Senin, 09 Maret 2020

Traveling Impian 2020-ku Alhamdulillah Sudah Terwujud, Begini Ceritaku


Manusia hanya bisa berencana, Allah yang memutuskan.

Ceritaku ini kumulai dari kalimat tersebut.

Pertama kali ada kabar kalau sekolah Kak Ghifa akan ada piknik, aku sudah pesimis tidak bisa ikut mendampingi Kakak.

Apa mungkin Kakak aku titipkan ke bulek yang selama ini mengantarnya sekolah? Hatiku sebagai umminya kok nelangsa banget.

Bismillah, kami berangkat dulu, ya.

Selama ini sekolah tidak pernah kutunggui, ini piknik, kok, ya, aku nggak bisa dampingi. Tapi, bagaimana dengan ibuku?

Aku tidak pernah membahas soal piknik ini ke ibuk. Saat itu niatku tidak ingin meninggalkan ibuk di rumah bersama bapak saja. Aku hanya ingin menemani ibuk. Merawat ibuk sepenuh hati. Aku pasrah, entah apa yang terjadi nanti pokoknya. Meskipun seringkali saat Kak Ghifa merajuk, "Kakak piknik sama Ummi, ya?" Ku-iya-in saja agar dia senang dan segera meninggalkanku yang saat itu sedang mengurus ibuk.

Ternyata, Allah punya rencana lain. Sebelas Februari ibu meninggal dan tanggal empat Maret lalu aku pergi menemani Kak Ghifa piknik ke Cimory On The Valley Semarang dan Saloka Park.

Allahuakbar.

Allah Sang Maha Pencipta alam semesta ini benar-benar pemilik rencana terbaik untuk hambaNya. Alhamdulillah.

Inilah yang diinginkan ibukku.
"Mangkato Nduk, sakne Kakak. Kancane do diterke ibune, mosok Kakak ora." (Berangkatlah, Nak. Kasihan Kakak. Teman-temannya diantar ibunya, masak Kakak tidak?), begitu ucap ibuk setiap mendengar rajukan Kakak.

Oleh karena itu, sore sebelum aku dan Kakak berangkat piknik, saat ziarah sore ke makam, aku pamit ke ibuk,

"Buk, besok aku  jadi nganter Kakak piknik, sesuai keinginan ibuk. Aku izin ke Bu Warni (kepsekku), Buk, alhamdulillah boleh, padahal anak-anak sedang PTS."

Terus airmataku ngambang deh di ujung mata. Aku merasa jalan cerita manusia memang tidak pernah ada yang tahu, ya? Kuyakini semua inilah yang terbaik untukku dan keluarga.

Bismillah, akhirnya, aku dan Kak Ghifa berangkat piknik.



Nah, apa saja yang terjadi selama kami piknik? Ceritaku akan kurangkum dalam beberapa poin ya, agar lebih mudah dan tidak membosankan membacanya.

Oke, sebelum kulanjut cerita traveling impian 2020-ku, perlu kamu tahu, ini adalah piknik pertamaku hanya bersama Kak Ghifa (4,5 tahun). Kejadian konyol dan menyebalkan apa saja yang kualami? Tips apa saja yang bisa kubagi? Cekidot.

Kumulai dari persiapan

Pertama yang kulakukan jelas membuat list barang-barang yang akan kubawa. Diantaranya:

  • baju gantiku dan Kak Ghifa (khusus Kakak, aku bawa 3)
  • mukena
  • handuk
  • tas kecil berisi kosmetik dan seperangkat alat lenong kakak
  • powerbank
  • minuman dan makanan kecil yang kutaruh di tas yang berbeda
  • bantal kecil
  • tisu dan tisu basah
  • plastik bersih untuk baju kotor
  • topi kakak

Semua itu kumasukkan dalam tas ransel, khusus makanan dan minuman kupisahkan di tas tenteng yang lain.

Nah, dari persiapanku ini ada satu barang yang terlewatkan, lebih tepatnya ketinggalan, yaitu sandal kakak. Ternyata, destinasi wisata yang kami tuju itu kebanyakan jalaaaaan terus. Apalagi untuk Cimory, medannya naik turun bikin ngos-ngosan. Akan lebih nyaman kalau pakai sandal atau sepatu yang benar-benar ringan. Jangan sampai kaki lecet.

Oiya, satu lagi, payung. Ya Allah, pastikan kalau piknik jangan pas musim hujanlah. Menyedihkan. Meskipun ada payung yang disediakan petugas di tempat wisata, tapi, Ya Allah, hujan membuat kita nggak bisa menikmati wahana yang ada.

Saat perjalanan dan di tempat wisata


Apa saja yang terjadi?

