Senin, 07 Desember 2020

Aku Adalah Korban Kekerasan Berbasis Gender, Jangan Sampai Ini Menimpa Anak Didikku


Di dalam bus patas Surabaya-Semarang, kunikmati perjalananku. Di luar gerimis. Syahdu. Karena seharian kuliah, lelah, kupejamkan mataku sejenak.

Tiba-tiba bus berhenti, menaikkan penumpang. Kusadari penumpang baru itu duduk di sampingku. Parfumnya begitu menohok. Tak kupedulikan kehadirannya. Kugeser posisiku dan kupeluk erat tas ranselku. Maksud hati hendak melanjutkan tidur tahi ayamku, tapi aku merasa orang di sebelahku makin mendesak bahuku.

"Maunya apa sih nih orang?"

Kugeser lagi dudukku sambil kupicingkan mataku. Duh, ternyata laki-laki, berjaket kulit hitam dan kelihatan terlalu klimis.

Tapi, kok duduknya makin mendesakku?

Secepat kilat tangan setan itu menyentuh sedikit bagian payudaraku. Sontak, aku berdiri. Dia kaget. Kupelototi. Dia menyingkir dan aku memilih berdiri dekat kernet saja.

***

Bodoh sekali, aku ini!!

Aku ingin mengumpat setiap kali ingat kejadian itu. Kenapa dulu nggak teriak minta tolong biar laki-laki itu digebukin orang banyak? Kenapa hanya menghindar dan diam?!

Kejadian yang terjadi lebih dari sewindu lalu ini tersingkap kembali dalam ingatanku saat menyaksikan Webinar 15 - Anti Kekerasan Berbasis Gender oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Sabtu, 21 November 2020 pukul 10.00 - 12.00 WIB. Sampai sekarang, setiap kali ingat kejadian itu rasanya ingin marah, jengkel, jijik, malu, sedih, semua campur aduk.

Benar adanya kalau kejadian ini membawa trauma dalam diriku. Apakah akan kubawa seumur hidupku? Ya Allah, ini begitu menyiksa.

Dari rasa itulah, sebagai guru, aku ingin sekali kejadian yang kualami tidak dirasakan juga oleh anak didikku. Apa yang harus kulakukan untuk mencegah adanya kekerasan berbasis gender di kelasku?



Baca juga tulisanku: VERBAL BULLYING YANG BIASA TERJADI DI KELAS 1 SD


1. Aku tetap stay di kelas saat jam istirahat

Enam tahun menjadi guru di kelas satu membuatku terbiasa untuk duduk manis di kelas saat jam istirahat tiba. Kenapa? Karena saat itulah mereka 'bersinggungan' dengan temannya. Ada saja yang mereka lakukan.


Seperti yang disampaikan Mbak Ella, Gisella Tani Pratiwi, selaku narasumber webinar, bahwa anak melakukan kekerasan gender karena dia tidak tahu kalau apa yang dilakukannya itu adalah sebuah kekerasan. Makanya, sebagai guru aku harus selalu mengawasi kegiatan anak-anak karena inilah tugasku, tidak hanya mengajar, melainkan mendidik juga.

2. Menyampaikan materi tentang jaga diri dengan cara menyenangkan

Kurikulum 2013, di kelas satu, pada tema satu subtema dua ada materi tentang bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh dipegang orang lain. Aku merasa sangat dimudahkan dengan adanya materi ini. Karena ini melancarkan upayaku untuk mencegah adanya kekerasan berbasis gender di kelasku.


Tugasku sebagai guru adalah membuat materi ini mudah dipahami dan bisa diterapkan anak-anak. Salah satu caraku adalah membuat kreasi tepuk jaga diri seperti video di atas.

3. Sigap setiap kali ada keluhan

Setiap kali ada keluhan, seadil mungkin aku pertemukan pelaku, korban, dan saksi kejadian. Kemudian akan aku selesaikan di lingkup kecil ataupun kelas, tergantung tingkat parah tidaknya suatu kasus. Hari itu juga harus selesai. Setelah itu, aku hubungi secara personal wali murid terkait, dan terakhir akan kukomunikasikan kejadian tersebut di grup kelas, agar semua wali murid juga tahu apa yang terjadi di kelas.

Alhamdulillah, sejauh ini semua berjalan dengan baik. Yuk, kita mulai lawan kekerasan berbasis gender di lingkungan terdekat kita. Aku sudah mulai, kamu, kapan?


Tulisan ini terinpirasi setelah mengikuti Webinar 15 - Anti Kekerasan Berbasis Gender oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Sabtu, 21 November 2020 pukul 10.00 - 12.00 WIB. Follow sosial medianya agar kamu juga bisa ikutan juga webinar lainnya dengan tema yang selalu uptodate.

Rabu, 25 November 2020

Pengalaman Mengikuti Tes Swab di Puskesmas Kebonagung Demak


Hari guru kali ini ada yang istimewa, yaitu aku ikut tes swab. Kenapa? Bagaimana prosesnya? Bayar atau tidak? Kemudian sensasinya seperti apa?

Sebenarnya sudah lama ada program tes swab gratis untuk guru di kecamatan Kebonagung. Tapi, pada takut. Apalagi pas ada guru di satu kecamatanku yang dinyatakan positif covid. Sekolahnya langsung ditutup selama dua minggu.

Foto dulu ah sebelum diambil nomor urut kami.

Aku sendiri takut nggak sih? Ya, takut. Makanya, di awal-awal nggak ikut. Tapi, kemarin pas ada tawaran lagi, kemudian teman-teman di sekolah banyak yang ikut, ya, ayolah. Dari empat belas anggota, yang ikut tes swab hanya ada enam yang ikut. Memang tidak wajib. Jadi, ya, monggo-monggo saja.

