Minggu, 19 Mei 2019

Guru Honorer dapat THR? Dari mana?


Ada yang pernah bertanya seperti judul tulisan ini? Kalau PNS kan jelas ya, dapat THR dari pemerintah, bahkan kabar THR ini sudah booming sebelum bulan ramadan tiba. Mereka juga dapat THR dari koperasi (PGRI). Ada juga THR dari sekolah. Wow, melimpah ruah. Apa kabar dengan guru honorer sepertiku ini?



Ini adalah ramadan keempatku sebagai guru honorer. Meskipun hanya guru honorer, aku nggak ngenes-ngenes banget kok. Tetap dapat THR.

Dari mana?

Kalau diurutkan secara detail, ujung-ujungnya ya dari pemerintah juga sih. Aku kurang paham secara detailnya dari mana. Pokoknya setiap rapat, melaksanakan kegiatan kan kadang ada uang sisa tuh,  dikumpulin deh selama satu tahun, kemudian ada uang lain-lain yang dipegang oleh bendahara, nah, uang itulah yang dibagi-bagi kepada seluruh guru dan kepala sekolah. Banyak sedikitnya THR ya tergantung pengeluaran sekolah selama satu tahun pelajaran itu tadi.

Tahun pertama di sekolah, aku pernah dapat THR sekitar 600 ribu, yang guru PNS 650 ribu, sedangkan kepala sekolah 700 ribu. Semua plus dapat bingkisan senilai 200 ribuan.

Tahun kedua, aku dapat 400 ribu plus bingkisan juga. Tahun ketiga, ini yang paling ngenes, setelah ganti kepala sekolah, aku hanya dapat THR 150 ribu. Tanpa bingkisan pula. Sekolah baru dilanda hutang.

Kalau dipikir-pikir, ada yang aneh, kenapa kok banyak sedikitnya THR tergantung statusnya di sekolah. Kenapa tidak yang guru honorer yang diberi THR paling banyak ya? Kenapa justru yang guru PNS dan kepala sekolah, padahal jelas-jelas mereka sudah dapat dari pemerintah dan organisasi koperasi? Hihi. Kalau tidak, ya semua guru sama, wong tugasnya sama. Logikaku seperti itu. Tapi, ya manut pimpinan walau kesannya, dunia ini memang lucu.

Ya Allah, kenapa kesannya aku jadi iri sama rezeki mereka. Astagfirulah.

Bukankah, banyak atau sedikit memang harus tetap disyukuri? Apalagi ternyata Allah tidak pernah tidur. Benar-benar tidak tidur.

Alhamdulillah, selama ini ada saja THR datang dari arah yang tak pernah aku duga-duga. Eh, ada wali murid datang ke sekolah memberi bingkisan, ada yang membawa mukena, kerudung, bed cover, bahkan ada yang sampai iuran bersama untuk memberikan bingkisan sekardus besar isi kue lebaran, minyak goreng, gula, susu bahkan diselipkan amplop putih untukku.

Mataku selalu berkaca-kaca setiap kali melewati momen seperti ini. Betapa mereka sangat menghargaiku sebagai wali kelas anak-anaknya. Tahu sendirilah ya, apalah guru honorer itu, khususnya di SD negeri sepertiku. Kesenjangan antara PNS sama honorer begitu nyata terpampang. Seringkali dianggap sebelah mata.

Terima kasih, terima kasih banyak atas cinta kasih dari wali muridku.

Nah, tahun ini, apakah aku akan dapat THR dari sekolah? Entahlah. Aku tidak berani berharap. Apalagi dari wali murid. Kok kesannya pamrih banget ya. Tapi, kemarin, waktu ulang tahun, aku juga  sudah dapat kado dari wali murid. Hihi.

Sekali lagi, terima kasih banyak.

Yang jelas, rezeki kita memang sudah sesuai takaran Allah. Kalau jatahnya kita dapat 2 juta, kok, baru dapat 1 juta, insyaallah, kurangnya akan digenapi oleh Allah. Entah bagaimanapun caranya. Betul, bukan? Pokoknya jangan iri dengan rezeki orang lain. Semangat!

4 komentar:

  1. Rejeki itu memang datang dari arah yang tak di duga. Alhamdulillah untuk THR sepanjang mengajar selama 8 tahun ini selalu dapat.

    BalasHapus
  2. Betul sekali, bila jatahnya 2, ini kok baru dapet 1 dari kerja yang biasanya, saya kok yakin 1-nya akan digenapi oleh Allah dari jalan yang lain.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah yaa Mba, rejeki Allah datangnya dari mana aja. Yang penting keep doing the best, rejeki will follow :)

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah ya mba THR nya ngga berbatas pada uang aja. Beragam bentuknya hehe

    BalasHapus