Assalamualaikum
Kata orang, menikah itu harus punya modal. Modal apa? Modal madul. Hihihi. Bukan-bukan. Dalam suatu pernikahan tak hanya modal mental yang diperlukan, juga butuh modal materi untuk melangsungkan sebuah pernikahan dan kehidupan selanjutnya. Kalau modal itu sudah ada, uang sumbangan pernikahan kan bisa digunakan untuk yang lainnya. Misal untuk modal usaha. Kalau tidak? Apa kabar uang sumbangan pernikahan?
Siapa sih yang tidak ingin melangsungkan pesta pernikahan sesuai dengan keinginan? Sekali dalam seumur hidup gitu. Akan tetapi, seringnya akan memakan materi yang tak sedikit. Kalau tak punya modal materi yang mumpuni, gigit jari dong?
Ah, pernikahan kan tidak harus dilaksanakan dengan heboh bin mewah ya? Bisa kok yang sederhana, khusuk dan yang penting kan khidmat *idih kayak upacara bendera saja* Tentu kalau syarat di atas dilaksanakan tak akan memakan modal materi yang selangit. Tapiii...apa daya? Semua itu tak bisa saya lakukan.
Baca juga: Cari Obat Tetes Mata Kering? Ya, Insto Dry Eyes
Baca juga: Cari Obat Tetes Mata Kering? Ya, Insto Dry Eyes
Keinginan untuk melangsungkan pernikahan yang bermakna bagi keluarga saya tidak bisa yang hanya sederhana (ijab-qobul kelar), apalagi ada embel-embel saya anak tunggal. Apa kata dunia? *pamer* Makanya sebelum hari H, jauh-jauh hari malah, kepala saya ikut nyut-nyutan. Kok bisa?
Lulus kuliah Oktober 2014, bulan Desember saya menikah. Hanya jeda dua bulan. Saya dapat modal materi untuk menikah dari mana?
Kerja? Iya sih saya sudah bekerja semenjak kuliah. Gajinya tak seberapa *kurang bersyukur* karena saya hanya kerja jadi guru honorer di TK (awalnya) dengan gaji 50.000/bulan baru kemudian pindah ke SD dengan gaji yang tak jauh berbeda. Cari tambahan dengan menjadi guru les privat pun sudah saya jalani tapi tak mencukupi untuk modal menikah. Lantas?
Njagake, nggandul (mengandalkan) orang tua jadi solusi saya. Tentu dengan harapan pernikahan saya dapat membuahkan hasil. Hasil? Uang sumbangan pernikahan yang lumayan sehingga orang tua tak kejatuhan hutang gitu lho.
souvenir pernikahan saya |
Oya, ada cerita dibalik undangan dan souvenir pernikahan saya nih. Tahukah Anda kalau saya mendesain sendiri undangan pernikahan saya lho? Demi apa? Ya, menghemat pengeluaran. Pun untuk souvenir pernikahan. Saya buat sendiri dari 2 bulan sebelum hari H pernikahan saya. Apa nggak capek? Banget!
Kalau boleh memilih saya maunya ya pesan ke orang untuk urusan undangan dan souvenir. Apalagi saat saya menikah baru muncul tren souvenir photobooth. Kalau ada modal lebih, pernikahan saya pasti lebih berkesan bagi saya juga untuk tamu undangan.
Tentang uang sumbangan pernikahan. Di lingkungan sekitar saya, beredar kebiasaan kalau uang sumbangan pernikahan itu ya kalau diberikan ke pengantin berarti menjadi hak milik pengantin sedangkan yang masuk ke kotak sumbangan untuk orang tua pihak perempuan yang menyelenggarakan pesta pernikahan. Apa yang berlaku di keluarga saya? Bukan pamer, tapi karena saya merasa pas menikah tak bermodal, makanya uang sumbangan saya berikan semua ke orang tua untuk membayar kekurangan ini dan itu.