Akhirnya, seminggu lalu aku mengumpulkan selembar fotokopi KTP. Lalu dikumpulkan secara kolektif ke Puskesmas kemudian menunggu panggilan kapan harus melaksanakan tes swab.

Eh, kemarin sore, teman yang mengkoordinir tes swab memberikan info kalau pagi ini, tepat di hari guru, pukul 08.00 kami dijadwalkan untuk tes swab. Ada rasa takut muncul dalam hatiku. Duh, terlanjur daftar, sudah dapat panggilan pula.

Piye, yo? Gimana, ya?

Mangkat, gak, yo? Berangkat, nggak, ya?

Bismillah.

Aku juga ada rasa penasaran. Apalagi aku serumah sama bapak yang memang setiap hari ke Semarang dan Purwodadi. Amit-amit kalau sampai bersua dengan virus corona. Semoga sehat-sehat semua. Kontak secara langsung sih jarang banget. Wong bapakku juga jarang di rumah. Pulang kalau malam, tidur, pukul 02.00 pergi lagi. Pas beliau pulang, aku masih di sekolah, begitu terus.

Akhirnya, berangkatlah rombongan kami ke Puskesmas tepat pukul 08.00. Sampai di Puskesmas, kami langsung ambil nomor antrean dan registrasi. Ternyata, petugasnya sudah memiliki daftar nama kami. Jadi, tinggal dicentang saja.


Kak Ghifa antre dipanggil petugas

Sambil nunggu dipanggil, karena petugasnya belum siap semua dan aku dapat nomor 13, kuajak Kak Ghifa untuk masuk Puskesmas dulu untuk minta obat karena saat itu Kak Ghifa sedang batuk pilek.

Selesai urusan Kak Ghifa, aku langusng keluar ke halaman tempat pendaftaran tes swab tadi diadakan. Alhamdulillah, acaranya sudah dimulai. Sambil nunggu, duduknya agak nggak jaga jarak, kursinya terbatas soalnya, kami mengobrol sana-sini.

"Oh, ada ibu hamil juga, ya?"

"Hooh, katanya yang usia kehamilan di atas 7 bulan wajib swab."

"Aku kok deg-deg-an, ya."

"Kepalaku kok pusing."

"Aku mau pipis dulu lah."

Hahaha.

Iya, banyak diantara kami yang tegang, grogi. Aku sendiri, ya, agak tegang. Kuingat tulisan teman bloger yang sudah pernah swab, jangan tegang, biar nggak sakit, selow saja.

Temanku yang membawa tempat sampel hasil swab

Sampai nomorku dipanggil. Kuambil wadah sampel dari petugas registrasi. Kemudian menuju samping Puskesmas sebagai tempat ambil sampel swab (tempatnya terbuka). Alhamdulillah, Kak Ghifa nggak ikut ngintil aku. Dia mau nunggu di tempat tunggu depan bersama Bu Ulis.

Samping Timur Puskesmas

Lagi-lagi, kuingat tulisan teman blogger, usahakan posisinya jangan terlalu tegak. Pas duduk mau diambil sampel, posisinya agak ndlosor, insyaallah nanti nggak sakit. Kupraktikkan. Hasilnya?

Ya, namanya dimasukin benda asing, agak aneh juga. Terus, menurutku pas dilogok-logok (benda kayak cotton bud dimasuk-masukkan) itu kok lama banget. Aku lihat temanku tadi cuma bentar-bentar doang. Pas selesai, mataku memang terasa agak perih. Kemudian hidung seperti kemasukan sabun. Pengar-pengar gimana gitu. Hanya saja, bedanya dengan teman-temanku, air mataku nggak sampai menetes. Yang lain sampai keluar air matanya. Dleweran. Apakah ini pengaruh dari posisi duduknya atau nggak, aku juga nggak tahu.

Posisiku agak ndlosor

Posisi temanku tegak


Setelah semua selesai, kami kembali ke sekolah. Sebelumnya, aku minum air putih dulu yang memang sengaja kubawa. Rasanya di kepala bagian belakang kayak pegel-pegel, seperti mau flu. Sensasi pengar agak mendingan setelah aku minum air putih. 

Sampai sekolah, aku langsung bersih-bersih kelas, ya, nyapu, ngepel, dan menyapu halaman depan. Pas semua sudah selesai, keluhanku tadi sudah berkurang signifikan. Aku hanya memperbanyak minum air putih saja.

Jadi, untuk bisa tes swab syaratnya hanya mengumpulkan fotokopi KTP ke Puskesmas. Kalau untuk umum, informasi dari bidan desaku membayar empat ratus ribuan. Hasilnya? Nunggu kabar selanjutnya.

Mohon doa, ya, Teman-teman, semoga hasil swab kami negatif semua. Untuk kamu, sudah pernah ikut swab? Kalau ada fasilitas gratis kayak aku, jangan takut, ya. Ternyata nggak skait kok. Soal hasil, pasrahkan saja sama Allah. Karena takutnya malah OTG, eh, di sekiar kita ada orang yang rentan terkena virus ini kan kasihan. Nanti malah kita dihantui rasa bersalah, oh, tidak, orang itu sakit karena tertular dariku. Jangan sampai!