  • Saat perjalanan Kakak terlihat senang sekali. Dia sembari main dengan teman yang duduk di bangku depan dan belakang kami. Tapi, ada satu kejadian yang bisa jadi tidak akan terlupakan oleh Kak Ghifa sampai kapanpun. Apa itu? Dia ngompol di celana. Sebenarnya sebelum berangkat dia sudah kutawari untuk pipis. Pun saat aku melihat dia sering memegang tititnya, dia menggeleng dan menolak untuk diajak pipis. Pas masuk tol dan hampir sampai di rest area, eh, dia sudah gak tahan dan ngompol deh di celana. Basah semua deh termasuk kaos kaki dan celananya. Dia sempat histeris karena malu. Kuyakinkan dia dengan kupeluk dan bilang, "Ummi nggak papa. Ummi nggak marah, Kak. Kakak nggak usah nangis." Dia baru bisa tenang dan mau turun untuk ganti baju. Wajar sih kalau Kakak sampai histeris. Wong mulut dan mata-mata bunda yang lain pada membunuhnya. Ada yang berkomentar sinis, "Kok nggak dipakaikan pempes." Lah, anakku sudah nggak pakai pempes kok ini malah pakai pempes lagi, bukannya malah aneh? Kemunduran menurutku. Aku saja yang kurang sigap mengatasi keinginan pipis Kak Ghifa. Dia memang kalau pas hawa dingin sering banget pipis. Pas dia bilang pengen pipis kok ya aku nggak kepikiran pakai botol dulu untuk menampung pipisnya (hihihi...ide konyol tapi cukup bermanfaat pas kondisi mepet). Yaaahh, saking panik dan inilah pengalaman pertama. Berharga bangetlah.
    Biasanya lihat komodo di Youtube, ini bisa lihat secara langsung. Heboh dia.
  • Urusan pipis kelar dan Kakak lanjut menikmati perjalanan. Karena sepatunya basah dan aku nggak bawa sandal ganti, akhirnya pas di Cimory, Kakak nyeker alias nggak pakai alas kaki. Dia jalan ke sana ke mari sesukanya. Apalagi pas lihat hewan-hewan. Hepi banget dia. Kubiarkan dia memilih apa yang ingin dia lihat. Namanya pergi rombongan kan gitu, ya, A ke sana terus pada ikutan ke sana. Aku nggak, hihi, kuturuti apa yang ingin Kakak kunjungi. Menurutku kemarin itu kurang lama pas di Cimory. Banyak tempat yang belum kami eksplor. Padahal Kakak senang sekali kalau ketemu sama hewan-hewan. Akhirnya, perjalanan di sana kami tutup dengan membeli oleh-oleh khas Cimory. Apalagi kalau bukan yoghurt. Oiya, entah ini aku aja yang kurang sigap atau malas mengeluarkan HP, dokumentasi di Cimory ini nggak banyak. Aku sibuk ngintilin Kak Ghifa ke sana kemari. Kalau nggak gitu ya sibuk gendong dia pas melewati jalanan yang terlalu kotor atau menanjak naik. Kalau pergi sama Abi sih enak, Abi yang jagain Kakak, aku bisa tuh dokumentasiin kegiatan yang kami lakukan. Tapi, sisi positifnya, aku bisa pol-pol an dampingi Kak Ghifa. Ehm, bukankah memang itu, ya, tujuan awalku?
    Mau milih yang mana?
  • Oiya, di Cimory itu ada 3 macam harga tiket, ya. Ada yang 15 ribu, 25 ribu, dan 35 ribu. Setiap tiket dapat gratis yoghurt, diskon 20% saat beli es krim dan lemon tea. Kalau misal awalnya beli yang 15 ribu dan ingin masuk ke wahana yang seharga 25 ribu, kita bisa dapat diskon 20% juga.
  • Belum puas bermain, sekitar pukul 12.00 rombongan langsung capcus ke Saloka Park. Oiya, sebelumnya kami makan bekal dulu di dalam bus. Alhamdulillah, Kakak gampang banget urusan makan. Jadi, nggak ada tuh drama-drama kayak anak lain yang ogah makan terus jadi masuk angin.
  • Baru jalan 5 menit dari Cimory, hujan gerimis menyambut kami. Duh, alamat nih, sampai Saloka nggak bisa maksimal eksplor wahana yang ada. Benar saja. Baru masuk Saloka, kemudian dijemput shuttle bus, hujan gerimis makin rapat. Wis pokoke udan terus. Baru nyobain bianglala, hujan makin deras. Bajuku basah semua. Alhamdulillah Kakak nggak terlalu basah. Dia ngumpet di dalam kerudungku. Karena nggak pakai alas kaki, ya, mau bagaimana lagi, depan gendong Kakak, belakang gendong ransel. Ya Allah, luar biasa nikmat Allah. Hahahaha.
    Dari parkiran bus kita dijemput pakai shuttle bus
  • Banyak sekali wahana di Saloka, bisa semua usia. Tapi, kalau mengajak anak seusia Kak Ghifa menurutku nggak bisa maksimal apalagi kok ditambah dengan hujan. Lengkap sudah. Berasa sedikit menyesal. Tapi, kalau ke sana lagi bareng Abi terus pas cuaca bagus, ehm, nagih pastinya.
  • Pas masuk Saloka Park tuh nggak boleh bawa makanan dan minuman yang berlabel. Kalau bawa minuman dengan wadah botol kita sendiri boleh kok. Ada pemeriksaan di depan. Tapi, menurutku pemeriksaannya nggak terlalu ketat. Nyatanya ada teman satu rombongan yang bisa membawa snacknya masuk. Terus, bagaimana kalau lapar? Ada yang jualan kok. Tapi, harganya lumayan mahal. Kalau di toko-toko biasanya harga 8000an, di Saloka bisa dua kali lipatnya. Lha kalau lapar kan ya mau nggak mau tetap beli kan ya? Pintar-pintar saja pilih menu atau memanfaatkan diskon. Aku kemarin bisa beli minuman isotonik seharga 10 ribu/2 botol. Kalau beli 1 harganya 8 ribu. Saranku sih ya, sebelum masuk Saloka makan saja yang kenyang di luar. Baik itu makan bekal yang kita bawa atau jajan di tempat parkir bus. Banyak kok warga yang jualan. Harganya masih banyak yang masuk akal. Kayak mie ayam semangkuk 10 ribu, pop mie besar 8 ribu, kopi 3 ribu, dan kalau beli mainan jangan lupa ditawar. Hihi, emak-emak banget deh ya. Habisnya banyak bunda-bunda yang pada ngiri pas aku beli balon busa 25 ribu/2 botol sedangkan mereka beli sebotolnya 15 ribu. Ramai deh dalam busa.
    Yeay, sampai Saloka Park yang nggak ada kolam renangnya.
  • Dari beberapa wahana yang bisa kami kunjungi, paling berkesan tuh pas masuk museum atau apa ya aku lupa namanya, pokoknya di depan pintu masuk. Di sana Kak Ghifa hepi banget lihat patung tiruan dinosaurus yang bisa mengeluarkan suara dan bergerak geleng-geleng. Alhamdulillah pas di sini, aku bisa mengabadikan kegiatan Kakak dalam bentuk video. Jadi, sampai rumah bisa diputar terus-menerus.
  • Peristiwa ngompol Kakak menjadikanku untuk sigap setiap saat tanya apakah dia ingin pipis atau tidak. Nyatanya dari pukul 07.00 sampai 21.00 Kakak pipis lebih dari 10 kali lho. Alhamdulillah, konsumsi minum Kak Ghifa tetap bagus. Setiap saat minta minum air putih.
  • Apa kabar dengan oleh-oleh? Kalau di Cimory kebanyakan ya makanan ringan, puding, jus, yoghurt, susu, boneka sapi, kaos Cimory, tas, dan mainan. Kisaran harganya di atas 10 ribuan. Untuk kaos khas Cimory harganya 75 ribuan untuk ukuran anak-anak. Bagaimana di Saloka? Khusus di Saloka kebanyakan barang sih oleh-olehnya. Kemarin Kak Ghifa beli topi yang bertuliskan Saloka dengan harga 50 ribu (semua ukuran harganya segitu) dan kaos (atasan dan celana) bergambar dinosaurus dengan harga 90 ribu. Pokoknya siapkan kocek yang lumayan deh ya kalau ke sini.

Segitu dulu cerita tentang traveling impian 2020-ku bersama Kak Ghifa. Perjalanan selama 19 jam itu banyak memberikanku pelajaran penting. Terutama tentang memahami dan penerimaan atas keadaan yang terjadi dalam hidupku. Nikmati. Sekalipun itu terasa berat. Kalau dipikir-pikir, dalam keadaan hujan, gendong ransel dan Kak Ghifa itu sangat melelahkan. Tapi, kenyataanya, ya, semua baik-baik saja.

Maaf, ya, Kak, kalau Ummi sesekali ngeluh capek pas gendong Kakak. Melihatmu duduk di atas kloset dalam keadaan terkantuk-kantuk membuat ummi merasa bersalah, belum bisa sepenuhnya memberikan cinta kasih ke Kakak. Semoga pergi berdua saja dengan Ummi bisa jadi kenangan yang indah untukmu. Ummi sayang Kakak 💗

Kamu sudah pernah ke Cimory On The Valley Semarang dan Saloka Park?

3 komentar:

  1. Alhamdulillah jalan2 juga ya mbak :) kedua tempat wisata ini menurutku enaknya sendiri aja ga rombongan. Kan sama2 luasnya ya. Kalo rombongan nanti banyak yg ke-skip. Apalagi di Saloka. Nyobainnya harus semua atau 1 wahana beberapa kali biar puas xD
    Aku udah pernah keduanya nih taun kemarin. Cuma gak tak tulis di blog karena....males :)) padahal bisa buat kenangan gitu ya kalo ditulis huft

    BalasHapus
  2. Alhamdhulilah sudah dan untung banget sama suami dong jadi ga pake acara gendong2an. Ga kebayang deh dirimu gwndong ransel plus kak ghifa. 4.5th lumayan berat pastinya. Tapi liat ghifa seneng capek ilang ya say

    BalasHapus