Rabu, 11 Mei 2016

Dulu dan Sekarang, Cara Saya Mengupdate Berita



Dulu dan Sekarang, Cara Saya Mengupdate Berita. Apa berita nasional hari ini (baca disclosure) yang paling terhangat? Apalagi kalau bukan berita Pak Ahok yang dipanggil KPK sebagai saksi kasus reklamasi itu. Orang nomor 1 di Jakarta itu diperiksa selama 8 jam untuk 3 tersangka. Penasaran deh, ditanya apa ya Pak Ahok? 


Kalau ngomongin soal berita setiap harinya itu tak akan pernah ada habisnya ya. Ada-ada saja yang jadi bahasan para pemburu berita. Tapi hal itu tidak menyurutkan tekad saya untuk selalu mengupdate berita setiap harinya. Menurut saya, dengan saya selalu mengupdate berita banyak sekali keuntungan yang saya dapatkan. Apa saja itu?
  1. Berhubungan dengan profesi saya sebagai guru, apa yang saya dapatkan bisa jadi bahan pembelajaran. Karena mengupdate berita ada saja yang bisa saya bahas ke anak-anak. Saya juga sering menceritakan berita yang pas untuk anak didik saya. Misalnya, berita tentang siswa kelas 3 SD di Semarang yang lumpuh karena tulang ekornya cidera akibat keusilan temannya yang menggeser kursinya saat dia hendak duduk. Berita tersebut sesuai dengan anak didik saya kebetulan juga kelas 3 SD dan ada yang usil kepada temannya dengan tindakan serupa.
  2. Saat berkumpul dengan teman-teman, baik teman sejawat atau lainnya, saya tak jadi mati kutu saat mereka membahas berita terhangat. Kalaupun sekali dua kali tak tahu berita ya masih bisa diampuni *hihihi*, tapi kalau nggak paham terus alias plonga-plongo setiap kali diajak ngobrol kan nggak yes banget ya.

Itulah dua manfaat utama yang saya dapatkan karena selalu update berita. Akan tetapi, saya merasa saat ini (setelah menikah dan punya baby), intensitas update berita saya itu berkurang *ah alasan*. Berbeda dengan jaman masih kuliah dulu.


Tak dipungkiri, menjadi seorang ibu, istri, sekaligus guru, hari-hari saya terasa cukup padat. Setelah ini A, B, kemudian C sampai Z, setiap hari seperti itu, berulang-ulang. Pedoman saya satu, buat apa hidup lama-lama di dunia ini kalau tidak untuk berbuat kebaikan kepada sesama (anak, suami, keluarga, dan lingkungan)? Tak mau berkeluh kesah, saya harus pintar mensiasati waktu yang ada. Kerjaan beres, mengupgrade diri lewat kegiatan rutin update berita juga harus jalan. Bagiamanapun caranya.


Dulu, cara saya mengupdate berita

Saat masih kuliah, hal yang paling saya suka adalah nongkrong di perpustakaan pusat universitas. Di setiap kali ada jeda kuliah, tempat pertama yang saya sambangi ya perpustakaan. Di sana saya bisa kranjingan membaca beberapa koran dalam sekali duduk. Ditambah lagi ada fasilitas wifi gratis, kelar baca koran saya sering berselancar mencari berita lain, baik lewat netbook atau secara mobile. 

“Jangan-jangan ada wifi gratis malah buka facebook?”

Tenang, kebijakan kampus saya itu agak ‘nakal’. Pas lagi marak-maraknya facebook, wifi disetting hanya untuk mengakses selain facebook dan twitter. Hihihi. Sosial media tersebut hanya bisa diakses di atas pukul 14.00 WIB. Itu dulu pas saya masih kuliah, kurang tahu kalau sekarang. Tapi lebih bagus seperti itu sih. Hihihi. Jadi, kalau ke perpus ya jelas tujuannya.

Balik lagi soal update berita di jaman masih kuliah. Selain menggunakan perpustakaan sebagai tempat utama sasaran saya untuk mengupdate berita, saya juga sering beli koran sendiri setiap pagi. Saya punya penjual koran langganan. Setiap kali saya datang (sampai di traffic light-tempat mangkal penjual koran langganan saya), bapak penjual korannya pasti langsung menyodorkan koran yang biasanya saya beli. Kebiasaan ini saya lakoni saat semester tua. Karena saat masa itu, saya tak sempat lagi ke perpustakaan dan banyak di lapangan untuk penelitian. Jadi, dengan membeli koran sendiri, saya bisa tetap mengupdate berita walaupun tak pergi ke perpustakaan.

