Jumat, 25 Oktober 2019

Review GoMassage: #PastiAdaJalan untuk Mengatasi Badan yang Loyo


Sebulan terakhir ini, kesibukanku berubah drastis. Kadang aku berpikir rencana Allah itu unik, ya.

Kenapa?

Aku diijabah pindah sekolah yang lebih dekat ternyata ada maksudNya. Salah satu maksud itu adalah diberi kenikmatan merawat ibuku yang sakit Spondylosis atau degenerasi tulang belakang. Tulangnya bengkok.

Ibuku tidak bisa banyak bergerak. Karena saat tubuhnya terkena guncangan sedikit saja, maka meringis kesakitanlah ibuku.

Keadaan itu memaksaku untuk mau tidak mau pontang-panting mengurus rumah sendiri (tanpa ibu). Di lain sisi aku juga dituntut tetap profesional di sekolah.

"Seberat apapun masalahmu di rumah, kamu harus tetap tersenyum di depan anak-anak. Pun kerjaan di sekolah beres."

Resiko. Telanjur nyemplung pekerjaan kedinasan, ya, basah-basah deh.

Hidup dibikin hepi saja ya, Gaes!

Yes, mereka tak mau tahu kesibukan lain kita apa, maunya kita perfect saat bekerja. Jelas, aku sering merasa, kok, gini amat, ya? Tapi, mau bagaimana lagi?

Lelah fisik, batin juga iya.

Kalau sudah begitu, kepada siapa lagi merajuk? Allah.

"Izinkan aku ikhlas menjalani semua ini."



Tetap Bersyukur Walaupun Badan Loyo


Sebelum ibuku sakit, rutinitas harianku sudah biasa kumulai pukul 03.00 WIB. Kalau dulu, pertama yang kulakukan adalah salat malam kemudian menulis untuk blogku ini. Sekarang, ganti. Setelah salat langsung megang pekerjaan dapur seraya mencuci pakaian.

Baca jugaKALAU BISA TIDUR LEBIH AWAL DAN BANGUN LEBIH PAGI, KENAPA HARUS BEGADANG?

Tepat pukul 05.00 WIB, alhamdulillah biasanya pekerjaan selesai semua. Kemudian menyiapkan sarapan, air hangat untuk mandi ibu dan anakku, Kak Ghifa. Pukul 06.30 WIB aku sudah harus meluncur ke sekolah.

Terserah masalahmu apa, kalau sudah di depan anak-anak kudu pasang muka hepi.

Tidak selalu mulus. Pagi hariku seringkali penuh dengan drama seperti ibu-ibu lainnya. Anak rewel tidak mau bangun, gas habis, mati listrik, baju lupa belum disetrika padahal sudah jatah berangkat, uang saku Kak Ghifa ketinggalan, dan masih banyak lagi kehebohan di pagi hari.

Duh duh duh, kepalaku seakan berasap.

Belum lagi kalau ngomongin tentang jadwal terapi ibu. Aku sampai kumat-kamit, 'Kuatkan aku, Ya Allah. Sehat, sehat, sehat.'

Dalam seminggu, Ibu memiliki tiga jadwal ke rumah sakit. Ketemu dokter saraf, menjalani fisioterapi, dan ketemu dokter fisioterapi sekaligus fisioterapi. Kenapa kok nggak dijadikan satu? Padahal ke rumah sakit perjalanannya sudah memakan waktu satu jam?

Jawabannya karena kami pengguna BPJS, yang tidak bisa ketemu dua dokter sekaligus dalam satu hari.

Tapi, Allah Maha Baik.

Melihat aku sering pakai seragam sekolah, lengkap dengan emblem yang masih menempel, sekaligus muka kucel (plus bau keringat tak sedap), terapis di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen pun berbaik hati mengatur jadwal ibu ke rumah sakit menjadi dua kali dalam seminggu.

Saat ibu sedang diterapi

Alhamdulillah. Rezeki anak tunggal ini. Hihihi.

Sampai sekarang, setiap kali jadwal ibu ke rumah sakit, pulang dari sekolah, tanpa ganti baju, aku langsung cus. Takut kena macet panjang.

Naluri bapak pun muncul. Beliau berinisiatif membongkar jok belakang dan menyiapkan kasur lipat untukku dan Kak Ghifa. Jadi, selama perjalanan, aku bisa menutup mata sejenak sembari ngeloni Kak Ghifa yang tidak bisa tidur kalau bukan ketekku yang nempel di hidungnya.

Ya Allah, terima kasih. Ini sungguh nikmat. Nikmaaaat banget. Nikmat lagi minggu kemarin.

Tanggal 18 dan 19 Oktober, alhamdulillah, sekolahku melaksanakan akreditasi. Tahu sendiri kan ya kalau pas nemu momen akreditasi tuh seperti apa. Sebulan sebelum pelaksanaan sudah lembur terus. Jatah pulang pukul 13.00, eh, blabas jadi pukul 15.00 WIB. Bahkan seminggu sebelum hari H, aku pulang sampai maghrib.

Kelar akreditasinya, alhamdulillah 😁

Di sinilah sifat ndablek alias masa bodohku keluar. Saat jadwal terapi atau bertemu dokter ibuku tiba, aku tidak peduli celoteh teman sejawatku. Jatahnya berangkat ke rumah sakit, aku ya pulang, kemudian cus ke rumah sakit. Nggak peduli lagi omongan miring mereka.

