Selasa, 11 November 2025

Hai, TKA!

 

Satu kegiatan dari yang lain, tidak pernah kusangka akan kualami selama menjadi guru adalah sering ikut sosialisasi.

Hai, TKA! Akhirnya sosialisasinya tiba juga.

Pagi ini, setelah menunggui muridku untuk melakukan pembiasaan pagi; membaca asmaul husna dan pasolatan (bacaan salat), aku mengisi administrasi kelas sebentar, kemudian membagikan tugas untuk mata pelajaran IPAS (saat kutinggal nanti). Satu per satu anak-anak kudatangi dan kusalami, aku pamit, dan menyerahkan ke guru mata pelajaran agama, karena kebetulan jam pertama memang jam mata pelajaran tersebut.

Sebelumnya, hari Kamis, kepala sekolah membagikan info undangan yang harus kuhadiri di grup WA sekolah. Tercantum di undangan sih kepala sekolah dan korwil, ya. Tapi, karena di sekolahku kepala sekolahnya berstatus Plt, beliau juga ada kegiatan OJT Pembelajaran Mendalam, aku yang guru kelas 6 pun berangkat memenuhi undangan tersebut.

Di undangan tercantum kegiatan sosialisasi TKA (Tes Kemampuan Akademik) berlangsung di Aula SMP Negeri 3 Demak dimulai 08.30 - 11.30 WIB.

Pukul 07.45 an, aku sudah berpamitan di grup sekolah dan teman-teman yang ada di kantor. Perkiraanku, dari sekolah sampai ke lokasi akan memerlukan waktu sekitar 30 menit. Kulajukan sepeda motorku dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Jalanan cukup sepi dan suasananya juga masih adem.

Aku sudah beberapa kali ke SMP Negeri 3 Demak ini, jadi di jalan agak santai juga. Nggak perlu tengak-tengok penuh waspada, hihihi.

Sekitar pukul 08.28 aku sudah duduk di Aula. Masih sepi, yang datang baru beberapa orang saja. Setelah mengisi absen, aku mendapat snack, nasi kotak, dan plastik.

Dapat snack dan nasi kotak sekaligus plastiknya, cocok nih yang kirmah, mikir omah.

Narsumnya sudah ready, duduk depan ah, biar jelas tampilan layarnya.

Sembari menunggu dimulai, aku sempat membuka laptop sebentar dan mengisi laporan keuangan keluarga. Tak lama ada teman satu kecamatan datang dan duduk di sebelahku.

Pukul 08.54, Mas Zayyinul membuka acara dan dilanjutkan oleh narasumber atas nama Pak Sodikin, S.Pd. yang per September 2025 lalu mendapatkan amanah baru menjadi Ketua Tim Kerja Subtansi Tingkat Sekolah Dasar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak. Pokoknya kalau urusan dengan minat bakat, ANBK, TKA bakalan sering ketemu beliau.

Kiri Pak Zayyinul, Kanan Pak Sodikin

Sosialisasi dibuka dengan gambaran asesmen dari tahun ke tahun hingga hari ini. Pak Sodikin menyelipkan informasi bahwa Pak Prabowo ingin adanya standarisasi lagi untuk asesmen siswa. Kalau saya sendiri sebagai guru meski baru tahun ini mengajar di kelas 6, vibes-nya memang beda. Jiwa dan semangat kompetisi siswa kalau ada ujian nasional itu tampak.

Aku setuju ujian nasionalnya, tapi nggak setuju kalau sebagai satu-satunya syarat kelulusan, ya.

Terlebih lagi, dari yang kubaca, saat tak ada ujian nasional, anak bangsa yang ingin kuliah di luar negeri juga terhambat, ya. Di beberapa negara, ijazahnya dipertanyakan untuk standar nilainya. Mereka harus tes lagi versi negara tujuan dan akan membutuhkan waktu tertentu.
Satu hal lagi yang tidak banyak orang awam tahu adalah perkara KKM/KKTP/batas nilai terendahlah ya kalau bahasa mudahnya. Jadi, misal sekolah A itu punya batas minimal nilai di rapot sebesar 80, sedangkan sekolah B sebesar 75. Ketika sama-sama masuk ke jenjang berikutnya, yang syarat masuknya menggunakan rapot, padahal siswanya lebih berkualitas sekolah B, alhasil yang dari sekolah B banyak yang tidak diterima karena kalah nilainya. 
Pernah nemu kasus demikian?
Banyak banget lho yang seperti itu. Coba deh cek lewat slide berikut. Awas senyam senyum!

