus
  2. Saya menikah 2008, modal dikit tapi hasil sumbangan milik emak masih sisa untuk menutup biaya lain2. Milik saya disimpan sendiri.

    Tapi kalau nikah sekarang katanya, uang sumbangan ga cukup buat menutup biaya. Ujung2nya punya utang sana sini klau ga punya modal :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bgt Mbak menikah jaman sekarang itu mehong bgt.

      Hapus
  3. kadang saya jg mikir modal buat nikah hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan kadang mbak emang harus dipikir..hihihi.

      Hapus
  4. Wah, dari skrg saya harus mikir juga soal budget nikah nih. Meski blm ketahuan jodoh saya dimana hihihi! Nice share Bu Guru ^_^

    BalasHapus
  5. Menarik yang nabung sesuai tgl Mbak ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat mencoba mbak. Saya juga belajar dari internet.

      Hapus
  6. Kalau di daerahku, nggak peduli milik siapa, karena hakikat, uang hasil sumbangan dr tamu adalah milik bersama. Karena keduanya punya hak, nggak ada yg salah dominan

    BalasHapus
  7. Wah manteb nih idenya bisa jadi inspirasi bagi yg lain

    BalasHapus
  8. Kalo aku nikah dengan modal sendiri, dan uang sumbangan juga kami yang terima, Aku pengennya emang nikah nggak ngerusuhi ortu, karena udah disekolahin jadinya nabung dulu baru nikah, hihiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih ngiri euy pengen yg kayak mbak sebenarnya. Tapi apalah daya. Jalan untuk membahagiakan orang tua saya pasti ada.

      Hapus
  9. kalo aku dari ortu semua mbak ika...cuma souvenirnya aja aku cari sendiri...

    BalasHapus
  10. Apalagi aku yang tgl 10 Juli dilamar, 22 Juli langsung nikah. Jangan tanya berapa budgetnya, alhamdulillah super miniiiiim hihi. Ra ono souvenir buat tamu, cuma ngasih 2 bungkus mie instan buat yg kondangan. Undangan jg cm pake kertas biasa :D

    BalasHapus
  11. wah masih tergolon gpengantin baru ya

    BalasHapus
  12. Wah masih kinyis-kinyis ini pengantinnya :) Senangnya ya bisa nikah dengan modal sendiri :)

    BalasHapus
  13. Saya enggak modal sendiri waktu menikah, suami yang memberikan, dan pesta semuanya dari orangtua. Jadi uang sumbangan semuanya saya berikan ke orangtua juga.

    BalasHapus
  14. Kalau aku nikah ama suamiku taun 2008, kami baru lulus profesi apoteker 2006, kerja di apotek gajinya tak sesuai dengan yang dijanjikan, sempet di klinik juga, suamiku sudah kerja di perusahaan yang sekarang awal 2008, niat nikah Bismillah, dari ortuku 25jt, dari mertuaku 10juta, uang dari sumbangan buat ortuku semua hanya dapat 11,5jt, tapi emas kawin dan seserahan dari suamiku bonus kantor dikumpulin 15juta, nah abis itu aku sudah menikah bantu ortu nikahin adik, minjemin saja, abis hajatan uang dari gentong sumbangan itu dibayarkan ke aku, inget 2009 adikku sama juga abis 35juta, dari pihak laki2 5juta, dapet 12,5jt, terus 2014 minjemin lagi adikku 20juta, dari pihak lelaki 15juta malah dapet 6,5juta, nah terkahir adikku taun 2015 abis hampir 50jutaan lebih cuma balik dari sumbangan 25juta, maaf aku nyebut angka karena ternyata benar tiap taun itu naik ya, uang nilainya makin kecil, jadi kalau aku mah ngasih paling alakadarnya 1,5jt pe 3,5jtan saja, sisanya kupinjemin baru dibayar setelah acara selesai, kalau adik bungsuku mah dari sendiri tapi minjem ortu, aku ama adikku satu lagi, lalu bayarnya diangsur, kalau keluargaku mah gini, saling meminjamkan jika ada, biar mempermudah pernikahan berlangsung dan semua senang, nikah itu barokah insyaAlloh rezeki pun bertambah ya 😊

    BalasHapus