Senin, 16 November 2020

Server: Pengertian, Mekanisme, Tipe, dan Kegunaan

Setiap penyedia layanan hosting selalu menggunakan server. Seluruh data pelanggan akan disimpan dalam perangkat tersebut. Bagi kamu yang hendak berlangganan hosting dan membuat website, sangat disarankan mengetahui hal yang berhubungan dengan server. Apabila kamu ingin berlangganan server Indonesia perlu simak ulasanku ini sampai selesai.

Pengertian Server

Server adalah program komputer yang digunakan untuk memberikan layanan bagi komputer lain, dan user atau client. Dalam suatu pusat data, komputer yang memiliki program server di dalamnya dapat dikatakan sebagai sebuah server juga.

Dalam model client server, server akan menunggu perintah dari client, yang merupakan software yang berada di dalam komputer tersebut, atau bahkan berada pada komputer lain, dan selanjutnya akan memproses permintaan tersebut dalam waktu yang singkat.

Mekanisme Kerja Server

Server dibedakan menjadi tiga, yaitu server fisik, server virtual, dan server software. Server fisik atau yang biasa dikenal dengan “server besi” adalah komputer server. Komponen, dan alat-alat yang digunakan pun tidak bisa digunakan secara berkelompok. Server fisik umumnya terdiri dari memori, prosesor, koneksi jaringan, dan aplikasi. Karena server ini merupakan satu unit komputer beserta komponennya, dibutuhkan banyak ruang untuk mengakomodasi ukurannya yang besar. 

Lain halnya dengan server virtual, server ini merupakan software yang berada di dalam aplikasi komputer. Virtual server menggunakan lingkungan multi-tenant, artinya akan banyak mesin virtual yang digunakan pada fisik sebuah hardware. Komponen yang ada pada virtual server lebih rumit jika dibandingkan dengan server fisik. Komponen yang diperlukan seperti hypervisor (VMware vSphere, atau Microsoft Hyper-V) yang akan di install pada fisik hardware. Selanjutnya hypervisor akan digunakan untuk membuat, dan mengatur mesin virtual. Setelah itu, baru beberapa sistem operasi, dan aplikasi di dalam server dapat diproses dalam virtual hardware.

Server software menggunakan dua komponen software yaitu sistem operasi, dan aplikasi. Sistem operasi akan bertindak sebagai platform yang mengoperasikan aplikasi server. Sistem operasi yang terdapat di dalam server adalah media untuk client, dan server untuk berkomunikasi. Alamat IP dari sebuah server, dan nama domain sebuah website akan dicari, dan menjadi tugas sistem operasi saat adanya permintaan dari client. Biasanya client hanya perlu melakukan satu klik pada sebuah link untuk membuat sistem operasi sebuah server bekerja. Dalam hal ini, komputer lah yang berperan sebagai client. Lalu, server akan merespon permintaan tersebut, dan langsung menuju alamat website tersebut.  Setelah alamat website tersebut didapatkan, protokol seperti HTTP akan langsung mengirimkannya. Terakhir, browser yang digunakan client akan menerima data, mengubahnya, dan menampilkan halaman website tersebut di screen perangkat elektronik yang digunakan oleh client. 

Beberapa Tipe Server

  1. Web Server: program komputer yang menyediakan halaman, atau file HTML. Web server disini bertindak sebagai client.
  2. Proxy Server: software yang bertindak sebagai penghubung endpoint sebuah perangkat elektronik, seperti komputer, dan server lain yang diminta oleh client.
  3. Mail Server: aplikasi yang digunakan untuk menerima email baru dari pengguna lokal (pengguna yang memiliki nama domain yang sama).
  4. Virtual Server: program yang dioperasikan pada shared server yang dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga penggunanya mendapatkan kontrol penuh terhadap server.
  5. Application Server: program yang ada di komputer pada jaringan terdistribusi yang menyediakan business logic untuk sebuah program aplikasi.
  6. Blade Server: merupakan komponen kerangka sebuah server, papan sirkuit elektronik modular, yang disebut sebagai server blade.
  7. Policy Server: komponen keamanan dari jaringan policy-based yang menyediakan layanan otorisasi, dan fasilitas mengontrol file serta tracking file.
  8. Print Server: menyediakan akses bagi user dengan satu, atau lebih akses jaringan printer. Server print bertindak sebagai antrian untuk pekerjaan printing yang di minta oleh client.
  9. File Server: komputer yang berfungsi dalam hal pengaturan, dan penyimpan data utama yang akan mengendalikan komputer-komputer yang berada pada jaringan yang sama, sehingga komputer-komputer tadi dapat mengakses data tersebut. 
  10. Database Server: server yang bertugas untuk menjadi hosting pada satu, atau lebih database.

Kegunaan Server

Setelah membahas beberapa detail tentang server, apakah fungsi sebuah server sebenarnya? Fungsi utama server adalah untuk merespon saat adanya permintaan dari client di dalam jaringan internet. Kedua, server juga dapat menjadi pengatur trafik data. Ketiga, dengan menggunakan server, kumpulan data akan lebih mudah diatur karena adanya sistem keamanan yang akan membatasi ruang gerak user terhadap file-file tertentu. Selanjutnya, server mampu menyimpan banyak data yang dapat diakses oleh semua pengguna yang menggunakan jaringan yang sama dengan menggunakan protokol FTP. Ditambah lagi, komputer client akan dijamin keamanannya jika komputer client tersebut di install  firewall, atau anti malware. Terakhir, server dapat disambungkan dengan domain website kamu. Sehingga saat client ingin mengakses domain kamu, server akan langsung mengarahkan ke hosting yang kamu gunakan. Semua keuntungan server hosting domain ini akan kamu miliki dengan harga terjangkau tanpa ada syarat khusus di website Domainesia.



Rabu, 28 Oktober 2020

Kugaet Hati Walimurid dan Anak-anak dengan 3+ Aplikasi Berikut ini


Kutahu semua orang merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini. Akan tetapi, itu tidak lagi menjadi fokus kita. Karena mau tidak mau kita harus tetap menjalani kehidupan ini. Terpenting saat ini adalah bagaimana kita mengubah ketidaknyamanan menjadi kenyamanan.

Masih ingat, kapan anak-anak mulai belajar dari rumah? Ya, sejak Maret lalu. Apakah semua berjalan baik-baik saja? Awalnya tentu tidak. Kalau saat ini bisa jadi sudah mulai terbiasa. Mungkin kalau anak-anak harus kembali ke sekolah justru rasanya malah aneh. Bukan, begitu?

Sama halnya dengan pola kerjaku sebagai guru. Awalnya kaget, tidak nyaman, kerja malah waktunya ananta, padahal aku punya anak sekolah juga, duh, kok begini, ya? Akan tetapi, balik lagi. Kalau gak gelem obah (tidak mau bergerak), ya salah kaprah. Kasihan walimurid, terutama anak-anak. Pun, di mana tanggungjawabku?

Nah, sebagai guru, selama belajar dari rumah ini apa yang aku lakukan? Bagaimana caraku agar walimurid tetap semangat mendampingi sekaligus anak-anak juga tidak mangkir dengan tugas yang ada?

Sebelum aku membahas lebih jauh, kita mulai dari sini dulu, yuk!

Belajar dari rumah tak akan jauh dari kata pembelajaran daring dan luring. Apa arti keduanya? Secara mudah, keduanya diartikan sebagai berikut.

Dari penjelasan di atas, pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan jaringan komputer, internet, dan sejenisnya. Lain halnya dengan pembelajaran luring, yaitu pembelajaran tanpa memanfaatkan jaringan komputer.

Sampai sini sudah paham arti keduanya, ya?

Bagiku, selama belajar dari rumah ini, kombinasi pembelajaran luring dan daring memang tak terelakkan. Bahkan menurutku keduanya tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Keduanya saling mengisi agar kegiatan belajar dari rumah ini tetap berjalan lebih efektif dan syukur-syukur menyenangkan.

Kalau kuingat saat awal belajar dari rumah, semua guru kelabakan. Bagaimana ini? Karena semua tidak ada persiapan. Ini kali pertama terjadi. Akhirnya pemerintah memberikan angin segar lewat belajar luring, yaitu tayangan di TVRI.

Apakah cukup hanya dengan belajar lewat tayangan TV (pembelajaran luring)? Jelas tidak. Butuh juga komunikasi dengan guru.  Paling sering dilakukan dengan aplikasi WhatsApp. Bentuknya bisa pemberian arahan dari guru tugasnya kira-kira apa, mengerjakannya di buku apa, kemudian pemantapan dari guru bagaimana, sampai refleksi yang muncul seperti apa. Bukankah ini butuh kombinasi antara pembelajaran daring dan luring? Kok ya untungnya perkembangan teknologi begitu pesat, ya. Sehingga pekerjaan guru juga sangat dimudahkan.

Apakah belajar dari tayangan TVRI berjalan lancar?

Sehari, dua hari, sampai seminggu, okelah, tidak ada masalah. Lama-kelamaan anak-anak bosan. Orangtua juga tidak bisa selalu mendampingi. Mereka harus bekerja. Nah, bagaimana ini? Masalah mulai muncul satu per satu. Anak-anak dengan orangtua bekerja mulai mangkir dari tugasnya. Kalau terus-terusan seperti ini, bagaimana?

Aku memutar otak.

Jujur, sebenarnya aku merasa envy dengan teman-teman guru yang sering kulihat kabarnya di sosial media. Mereka bisa melaksanakan pembelajaran melalui zoom, google meet, atau sejenisnya dengan lancar. Aku ingin juga seperti itu. Bisa melihat wajah dan menyapa anak-anakku kelas 1 SD tahun ini setiap pagi.

Sayang, aku harus sadar bahwa keadaan walimurid dan anak-anakku tidak semua memiliki gadget. Selain itu, adanya keterbatasan kuota, perkara sinyal dan setiap anak tidak pegang HP sendiri harus kuperhatikan.

Sejak saat itu aku berpikir untuk mencari cara agar tercipta pembelajaran luring dan daring yang lebih fleksibel, bisa diakses kapanpun, bervariasi, menyenangkan, dan tentunya anak-anak tetap disiplin mengerjakan.

Alhamdulillah, sampai saat ini, dari 30 anak, ada 4 anak yang tidak memiliki gawai, sisanya hampir semua mengirimkan tugas. Ya, kalau ada yang telat sehari dua hari, wajar, karena orangtua ada kepentingan. Tapi, mereka (walimurid dan anak-anak) tetap menepati tugas. Bahkan ada yang pernah sakit (tangan kanannya kecelakaan) berusaha untuk tetap mengerjakan tugas tepat waktu. Cerita seperti ini membuatku selalu semangat untuk memberikan yang terbaik pula untuk anak didikku.

Bagan di atas menunjukkan kalau lebih dari 75% dari anak yang memiliki gawai selalu mengirimkan tugas dengan disiplin. Aku pribadi merasa bersyukur, karena untuk tahun ajaran ini ada peningkatan yang signifikan dibandingkan antusiasme anak-anak kelas 1 tahun kemarin yang sempat merasakan belajar dari rumah selama empat bulan sebelum kenaikan kelas.

Dari situlah aku sadar bahwa bukan harus seperti guru lain dalam menciptakan pembelajaran daring dan luring. Akan tetapi, lebih ke apa yang walimurid dan anak-anak butuhkan. Karena setiap daerah, sekolah, bahkan kelas, memiliki keterbatasannya masing-masing. Cari benang merahnya. Syukur-syukur kalau aku bisa memaksimalkan kompetensi yang aku miliki.

Nah, untuk mencapai angka 75% tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran daring dan luring, aku memaksimalkan beberapa aplikasi yang ada di HP. Iya, hanya HP senjataku, jadi, kamu yang tidak ada laptop pun bisa mengaplikasikannya. Aplikasi apa sajakah itu?


Aplikasi sejuta umat, setuju? Coba sini angkat tangan, di HP siapa yang tidak ada aplikasi yang satu ini? Hampir semua punya, ya. Walimuridku jelas semua punya aplikasi WhatsApp. Aplikasi dengan logo berwarna hijau ini memang sangat membantu pembelajaran daring maupun luring untuk kelasku.

Foto, teks, file dokumen, video, kontak, sampai suara bisa dikirim lewat aplikasi yang satu ini. Bahkan video call juga bisa lebih dari dua orang. Sesekali kalau mau video call-an ramai-ramai bisa juga, agar anak-anak bersua dengan teman-temannya lewat layar.


Kelemahan dari pemakaian aplikasi ini adalah memori HP yang tersita banyak. Misalkan anak-anak mengirim tugas dalam bentuk foto dan video, tentunya memori HP cepat penuh. Cara untuk mengatasinya adalah kita bisa menggunakan flashdisk OTG yang kapan saja bisa dicolokkan ke HP untuk memindahkan data foto dan video anak agar tersimpan sebagai arsip yang rapi. HP pun tidak jadi lemot. Kalau tidak, data bisa dipindah secara manual menggunakan kabel USB yang disalurkan ke laptop atau PC.


Tidak ada kata kebetulan, yang ada adalah mau apa tidak kita mengambil kesempatan. Karena hobi menulis di blog ini, aku mengenal aplikasi 'ajaib' bernama Canva. Semua yang berhubungan dengan gambar bisa didesain dengan aplikasi ini. Gratis pula. Ada yang berbayar. Akan tetapi, yang gratis juga sangat berguna. Satu lagi, aplikasi ini bisa diakses via mobile maupun web.



Gambar sampai bagan di tulisan ini kudesain dengan aplikasi Canva yang gratis. Aku tidak pernah ikut kursus khusus menggunakan aplikasi ini. Semua otodidak. Kucoba pelan-pelan sampai akhirnya di titik ini. Ternyata aplikasi Canva sangat berguna untuk membuat pembelajaran daringku menyenangkan dan lebih variasi. Bahkan, saat aku mendapat tugas dari kepala sekolah untuk membuat banner PPDB, lomba peringatan tertentu, sampai poster Covid aku juga pakai aplikasi yang satu ini. Contoh desain buatanku seperti berikut.




Ini benar-benar memakai Canva, bukan photoshop. Coba deh didownload dulu aplikasi ini. Siapa tahu kamu akan ketagihan juga menikmati kemudahan teknologi untuk pengembangan pembelajaran sepertiku sekarang ini?!

Aku sudah pernah mencoba menggunakan aplikasi edit video dan foto seperti Viva Video, Filmora, Kinemaster, tapi yang paling pas kemudian cocok banget di aku adalah Inshot ini. Pengoperasiannya sangat mudah. Menunya juga tak kalah lengkap. Pemula pun bisa langsung praktik tanpa mengalami trial and error.

Kenapa memakai aplikasi ini untuk menunjang pembelajaran daring dan luring? Karena kalau tugasnya hanya dalam bentuk teks dan gambar, tentu anak-anak akan cepat bosan.

Nah, dengan aplikasi Inshot, aku sering sekali membuat video dari menggabungkan hasil desain Canva, kemudian ditambah dengan rekaman suara, musik, efek-efek gambar atau tulisan agar lebih menarik.

Aku juga pernah membuat video sederhana tentang mengenalkan nama anggota tubuh dengan memanfaatkan beberapa aplikasi, misalnya Canva, Inshot, Screen recorder. Diolah sedemikian rupa dan jadilah video seperti yang kuunggah di youtube channelku ini.

Alhamdulillah, respon dari anak-anak pun sangat baik. Bahkan kalau dalam seminggu aku tidak menyapa mereka lewat video mereka akan komplain.


Kira-kira, selain WhatsApp ada juga yang memakai Canva dan Inshot untuk mendukung proses pembelajaran luring dan daring selama pandemi ini? Bagaimana kesan yang kamu dapatkan?

Semoga apa yang aku share di atas bisa berguna untuk mempermudah tugas kita selama masa pandemi ini, ya. Akan tetapi, ada satu hal yang juga harus kita perhatikan agar proses pembelajaran daring dan luring bisa berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Yaitu, proses komunikasi yang baik kepada walimurid dan anak-anak.

Berikut tips yang bisa kamu perhatikan saat berkomunikasi dengan walimurid khususnya via WhatsApp.