Bagan paling atas tuh hasil rapot semenjak nggak ada UN, hehehe. Idealnya persebaran nilainya itu merata, nggak hanya menonjol di satu sisi saja.

Nah, TKA ini hadir sebagai salah satu langkah untuk mengarah ke "ada lagi ujian nasional". Agar standar capaian siswa seragam. Lebih fear. Teknisnya seperti apa nanti, masih digodhok oleh pemerintah. Wes ben dipikir sama pemerintah.


Beberapa regulasi terkait TKA terpampang pada potret di atas. Paling mudah dipahami adalah regulasi yang pertama.



TKA itu singkatan dari Tes Kemampuan Akademik. Tes dengan moda komputer, untuk siswa SD yang diujikan itu mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah mengetahui kemampuan setiap anak. Kalau AN atau sering kita kenal ANBK kan untuk mengetahui mutu sekolah.

Coba perhatikan slide berikut dan temukan perbedaan antara UN, AN, dan TKA! Beda, ya.



TKA ini belum wajib, ya.
Jadi, menurut keterangan Pak Sodikin, sebelum mendaftarkan siswa di portal, nanti akan ada surat pernyataan kesediaan yang harus ditandatangani oleh walimurid dan kepala sekolah. Kalau tidak ikut, ya, tidak masalah. Untuk teknis pelaksanaanya kurang lebih seperti ANBK. Butuh proktor dan teknisi di setiap sekolah. Insyaallah, bapak ibu guru di sekolah sudah paham ini.

Keuntungannya apa kalau ikut TKA ini?
  1. Tahu tingkat kemampuan siswa
  2. Hasil TKA bisa digunakan untuk mendaftar di jenjang selanjutnya dengan jalur prestasi
  3. Mendapat sertifikat dari kementerian
Kalau menurutku, ya, mending ikut kalau sekolah memang sarana dan prasarananya memadai. Akan tetapi, karena sekolah sudah mengikuti ANBK, kurasa sekolah siap semua deh sarana dan prasarananya.


Kapan untuk pelaksanaan TKA?

Untuk SMA sudah, ya, awal November lalu. Kalau untuk SMP dan SD sekitar Maret - April 2027. Setiap harinya ada 3 sesi. Setiap siswa memiliki waktu sekitar 2 jam 10 menit untuk menyelesaikan soal Bahasa Indonesia dan Matematika. Ya, beda ya dengan ANBK, kalau ANBK kan pelaksanaannya 2 hari, karena ada materi Literasi dan Numerasi dibedakan harinya.

Saat pelaksanaan TKA tingkat SMA kemarin ada yang viral, ya? Itu lho yang pada live Tiktok saat ujian berlangsung. Banyak yang khawatir kalau soalnya bocor. Nah, kemarin itu ada bocoran dari Pak Sodikin kalau kemungkinan besar soal setiap anak itu berbeda.

Menurut keterangan Pak Sodikin, setiap kabupaten itu ada tim pembuat soalnya. Ada 4 guru, 2 guru SD dan 2 guru SMP. Nah, komposisi soal TKA yang diterima siswa itu nantinya akan diacak dan terdiri dari soal yang dibuat oleh pusat (mayoritas), dari kabupaten asalnya itu sendiri, dan soal dari kabupaten lain.

Sebelum sesi tanya jawab dibuka, Pak Sodikin juga menyampaikan bahwa nanti hasil TKA itu akan ada nilainya 1 - 100 dengan kategori ISTIMEWA, BAIK, MEMADAI, dan KURANG.  

Sebagai persiapan dan menjawab pertanyaan dari salah satu guru yang bertanya, kisi-kisi untuk TKA ini sudah bisa kita akses di website https://pusmendik.kemdikbud.go.id/tka/, ya.

Tepat pukul 10.45an aku sudah standby lagi di sekolah. Dan saat aku masuk kelas, "Loh Bu Ika nggak jadi pergi?" Hahahaha. Lha cuma gitu doang sosialisasinya. Kelar, ya kembali ke sekolah. Mereka kecewa kali ya nggak jadi jamkos sampai waktu pulang sekolah tiba. Haha.

Teman-teman yang punya putra-putri kelas 6 SD dan kelas 9, sudah sampai mana persiapannya? Sudah adakah sosialisasi TKA ini dari sekolah? Dari penjelasan singkatku ini, adakah harapan atau pandangan lain tentang TKA? Punya harapan apa dengan adanya TKA ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar