Kamis, 03 Januari 2019

Pras dan Kotak P3K

Pras dan Kotak P3K - Aku makin sadar bahwa tugasku menjadi guru tidak hanya mendidik, melainkan juga merawat dan melayani anak didikku dengan sepenuh hati.

Pagi tadi, saat anak-anak berolahraga, aku berkutat dengan laptop dan buku tabungan mereka. Saat aku sedang serius menghitung uang, tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku. Jelas aku terkaget.



"Loh kamu nggak ikut olahraga?"

Wajah anak laki-laki di depanku tampak pucat dan berkeringat.

"Nggak, Bu. Aku tadi eek lagi."

"Lho kamu eek lagi? Bukannya tadi sebelum berdoa kamu sudah eek? Perutmu sakit? Tadi pagi makan sambal?"

Anak bernama Pras itu hanya mengangguk lesu. Segera kuantarkan dia ke tempat duduknya. Sembari berjalan kupikirkan langkahku selanjutnya.

"Ibumu di rumah?"

"Ndak, tandur (menanam padi di sawah)."

"Bapakmu?"

"Kerja di tempat si mbah."

"Ok, Bu Ika antar pulang saja ya? Badanmu gemeteran gini."

Maukah dia kuantar pulang?

Tidak.

Berkali-kali kutawari tetap saja tak mau. Dia malah mau menangis. Oke, option lain nih.


"Kamu di sini saja, Bu Ika beli obat dulu. Kamu mau kan minum obat? Biar cepat sembuh perutnya."

Dia mengangguk.

"Perutmu mules? Pokoknya kalau mau eek lagi, keluar saja. Kalau nggak kuat, teriak ya."

Aku segera bergegas mengambil motorku di gudang. Di tengah jalan aku bertemu penjaga sekolahku yang membawa teh hangat. Kuingat bahwa teh hangat bagus untuk mengatasi masalah perut.

"Pras, ini ada teh hangat, diminum sedikit-sedikit ya."

Kulihat tangannya masih gemetaran.

"Nggak papa, Bu Ika bantu. Pelan-pelan saja. Nggak usah nangis. Kamu gemeter karena perutmu kosong."

Setelah beberapa kali meneguk teh hangat, aku pun pamit kembali. Kunyalakan motorku dan segera menuju toko terdekat. Kubeli obat anti diare dan beberapa perlengkapan kotak P3K ku yang sempat raib digondol tikus, liburan kemarin.

Sesampainya di kelas lagi, keadaan sudah ramai.

"Pras kenapa, Bu?" pertanyaan yang sama dilontarkan oleh semua anak yang ada di sana.

"Mencret."

Mereka semua diam seketika. Kubagi dua tablet anti diare kemudian kuhaluskan dengan sendok yang sudah kuambil dari dapur sekolah. Kuminta Pras untuk makan roti yang tadi kubeli.

"Berani, kan?" tanyaku kepada Pras.

Dia meminumnya dengan semangat. Bismillah. Alhamdulillah obat masuk dengan lancar. Kuoleskan minyak kayu putih ke perut Pras.

"Hiiiii...udele (pusar) Pras ketok (kelihatan)." ucap Dhea.

Semua yang mendengar malah tertawa. Begitu juga dengan Pras. Ah, anak-anak. Hal sepele selalu bisa membuat mereka hepi.

Selesai minum obat, kusarankan Pras untuk tetap minum teh hangat dan memakan rotinya sedikit demi sedikit. Aku juga sempat membujuknya untuk pulang, tapi tetap saja nggak mau.

Baiklah. Setelah kunasihati, "Pokoknya kalau ada apa-apa, panggil Bu Ika ya."

Eh, tahu-tahu pas jam istirahat mau selesai, sekitar pukul 09.00 WIB, dia pegang sapu.

"Lho Prass, perutmu nggak sakit lagi?"

Dia cengengesan dan mengaku sudah enakan. Raut mukanya juga sudah memerah. Tak sepucat tadi pagi.


Belajar dari kasus Pras, aku makin sadar kalau kotak P3K itu memang benar-benar harus ada di setiap kelas. Sebenarnya sekolahku ada UKSnya. Tapi, karena nggak ada yang mendapat tugas jaga dan merawat, kemudian digunakan untuk ruang latihan tenis meja, yaaa gituuu deh. Hilang semua tuh.

Akhirnya semenjak tahun ajaran baru kemarin, kubeli deh perlengkapan P3K dan kusimpan di kelasku sendiri. Ada obat merah, minyak kayu putih, pembalut luka, kapas, dan revanol.