Apakah saya menyesal? Iya. Seandainya saja uang sumbangan pernikahan saya dulu tidak semua diberikan ke orang tua, pasti saat ini usaha suami sudah berjalan dan tidak terkatung-katung seperti ini. Urusan tetek bengek selama melahirkan kemarin juga tidak harus comot sana-sini. Akan tetapi, balik lagi. Buat apa pula disesali? Bisa jadi kalau uang sumbangan pernikahan itu saya simpan sendiri, saya tak bisa melihat kebahagiaan di mata orang tua saya yang terganjal hutang atas dana pernikahan saya.
"Pakai jurus ngoyo bagaimana pun kalau Allah belum meng-klik tombol OK usaha suami pun tak akan berjalan."
Menurut pengamalan saya, menikah muda juga jadi salah satu penyebab lain tidak adanya modal yang mencukupi saat hendak menikah. Tak ada yang salah dengan menikah muda. Bahkan saya mendukung kalau ada teman yang menikah muda seperti saya. xixixixi *Modus* Yang tidak didukung adalah ketika hendak menikah muda ingin melangsungkan pernikahan yang cukup wow tapi tak ada modal. Ini masalah banget.
Adakah solusinya? Sebenarnya saat ini sudah banyak sih perusahaan yang menawarkan jasa untuk pembiayaan pernikahan. Jadi, perusahaan tersebut akan memberikan pinjaman dana yang langsung diberikan ke vendor pernikahan yang sudah kita pilih. Istilah mudahnya kita dibayarin dulu gitu. Nanti kita tinggal nyicil. Bunganya pun rendah, aplikasinya mudah, dan pasti proses persetujuannya juga cepat. Enak kan?
Solusi di atas ujung-ujungnya hutang lagi ya? Bisa bernafas sebentar tapi ntar uang sumbangan pernikahan untuk membayar juga? Nggak bisa buat modal usaha pasca menikah dong ya? Nah, ada solusi yang lebih baik. Ini menurut saya ya. Apa itu? Menabung.
Menabung, sejak kecil saya yakin pasti sudah pada diajarin menabung sama orang tuanya. Tidak perlu menunggu bertemu jodoh baru menabung. Menabung untuk pernikahan bisa kok dimulai sejak dini. Jangan sampai seperti pengalaman saya. Menabung pas sudah mau dekat ke hari pernikahan.
Kini saya dan suami sedang membiasakan diri untuk menabung demi mencapai kehidupan pernikahan yang kami inginkan. Ada tiga pola menabung yang kami lakukan. Kami pun menyediakan tiga macam celengan.
- Menabung dalam jumlah yang sama per hari. Misalnya, sehari menabung 2.000 maka setiap hari menabung dengan jumlah itu terus. Pola ini saya yang mengaplikasikannya, hukumnya wajib per hari.
- Menabung sesuai tanggal kalender. Misalnya tanggal 1 ya nabungnya 1000, kalau tanggal 7 ya nabungnya 7000 dan seterusnya. Celengan ini yang mengisi bisa saya atau suami. Siapa yang punya uang lebih.
- Menabung berapapun. Ini biasanya kami berdua yang mengisi celengannya. Jumlah uangnya pun bebas. Misalnya ada uang recehan sisa belanja ya masuk, kembalian beli bensi ya masuk. Terpenting celengan 1 dan 2 sudah terpenuhi.
Itu pola menabung ala saya. Bagi Anda yang belum menikah atau pun sudah tak ada salahnya untuk mencobanya. Utamanya, bagi Anda yang hendak melangsungkan pernikahan atau ada rencana hendak melangsungkan pernikahan, yuk kumpulkan modal menikah sejak dini. Siapa sih yang tidak ingin menikah dengan modal sendiri? Jangan sampai uang sumbangan pernikahan Anda ludes untuk membayar ini dan itu karena awal mulanya Anda tak bermodal lho!
Menikah dengan modal sendiri? Bisa kok! Uang sumbangan pernikahan pun bisa digunakan untuk modal usaha.
Referensi:
http://yasinyasintha.com/pembiayaan-pernikahan-pertama-di-indonesia-wedlite/
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=681&cid=1
Menikah dengan modal sendiri? Bisa kok! Uang sumbangan pernikahan pun bisa digunakan untuk modal usaha.
http://yasinyasintha.com/pembiayaan-pernikahan-pertama-di-indonesia-wedlite/
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=681&cid=1