Namanya manusia, sebenarnya aku ada rasa pekewuh (nggak enak). Tapi, aku juga harus berjuang untuk ibuku. Persetan dengan kata profesionalitas. Otakku saat itu penuh dengan kalimat, "Ibuku harus sehat, ibuku harus sehat, tidak peduli lelahnya kakiku melangkah ke sana-sini mengurus ini dan itu, tebus obat dengan antrean panjang, daftar ulang untuk pemeriksaan minggu depan, aaahhhhhh...

Ini sangat melelahkan.

Tapi, kata Mbak Echa si pemilik blog echaimutenan.com, "Kamu dan keluarga bisa melewati ini. Memang terasa melelahkan karena baru adaptasi dengan rutinitas baru. Aku sudah bolak-balik terapi seperti ibu selama lima tahun."

Plak.

Ini tamparan.

Aku harus banyak bersyukur. Yang aku alami ini mah tidak ada apa-apanya dengan apa yang dilewati Mbak Echa dan keluarganya.

Aku loyo dan lelah menjalani semua ini, tapi keluarga Mbak Echa pasti lebih dari apa yang aku alami.


Cara Efektif yang Sering Kulakukan Untuk Mengusir Loyo

Tidak mungkin kalau aku menge-pause hari-hariku untuk sementara waktu.

"Aku loyo ya, Allah, boleh nggak berhenti sejenak?"

Hahaha. Blaik. Mati suri dong aku? Amit-amit!

Jujur nih, empat tahun jadi emak-emak, aku semakin sadar kalau hal sepele pun bisa bikin hati hepi bin loyo kabur. Nggak haruslah pergi nge-mall untuk mengusir loyo. Karena aku punya cara tersendiri untuk mengusir loyo. Apa saja itu?

1. Menulis

Aku tidak tahu semenjak kapan menulis menjadi salah satu terapi untuk diriku. Kusadari makin ke sini kalau sehari saja tidak menulis, rasanya otakku penuh banget. Kalau tidak tersalurkan seperti mau berasap kemudian meledak.

Entah perasaan apa ini?
Oleh karena itu, aku pasang aplikasi Google Keep di HPku. Pokoknya sehari kudu menulis, walaupun itu hanya judul dan draft kasar tulisan. Entah kapan eksekusinya, yang penting kucatat dulu.

Alhamdulillah, setelah satu sampai dua paragraf tersusun, rasanya tuh plong banget. Otak pun rasanya nggak penuh lagi. Pundak yang awalnya kenceng banget malah berangsur mengendor.

2. Tidur yang cukup

Kalau baca perjalanan hidup orang-orang sukses, misal almarhum BJ. Habibie, beliau hanya tidur 4 jam dalam sehari. Kok bisa, ya? Kemudian kalau membaca hadist berikut ini.


Apa tanggapanmu?

Nabi tidur hanya di sebagian malam lho, ya.

Kalau aku sendiri lebih mengartikan ke arah kualitas tidur. Percuma kalau tidur selama 8 jam, tapi sering kebangun nggak jelas. Toh, apa iya, hidup di dunia yang sementara ini mau dihabiskan untuk tidur saja?

Makanya, aku membiasakan diri kalau lagi tidak ada DL tulisan, pada pukul 21.00 WIB sudah mulai masuk kamar. Bangun pukul 03.00 WIB. Itu pun sudah terasa sangat cukup.

Kalau pas lembur, pukul 03.00 baru tidur, siang harus tidur. Bahkan sehari-hari aku selalu mengusahakan untuk tidur siang bersama Kak Ghifa.

3. Memasak dan makan teratur

Soal makan, alhamdulillah aku selalu teratur. Jeleknya, kalau pas lagi banyaaaaak banget kerjaan atau pas stres, lariku ke makanan pedas. Hahaha. Diare deh kalau keblabasan.

Selain makan teratur, salah satu kegiatan yang sebenarnya bikin loyo, tapi kalau sudah kulakukan kok ada perasaan yang terangkat ke atas awan. Halah, apaan sih?

Monggo yang soto yang soto

Lelah pas bikin nastar, teronati saat mertua hepi

Iya, memasak itu melelahkan, bukan? Akan tetapi, itu bisa membuatku tambah semangat menjalani hari-hari. Apalagi kalau anggota keluarga yang lain pada makan secara lahap. Seneng banget.

Hobiku nih kalau pas lagi motong-motong sayur atau menyiapkan bumbu, apalagi sambil ngulek, mulutku komat-kamit, ngomong sendiri, berdialog pada diri sendiri bak orang sedang curhat.

Kamu belum pernah mencoba cara ini untuk mengusir loyo? Cobain deh.

4. Pijat

Aku ini tipe orang yang kalau loyo, badan pada lebam-lebam alias gosong di beberapa titik. Dekat lutut adalah bagian tubuh yang sering banget gosong.

Bahkan, kemarin hari Selasa, tengah malam pula, aku nangis jerit-jerit karena tiba-tiba kakiku keram. Ya Allah, sakitnya minta ampun. Aku membangunkan suamiku agar memijat kaki kiriku, siapa tahu bisa enakan. Sambil dipijat suami, aku masih sambil teriak - teriak dan menangis.

Sakitnya minta ampun, Gaes!

Entah apa yang kemudian terjadi? Aku seperti orang ngigo. Setengah sadar, menangis, ya, merem, ya, kesakitan. Esoknya, saat bangun tidur kakiku masih terasa sedikit sakit. Seperti njaremi. Apa ya bahasa Indonesia-nya, seperti sakit yang tertinggal kalau pas kelar dipijit gitulah pokoknya.

Walau kaki kiri sakit, kegiatan ngurus rumah dan sekolah harus tetap jalan lah ya. Saat murid-muridku sudah pulang dan aku sendirian di kelas, eh, aku malah ingin memesan GoMassage saat itu juga. Kamu tahu tidak GoMassage itu apa?