  1. Setiap kali memberikan tugas, jangan lupa sampaikan salam, tanyakan kabar, beri pembukaan, baru kemudian sampaikan tugas untuk anak-anak. Basa-basi itu sangat penting. Kalau kamu tidak bisa basa-basi, latihan.
  2. Saat menyusun kalimat untuk poin 1, jangan lupakan tiga kata ajaib, yaitu maaf, tolong, dan terima kasih. Ini sangat berpengaruh. Tidak percaya? coba saja.
  3. Tentukan pada pukul berapa akan memberikan tugas ke anak. Karena ada wali murid yang cerita, setiap kali pukul 09.00 (aku memberikan tugas ke anak setiap pukul 09.00), anak sudah siap dengan buku tugas dan seperangkatnya di meja belajar. Tentunya sudah mandi dan sarapan. Kalau sampai kelewat, meskipun lima menit, jangan lupa sampaikan maaf. Jangan gengsi untuk meminta maaf.
  4. Setiap kali ada hal yang menyangkut satu kelas, kalau bisa kamu ambil keputusan tanpa merugikan anak-anak, ya, ambil saja keputusan. Kalau ada apa-apa divoting, nanti akan menimbulkan kesan yang tidak baik bagi mereka yang tidak terpilih hasil votenya.
  5. Jangan pernah lupa untuk memberikan apresiasi ke orang tua yang selama ini menemani anak. Tidak gampang bukan menemani anak-anak belajar di rumah? Sangat. Tolong jangan sampai ada kalimat kutukan yang keluar dari mulut kita, "Rasain, baru menemani satu anak saja sudah kerepotan, apalagi sepertiku, setiap hari menghadapi 30 anak." Hai! No no. Jangan sampai ada juga anggapan, "Enak ya gurunya, tidak mengajar dapat bayaran." Oh, tidak!


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan dalam rangka Bulan Bahasa dan hari Sumpah Pemuda oleh Ikatan Guru TIK PGRI bekerjasama dengan Komunitas Guru TIK/KKPI (KOGTIK) dan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) melalui https://www.gurupenggerakindonesia.com/



Ika Hardiyan Aksari, anak tunggal yang lahir di Pati, 20 April 1992. Saat ini tinggal di Demak dan bekerja sebagai guru wiyata bakti di SDN Kebonagung 1, Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Bagiku, menulis adalah suatu keharusan. Sehari tidak menulis kepala terasa penuh. Temukan tulisanku di www.diyanika.com


#PGRI #KOGTIK #EPSON #KSGN

Minggu, 11 Oktober 2020

Guru Harus Memiliki Gaya Komunikasi yang Baik


Guru kelas sebelah tergopoh-gopoh mendatangiku.

"Ini siapa sih, Mbak?"

Beliau menunjukkan nomor seseorang di grup kelasnya. Aku tentu kenal siapa yang dimaksud karena grup tersebut dulu yang pegang dan buat aku. Grup wali muridku tahun lalu.

Komentarnya panjang lebar dan masuk akal, menurutku. Akan tetapi, bagi teman sejawatku tadi justru membuatnya kurang nyaman.

"Aku pusing, Mbak. Setiap hari ada masalah terus."

Beberapa kali wali murid kelas sebelah memang banyak yang japri aku mengeluhkan kinerja teman sejawatku.

"Masak seminggu nggak ada tugas sama sekali, Bu."

"Tugas anak diberikan tiga hari sekali."

"Grup dibuat 'hanya admin'  yang bisa komentar. Lah, buat apa dibuat grup kalau anggotanya tidak bisa komentar?"

Begitulah inti komentar wali murid. Ini bukan hanya satu wali murid yang berani mengungkapkan uneg-unegnya lho ya.

Jujur, aku tidak munafik, sempat berpikir kalau selama satu tahun aku pegang juga jarang wali murid yang komplain atau berkeluh kesah sampai menusuk dada. Tapi, jahat bangetlah kalau aku sampai merendahkan atau bahkan menjelek-jelekkan teman sejawatku di depan wali murid. Aku berusaha banget untuk memberikan komentar netral. Nggak memihak pihak manapun.

Di lain sisi, temanku tadi kan kalau ada apa-apa cerita ke aku. Betul, paginya pas ketemu sama aku pasti langsung cerita tentang masalah dengan wali murid. Di sinilah aku berusaha untuk memberikan masukan kepadanya, tanpa menggurui atau sok sok an jadi guru yang paling aman berhubungan dengan wali murid. Karena rasanya tuh seperti nggak ada ajine (harganya) di depan wali murid kalau sampai ada masalah terus.

Dari kejadian yang dialami temanku di atas, aku jadi benar-benar tersadar kalau pandemi ini tuh mengingatkanku kalau guru harus memiliki gaya komunikasi yang baik secara langsung atau tatap muka dan juga secara tulisan.

Aku sendiri juga tentunya memiliki masalah dengan grup kelasku. Ada yang sampai sekarang tidak pernah kirim tugas. Ada juga yang kirim suka telat-telat, pakai banget malah. Tapi, alhamdulillah, aku sikapi dengan caraku sendiri dan sampai sekarang aman-aman saja.

Nah, di sinilah aku bisa menarik benang merah dari kejadian yang dialami oleh temanku tadi, pun juga dari pengalamanku. Kuakui pandemi ini sungguh menuntut kami kerja lebih ekstra dan tk terhingga pula.

Berikut hal-hal yang harus digaris bawahi oleh guru selama memberikan tugas kepada anak-anak via apapun, terutama via WhatsApp.

