Jumat, 20 September 2019

Kota Malang, Inilah yang Kuingat Tentangmu



Hari Selasa kemarin, saat sambil ngelonin Kak Ghifa tidur siang, kunikmati tayangan Tau Nggak Sih di Trans7.

Pas banget, di luar matahari terik banget, di TV malah lagi nayangin yang hangat binti segar khas Kota Malang. Apalagi kalau bukan bakso.

Duh, ngiler aku.

Kak Ghifa yang sudah tinggal 5 watt matanya saja sempat berujar, "Kakak mau bakso, Mi."

"Iya, babuk (tidur) dulu. Nanti sore beli bakso yang biasanya lewat." jawabku.

Tak lama kemudian Kak Ghifa telah tidur. Inginku juga segera bisa tidur menyusul Kak Ghifa. Maklum, setengah hari nguli di sekolah, capek juga ternyata. Tapi, apa daya? Pikiranku malah melayang ke masa-masa saat aku PPL bersama teman PGSD seangkatanku ke Kota Malang.

Tepatnya saat aku semester 6, sekitar pertengah November tahun 2013 lalu. Dengan biaya sekitar 800 ribu, kami melakukan beberapa kunjungan. Mulai dari kunjungan ke beberapa kampus di Malang, Selecta, BNS, sampai ke Bromo. Agar lebih terperinci, aku buat poin-poin saja, ya, ceritanya.

Kunjungan ke Kampus 


Hari pertama sampai di Malang, kami langsung berkunjung ke Universitas Negeri Surabaya. Di sana kami dikenalkan berbagai tetek bengek tentang jurusan PGSD. Mulai dari mata kuliah, kemudian ekstrakulikulernya apa saja, portofolio mahasiswa, masuk ke berbagai laboratorium yang dimiliki dan nguprek baca sekilas skripsi-skripsi alumni.

Rombongan kami saat berada di Universitas Negeri Malang

Di hari kedua, kami juga berkunjung ke kampus. Tepatnya di Universitas Negeri Malang. Di sana kami di kumpulkan di dalam aula. Kemudian anggota HIMA pada unjuk muka di depan. Ada narasumber yang hadir, HIMA dari kampus yang kami kunjungi, sedang memperkenalkan kampusnya sekaligus sharing mengenai PGSD versi mereka.

Nah, pas kegiatan ini, dosen-dosen kami ada acara sendiri dengan dosen pihak kampus yang kami kunjungi. Kampusku kan saat itu masih baru (aku angkatan kedua yang diwisuda), nah, ke kampus-kampus ini maksudnya menimba ilmu. Demi apa? Ya, memajukan PGSD di kampusku. Kalau ada yang baik, kan, dicontoh, diinovasi. Sekarang sih memang sudah beda banget. Makin keren pastinya. Hahaha. Pamer.


Menginap di Hotel Wonderland


Setelah kunjungan ke Universitas Negeri Surabaya, kami langsung menuju Hotel Wonderland. Di sana ada banyak sekali kamar. Aku mendapat kamar di lantai satu, dekat dengan kolam renangnya.

Kami berfoto di depan kamar, samping kiri kami ada kolam renang

Aku suka dengan hotel pilihan kampusku. Meskipun kami hanya semalam di sana, kasur yang empuk, kamar mandi yang bersih, bisa melihat kolam renang lewat pintu belakang, kemudian pemandangan pagi lengkap dengan gunung yang menjulang, rasanya lelah perjalanan di hari sebelumnya langsung terbayar lunas.

Dari dulu aku suka jadi tukang motret daripada dipotret

Aku jadi penasaran, apakah hotel yang kuinapi dulu itu masih ada? Kucoba cari hotel murah di Malang via aplikasi Traveloka. Eh, ternyata, Hotel Wonderland ada. Semoga nanti pas jalan-jalan ke Malang lagi, aku bisa ajak Kak Ghifa menginap di sini. Soalnya, pas aku lihatin foto kolam renangnya dengan patung dua gurita, mata Kak Ghifa sangat berbinar-binar. Semoga bisa ke sana beneran ya, Kak. Bareng sama abi. Aamiin.

Pagi-pagi lihatnya kayak gini, ulala nikmatnya.

Jalan-jalan ke Selecta, BNS, dan Mencicipi Dinginnya Gunung Bromo


Perjalanan kami saat itu disebut sebagai PPL nonkependidikan. Ya, kunjungan ke kampus, tapi banyak jalan-jalannya. Hihi.

Setelah makan siang di Hotel Wonderland, kami langsung check out dan cus jalan-jalan ke beberapa obyek wisata.

Baru masuk sudah disambut dengan ikan-ikan yang cantik

Halo!

Selecta, yang kuingat tentang tempat wisata ini adalah bunga-bunga yang cantik. Terletak di Batu, Malang, tempat ini cantik sekali. Banyak berbagai macam bunga ada di sini. Kalau sekarang, kulihat di berbagai situs jalan-jalan, tempat ini sudah dilengkapi dengan permainan.


Pokoknya kalau ke sini jangan lewatkan kesempatan untuk mengambil banyak foto-foto kece, ya. Siapin juga kaki yang tangguh, soalnya tempatnya luas banget.


Setelah ke Selecta, rombongan kampus kami meluncur ke BNS. Batu Night Spectacular (BNS) yang hanya buka mulai pukul 15.00 ini membuatku takjub. Banyak sekali permainan di sini. Ada rumah hantu, permain pemacu adrenalin, atau mau berfoto di antara lampion?



Lampion-lampion cantik ada di mana-mana. Bentuknya juga unik-unik. Selain itu bisa belanja oleh-oleh juga. Dulu, aku nggak banyak beli oleh-oleh. Padahal setelah dari sini sudah nggak mampir-mampir lagi ke tempat oleh-oleh. Nyeseeeeel banget nggak punya kenang-kenangan, walau hanya sekadar kaos tulisan I Love Malang.

Aku pernah kurus, Gaes.

Seingatku, dulu pulang dari BNS tuh sekitar pukul 22.00 WIB. Kemudian kami check in ke penginapan yang serba putih. Tempatnya lebih bagus dari Hotel Wonderland sih menurutku. Sayang, kami hanya makan malam, bersih-bersih, kemudian tidur. Aku sampai nggak ngeh menginap di mana. Foto-foto saja nggak sempat saking capeknya. Pukul 02.00 kami sudah langsung cus menuju Gunung Bromo.

Saat dini hari bangun, aku dan tiga teman sekamarku mengalami kejadian yang tak pernah kulupakan. Saat itu tiba-tiba pintu kamar kami digedor seseorang, kutahu belakangan itu adalah dosen kami yang membangunkan kami.

Saking kaget dan cuaca dingin Kota Malang, tiba-tiba temanku tadi mengerang kesakitan karena badannya sangat kaku dan dingin. Kami bertiga segera mencari cara untuk mengatasi kejadian tersebut. Ada yang menyelimuti, menggosok semua bagian tubuhnya dengan minyak kayu putih, sampai menenangkannya dengan beristighfar.

Sumpah, kejadian itu sangat menegangkan.

Menanti matahari terbit di kawasan GUnung Bromo


walau tertutup awan, tetap cantik


Hawanya memang, Ya Allah, dingiiiiiiiiiin banget. Padahal kami sudah tidur dengan mengenakan kaos kaki, jaket, kemudian pakai selimut lho. Ngeri. Sampai menusuk tulang.

Alhamdulillah, setelah 15 menitan, temanku bisa kembali baik-baik saja dan kami segera check out. Sampai di dalam bus, kejadian tersebut jadi bahan pembicaraan hangat menuju ke Gunung Bromo.

