Kamis, 28 Februari 2013

BlackBerry Z10, Akankah Kamu Mimpiku?



“PING PING PING...”
Aku menoleh kesebuah benda warna hitam mengkilat. Ku lihat kakak sepupuku segera menghampiri benda itu. Memencet-mencet tombolnya. Dia merengut. Kenapa itu orang? Batinku.
“Mbak, boleh tanya?”
“Apa?” jawab kakakku masih kental dengan ‘prengutannya’.
“Tapi janji jangan dibilang katrok ya? Apalagi ditertawain?”
“Apa sih?” tanya kakakku penasaran.
Aku menghela napas. Panjang. Meyakinkan diriku agar kuat apabila mendengar gelak tawa kakakku.
“PING PING itu apa maksudnya mbak . . ?” aku berhenti sejenak memastikan kalau kakakku tidak tertawa. Tapi apa yang kutakutkan terjadi, dia malah tertawa sambil guling-guling di atas ranjangnya. Sial.


Sejak hari itu, aku jadi penasaran dengan kata PING PING PING. Akhirnya, aku berkawan dengan Mbah Google. Mencari jawaban atas rasa penasaranku. Terjawab sudah. Oke, aku memang tidak se-uptodate kakakku itu. Hah! Memalukan. Tapi aku bahagia dengan HP jadulku yang sekarang. Sangat nyaman.
HP ku :) *eemmuaach...10 x

Minggu, 24 Februari 2013

Kehadiran Anak Sekolah Malam



Rumah seketika sepi.

Layaknya kuburan di pojok desa.
Hanya berlampu, kelap-kelip.

Kalian datang seperti pasar malam,

tapi aku hanya manusia biasa.
Seringkali saat lelah menengokku,
aku ogah menerima kehadiran kalian.

Maafkan aku, anak-anak :)

Jumat, 22 Februari 2013

Selamat Datang Semester Enam


Babak baru yang aku artikan sebagai lembar baru tapi juga sebagai ekor di masa yang akan datang.

Welcome semester enam.

Semester enam. Oh ya? *tepok jidat. Nggak mimpi! Uh.....kok cepet banget ya? Perasaan baru kemarin aku masuk kuliah. Baru kemarin jadi mahasiswa baru, baru kemarin jadi anak kos-kosan, baru kemarin jadi anak penglajo (bahasaku sendiri), baru apalagi ya? Oya, baru kemarin aku menyukai Bu Utami (Dosen Filsafatku). Kenapa waktu begitu sangat cepat? Hohoho, sebentar lagi PPL, terus KKN, dan pastinya *SKRIPSI*. Terus wisuda! Yeay J inilah momen yang aku tunggu-tunggu. Mengenakan toga, baju keagungan para sarjana. Aamiin, sekelbat saja, aku akan memakai toga itu. Tunggu aku togaaaaaaaaaaaaa!

Eits! Postinganku kali ini nggak bahas toga kok, aku hanya ingin pamer persiapanku menempuh hidup baru di semester enam.

“Segala sesuatu apabila diawali dengan perencanaan yang matang, maka hasilnya dijamin memuaskan pula.” Aamiin J

Begitu kata orang-orang bijak menasihati pemuda-pemuda kita. Termasuk aku J. Oleh karena itu, untuk memenuhi hasratku untuk mencapai hasil yang maksimal disemester enam ini aku sudah melakukan beberapa persiapan kecil. Aku harap meskipun kecil sekarang bisa besar disuatu hari nanti. Aamiin. Kebanyakan aamiin deh ya dari tadi?

Mau tahu persiapanku apa saja? Cekidot!
1. Tempat pensil baru

Motif kupu-kupu, dan lihat gantungannya!

Kamis, 21 Februari 2013

Sama Seperti Rasamu


Kala dulu . . .

Berjumpa kerlingan matahari dan menutup tirai senja bersama
Dalam kotak beroda empat,
Diantara jajaran besi yang aus tertekan pantat

Aku di belakangmu

Ku pandangi kain pelindung tubuhmu,
Beda.
Tiga tahun.
Aku terlalu mungil bagimu.

Tak lelah,

rambutmu ikal
lapisanmu coklat
Manis mungkin, seperti es krim di supermarket

Kala itu,

aku gila.
kertas diary, sengaja ku lontarkan.
Harapku besar pada feedbacknya

Menanti besi kotak

Selalu yang sama
Kosong
Nihil

Harapku aus

Tertelan roda-roda tua bus kota
Sejak hari itu

Kabur terbawa deru angin

Tak bersisa

Aku tak pernah melihat sosokmu


Minggu, 17 Februari 2013

My Fish :) ~ Ikan Sapu-Sapu



Hai, kali ini aku ingin posting tulisan mengenai penghuni bak mandiku sekarang. Hayo? Bukan pocong, apalagi kuntil anak yang sedang mandi lho ya, mau tahu? Mau?





Taraaaaa......! Tahu tidak ini ikan apa? Ya! Pinter banget. Inilah penghuni bak mandiku sejak satu bulan lalu. IKAN SAPU-SAPU :). Sedikit cerita awal mulanya ikan sapu-sapu itu bisa nangkring di bak mandiku ya?

Siang itu aku pulang darai kampus nyempetin buat mampir ke pasar ikan yang berada tak jauh dari Pasar Bitingan (Belakang Matahari Kudus). Ikan ini aku beli dengan harga Rp 5.000. Kata penjualnya sih ya, harga segitu termasuk mahal. Tapi bukan Icha namanya kalau nggak ngotot buat tetap beli itu ikan. "Ya, 5.000 nggak papa tapi kasih yang agak besar ya Pak?" pintaku pada penjual ikan yang sebenarnya masih pantas dipanggil Mas. Hihihihihi :) jahatnya aku ya? Maaf *sambil nyengir

Penelitian Dosen~PHP-in aku


Ya Allah, mendengar dan dapat kabar teman lolos tes ikut penelitian dosen itu rasanya iri banget. Pengen juga. Pasti akan dapat banyak pengalaman, terus banyak teman juga. Tapi kemarin kan aku nggak ikut daftar.

Kenapa tidak ikut?
Tidak tahu pasti. Aku dulu juga tidak sempat untuk sholat agar mendapatkan petunjuk. Tapi aku mengikuti kata hatiku, aku tidak minat untuk mapel ini. Ya Allah, kenapa sekarang jadi iri gini ya? Bukankah ini pilihanku?

Ya Allah Dzat yang mebolak-balikkan hati dan pikiran, tolong perjelas langkah mahasiswa aneh ini. Tunjukkan jalan lain, kalau memang sudah dipersiapkan.

Aku teringat dengan salah satu dosenku. Dosen yang menjadi salah satu list di jajaran dosen favoritku. Dulu beliau pernah menjanjikan keikutsertaanku pada penelitiannya. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasannya. Dan aku mendapatkan kabar dari teman katanya beliau sekarang sedang melaksanakan pengabdian, dan yang dipilih dari kelas lain. Oh, Gusti, kenapa aku jadi iri lagi. Buanglah rasa ini.

Akhirnya setelah mendapat saran dari ibu dan teman, besok aku akan menemui dosenku itu dengan tujuan untuk meminta kejelasan. Aku berharap ajakan beliau memang masih berlaku. Dan pastinya aku akan bahagia. Sekali.

Perlancar jalanku besok Ya Rabb. :)

Jumat, 08 Februari 2013

Kamu Seperti Tidak Berpendidikan

Kamu!
Ya kamu!
Dari awal mengenalmu sebagai atasanku, aku sudah tidak srek.
Kamu terlalu. Apa saja.
Seperti barusan, aku melihat postingan status facebookmu yang menjelek-jelekkan kampus kita.
Apa yang kamu pikirkan?
Kalau memang kamu malu sudah lulus dari kampus kita, kenapa juga dulu kuliah di kampus kita?
Yang bodoh siapa? Yang salah siapa? Kamu kan?

Kamu tidak berpendidikan!

Tidak pantas kamu menyandang status Sarjana, apalagi Sarjana  PENDIDIDIKAN.
Memalukan!
Kamu malu mengikuti interview kerja karena kamu lulusan dari kampus kita?
Kamu malu dengan ijazahmu.
Woy.....apa yang sudah kamu berikan untuk kampus sampai-sampai kamu menuntut lebih pada kampus kita?

Dengan kamu memosting tulisan seperti itu bukankah kamu itu susah merendahkan dirimu sendiri?

Terlebih kamu meremehkan kampus kita.
Aku sangat membencimu.

Kamu tidak berpendidikan.

Apakah kamu tahu bagaimana penampilanmu sekarang?
Apa sudah benar?
Kamu terlalu picik.

Apa karena kampus kita adalah kampus swasta, kampus yang berada di kota terkecil se-Indonesia?

Betapa apatis sekali kamu!
Kalau memang kamu punya skill, tidak tergantung kamu kuliah dimana, tapi bagaimana kamu belajar.
Sudahlah jangan selalu menyalahkan lingkungan.
Lingkungan yaa sudah itu adanya, itu semua tergantung kamu, aku sebagai manusia untuk mengolahnya.
Mau kita jadikan berlian atau seonggok batu besar yang tidak ada guna!
Tergantung!
Tidak berpendidikan kamu mantas atasanku!


Kamis, 07 Februari 2013

Bak Tentara


Tentara Indonesia
Berguling-guling bersama anak-anak. Merangkak bersama menghayati bagaimana tentara-tentara kita ketika sedang berperang. Memperagakan kewaspadaan seorang tentara ketika menemui lawan dan berlari menerjang ilalang. Hahaha! Melelahkan memang. Mengatur 37 siswa yang beraneka ragam.

Sabtu, 02 Februari 2013

*Tentang Ibu : Darah rendah apa darah tinggi?


Aneh tapi nyata. Kamis malam ibu divonis dokter tekanan darahnya (orang sering sebut tensi) naik 150, normalnya ibu itu tekanan darahnya 120, dan biasanya juga keluhan darah rendah.
Dengan angka 150 tersebut ibu sudah tidak bisa berjalan sendiri. Harus dipapah.
Maka ibu akhirnya minum obat dari dokter sekaligus minum ramuan tradisional dari air rebusan daun alpukat dan tumbuhan ciplukan.
Malam ini ibu cek lagi ke dokter karena sedikit fit (sudah bisa berjalan sendiri), alhasil tekanan darahnya malah anjlok jadi 90.
Ah . . . membingungkan memang. Tapi, aku hanya berharap ibu segera sembuh. Aamiin.

Dari kejadian ini aku jadi paham banyak hal.
- Arti betapa makin pentingnya ibu bagiku.
- Tekanan darah normal antara orang satu dengan yang lain itu berbeda, contoh: si A dengan tekanan darah 150 oke-oke saja, tapi si B dengan tekanan darah 150 sudah tidak bisa berkutik (seperti ibu)
- Tanaman di sekitar kita yang sering kita sepelekan itu banyak gunanya. Aku kasih info obat mujarab untuk menurunkan darah tinggi yaitu satu tanaman ciplukan lengkap dengan akarnya direbus dengan tiga lembar daun alpukat. Rebus dengan tiga gelas air, dan sisakan air rebusan hanya satu gelas saja. Sehari minum dua gelas. (info ini aku dapatkan dari ibu-ibu yang kebetulan juga sedang memeriksakan anaknya di tempat dokter dan sudah saya praktikkan)

Sekedar info tapi bukan maksud untuk jualan alias promosi, kalau saat ini ada yang sedang butuh daun alpukat hanya beberapa lembar bisa datang ke tempat saya (gratis). Tapi kalau pengen punya sendiri, kami menjual bibit alpukat tingginya 75cm harganya 15ribu.

Semoga bermanfaat ya? ^^

Jumat, 01 Februari 2013

Kaulah Segalanya Bagiku, Ibu

Kau bukan orang berpendidikan seperti ibu teman-temanku.
Kau tak berpakaian mewah seperti ibu teman-temanku.
Kau tak naik mobil terupdate seperti ibu teman-temanku.
Kau tak cantik seperti ibu teman-temanku.
Maafkan aku ibu.


Kau begitu jahat denganku.

Kau kejam.
Kau membentakku.
Kau menyuruhku seakan babu di istana kita.
Kau tak pernah mengerti apa yang aku mau.
Kenapa, kenapa aku baru tahu bahwa kau adalah separuh jiwaku.

Ibu, aku tidak kuat.

Aku tak sanggup harus berdiri lama-lama di depanmu.
Aku tidak mampu menahan air mataku ketika melihatmu kesakitan bu.
Ibu.................

Maafkan ketidakpedulianku selama ini

Maafkan aku yang tidak pernah bersyukur memiliki ibu
Bu..............
Aku ingin memelukmu
Malam ini.
Tapi aku terlalu takut mengganggu istirahatmu.
Bu............
Maafkanlah aku bu.
Maafkan anakmu yang tidak pernah mampu mengucapkan kata maaf di hadapanmu.
Maaf.
Aku mencintai ibu.
Aku tidak bisa berdiri tegak tanpa ibu.
Bu...........

Ibu.

Aku hanya minta, bangkitlah.
Sembuhlah bu.
Aku janji, akan selalu ada untuk ibu.
Aku janji bu.