  1. Setiap kali memberikan tugas, jangan lupa sampaikan salam, tanyakan kabar, beri pembukaan, baru kemudian sampaikan tugas untuk anak-anak. Basa-basi itu sangat penting. Kalau kamu nggak bisa basa-basi, latihan.
  2. Saat menyusun kalimat untuk poin 1, jangan lupakan tiga kata ajaib, yaitu maaf, tolong, dan terima kasih. Ini sangat ngaruh banget lho. Nggak percaya, coba saja.
  3. Tentukan pada pukul berapa akan memberikan tugas ke anak. Kalau pukul 08.00 ya pukul segitu terus. Karena ada wali murid yang cerita, setiap kali pukul 09.00 (aku memberikan tugas ke anak setiap pukul 09.00), anaknya sudah siap dengan buku tugas dan seperangkatnya di meja belajar. Tentunya sudah mandi dan sarapan. Kalau sampai kelewat, meskipun lima menit, jangan lupa sampaikan maaf. Jangan gengsi untuk meminta maaf.
  4. Setiap kali ada hal yang menyangkut satu kelas, kalau bisa kamu ambil keputusan tanpa merugikan anak-anak, ya, ambil saja keputusan. Kalau ada apa-apa divoting, nanti akan menimbulkan kesan yang tidak baik bagi mereka yang tidak terpilih hasil votenya. Ini terjadi di kelas sebelah.
  5. Jangan pernah lupa untuk memberikan apresiasi ke orang tua yang selama ini menemani anak. Tidak gampang bukan menemani anak-anak belajar di rumah? Sangat. Tolong jangan sampai ada kalimat kutukan yang keluar dari mulut kita, "Rasain deh, baru menemani satu anak saja sudah kerepotan, apalagi sepertiku, setiap hari ngadepin 30 anak." Helo! No no. Jangan sampai ada juga anggapan, "Enak ya gurunya, nggak ngajar dapat bayaran." Oh, tidaaaaaakkk!


Kamu, orang tua? Kamu, guru? Masa pandemi ini memang terasa sangat sulit bagi kita. Tapi, tolong, jangan semua hal dijadikan masalah. Kalau kita bisa padamkan pecikan api, kenapa harus kita sulut?

Kamu kalau ada komentar atau keluh kesah berkaitan cara komunikasi bersama guru anak-anak atau ke wali murid, boleh lho ditulis di kolom komentar. Yah, setidaknya bisa mengurangi beban perasaan kamu. Atau mau menambahkan poin di atas, boleh banget. Ku tunggu ya.

Sabtu, 10 Oktober 2020

Rilis Dalam Waktu Berdekatan, Simak Perbedaan Realme C11 Dan C15!

Kemarin aku habis bahas HPku yang sempat mati total, kali ini aku mau ngasih bocoran tentang HP Realmi C11 dan C15.

Baca juga, yuk Cara Mengatasi ASUS ASUS Zenfone Max M2 Mati Total


sumber : selular.id


Realme adalah brand smartphone dengan beberapa pilihan handphone dengan harga terjangkau. Suamiku juga pakai merek HP ini lho. Bagi kamu yang memiliki budget minim, tentu bisa menjadikan Realme sebagai  ponsel terbaik. Salah satu pilihannya yaitu Realme C11 dan C15. 

Kedua smartphone ini punya jadwal rilis yang berdekatan. C11 rilis pada Juni 2020 kemudian diikuti dengan C15 yang rilis pada Agustus 2020. Keduanya memiliki spesifikasi yang mirip, tapi tentunya ada  perbedaan di beberapa sektor.

1. Kamera

Dari sektor kamera, kedua smartphone ini punya beberapa perbedaan. Untuk C11 dibekali dengan 2 kamera dengan lensa utama 13 MP dan sisanya kamera 2 MP dengan fitur depth sensor. Sementara untuk realme C15 punya 4 kamera, dengan kamera utama sebesar 13 MP, lalu kamera kedua 8MP yang memiliki fitur Ultra-wide. Untuk dua kamera lainnya memiliki resolusi 2 megapiksel dengan lensa B&W dan retro. 

2. RAM

Realme C11 dan C15 punya dua opsi RAM dan memori internal yang berbeda. Pada C11 menawarkan RAM 3 GB dan 2 GB dengan memori internal 32 GB. Sementara untuk Realme C15 punya dua opsi RAM dan memori internal. RAM 3GB dilengkapi dengan memori internal 64GB, sementara untuk RAM 4GB dilengkapi dengan memori internal sebesar 128 GB. Bisa dibilang, C15 adalah smartphone Realme pertama dengan C series yang punya memori internal sebesar 128 GB. 

3. Baterai

Apa perbedaan Realme C11 dan C15? Perbedaan cukup terlihat pada daya baterai yang diusung. Untuk C11 didukung daya baterai sebesar 5000 mAh, dengan klaim bisa bertahan selama 40 hari dalam mode standby. Sementara untuk C15 didukung baterai yang cukup besar yaitu 6000 mAh. Lalu handphone Realme seri ini memiliki fitur fast charging sebesar 18 watt. Sementara C11 belum memiliki dukungan fitur pengisian cepat tersebut. 

4. Sidik Jari

Untuk C11 belum dilengkapi adanya sensor sidik jari. Tapi seri ini sudah dilengkapi dengan sistem Face Unlock untuk membuka kunci pengaman ponsel. Pada Realme C15 sudah dilengkapi dengan fitur fingerprint pada bagian belakang smartphone letaknya ada di dekat kamera. Kemudahan ini tentu sangat ditunggu-tunggu oleh para fans setia smartphone Realme di kelas entry level. 

5. Harga

Perbedaan kedua smartphone dari segi harga cukup berbeda jauh. Realme C11 harga dijual pada harga 1,4 jutaan saja. Sementara Untuk C15 jauh lebih mahal yaitu dua jutaan. Kedua harga yang berbeda ini tentu punya pengaruh dari kapasitas RAM dan memori internal yang lebih besar. Jika kamu ingin mendapatkan harga yang lebih terjangkau untuk kedua smartphone ini bisa langsung mengunjungi Blibli. Seperti diketahui, Blibli merupakan salah satu marketplace terbesar di Indonesia yang menjual berbagai produk dengan promo besar-besaran termasuk pula untuk penjualan produk smartphone. 