Lupakan tentang kejadian mengerikan tadi. Karena perjalanan  menuju kawasan Gunung Bromo lebih mengerikan lagi. Hahahaha. Setelah sampai di terminal pemberhentian bus, kami segera naik angkutan khusus.  Pas naik ini, Ya Allah, ngeriiiiii cuy. Jalannya kayak alas roban, naik turun tak terkendalikan. Karena dini hari, jujur, rasa kantuk tak bisa tertahankan. Tapi, mana bisa tidur kalau jalannya bikin deg-deg-an setiap saat. Entah, ya, kalau sekarang.

Bak di atas awan

Setelah naik angkutan, sekitar pukul 04.00 WIB, kami naik jeep menuju kawasan Gunung Bromo. Sampai sana, kami tak bisa berkata-kata. Kegiatan kami hanya berfoto-foto. Hahaha.

Saat itu, aku tidak naik ke puncak Gunung Bromo. Tidak tahu kenapa, rasanya malas saja. Kakiku sudah terasa capek setelah jalan keliling Selecta dan BNS. Nyesel juga sih, jauh-jauh tapi nggak naik ke puncak. Makanya, pengen balas dendam, kapan-kapan kudu ke sana lagi, bersama Kak Ghifa dan abi. Aamiin.


Nah, itu tadi ceritaku tentang Kota Malang yang masih melekat erat di ingatanku. Entah pukul berapa akhirnya aku tertidur. Saat aku terbangun sudah pukul 16.00 WIB. Hihihi.

Kalau kamu, sudah pernah ke Malang? 

10 komentar:

  1. Aku langsung ke sini karena ada "Kota Malang". Aku ke sana tahun 2013 juga, Mbak. Tapi waktu itu aku udah punya si sulung. Hihi..

    Pengen balik ke sana lagi tapi belum kesampaian. Malang itu jadi kota favorit kedua setelah Jogja. Hhmmm, semoga tahun ini bisa ke sana lagi.

    BalasHapus
  2. Aku baru sekali ke Malang, dan belum puas, hahahaa
    Pengen balik lagi ntar kalo ada waktu, banyak banget wisata di kota itu yang butuh seminggu mungkin baru kelar

    BalasHapus
  3. Aku beberapa kali ke Malang, tapi masih mauuuu datang lagi. Ngangeni memang! Kunjungan terakhir 3 th lalu dg kelg sangat berkesan. Kami.nginep di villa yg lokasinya belakang BNS itu lho! Aiih..jadi pengen ke sana lagi deh..

    BalasHapus
  4. Aku belum pernah ke Malang, padahal ini salah satu kota impian yang ingin aku kunjungi sejak dari masih gadis dulu. Semoga satu saat impian berkunjung ke malang bisa terwujud...aamiin.

    BalasHapus
  5. Sudah pernah ke Malang, tapi duluuuu. Sudah hampir seperempat abad yg lalu. Tp yg keinget cuma cuaca dinginnya Malang saja .. wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. Ngangeni ya malang, sekarang makin ramai karena jadi kota wisata..paling khawatir kalau ada teman sakit ya pas di luar kota gini, aku pernah sekamar dengan teman dari Manado tahu-tahu sesak nafas..

    BalasHapus
  7. Aku lupa udah pernah ke Malang apa blm. Taman safari, jatim park itu di Malang bukan sih? Malah nanya wkwk. Ke Bromo nih masih jadi wish list banget huhu pengen segera kesampeaaan. Mupeng sama pesonanya tu lho masyaAllah :')

    BalasHapus
  8. Lebaran depan pengin banget ke Malang. Kemarin-kemarin nggak sempat-sempat mau jalan-jalan pas liburan

    BalasHapus
  9. Jadi kangen eksplor Malang, dulu cuma sempat main ke museum angkut, itupun ga sempet masuk

    BalasHapus
  10. wah bisa jadi daftar kunjungan liburan tahun depan nih.. dulu pernah ke Malang tapi gak sempat explore. ternyata banyak tempat menarik ya disana

    BalasHapus