GoMassage itu layanan pijat keluarga profesional Golife bagian dari Gojek dengan terapis yang terlatih dan tepercaya. Terapisnya ini datang ke tempat kita langsung lho. Kita tidak perlu keluar rumah, tinggal pesan lewat aplikasi Golife dengan warna ikon orange yang ada di HP kita. Tunggu sekitar 30 menit, terapis datang. Urusan pijat memijat, beres.

Nah, bagaimana pengalamanku setelah memesan GoMassage? Aku share secara lengkap berikut ini, ya.

Review GoMassage versi Aku dengan Keluhan Badan Sangat Sangat Loyo

Alasan utama aku memilih GoMassage adalah simpel. Tinggal beberapa kali klik, maka terapis akan datang ke rumah. Hari gini, siapa yang tidak suka akan kemudahan yang ditawarkan?

Berikut Review GoMassage ala aku dan kutunjukkan seberapa simpelnya memesan GoMassage.

1.Install atau update dulu aplikasi Golife yang ada di HP kita. Kalau awalnya hanya punya aplikasi Gojek, cari saja GoMassage nanti akan lari menuju halaman playstore dan diarahkan untuk meng-install aplikasi Go Life.

Mereka saja berdampingan, masa kamu nggak?


2.Setelah Golife terinstall di HP, pilih layanan GoMassage. Pastikan di kota kamu sudah tersedia.

3.Muncul halaman awal sebagai berikut. Kalau di Semarang dan sekitarnya ada pilihan body rejuvenation, reflexology, dan beauty massage. Setiap menu kalau di klik ada berbagai macam pilihan lagi secara detail. Ada keterangan manfaat dari pijat, alat dan bahan yang digunakan untuk memijat, sekaligus keterangan bagian tubuh yang akan dipijat oleh terapis.

4.Setelah yakin mau memilih jenis pijat yang kita inginkan, pilih jenis kelamin terapis dan preferensi jenis kelamin terapis. Kalau perempuan, ya, jelas pilih yang perempuan semua. Jangan khawatir kalau sampai terapis yang datang tidak sesuai dengan jenis kelamin yang kita pesan. Karena Golife selalu mengawasi semua kegiatan di dalam aplikasi dan layanan yang ada. Pun, akan menindak tegas semua pelanggaran, termasuk pelecehan seksual sesuai hukum yang berlaku.

5.Tentukan waktu yang sekaligus ada keterangan harganya, tanggal pesan, pukul berapa terapis harus memijat, serta masukkan alamat kita lebih detail, pesan deh. Sebagai emak-emak pengiritan, jangan lupa pantengin kalau pas ada promo. Lumayan lho dapat potongan harga. Aku sering dapet nih. Oiya, jangan khawatir terapis akan kesasar mencari alamat kita. Kan ada Maps. Share lokasi dong, ah. Pengalamanku nih, ya, terapisnya canggih-canggih kok. Hihihi. Tahu-tahu sudah di depan pintu.

6.Tunggu terapis datang ke tempat kita. Mau di rumah bisa, pun di kantor. Mau sambil nonton drakor, ngedraft tulisan lomba, atau menyelesaikan bahan meeting, bisa banget.

Mudah, bukan?

Ini dia Bu Titik dengan baju GoMassage yang warna lama.Sekarang sudah ganti warna orange, ya.

Terakhir kali pesan GoMassage, terapis favoritku adalah Bu Titik Harfiah. Beliau sudah jadi terapis GoMassage dari Golife hampir tiga tahun. Aku sempat kepoin tentang 'keprofesionalan' beliau. Ternyata memang cocoklah dengan cara memijatnya yang halus tapi ngena ke dalam (ini bahasa apa sih, hahaha). Lha wong ternyata beliau sudah terbiasa memijat di kampung selama 10 tahun lebih. Tidak diragukan lagi.


Beliau bersyukur bisa gabung dengan Gojek. Karena menurut beliau semenjak ada GoMassage ini, setiap hari ada saja orderan yang masuk. Sehari, beliau bisa memijat lebih dari lima orang. Itupun sudah beliau batasi pol mentok sampai pukul 22.00. Kalau jam operasional GoMassage secara umum sih mulai pukul 06.00 sampai 24.00 WIB.

Rasanya seneng banget kalau ada orang dipermudah mencari rezekinya sama Allah seperti Bu Titik ini. Memang benar, ya, siapa yang mau bertumbuh, maka dia harus mau bergerak sesuai dengan perkembangan zaman.

Bu Titik memijat bagian kaki, bergilir dengan kepala, tengkuk, pundak, dan tanganku sesuai dengan layanan yang kupilih saat itu, yaitu body massage & foot reflexology. Rasanya nikmat dan nyaman banget.


Sesekali aku meringis kesakitan saat bagian tubuh tertentu terasa sakit. Bu Titik menjelaskan satu persatu alasan bagian tubuhku terasa sakit dan ditunjukkan titik-titik yang bisa jadi alarm kalau tubuhku mulai loyo. Memang betul sih yang beliau sampaikan. Kalau aku kurang tidur, tengkukku rasanya kenceng banget. Saran dari beliau pun kuterima dengan senang hati.

Dipijat, ngobrol ngalor ngidul, tahu-tahu waktu selama 90 menit terlewati. Duh, rasanya kok kurang lama. Hahaha. Tapi, yang pasti, badanku lebih enteng dari sebelumnya. Terutama tengkukku, kendor. Dipakai tidur sejenak, insyaallah bangun lebih fresh.

Setelah selesai, jangan lupa berikan testimoni, ya, untuk sang terapis. Penting banget lho itu untuk karier sang terapis. Bu Titik kujadikan terapis favoritku. Karena aku sudah tahu pelayanannya seperti apa, enaaaaak banget pijitannya. Kapan-kapan kalau pesan GoMassage lagi, nama Bu Titik bisa jadi prioritas pilihanku.

Foto dulu ah sebelum pulang


Oiya, satu hal lagi, di atas kan aku sudah jelaskan kalau Golife ini sangat melindungi kenyamanan pelanggan, baik itu terhindar dari penyalahgunaan pelayanan dan pelecehan seksual. Pun, Golife juga memberikan kemudahan kepada kita misalnya terapis yang kita pilih menimbulkan masalah. Misal, kehilangan dan kerusakan barang sampai kelebihan pembayaran.

Fitur itu bisa kita pilih di menu Riwayat Pesanan, pilih nama terapis, kemudian klik Butuh Bantuan. Di sana ada pilihan masalah apa yang terjadi. Tapi, sejauh ini aku pakai GoMassage, semua aman nyaman terkendali.

Nah, kalau kamu sudah pernah pesan GoMassage? Bagaimana menurutmu? Kalau aku sih, nagih banget dan loyo minggat!

Minggu, 06 Oktober 2019

ASUS VivoBook Ultra A412 Memang Layak Diidamkan



Penasaran dan pembuktian. Atas dasar perasaan itulah aku langsung gercep alias gerak cepat saat Mbak Uniek men-share info roadshow ASUS VivoBook Ultra A412 di Semarang.

Kenapa?


Batinku, ini kan laptop yang pernah aku review untuk ikutan lomba di blog Mbak Dian Radiata pemilik adventurose.com, tapi waktu itu aku belum beruntung jadi juara. Hihihi.

Kalau boleh berkeluh kesah, untuk persiapan lomba itu aku sampai ngepoin plus melototin 12 akun youtuber yang unboxing dan review laptop ASUS ini. Belum lagi ngumpulin kabar beritanya yang lain.

Tiba-tiba ada yang berbisik, "Yakin, situ usahanya sudah maksimal?"

Hehehe. Kalau lihat tulisan teman-teman lainnya memang masih jauh, sih.

"Nah, kaaaaaaan!"

Ya, sudah, ya, sudah, balik ke pendaftaran roadshow ASUS VivoBook Ultra A412.

Setelah daftar, sebenarnya nyaliku sedikit menciut, bakalan kepilih nggak, ya? Karena aku dapat bocoran di grup WA, peserta yang terpilih terbatas jumlahnya. Kemudian, kalau kepilih, boleh izin nggak oleh kepala sekolah.

Hatiku mulai gusar. Berharap banget bisa kepilih sekaligus dapat izin dari bos. Hatiku kecilku berbisik, kalau rezekiku nanti pasti ada jalan.

"Yo wis, pasrah wae. Lanjut fokus kerja seperti biasa."

Sampai hari Rabu aku belum bisa izin ke kepala sekolah. Lha wong Mbak Uniek juga belum memberi tahu siapa-siapa yang lolos ikut roadshow ASUS kali ini. Meskipun sudah pasrah, tak kupungkiri, perasaanku saat itu campur aduk. Tegang, takut, ragu, tapi sedikit senang saat tahu kabar kalau hari Sabtu akan ada acara di sekolah kami. Itu artinya anak-anakku nggak akan lama di sekolah, pulang gasik. Jadi, kalau aku tinggal kan nggak terlalu 'korupsi' waktu mereka. Hihihi.

"Ah, jangan senang dulu, kamu belum tentu terpilih!" bisik hatiku.

Gemes, gemes, gemes.

Aku tidak sabar.
Kapan sih Mbak Uniek mau mengumumkan peserta yang lolos? Sembari menunggu, aku memikirkan alasan yang tepat untuk kugunakan saat mengajukan izin kepada kepala sekolah. Maklum, ya, ini pertama kalinya aku izin di sekolah baru. Kalau di sekolah lama mah kepala sekolahnya sangat support dengan tetek bengek kegiatan yang berhubungan dengan bloggingku.

Ah, jadi kangen dengan sekolah yang lama. Tiba-tiba melow.

Akhirnya Aku Berangkat Piknik Ketemu ASUS  VivoBook Ultra A412


Kamis, saat kubuka grup WA, Mbak Uniek memberitahukan bahwa beliau sudah mengirim email ke peserta yang lolos jadi peserta roadshow ASUS VivoBook Ultra A412 di Semarang.

Jedug. Jedug. Jedug.

Jantungku.

Tak ada notifikasi email masuk. Lah iya, soalnya kumatikan notifikasinya. Hihi.

Pelan-pelan kubuka aplikasi emailku.

Melihat nama Mbak Uniek di deretan teratas email masuk yang belum terbaca, aku ingin melompat dari atas meja saking kegirangan. Ini kesannya lebay, tapi hatiku berbisik, akhirnya, aku bakalan piknik.
Yes, pergi ke Semarang untuk nge-event, bisa ketemu dengan teman-teman bloger yang lain, meninggalkan anak-anak sejenak (walau berat, tapi ini bakalan jadi rindu bagi mereka kepadaku. Hahaha) bak piknik plus plus bagiku.

Alhamdulillah.

Akhirnya, izin kepala sekolah, anak-anak, dan wali murid pun kukantongi. Terselip rasa sedih meninggalkan anak-anak. Tapi, restu mereka yang membuatku bangkit dan kuharap itu mempermudah langkahku sampai tujuan dan kembali sanpai rumah.

Sabtu, 28 September 209, pukul 09.00, aku sudah sampai di Platinum room (lantai 2), Aston Semarang Hotel & Convention. Aku datang terlalu dini, satu jam sebelum jadwal yang tertera di email. Memang aku sengaja, karena dari rumah aku membawa Kak Ghifa (kemudian kutitipkan ke ibuku yang jualan di pasar), maka aku berangkat lebih pagi. Biar di jalan tidak kepanasan, debunya tidak terlalu banyak, tidak kesusu apalagi ada titik kemacetan di Gubug.


Saat masuk, jelas, kursi-kursi masih kosong. Hanya ada dua orang, yang akhirnya kuketahui, mereka adalah Mas Danu dan Mas Firman dari pihak ASUS Indonesia.

Setelah menaruh tas dan mendapat izin dari Mas Danu, kudekati dua laptop ASUS yang didisplay. Pertama yang kulakukan adalah menyentuhnya, oh, ini ASUS VivoBook Ultra A412.

Tipiiiissss banget.

Itulah kesan pertama yang kutangkap saat melihat laptop ASUS yang dikenalkan pertama kali di Indonesia pada Juni 2019 lalu.

Tak lama Mbak Winda datang bersama anak laki-lakinya yang cool banget. Setelah sapa-menyapa, kami pun nimbrung bersama mendekati display laptop ASUS. Mas Danu pun menerangkan sedikit tentang keunggulan laptop ASUS VivoBook Ultra A412 dan K403 (bonus kenalan sama yang satu ini).

Mas Danu menerangkan perbedaan antara A412 dan K403

"Harganya kisaran berapa, nih, Mas?" Mbak Winda penasaran. Tapi, apa jawaban dari Mas Danu?

"Nanti aku bocorin. Kalau sekarang..."

Kami pun tertawa bersama. Lah iya, kalau dibocorin sekarang, kita nggak jadi ikutan acara ini dong. Kalau aku sih sudah tahu kisaran harganya. Lha wong sudah pernah ngereview. Hahaha. Mau tahu berapa kisaran harganya?

((((Baca sampai akhir ya, hihihi, nggak bakalan rugi kok)))))

Satu per satu teman bloger mulai berdatangan. Kami dipersilakan untuk mengambil foto bersama laptop ASUS dengan gaya sesuka hati. Kenapa? Karena ada kompetisi foto yang hadiah utamanya adalah ASUS Zenfone 5. Ulala. Siapa yang nggak ngiler coba? Hanya modal foto doang. ASUS memang loyal banget, ya.

Cus deh, kami bergantian untuk meminjam dan saling memotret. Mbak Dani, Mbak Tanti, Icha, Virly, dan Mbak Winda adalah korban potretanku.

Apakah mereka ada yang menang? Atau justru aku yang dapat hadiah utamanya?

ASUS VivoBook Ultra A412 Memang Layak Diidamkan

Baru kali ini aku ikut event, tapi nggak berasa lama ataupun capek. Dari pukul 09.00 kemudian pukul 11.00 acara baru dimulai. Dua jam lho ya aku di situ, karena bawaanku hepi, ke sana-sini motretin teman, rasanya hepi sampai nggak ingat waktu.

Tahu-tahu Mbak Marisa, yang sering diomongin sama bloger, pun aku baru ketemu saat itu, dibuatnya kagum. Perempuan bermata sipit, kalem, dan santun.

Mbak Marisa yang murah senyum

"Terima kasih banyak teman-teman sudah meluangkan waktu untuk hadir di sini..." sapa Mbak Marisa, terdengar ramah di telingaku.

Kemudian hadir juga Mas Firman yang menceritakan dengan singkat perjalanan ASUS selama 30 tahun ini. Ya, 30 tahun. Bahkan dengan usiaku saja banyakan ASUS, lho. Keren-keren.

Dari yang disampaikan oleh Mas Firman (Head of PR ASUS Indonesia), aku menangkap pesan penting bahwa ASUS tidak bernah berhenti berinovasi dan tak main-main saat mempersembahkan yang terbaik bagi konsumen.

Mas Firman saat menyampaikan sejarah singkat perjalanan ASUS selama 30 tahun

Salah satunya, ya, ASUS VivoBook Ultra A412 ini. Kamu yang penasaran sama harga dan keunggulannya, baca ceritaku sampai akhir.

"Iya, nanti beli, ya." seloroh Mas Danu saat menerangkan keunggulan ASUS VivoBook Ultra A412 dan Queen, putri Mbak Maya, tiba-tiba berceloteh riang meramaikan ruangan.

Semua yang hadir tertawa serempak. Suasana siang itu begitu cair. Menyenangkan.

ASUS Indonesia Technical PR


Apa saja keunggulan dari ASUS VivoBook Ultra A412?


Bukti nyata sudah terpampang jelas di depan mata. Aku nggak lagi hanya nonton Youtube untuk tahu keunggulannya. Ya, kalau secara fisik aku tahu. Ditambah penjelasan langsung dari Mas Danu, berikut rincian yang bisa kutularkan kepadamu.

Tipis, Ringkas, dan Ringan
Tak Perlu Pakai Backpack, Cukup Pakai Sling Bag
"Umumnya, laptop dengan ukuran 14" tuh seberapa, sih?" Mas Danu mulai membuka pertanyaan.

Batinku, ya, segitulah, seperti biasanya. Kenapa pakai tanya kayak gitu, sih, Mas?

Hihihi.

Baru deh aku melongo saat tahu kalau ternyata ASUS VivoBook Ultra A412 ukurannya lebih kecil 20% dibandingkan ukuran laptop 14" lainnya. Biasanya kan ukuran laptop 14" tuh 348 mm x 242,8 mm. Nah, ASUS VivoBookUltra A412 ini hanya  322,4 mm x 212,7 mm.

Sumpah, kukira, ya, sama.
Sumpah, ini enteng banget, Gaes!

Walah, berarti kemarin reviewku untuk lomba memang betul-betul kurang mendalam. Makanya, KALAH. Hihihi.

Tebalnya berapa? Hanya 1,9 cm. Ya Allah, tadi pas pegang, aku juga mikir, ini kok tipis banget. Memang benar-benar muat kalau dimasukkan ke dalam slig bag. Apalagi beratnya hanya 1,5 kg. Berasa lagi nenteng Gulaku pas belanja di minimarket, deh. Enteng.

Pas banget kalau laptop yang satu ini menyasar generasi milenial sepertiku yang banyak kegiatannya, pun di luar, pindah sana-sini. Selama ini, bahkan saat mengetik postingan ini aku lebih senang mengandalkan HP. Alasannya, ya, simpel, laptopku yang lawas berat kalau dibawa ke mana-mana. Nah, kalau kamu cari laptop yang ringan, ASUS VivoBook Ultra A412 ini cocok banget.

Kemudian, apa keunggulan lainnya?

Layar Telah Menggunakan Teknologi NanoEdge

Inilah salah satu bentuk inovasi ASUS, yaitu teknologi Nano Edge. Apa itu? Teknologi yang membuat layar laptop lebih besar karena bezelnya hanya 5,7 mm. Bezel yang kecil banget ini juga jadi salah satu penopang kenapa laptop yang satu ini lebih ringan.

Selain itu, teknologi ini juga memiliki lapisan anti-silau matte yang mengurangi pantulan sehingga rasio layar ke tubuh mencapai 87%. Karena itulah, saat memandangi layar ini, kesan yang begitu mendalam akan muncul dan diharapkan itu bisa menambah produktivitas kita saat menggunakannya sebagai gawai untuk kawan saat bermain atau bekerja.

Sampai sini, makin yakin nggak sama ASUS VivoBook Ultra A412? Layarnya keren lho ini, nggak butek kayak wajahku, lho, ya.

Ya, sudah, lanjut, yuk, apalagi to keunggulan laptop yang satu ini?

Desain Ergolift yang Bermanfaat

Kamu sudah tahu desain ergolift yang seperti apa?

Kalau belum tahu, wajar, kok. Aku juga baru tahusetelah mereview beberpa laptop ASUS. Soalnya, laptop teman-teman sejawatku pun belum ada yang pakai desain ini. Bisa dikatakan ini juga termasuk inovasi dari ASUS. Gila, ASUS memang membuktikan kalau selalu berinovasi.

Desai Ergolift ini, kalau kamu perhatikan di gambar yang aku tampilkan, keyboard akan terangkat saat laptop dibuka. Sudut yang dibentuk sebesar dua derajat. Tujuannya apa to kok pakai desain beginian?


Satu, berapa lama kamu saat mengetik? Satu, dua, atau bahkan lima jam? Apa yang terasa di tanganmu? Pegal? Nah, desain ini digadang-gadang mampu memberikan kenyamanan dan lebih ergonomis untuk kita selama mengetik. Ditambah lagi punya keyboard backlit yang bisa kita atur sesuai keinginan kita. Kalau di tempat redup pun, mau ngetik tombol keyboardnya tetap terlihat dna terasa nyaman.

Dua, terangkatnya bodi laptop akan memberikan ruang agar udara bisa masuk dan memperlancar sirkulasi udara pada sistem pendinginan. Kalau sistem pendinginannya oke-oke saja, sehingga, hardware pun bisa berjalan dengan lebih optimal.

Kamu pernah mengalami nggak ngipasin laptop? Atau beli aksesoris meja yang ada kipasnya tuh, terus ada lampu warna biru dan hijau? Hihihi. Kalau pakai ASUS VivoBook Ultra A412 ini mah nggak usah keluar dana lagi buat beli itu.

Varian Warna Ada Empat


Stylish dan ceria, inilah kesan yang juga menonjol pada ASUS VivoBook Ultra A412. Tak heran kalau dapat julukan ultrabook dengan layar 14" paling berwarna dan paling kecil di dunia atau "worlds smallest colorful 14 inch ultrabook".

Kalau kamu bisa memilih, suka warna yang mana?

Performa dan Penyimpanan Insyaallah Powerful

Jelas berbeda kalau laptop keluaran terbaru 2019 ini dibandingkan terdahulunya, ya. Apalagi laptopku. Hahaha. ASUS VivoBook Ultra A412 ini sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-8. Makanya, set set set. Gesit banget.

Kalau misalnya kamu mau pakai laptop ini untuk urusan grafis, bisa tuh pilih varian yang ditenagai oleh chip grafis yaitu NVIDIA GeForce MX250. Kemudian ditemani dengan RAM DDR4 serta M.2 SSD, SSD lho, ya, insyaallah, laptop ini makin kencang.

Begini contoh tampilan Windows Hello


Oiya, ASUS VivoBook Ultra A412 sudah memakai sistem operasi Windows 10 asli dan menyediakan sensor fingerprint dan juga mendukung fitur Windows Hello untuk login cepat.

Cepat? Iya, kalau pakai Windows Hello, kapanpun, saat laptop dalam kondisi stand-byhibernate, atau baru menyala, kita bisa langsung masuk ke sistem Windows 10 dengan cepat.

Bagaimana cara ngaktifinnya? Cari di bagian setting > accounts > sign in options > set up. Sudah deh, nggak perlu pakai password segala agar laptop ini aman.


Konektivitas Tidak Kalah Meyakinkan

ASUS VivoBook Ultra A412 memang tipis banget, adakah ketakutan soal colokan? Hahaha, colokan, bahasa planet mana ini? Soal konetivitas, laptop ini memiliki 1x USB 3.1 (Gen1) Type-C, 1x USB 3.1 (Gen1) Type-A, 1x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI, 1x Audio Jack, 1x MicroSD card reader.


Soal internetan, santai. Ada koneksi WiFi dual-band 802.11ac (2x2) yang mampu membuat ultrabook ini tetap was wus was wus saat diajak berselancar di duniamaya. Kemudian, saat acara gathering kemarin, ada lima teman yang dapat hadiah flasdisk tapi bisa diakses dengan bluetooth. Nah, kalau dikawinkan dengan Bluetooth 4.2 milik ASUS VivoBokk Ultra A412 ini cocok nih.

Baterai

Baterainya memakai 2-cell berukuran 37 Wh jenis polimer-lithium berkualitas tinggi. Sehingga kaau dipakai seharian untuk pemakaian normal tak ada masalah.
Satu lagi, ASUS mengklaim kalau laptop ini dicharge selama 49 menit, akan terisi 60% baterainya. Iya, kayak HP - HP zaman now, laptop ini juga sudah dilengkapi dengan teknologi pengisian daya fast charging.


Suaranya Jedug Jedug

Ada yang suka ngeblog dengan mendengarkan musik? Kalau aku nggak sih nggak bisa kayak gitu. Tapi, akhir-akhir ini aku lagi suka mendengarkan ceramah Gus Miftah dan Ust Hanan Attaki, nih. Kubayangkan kalau pakai laptop ini dengan ASUS SonicMaster -nya, berasa lagi ada di depan langsung alias live bersama ulama favoritku kali ya. Habisnya, suaranya nendang banget, jedug-jedug, mantab.


Berapa Harganya?

Ini nih yang paling penting. Makin yakin, kan mau beli laptop ini?

Nah, pas Mas Danu menutup pemaparannya tentang ASUS VivoBook Ultra A412, beliau juga memberi bocoran kalau harganya mulai 6.599.000 saja.


Kelar sudah Mas Danu memaparkan keunggulan ASUS VivoBook Ultra A412. Kemudian kami dipersilakan untuk makan siang, salat, dan kalau mau ambil foto lagi untuk kompetisi foto di Instagram juga monggo. Terakhir upload fotonya sebelum pukul 13.00 WIB.

Jeng jeng jeng.

Apakah aku jadi salah satu pemenangnya?

Tidak, Kawan. Hiks.

Kecewa pasti. Pulang nggak bawa HP apalagi voucher belanja. Tapi, nggak papalah, kan ini piknik. Kalau belum dapat plus plusnya, ya, siapa tahu di lain kesempatan.



Terima kasih banyak untuk ASUS Indonesia. Sering-sering mampir ke Semarang, ya. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan.

Dan di jalan, aku salah pilih jalur. Kemudian mampir makan bakso karena ngantuk. Hihihi. Tulisan ini bersambung, ya.

Main Spec.
ASUS VivoBook Ultra A412
CPU
Intel Core i3-8145U Processor
Intel Core i5-8265U Processor
Intel Core i7-8565U Processor
Operating System
Windows 10
Memory
4GB DDR4 RAM
8GB DDR4 RAM
Storage
512GB M.2 PCIe Gen3X2 NVME SSD
Display
14.0" (16:9) LED backlit FHD (1920x1080) Anti-Glare, NTSC 45%
Graphics
NVIDIA GeForce MX250 with 2GB GDDR5 VRAM
Integrated Intel HD Graphics 620             
Input/Output
1x USB 3.1 (Gen1) Type-C, 1x USB 3.1 (Gen1) Type-A, 1x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI, 1x Audio Jack, 1x MicroSD card reader
Camera
HD Web Camera
Connectivity
Dual-band 802.11ac Wi-Fi (2x2), Bluetooth 4.2
Audio
Sonic Master audio, Array Microphone
Battery
37WHrs, 2S1P, 2-cell Li-ion Battery
Dimension
32.2(W) x 21.2(D) x 1.90 ~ 1.95 (H) cm
Weight
1.5Kg
Colors
Transparent Silver, Slate Grey, Peacock Blue, Coral Crush
Price
Start from Rp 6.599.000
Warranty
2 tahun garansi global


*Foto dan gambar adalah editan saya sendiri
Sumber bacaan: https://www.asus.com/id

Kalau Ada Kesempatan Ke Solo Bersama Keluarga, Ini yang Ingin Kulakukan



Aku ketagihan melihat binar mata Kak Ghifa saat kuajak ke tempat baru. Kemudian rasa kangen terhadap kota Solo pulalah yang membuatku ingin kembali lagi ke kota asal Pak Jokowi ini.

Juli lalu aku memang sudah ke Solo untuk urusan kerjaan. Karena di sana hanya di dalam hotel dan hanya mencicipi paragon mall saja, jelas, kuraaaaaaaang.

Bisa dibilang aku jatuh cinta pada kunjungan pertama. Nggak tahu kenapa. Yang jelas, saat pertama kali menginjakkan kaki di Terminal Tirtonadi saja rasanya sudah beda.

Apakah mungkin karena dulu aku ngidam bisa kuliah di Solo? Nggak keturutan, terus ganti ngarep punya suami orang Solo? Pun nggak terealisasikan pula. Hahaha.

Wis embuh, pokoke aku pengen banget ke Solo lagi. Tapi, kali ini pengen banget menghabiskan weekend bareng Kak Ghifa dan abi. Memangnya mau ngapain saja kalau ke Solo?

Berangkat Naik Kereta Api

kumparan.com

Lihat kereta api lewat sih sudah sering. Tapi, Kak Ghifa belum pernah sekalipun naik kereta. Nah, aku oensaran nih gimana binar dan tingkah polahnya saat naik kereta api

Aku sudah cek jadwal keretapi api jurusan Solo. Ternyata ada keretapi murah meriah, yaitu Kalijaga. Sekali jalan hanya bayat Rp 10.000/orang. Berangkat pukul 10.00 dari Stasiun Kedungjati dan sampai di Stasiun Balapan Solo pukul 11.45.

Enak nih, kalau berangkat Sabtu pagi. Malam menginap di Solo, pulang Minggu pagi. Sempurna, sesuai rencanaku.

Nginep di Hotel Dekat Stasiun Solo Balapan


Uang cekak tapi pengen traveling? Santai euy. Banyak tuh tawaran paylater. Tapiiiii, kalau hunting hotel yang harga di bawah Rp 100.000 kan, ya, banyak. Apalagi kalau sudah ngincer hotelnya juh-jauh hari. Kemudian dapat potongan harga karena diskon besar-besaran. Bisa bangeeeeet.

Rencanaku, aku ngincer Airy Stasiun Balapan Natuna 4 Solo (Twon Star) nih. Kubaca dari review traveler yang sudah pada mampir ke sana sih lumayan. Lagian, aku dan keluarga borok, alias tibo ngorok. Asal tempatnya cukup bersih saja, perkara tidur, aman jawa. Wong yo hanya semalam doang.

Mampir Dulu ke Hotel
Sampai di Solo pas jam makan siang tuh nggak perlu repot-repot. Kuliner di sana banyak banget.

Rencanaku sih dari Stasiun Solo Balapan jalan kaki sekitar 500 meter/6 menit, check in ke hotel naruh barang bawaan, kemudian salat dzuhur, langsung deh cus ke Pasar Legi.

Makan Siang di Pasar Legi

joglowisata.com


Dari hotel ke Pasar Legi, via Jalan Letjrn S. Parman, kami hanya perlu berjalan sejauh 300 meter/4 menit.

Pasar ini buka selama 24 jam. Apa saja ada. Warga sekitar menggunakan pasar ini sebagai tempat kulakan.

Tahu sendiri kan, ya, kalau di pasar pasti ada berbagai macam kuliner jadul. Aku ngincer pecel. Pun suamiku kan lidahnya asli lidah ndeso. Paling aman, ya, cari makan yang berbau asli Indonesia.

Sewa Mobil Online

24 jam siap melayani

Traveling sama anak kicik tuh memang beda. Kalau pas sendiri, ya, santai-santai saja misalkan mau jalan kaki seharian. Gempor mah urusan belakang. Hati harus hepi dulu.

Sewa mobil online jadi salah satu solusiku. Rencanaku setelah makan siang kan mau ke Pura Mangkunegaran. Sebelumnya mau sewa mobil dulu via TRAC.

Abi bisa nyetir. Tapi, karena baru kali ini ke Solo, mendingan sewa mobil sekalian sma drivernya pula. Biar perjalanan makin aman jaya sentosa. Terpenting lagi Kak Ghifa nggak kepanasa. Cuacanya kan ekstrim banget akhir-akhir ini. Siang panas banget, agak sorean sudah hujan lebat pakai angin.

Paling aman memang sewa mobil saja via TRAC. Pun sudah bisa via online juga. Makin mudah deh.

Mau Ngapain Ke Pura Mangkunegaran?



Memang sudah kelewat 1 Suro, sih. Nggak akan ada kebu bule yang diarak. Tapi, melihat foto-foto tempat yang buka sejak pagi ini kok tetap saja pengen masuk. Sekilas tempatnya adem. Kalau leyeh-leyeh seraya nurunin nasi dari lambung kan enak gitu. Sekalian nyelonjorin kaki karena tadi sudah jalan dari stasiun ke Pasar Legi.

Menghabiskan Malam Minggu di Alun-alun Kidul

bangkitmimpi.com

Iyaaaaa, kuingin pas pergi sama keluarga kayak gini tuh bisa menghabiskan waktu bersama dengan suasana yang berbeda. Setiao malam minggu memang selalu bersama. Tapi, hanya nongkrong di rumah. Ujung-ujung pada mantengin gadgetnya sendiri.

Nah, Alun-alun Kidul nih jadi destinasi terakhir yang ingin kukunjungi saat berkunjung ke Solo. Menurut ulasan local guide, di sana cukup asyik buat nongkrong bareng keluarga. Ada pasar malam, becak    lampu, kulineran juga bisa.

Ah, kubayangkan sambil senyum-senyum, di sana aku habiskan waktu kami untuk makan malam, naik becak keliling alun-alun, dan bercanda ria lari-larian bareng Kak Ghifa.

Sempurna.

Kalau sudah capek atau mentok pukul 21.00, pulang deh ke hotel. Esok hari pukul 07.00 kami harus siap di stasiun lagi. Pulang.

Insyaallah, ini akan segera terealisasikan. Kurasa tak sampai memakan budget sejuta juga sudah bisa jalan-jalan singkat. Bismillah. Semoga ini bisa terealisasikan paling lama ntar di akhir tahun.

Kalau kamu, sudah pernah ke Solo?