Jumat, 12 April 2019

Kecil - Kecil Berani Komplain


Rutinitas Jumat pagi di sekolahku adalah jalan-jalan atau senam. Setelah itu makan bersama kemudian pelajaran dimulai. Berhubung akhir-akhir ini sering hujan, lapangan sekolahku penuh dengan air. Ya sudah, jalan-jalan keliling kampung menjadi pilihan.

Aku ikut senang kalau jalan-jalan keliling kampung. Itu artinya aku juga bisa ikut olahraga lebih berkeringat. Keuntungan lainnya adalah semua muridku bisa berbaur bersama dengan murid lainnya. Saatnya belajar bersosialisasi.

Ada sisi kurang baiknya sih kalau jalan-jalan keliling kampung. Apa itu? Muridku sering bubar jalan memenuhi jalanan. Tentu ini akan mengganggu pengguna jalan lainnya. Jalan satu-satunya, ya, kami, guru-guru, harus teriak sana-sini agar murid-murid juga memberikan kesempatan kepada pengguna jalan yang lain untuk lewat.

"Ayo, sebelah kiri semua, satu-satu barisnya!!"

Hari ini, ada satu kejadian yang menurutku lucu tapi unik. Muridku, Khusna namanya, saat perjalanan pulang ke sekolah dia ngintil di belakangku. Seperti biasa ini anak cerita ke sana-sini sambil memegangi tanganku.

Saat ada muridku kelas 6 yang ikut menyusulku kemudian berbaris di depanku, tahu apa yang dikatakan oleh Khusna?

"Kok kerudungnya pink?"

Eh.



Kakak kelas yang mendengar celotehnya seketika menoleh. Kemudian menjawab dengan cengengesan, "Memangnya kenapa?"

"Kan harusnya pakai warna orange kayak punyaku. Kalau ada kuning-kuningnya dikit ya tidak apa-apa. Itu kok pink?"

Semua yang mendengar tertawa.

"Oh, murid Bu Ika ki."

Aku tersenyum.

"Tapi, Khusna betul, tidak?" tanyaku.

Mereka malah cengengesan lagi.


***

Sebenarnya aku sudah sering mengingatkan anak-anak untuk menyamakan warna kerudungnya. Beda-beda dikit ya wajar karena tidak dihandle oleh sekolah. Sayang, itu tidak berlaku untuk kelas lain. Kadang ada guru yang tahu itu kurang pas, tapi ya apa daya, hanya sekadar teguran saja.

Kalau dibilang tidak ada sinergi, ya, ada. Akan tetapi, sifatnya sangat lemah. Jadi, seolah-olah aku bilang harus pakai A tapi kalau yang lain menghalalkan pakai B atau Z, ya sudah. Paling tidak aku akan tetap memakai aturan yang kutahu itulah yang terbaik.

Aku dan Khusna berfoto bersama

Ehm. Tahun depan, kalau aku masih di sini, kemudian masih dipercaya mengajar di kelas 1, ingin rasanya mengusulkan pemesanan kerudung agar bisa seragam. Jelas aku akan mempertimbangkan harga kerudung dan bahannya dengan kondisi wali murid.

Soal warna kerudung ini kesannya memang sepele sih. Tapi, kuyakin ini bisa melatih kedisiplinan anak-anak. Ya, tak berbeda dengan peraturan memakai warna kaos kaki. Gitu deh, pokoknya.

Ngomong-ngomong soal warna kerudung, ada yang punya kenalan tempat pemesanan kerudung dengan jumlah banyak dan harga miring pakai banget, nggak?

24 komentar:

  1. Barangkali pink warna favorit nya...?? Banyak anak-anak perempuan sukanya serba pink...

    BalasHapus
  2. Kalau anak-anak pakai kerudung seragam (dengan harga terjangkau) malah bagus menurut aku jadi gak ada kesenjangan di saat yang satu pakai kerudung biasa-biasa aja eh anak lain pakai yang wah. Husna pinter ya berani menyuarakan pikirannya walaupun ke kakak kelas

    BalasHapus
  3. Sudah mulai kritis ya anak2 asuhnya Bu Ika ini.. Bu Guru nya yg harus makin kreatif mengarahkan kekritisan mereka ya hehe..

    BalasHapus
  4. Kalau menyamakan warna dan bentuk kerudung buat anak anak SD menurutku memang perlu deh. Jadi ereka kan tahunya sama. Pas ada beda biasanya emang protes. DI Depok, Jawa Barat ada info tempat beli kerudung murah dan banyaak :)

    BalasHapus
  5. Ana-anak memang kritis ya, Mbak. Ada perbedaan sedikit aja mereka bisa memperhatikan dan bertanya. Bagus juga kalau seragaman. Apalagi kalau untuk jalan-jalan ke luar. Biar mudah memantaunya

    BalasHapus
  6. Khusna pintar banget, berani bersikap asertif. Palung saja kalah. mana berani menyuarakan pikiran dan perasaannya ke muka umum apalagi ke gurunya.
    Yah, efek kala TK dapat guru galak jadi malas komunikasi dan dekat dengan guru.
    Di sekolahnya meski sudah kelas 3 MI masih tetap pasif. Sekarang ikut les di tetangga saya dengan harapan bisa lebih asertif dan berani berkomunikasi dengan orang dewasa. Anak itu kaleman, ha ha.
    Soal kerudung, di sini meski warna seragam bahan beda. Yahm namanya anak dan ortu bergantung kemampuan finansial soal kerudung. Ada yang demi alasan awet. Soal warna, masih tetap ada disiplinnya. Yang membedakan paling motif tambahan saja.