Namanya juga tempat umum ya, kabar kalau P3K kelas 1 lengkap, eh, selalu jadi tujuan kalau ada anak yang terluka. Aku ya nggak masalah. ASALKAN kalau sudah selesai dikembalikan. Begini deh kalau KEDISIPLINAN siswa nggak dipupuk sejak dini dan dari hal yang sepele. Bahkan saat aku sakit tipes, ketika aku kembali ke sekolah, isi kotak P3K ku berantakan semua dan hilang satu per satu. Hadeh.

Lama-kelamaan, isi kotak P3K ku kembali seperti semula bahkan kutambah sisir, jarum, benang, pemotong kuku, dan gunting. Ah, semua untuk anak-anakku. Rencana ke depan ingin kutambah tablet diare dan penurun panas.

_____________________________________

Betapa aku makin sadar bahwa menjadi guru itu tidaklah mudah. Perkara printilan seperti kotak P3K saja harus kuperhatikan. Apalagi di sana juga terselip pelajaran-pelajaran hidup yang harus dipahami dan diterapkan oleh anak didikku agar kelak menjadi anak yang berkarakter.

Betapa bodohnya diriku karena sempat muncul keinginan untuk memulangkan Pras saja karena tidak mau repot. Tapi, jujur aku takut kalau dia kenapa-napa. Beruntung, Pras memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga dia tetap bertahan di kelas.

Sehat selalu ya, anak-anak Bu Ika. Terima kasih kalian memberikan pelajaran atas nama "bertanggungjawab" kepada Bu Ika. Bukankah memang tugas Bu Ika di sekolah seperti orangtua kalian di rumah? Merawat kalian dalam sehat maupun sakit. Baik suka maupun duka. Uhuk!

43 komentar:

  1. Lucu banget animasinya, pengen bisa bikin juga, bu guru jadi andelan muridnya ya di sekolah, untung ada kotak p3k ya :)

    BalasHapus
  2. Masyaallah.. Semoga sehat dan semangat selalu mendampingi anak anak yaa.. Barakallah dek Ika

    BalasHapus
  3. Keren mbak ika, pengalaman jadi cerpen. Dan gimana tuh masukin animasinya??

    BalasHapus
  4. MasyaAllah aku pengen diajar sama bu Ika, pengen ih. Hahah dapet guru yang perhatian gini adem. Mba aku selalu suka ceritamu ngajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Ika Sehat terus dan bahagia selalu mengajar kita ya. Aku suka emoji emojinya heheheh lucu menggambarkan perasaannu juga ya Bu Ika. Love

      Hapus
  5. Alhamdulillah, sakit perut Pras teratasi. Aku baca sambil degdegan, khawatir kalo endingnya di p*p di celana danMba Ika harus nyebokin 🙊

    Btw animasinya lucu deh Mba..😍

    BalasHapus
  6. Mbak Ika ini bu guru ++ ya. Inisiatifnya banyak. Salut aku.

    BalasHapus
  7. Bu guru ika memang masyaallah, all out deh kalo buat anak2

    BalasHapus
  8. Wakakaka...ceritanya Bu Ika menarik nih. Ada sedihnya ada lucunya, pas Pras keliatan udel. Tapi memang P3K penting sih. Dulu saya kebeler jarinya, jadi gelagepan. Untung nemu hansaplast dan betadin di kotak P3K miniku di lemari. Krn kalo orang udah panik, jadi bingung mau apa klo gak ada persiapan. Hehe

    BalasHapus
  9. Kok aku terharu banget ya bacanya. Duh, benar2 guru itu pahlawan Mbak Ika. Barusan kemarin itu aku beli keperluan p3k buat kelas anakku, secara aku sempat pegang bendahara paguyuban.

    BalasHapus
  10. Pasti murudnya senang punya guru baik hati dan bisa diandalkan seperti mb ika. Sebagai ibu ataupun guru sering siap sama kotak P3K ya, saya juga punya :)

    BalasHapus
  11. Pasti ortu tenang kalau setiap guru kayak Mbak Ika, sedia kotak P3K yang komplit di kelas.

    BalasHapus
  12. Bu guru Ika emang ngerti banget kebutuhan anak2 didiknya. Nggak cuma mendidik di kelas, tp perhatian juga. Gambaran guru2 di Indonesia yang mendidik dengan passion. Aku suka.

    BalasHapus
  13. Memang harus sedia. Jangankan di sekolah, di rumah saja harus ada kotak P3K kan? Bukan menanti jatuh atau keiris pisau, tapi namanya berjaga jaga kan ya...

    Sampai sekarang dalam tas kemanapun saya pergi selalu ada p3k minj, hehehe

    BalasHapus
  14. Terus aku jadi keinget kotak p3k di rumah yang ga ada isinya. Kebiasaan jelek karena merasa di rumah belum ada anak-anak, suka lupa butuh persediaan obat-obatan juga.

    BalasHapus
  15. Bu guru Ika emang idolaaakkkk, warbiyasakkk pokoknya. Pras aja langsung sembuh begitu diobati ama bu guru. Nah itu orang tuanya siswa pasti seneng mendapatkan seorang guru yang perhatian pada siswanya

    BalasHapus
  16. Baca ini jadi teringat jaman masih SD. Kotak P3K itu emang penting banget dan nggak cuma di kelas aja. Di pabrik pun wajib ada karena kalau ada kecelakaan kerja yang tak terduga gitu.

    Bu Ika, baik banget nih sama murid-muridnya terutama Pras.

    BalasHapus
  17. Jd guru juga nggak boleh panik ya mbak kalau nemu murid sakit atau kesakitan. Harus tenang supaya si anak juga nggak kebawa suasana gak enak. P3K memang penting ada dimana aja, di rumah, sekolah dan mobil.

    BalasHapus
  18. Betul jg, ya. Kadang ada kondisi di mana anak yang sakit ga sanggup atau ga sempat kalau harus dibawa ke UKS dulu.

    BalasHapus
  19. kalau ada kotak P3K di kelas jadi lebih mudah saat diperlukan ya, maklum namanya anak-anak kadang sakit bikin khawatir. Allhamdulillah Pras punya bu guru yang perhatian & gak panik jadi bisa kasih pertolongan pertama. Kasihan juga ya mau disuruh pulang tapi ortunya juga gak ada di rumah karena gak kerja.
    Btw aku paling parno kalau terima wa atau telp dari wali kelas saat jam sekolah soalnta pernah juga gitu krn anakku luka sobek dan harus dijahit, untungnya rumahku dekat jd langsung bisa ke sekolah

    BalasHapus
  20. Aku takjub pas baca ini, apalagi di baris dan kalimat pertama:

    "... aku makin sadar bahwa tugasku menjadi guru tidak hanya mendidik, melainkan juga merawat dan melayani anak didikku dengan sepenuh hati."

    Kata "melayani" itu, dalam banget maknanya.

    Peluk jauh untuk ibu guru solehah...

    Tetaplah menjadi guru inspiratif ya, mba...

    BalasHapus
  21. Beruntungnya anak-anak punya guru se-care Bu Ika. Moga Bu Ika jg sehat selalu yaah agar bisa terus membersamai anak-anaknya :)
    Kotak P3K emang penting banget, noted ini. Di rumah blm ada kotak P3K ini, huhuhuh. Udh dari kapan tahun mau beli juga tapi belum kesampaian.

    BalasHapus
  22. Aku dulu sempat ada kotak P3K mba. Tapi skarang nggak tahu dimana. Hihih. Tapi memang harus sih menyediakan. Miimal kayak plester, kain kasa hingga minyak tawon :)

    BalasHapus
  23. Betul mbaa tanggungjawab guru tuh gedeee ya.. makanya insya Allaah kebaikannya juga gede pula. Sebagai anak yang berkali2 masuk UKS karena jatoh ataupun sakit, aku masih bisa mengingat jasa guru yang merawatku duluu heheh

    BalasHapus
  24. Ga kefikiran ya mba sepenting itu ternyata perlu sediain P3K di Sekolah kalau ada kasus Pras jadi nda perlu repot keluar sudah langsung sigap bantu murid-murid, di kantor isi p3K ya ga awet kesel pan karyawannya pada bandel even hansaplas masih diembat padahal HRD siapin ya kalau ada keadaan gentin dan darurat capek ngisinya diambilin mulu wkwkk *curhat deh jadinya :p

    BalasHapus
  25. Subhanallah.. Ibu guru Ika virtual hug dulu ya.. aku berharap semua guru memiliki sifat terpuji seperti Ibu Ika dan mau belajar apa saja yang masih kurang dalam ruang kelas, kotak P3K ditambah obat obatan seperti minyak kayu putih, parasetamol dll yang sering anak anak butuhkan ketika sedang sakit memang wajib ada ya ka.. sekarang p3k harus lebih lengkap varia obatnya

    BalasHapus
  26. Fyuuh~
    Ikutan lega ketika sampai pada kisah Pras tersenyum kembali.

    Bu gurunya keren sekali.
    Cepat tanggap.
    ((kok jadi kaya tagline nya susu yaa... hehehee, maaf))

    BalasHapus
  27. duh kasian ya kalau anak sakit di sekolah :( untung gurunya care, cepat ditangani dan dikasih obat.. memang penting ya ada kotak p3k di kelas, terutama di sekolah.. untuk jaga-jaga kalau ada kejadian seperti ini nih, tiba-tiba ada anak yang sakit..

    BalasHapus
  28. Semangat Pras luar biasa ya, sakit gitu nggak mau diantar pulang. Mungkin dia malah takut ya pulang karena di rumah nggak ada siapa-siapa. Bu Guru Ika ini memang idola banget. Pantes dipercaya untuk mengampu kelas 1. Sabarnyaaaa luar biasa.

    BalasHapus
  29. alhamdulillah ada Bu Ika. Beruntung mbak jadi dekat dengan anak2 krn profesi guru, krn guru emang profesi layaknya ortu selaa di sekolah ya. Anak2 selalu jujur dan apa adanya. Sehat selalu Pras ya :) btw, P3K kecil tp emang perlu bgt, apalagi pas anak2 sakit gitu, mesti gercep

    BalasHapus
  30. Kotak p3k emang penting banget ada dimana pun ya kak, hmmm aku jadi mikir kira kira obat apa aja ya yang harus stand by ada di kotal p3k

    BalasHapus
  31. Mbakk keren animasiya jadi enak banget liatnya trus mantul banget informasi tentang kotak P3K

    BalasHapus
  32. Bu Ika guru idolaqueee, masya Allah. Semangat terus yaa. Jadi inget pas Ika sakit typua terus sempoyongan pas abis naik motor, hihi.

    Semoga anak2 juga semakin bertanggung jawab untuk menjaga barang2. Aku juga paling keki kalau kotak P3K di rumah isinya 'jalan-jalan' entah kemana, hahaha.

    BalasHapus
  33. Hebat nih bu guru. Cepat tanggap melihat anak yang sakit dan langsung kasih obat. Semangat ya Bu guru.

    BalasHapus
  34. Wah masya Allah mbak Ika. Insya Allah pahala mengalir terus untuk para guru.

    BalasHapus
  35. Kotak P3K nya sekarang udah full lagi dong, kan bu Guru Ika udah stay di kelas. Anak-anak suka mainan gitu ya, dikira mau jadi korban pejuang kemerdekaan kali, hihii

    BalasHapus
  36. Bu guru yang sangat attentive! Tapi memang kotak P3K harus selalu tersedia di ruang kelas yaaa mba

    BalasHapus
  37. Bu Ika guru milenial yang baik dan tanggung jawab banget. Keren junjungan ku

    BalasHapus
  38. Waahh iya bu guru, apalagi guru anak kecil yaaa.
    Kotak P3K juga harus disiapkan dan bu guru siap sedia merawat anak ya, krn tanggung jawab sbg ortu di sekolah. Aku jd keinget dulu zaman SD pernah BAB bolak balik akhirnya disuruh pulang hehe.

    BalasHapus
  39. Harusnya sih di tiap kelas ada ya kotak P3K. Di rumah pun harusnya juga ada. Umumnya berisi obat penurun panas, obat merah, plester dsb.
    Aku salut bgt padamu dek. Tetap semangat ya menjadi suri tauladan bagi anak-anak didik mu

    BalasHapus
  40. Tugas guru memang gak mudah yaa, Mba. Apalagi guru TK dan SD (kelas 1-3), kesabaran mereka patut diacungi jempol :). Kayaknya saya gak bakalan sanggup deh jadi guru SD atau TK, kesabaranku masih suka lepas kontrol :(

    Tapi kotak p3k memang penting banget yaa untuk disiapkan di tiap kelas :)

    BalasHapus
  41. Salah satu adikku jadi guru kelas di sebuah SD di daerah terpencil, mendengar ceritanya mengurusi anak-anak yang kadang gak pandai berbahasa indonesia membuat saya terkagum-kagum. Sungguh saya salut pada guru-guru SD itu :)

    BalasHapus
  42. Biasa kotak P3K itu disediakan di sekolah khususnya di ruang BK tapi tidak disediakan di semua kelas. Tpi Yup bener banget mbak tugas guru bukan sekadar mengajar atau mendidik, krn saat di sekolah anak2 yang jadi tanggung jawab kita *langsung keinget masa2 saat masih mengajar

    BalasHapus