Televisi? Saya sering mengkonsumsi beritanya saat sarapan pagi atau saat pulang kuliah lebih awal. Sambil mencari acara televisi yang bagus, tak jarang saya melototin stasiun televisi yang khusus menayangkan berita. Tapi menurut saya, televisi ini termasuk media yang agak ketinggalan soal update berita dibandingkan media online. Hal itu karena jadwal siarannya kan terbatas dan tidak setiap waktu bisa menyiarkan suatu berita terbaru.

Sekarang, cara saya mengupdate berita
Makin ke sini, kegiatan sehari-hari tak ada habisnya. Jadwal harian yang dibuat, seringkali ada saja yang meleset. Salah satunya adalah jadwal untuk membaca berita. Alhasil, saya sering curi-curi waktu untuk mengupdate berita. Misalnya, saat jeda mengajar, saat anak didik istirahat, atau pas ngeloni Kak Ghifa. 

Dulu dan Sekarang, Cara Saya Mengupdate Berita
Membaca berita secara mobile lebih kece.
Sambil menyelam minum air, itulah yang sering saya lakukan. Tuntutan kerja akan selalu ada, harus pintar dong memanfaatkan kesempatan. Hihihi. Kalau pas jaman kuliah saya lebih sering baca koran, kalau sekarang saya sering membaca berita lewat media online lewat smartphone. Lebih efektif, bisa saya bawa ke mana-mana, dan tentunya saya umpetin di balik buku (ketahuan deh guru macam apa saya ini. Hihihi). Pernah saya baca berita lewat netbook yang saya buka pas anak-anak mengerjakan soal, eh mereka malah pada ribut sendiri. Saya kapok. Habisnya kalau saya sudah asyik di depan netbook suka lupa diri. Hihihi. Saya baca berita, anak-anak malah pada jempalitan. *dilempar kursi*

Apakah saya tidak pernah membaca koran atau menonton televisi? Pernah. Sesekali, saya membaca koran pendidikan yang jadi langganan sekolah saya. Itu pun terbitnya per 10 hari. Kalau nonton televisi sudah jarang banget. Di rumah lebih asyik main dengan Kak Ghifa, sedangkan di sekolah saya kalah dengan teman lainnya yang lebih pilih acara gosip atau sinetron.

Dulu dan Sekarang, Cara Saya Mengupdate Berita
Koran di sekolah
Itulah perbedaan dulu dan sekarang, cara saya mengupdate berita. Sejauh ini saya merasa sangat nyaman saat membaca berita lewat smartphone. Kalau Anda? Bagaimana aktivitas update berita yang Anda lakukan selama ini? Lebih suka via apa? Apakah punya waktu khusus untuk meng-update berita?

10 komentar:

  1. Aku baca koran klo di perpus/papan yg ada koran di dekat SD di kampung, hihihi. Sering baca berita onlinenya sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ada ya papan di SD yang ad akorannya Mbak. Termasuk keren ini.
      Iya, berita online saat ini emang jadi buruan banyak orang.

      Hapus
  2. Aku update berita via twitter...lebih cepat, akurat dan terpercaya, hahahaa. No Tv di rumah, dan koran?errr..nggak pernah. Paling sesekali suami mbawa dari kantor. Tapi itupun koran lokal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya lewat twitter update banget ya Mbak. Masukan buat saya nih. Makasih Mbak.

      Hapus
  3. bedanya dulu update berita dari media cetak skr hampi rgak pernah aku baca media cetak :(

    BalasHapus
  4. Dari dulu sampe sekarang, updatenya pake twitter mulu :(. Dulu malah pake friendster atau nunggu nongol di kaskus :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kaskus? Saya nggak paham nih mbak sama yang satu ini. Ternyata bisa ya buat update berita. Terima kasih infonya.

      Hapus
  5. Kalau saya lewat TV dan internet, mbak Ika. Kalau media cetak dulu waktu di kantor masih langganan koran, sekarang udah nggak langganan lagi jadi hampir nggak pernah baca koran, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enaknya TV itu ada gambarnya jelas ya Mbak, kalau lewat internet ya ada gambarnya tapi diambil satu momen. Terima kasih Mbak sudah mampir.

      Hapus