Dari perbandingan di atas, tentu kamu bisa menyimpulkan bahwa C15 punya beberapa fitur yang bisa dibilang lebih unggul dari Realme C11. Maka dari itu kamu bisa menyesuaikan penggunaan produk dengan kebutuhan sehari-hari. Jika memang menyukai smartphone dengan gaya yang stylish bisa memilih C11. Namun, bagi kamu yang menginginkan smartphone dengan fitur unggulan maka pilihan terbaik adalah Realme C15.


Jumat, 09 Oktober 2020

Cara Mengatasi ASUS Zenfone Max M2 Mati Total


Lagi nggak ada rencana untuk ganti HP, eh, tiba-tiba pas dipakai kerja, HP malah mati total. Bagaimana perasaanmu? Menjengkelkan, bukan?

Aku mengalaminya.

Saat membuat video pembelajaran dengan tripod, tahu-tahu pas dipasang belum ada 5 menit kok HP mati. Padahal baterai masih setengah. Kupikir, ah, apa mungkin tadi tanpa sadar baterai sudah mepet banget? Jadi, mati.

Kucoba isi daya. Aneh, lampu indikatornya nggak nyala. Bagaimana ini? Aku mulai panik.

Kucabut charger, kusambungkan lagi, tetap saja nggak nyala. Aku sampai ngecek, jangan-jangan listrikku yang bermasalah. Loh, listrik nggak padam kok.

Duh, HPku mati nih.

Terus piye?

Akhirnya aku pinjam HP suami. Kucari di internet siapa tahu ada solusi di sana. Kutuliskan tipe HPku, ASUS Zenfone Max M2 mati total.

Kubuka beberapa artikel. Kucari ulasan sesuai dengan kejadian yang kualami.

  • HP Mati total
  • Dicharge tidak ada gambar baterai.
  • Lampu indikator mati total

Yap, kutemukan ciri-ciri yang sama. Kucoba saran yang dituliskan di artikel tersebut. Bagaimana caranya?

Cukup tekan tombol power dan volume up/volume yang untuk menaikkan secara bersamaan. Agak lama sampai terasa ada getaran. Dan nyala lagi seperti semula.

Yeay, alhamdulillah.

Kucek semuanya dan berjalan seperti biasa.

Oalah.

Apa mungkin HPku mati total karena tombol power dan voluemnya kepencet tanpa sengaja pas kuletakkan di tripod, ya?

Ah, melegakan sekali melihat HPku bisa nyala lagi. Alhamdulillah.

Kamu kalau ada keluhan yang sama bisa menggunakan cara di atas. Kalau masih nggak bisa, ya, bawa ke service centernya atau ke konter terdekat.

Kamis, 08 Oktober 2020

Jangan Nunggu Sekarat Baru Punya Dana Darurat



Seminggu sakit, aku jadi belajar tentang banyak hal yang berhubungan dengan kesehatan, pun soal dana darurat. Dana apakah itu? Bagaimana caranya mengumpulkan dan menyimpan? Gunanya untuk apa dan apa hubungannya dengan kesehatan?

Minggu ini aku masih dalam masa pemulihan. Sebenarnya aku juga cukup heran, kok tiba-tiba oleng? Kamis sampai Senin aku izin nggak masuk sekolah.

Selama rebahan itulah aku mengurai, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Karena selama ini asupan yang masuk dalam tubuh sangat kuperhatikan. Kalau perkara pekerjaan dan banyak pikiran/tekanan, ya, biasalah. Bedanya memang kemarin mau ujian SKB CPNS.

Ternyata oh ternyaya, memang salahku sendiri. Aku tahu betul tubuhku ini bakalan oleng kalau telat sarapan. Karena kesibukan di sekolah, persiapan ujian SKB CPNS dan faktor 'halah', dua hari aku absen sarapan. Pukul 10.00 baru nyemil buah.

Hasilnya?

Pulang ujian, dari UNNES sampai rumah, aku muntah mulu. Lemes deh badan. Bangun-bangun badan nggak karuan. Masih bertahan tuh nggak periksa. Cukup memperbanyak makan buah, makanan bergizi, dan istirahat.

Baca cerita ujian SKB ku di postingan dengan judul Belajar Yakin Pada Diri Sendiri

Empat hari kemudian berangsur membaik, tapi kepala masih berat. Suami ngajakin periksa, aku masih nolak. "Besok sudah mendingan. Istirahat saja lagi."

((Aku ngurangin banget minum obat))

Eh, pas Minggu pagi, memang sudah mendingan, tapi kepala masih kliyengan. Apa yang salah nih?

Baru deh aku mau periksa. Tapi, hari Minggu. Puskesmas tidak melayani periksa. Dokter keluarga juga pada tutup. Ini kalau nggak pegang uang, gimana mau periksa?

Nah, dari sinilah aku disadarkan kembali kalau DANA DARURAT itu memang harus PUNYA dan ada di rumah.

Kalau nggak?

Ngenes. Mau periksa kok nggak ada uang.

Dari awal merasa nggak enak badan, aku mengandalkan DANA DARURAT. Misalnya, beli makanan, karena aku nggak bisa bangun, meski di kulkas ada bahan-bahan buat dimasak, tapi kasihan suami karena sudah mengurus semua urusan rumah, ya, sudah mendingan lauknya beli saja. Belum lagi untuk beli buah dan vitamin. