Sumpah. Hari itu aku ingin mengutuki diriku sendiri.
'Apa kubilang? Pembelajaran yang sudah disiapkan matang-matang kayak gini saja masih ada yang miss. Apalagi kalau kamu ogah-ogahan?', batinku.
Tanganku masih sibuk mencabut, memasukkan, mencabut, memasukkan colokan speaker ke HPku. Kuputar volumenya, sudah mentok tapi nggak ada suaranya juga. Padahal colokan ke sumber listrik juga sudah kupasang. Entah setan apa yang nemplok di sana? HPku tiba-tiba ngambek, tak ada suara instrumen Indonesia Raya yang keluar.
Padahal di pojok kelasku sudah ada kepala sekolah yang siap dengan instrumen penilaian guru.
Iya, pagi itu aku sedang mendapat jatah dinilai saat mengajar oleh kepala sekolahku. Setiap hari, ya, mengajar. Tapi, kalau tiba-tiba ada yang nungguin kok, ya, gembrobyos alias keringat dingin bercucuran di mana-mana. Ditambah lagi speakernya so-ak.
Ya Allah, tamatlah riwayatku.
"Maaf, ya, Anak-anak, entah speaker atau HP Bu Ika yang error, kita nyanyi Indonesia Raya-nya manual saja, ya? Tidak usah pakai lagu instrumen seperti biasanya."
Anak-anak mengangguk. Hatiku lega, tak ada yang komplain. Tapi, kutahu, mereka kecewa. Raut wajahnya tidak bisa menipuku.
Okelah, beres.
Tunggu, tunggu, apa kabar dengan nilaiku nanti?
Aku Tidak Sendiri, Gaes!
Ahhhhhh...kalau ingat kejadian hari itu, hanya ada satu kata, MENYEBALKAN.
Terbiasa HP oke-oke saja, tanpa masalah, kemudian mengalami kejadian seperti di atas, tentu saja aku menyesal, "Kenapa kok nggak menyimpan lagu instrumen Indonesia Raya di flashdisk atau di laptop juga? Mentang-mentang biasanya baik-baik saja?!"
Biasanya memang tidak ada masalah. Aku sempat berpikir apa memang benar-benar karena memori HPku mulai full, ya? Soalnya, pagi itu, saat aku mencuci piring sambil mengunduh video Ust. Hanan Attaki di Youtube. Lumayan banyak, sih.
Apa karena hampir penuh itu, ya? Sempat ada peringatan, sih, kalau memori HPku sudah 90% lebih terpakai.
Nyatanya, saat aku (terpaksa) menghapus beberapa video tausiah Ust. Hanan Attaki, kemudian HP kurestart, kok, ya, lagu instrumen Indonesia Raya itu bisa diputar. Nggemeske bianget.
Apa karena hampir penuh itu, ya? Sempat ada peringatan, sih, kalau memori HPku sudah 90% lebih terpakai.
Nyatanya, saat aku (terpaksa) menghapus beberapa video tausiah Ust. Hanan Attaki, kemudian HP kurestart, kok, ya, lagu instrumen Indonesia Raya itu bisa diputar. Nggemeske bianget.
Apa memang seperti itu, ya, kalau memori HP terlalu penuh, jadi suka bermasalah?
Sebelum masalah yang kualami, sebenarnya aku sudah dapat keluhan dari abi, suamiku. HP jadulnya 'kan memori internalnya hanya 1 GB, nah, aplikasinya hanya WhatsApp saja, sering banget keluar notifikasi kalau memorinya penuh. SMS dan WA tidak bisa masuk. Padahal semua pesan di dalamnya sudah dihapus. Ditambah lagi foto-foto di galeri juga banyak yang (terpaksa) dihapus dan sebagian dikirimkan ke HPku.
Sekali, dua kali, setiap kali abi mengeluhkan hal yang serupa aku masih ladenin. Eh, ketiga kalinya, aku ikutan sebel.
"Lem biru sajalah, Bi. Rempong banget."
Abi hanya manyun terus menengadahkan tangannya memberikan kode, MANA UANGNYA?
Hahaha.
Hampir serupa dengan kasusku dan Abi, ada Mbak Erina, teman bloger yang memberikan job content placement kepadaku beberapa hari yang lalu. Dia mengeluhkan kalau HPnya sedang bikin sebel karena memorinya terlalu penuh. Padahal semua kerjaan dihandle via HP. Semua penting, masak iya, harus ada yang dibuang dulu?
Ulala.
Yaaah, sebelnya Mbak Erina ini sebelas dua belas lah, ya, sama seperti yang aku dan abi alami.
Hahaha.
Eits, kamu pernah juga mengalaminya? Santai, aku, abi, Mbak Erina dan tentunya kita semua pernah mengalami hal serupa. Temannya banyak kok.
Judul paling tepat untuk kasus kita, "Dibikin Sebel dengan Memori HP yang Penuh dan Terpaksa Merelakan Beberapa Data Dihapus."
Kenapa aku berani bilang kalau teman senasib kita banyak? Karena sudah ada survei yang membahas tentang "Indonesian Consumer Mobile Habit and Data Management Survey" dan memberikan hasil yang menurutku cukup "emang bener nyatanya aku mengalaminya".
Survei oleh DEKA yang dikomisikan oleh Western Digital Corp tersebut dilakukan dengan melibatkan sebanyak 1.120 responden dari 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Iya, sih, Semarang nggak masuk dalam kota sasaran di atas. Tapi, percayalah, hasilnya memang sangat mewakili kita yang tinggal di luar 6 kota tersebut.
Penasaran, ya, hasil surveinya seperti apa? Sabar. Aku rincikan sebagai berikut, ya.
- 67% orang Indonesia pernah kehilangan data di smartphone mereka, yang berujung pada perasaaan kesal.
- Lebih dari 80% responden survei telah menyadari pentingnya melakukan back-up data. Namun, hanya sepertiga dari mereka yang melakukan back-up secara teratur selama sebulan sekali.
Nah, apakah kamu termasuk dalam 67% tersebut? Kalau aku, sih, iya. Suamiku, iya. Mbak Erina juga. Bisa jadi saudara, tetangga, teman kantor, dan guru-guru kita pernah mengalami hal serupa. Akan tetapi, apakah mau jadi bagian dari 80% juga? Kalau aku sih ogah.
Berburu Diskon USB OTG SanDisk di Shopee
Aku tahu ini tidak kebetulan. Saat aku sedang mengalami kejadian harus merelakan nilai evaluasi diriku sebagai guru acakadut gara-gara HPku yang so-ak, di salah satu grup komunitas bloger yang aku ikuti sedang membahas tentang USB OTG SanDisk.
Aku menangkap inti dari obrolan mereka adalah USB OTG SanDisk ini flashdisk untuk HP. Flashdisk tapi colokannya seperti colokan charger HP. Tinggal colokkan, maka data yang ingin kita simpan akan berpindah ke HP. Jadi, insyaallah, memori HP nggak bakalan penuh lagi, urusan hapus -menghapus foto atau video #DibuangSayang dengan terpaksa juga tidak akan terjadi lagi, sekaligus kejadian kehilangan data juga akan terminimalisir.
Jelas, aku tergoda. Kok enak benar? Batinku saat itu.
Kubukalah aplikasi Shopee di HPku.
Sebagai orang yang tinggal di pinggiran kota sepertiku ini, ya, bisa dibilang sangat terbantu dengan adanya online shop seperti Shopee ini. Lha kalau mau ke toko komputer terdekat, nggak lengkap. Mau ke Gramedia, berat di ongkos perjalanan, belum lagi capek, macet di mana-mana. Hadeh. Yo wis, lariku ya ke online shop.
Sebenarnya kalau belanja di online shop kudu pinter juga memilihnya. Ongkirnya mahal, euy, kalau sampai sini. Dari Jakarta biayanya ke sini di atas 20 ribu. Kalau tak pandai memanfaatkan diskon ongkir, tekor juga.
Kalau tidak salah, tepat saat ada promo 19-9-2019, aku membeli #SanDiskAPAC Ultra Dual Drive USB Type-C yang 32 GB (USB 3.1) dengan harga 110 ribu sudah kena diskon potongan harga sekaligus gratis ongkos kirim. Harga segitu murah nggak, sih? Murah banget, kan?
Menunggu selama tiga hari, akhirnya #SanDiskAPAC ku datang. Ini yang kutunggu-tunggu nih. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera mencobanya. Akan kupindahkan semua foto dan video ke sana. Agar memori HPku jadi perawan kembali.
Jeng jeng jeng.
Saat kubuka, lho, kok, begini colokannya?
Hahahaha. Yes, aku salah beli tipenya, Gaes!
Harusnya, aku membeli USB Type-B, ini malah yang C. Ini pasti gara-gara aku tergiur dengan diskon. Gercep, tapi, malah. Hahahaha.
Apa yang terjadi kemudian? Apakah aku melakukan pengembalian barang?
Aku menangkap inti dari obrolan mereka adalah USB OTG SanDisk ini flashdisk untuk HP. Flashdisk tapi colokannya seperti colokan charger HP. Tinggal colokkan, maka data yang ingin kita simpan akan berpindah ke HP. Jadi, insyaallah, memori HP nggak bakalan penuh lagi, urusan hapus -menghapus foto atau video #DibuangSayang dengan terpaksa juga tidak akan terjadi lagi, sekaligus kejadian kehilangan data juga akan terminimalisir.
Jelas, aku tergoda. Kok enak benar? Batinku saat itu.
Kubukalah aplikasi Shopee di HPku.
Sebagai orang yang tinggal di pinggiran kota sepertiku ini, ya, bisa dibilang sangat terbantu dengan adanya online shop seperti Shopee ini. Lha kalau mau ke toko komputer terdekat, nggak lengkap. Mau ke Gramedia, berat di ongkos perjalanan, belum lagi capek, macet di mana-mana. Hadeh. Yo wis, lariku ya ke online shop.
Sebenarnya kalau belanja di online shop kudu pinter juga memilihnya. Ongkirnya mahal, euy, kalau sampai sini. Dari Jakarta biayanya ke sini di atas 20 ribu. Kalau tak pandai memanfaatkan diskon ongkir, tekor juga.
Kalau tidak salah, tepat saat ada promo 19-9-2019, aku membeli #SanDiskAPAC Ultra Dual Drive USB Type-C yang 32 GB (USB 3.1) dengan harga 110 ribu sudah kena diskon potongan harga sekaligus gratis ongkos kirim. Harga segitu murah nggak, sih? Murah banget, kan?
Menunggu selama tiga hari, akhirnya #SanDiskAPAC ku datang. Ini yang kutunggu-tunggu nih. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera mencobanya. Akan kupindahkan semua foto dan video ke sana. Agar memori HPku jadi perawan kembali.
USB OTG SanDisk sudah di tangan |
Jeng jeng jeng.
Saat kubuka, lho, kok, begini colokannya?
Hahahaha. Yes, aku salah beli tipenya, Gaes!
Harusnya, aku membeli USB Type-B, ini malah yang C. Ini pasti gara-gara aku tergiur dengan diskon. Gercep, tapi, malah. Hahahaha.
Apa yang terjadi kemudian? Apakah aku melakukan pengembalian barang?
Terbersit pikiran, ah, ini dikembaliin saja. Memang nggak rusak, kalaupun rusak juga ada garansinya selama 5 tahun. Ini murni karena kesalahanku.
Akhirnya, aku googling, dan bertemulah aku dengan konektor. Aha! Solusi, nih. Tapi, masak iya sih harus beli online lagi? Akhirnya, aku membuat story di WA dan bertanya adakah yang tahu di mana bisa membeli konektor OTG yang aku maksud.
Masuklah pesan dari guruku, Pak Budi namanya. Kata beliau di setiap konter hampir semua jual beli konektor seperti yang kucari. Obrolan kami pun berlanjut, sampai akhirnya beliau cerita kalau sudah pakai USB OTG SanDisk yang Type B sejak 2016 ((Ke mana saja selama ini diriku, 2016 lho, ini sudah 2019, hahaha)).
Menurut beliau sejauh ini, USB OTG SanDisk yang dipakai tidak pernah rewel, oke-oke saja. Dikomporin seperti itu, aku jadi makin penasaran deh, seperti apa sih performa dari USB yang satu ini.
Sepulang sekolah, aku langsung deh mampir ke konter terdekat dan ternyata memang ada konektor USB OTG yang kucari. Di konter itu, aku langsung coba konektor tersebut. Setelah cocok dan USBnya bekerja, kubayar konektor tersebut dengan harga 7 ribu. Murah sih, tapi lain kali kalau belanja online kudu teliti lagi. Hihihi.
Akhirnya, aku googling, dan bertemulah aku dengan konektor. Aha! Solusi, nih. Tapi, masak iya sih harus beli online lagi? Akhirnya, aku membuat story di WA dan bertanya adakah yang tahu di mana bisa membeli konektor OTG yang aku maksud.
Masuklah pesan dari guruku, Pak Budi namanya. Kata beliau di setiap konter hampir semua jual beli konektor seperti yang kucari. Obrolan kami pun berlanjut, sampai akhirnya beliau cerita kalau sudah pakai USB OTG SanDisk yang Type B sejak 2016 ((Ke mana saja selama ini diriku, 2016 lho, ini sudah 2019, hahaha)).
Menurut beliau sejauh ini, USB OTG SanDisk yang dipakai tidak pernah rewel, oke-oke saja. Dikomporin seperti itu, aku jadi makin penasaran deh, seperti apa sih performa dari USB yang satu ini.
Sepulang sekolah, aku langsung deh mampir ke konter terdekat dan ternyata memang ada konektor USB OTG yang kucari. Di konter itu, aku langsung coba konektor tersebut. Setelah cocok dan USBnya bekerja, kubayar konektor tersebut dengan harga 7 ribu. Murah sih, tapi lain kali kalau belanja online kudu teliti lagi. Hihihi.
USB OTG SanDisk untukku, Guru Bloger
Urusan konektor, kelar.
Langsung deh aku colokkan ke HPku. Aku sempat deg-deg-an sih, bisa nggak ya? Kan colokannya berbeda tipe. Eh, ternyata bisa, Gaes!
Senang? Bangetlah. Nggak rugi gitu lho sudah bedundukan beli konektor di siang bolong.
Sudah siap dipakai nih, Gaes! |
Langsung deh kubaca panduan yang tertera setelah kucolokkan USB OTG SanDiskku. Kuinstal aplikasi SanDisk Memory Zone dan kupilih back up secara manual saja, bukan yang otomatis.
Setelah memakainya lebih dari seminggu, bagaimana kesanku?
Nyaman.
Beneran.
Sangat memudahkanku.
Sebagai seoroang guru bloger, aku sering dapat masukan dari pembaca blogku untuk selalu menuliskan tetek bengek cerita keseharianku sebagai guru. Ya, pas, sih, ya. Karena brandingku memang sebagai guru blogger.
Baca beberapa cerita anak-anakku di sekolah berikut ini.
Terlebih lagi, sebagai guru aku juga memiliki tugas untuk semaksimal mungkin memberikan gambaran kegiatan setiap hari di kelas sebagai bentuk tanggung jawabku sebagai guru sekaligus kepada wali murid.
Setiapkegiatan, baik itu di dalam kelas, maupun di luar kelas, harus ada dokumentasinya. Agar wali murid paham betul, oh, anakku di sekolah sedang ini, berada di sini, belajar tentang ini, dan sebagainya.
Penampakan memori internal dan eksternalku dengan USB OTG SanDisk |
Nah, bukankah kegiatanku itu tentu sangat membutuhkan memori yang besar di HPku, bukan? Memori perangkatku yang hanya 32 GB saja tentu tidak cukup. Makanya, saat kutaku obrolan di grup WA itu aku begitu antusias untuk segera membeli USB OTG SanDisk ini. Memang menguntungkan.
Oh iya, aku ada cerita, saat aku mendokumentasikan kegiatan anak--anak saat lempar bola di halaman sekolah, kan, aku video tuh. Durasi videonya sampai 10:14 menit dengan memakan space 1,55 GB di HPku. Nggak tahu kenapa, mungkin karena memoriHPku yang sudah mulai penuh, video tersebut tidak bisa aku kirim ke grup WA wali murid. Akhirnya, aku pindahkan ke USB OTG SanDisk. Dalam waktu sekitar satu menit lebih sedikit, video tersebut sudah berpindah. Cepet banget, bukan?
Pantas deh, ya, kalau #SanDiskAPAC Ultra Dual Drive USB Type-C yang 32 GB (USB 3.1) ini punya kecepatan tinggi sampai 150MB/s.
Akhirnya, setelah terpindah ke USB, kucolokkan deh ke laptopku. Lanjut kukirim ke grup WA wali murid via laptop. Lah, ternyata kok bisa. Hihihi.
Terima kasih untuk SanDisk yang sudah memudahkan pekerjaanku. Walau harus pakai konektor segala, alhamdulillah, aku tetap merasa nyaman banget.
Kamu, nggak pengen punya USB OTG SanDisk juga? Nah, kalau kamu pengen beli juga, coba ikuti beberapa anjuranku berikut ini, ya.
- USB OTG SanDisk ini bisa digunakan di HP, tablet, sekaligus di laptop juga
- Saat hendak membeli USB OTG SanDisk ini pastikan apakah tipe HPmu mendukung pemakaiannya? Kamu bisa cek ke website SanDisk.
- Saat sudah mengetahui kalau ternyataHPmu bisa pakai USB OTG tersebut, langsung deh cus ke online shop, atau toko aksesoris HP/komputer. Perhatikan betul tipe colokannya, ya. Jangan sampai salah pilih tipe sepertiku. Hihihi.
- Gunakan USB OTG SanDisk untuk memback-up data kamu. Disarankan sebulan sekali. Kalau aku, misal kurasa data itu penting, langsung kuback-up. Lha wong, tinggal colok, crut, kelar, kok. Hihihi.
Bu guru saja punya USB OTG SanDisk, kamu kapan beli? |