    BalasHapus
  7. Di sekolah anak saya, seragamnya plus kerudung. Jadi tidak bingung dan merasa beda sendiri. Btw, coba seraching menurut lokasi terdekat saja, Mbak. Dan memang biasanya sudah jadi langganan sekolah-sekolah untuk membuat seragam, plus kerudungnya juga.

    BalasHapus
  8. Haha... ketawa geli aku denger celetukan Khusna, yang emang bener sih. Bagus, dia berani dia ngeluarin pendapatnya ya :)

    BalasHapus
  9. Khusna pinter deeeeh, aku gemes lihatnya. Mirip keponakaanku di Yogya, tapi memang ya ibu-ibu itu mungkin ga mikir cucok atau ga, yang penting warna pink itu untuk anak cewek hehehe

    BalasHapus
  10. Wah muridnya bu Ika terkenal berani mengemukakan pendapat ya kalo menemukan ketidak sesuaian, hihiii.

    Aku dulu pesan kerudung untuk oleh-oleh haji di daerah Pecangaan, murah sih harganya ada yang 11 ribu untuk jilbab instan

    BalasHapus
  11. Gemes ga, kalau ada salah satu siswa yang menggunakan padanan warna hang agak nyeleneh. Tp ya itu semua memang pilihan, tp tep aja pingin diganti yaaaa. Anakku yg kecil nih, sdh mulai paham padanan warna, kalau abinua ngambilin baju yg gak pas padanan warnanya, dia jg mulai komplen

    BalasHapus
  12. Ada di grosir di Pekalongan dan Pemalang mba. Hehe. Mau pesen berapa kodi?

    BalasHapus
  13. Sekarang warna tabrakan jadi tren lho mbak hehehe.... Kadang bajunya orange jilbabnya ijo, pokoknya gak senada. Tapi saya pribadi memang suka ngepaskan baju dengan warna kerudung...belum berani pake warna tabrakan. Coba Googling aja mbak sapa tahu menemukan harga jilbab yang murah.

    BalasHapus
  14. ANakku ya sering gak matching gitu kalo dandan, kak...
    Aku kasih masukan, kalau mereka mau...tapi kalau engga mau, aku pasrah deeh..
    Tapi ini dalam rangka jalan-jalan siih...bukan sekolah.

    BalasHapus
  15. Anak anak SD kelas satu biasanya rasa keingintahuan masih tinggi dan mereka nggak ragu untuk mengungkapkan ya mbak. Senangnya ya mengajar anak-anak yang kritis kaya gini mbak, jadi inget sama anak anakku di TK A dan TK B

    BalasHapus
  16. Kalau untuk keurdung pangen beli banyak gitu biasa di Tanah abang kak harganya miring banget dan untuk kualitas bisa kita pilih.

    BalasHapus
  17. Anak-anak zaman now kritis2 ya. Ikutan seneng dengernya. Kita tambahi dg belajar adab insya Allah bakalan bagus lagi. Semangat mak

    BalasHapus
  18. Bu Ika selalu bikin kangen masa sekolah dulu
    dunia anak-anak selalu menyenangkan ya MBa
    semoga rencana baikmu dikabulkan Allah ya MBa
    kalo harga miring aku kurang tahu, kalau mau minta dijahitkan disuamiku bisa diatur hahahaha

    BalasHapus
  19. Saya juga suka jalan-jalan ke Kampung ajak anak-anak, seru, hebat deh dek khusna sudah berani komplain dan menetapk aturan yang berlaku, kereen

    BalasHapus
  20. Aih lucu dan pinternya, kecil-kecil udah berani komplain hehe. Sehat selalu ya nak.

    BalasHapus
  21. Kalau sekolah di Indonesia, anak-anakmemang mostly seragam ya mba. Anak-anakku juga begitu di sekolahnya. Sementara waktu di New York, anak-anak bebas pakai apa aja mba. Kalau mau ‘seragam’ hanya diberi nuansa warna aja.. seperti merah or biru misalnya.

    BalasHapus
  22. hahaha...namanya juga anak2. kadang umur 3 tahun aja undang pinter ngatur orang. bisa komplain segala macam. waktu kecil sih kelihatan lucu. itu membuktikan kalau mereka cerdas dan bisa paham dengan yg dia lihat dan rasakan.

    punya ponakan banyak jadi tahu karakter masing2.

    BalasHapus
  23. Hihihi anaknya suka sama warna pink mungkin yaa, jadi peake kerudungnya warna pink gini hehehe, tapi anak anak seusia itu emang lagi banyak penasaran ya kayanya hehehe

    BalasHapus
  24. Biarkan anak berekspresi karena terkadang yang dipikirkan anak sederhana hanya kita orang tuanya yang heboh seketika

    BalasHapus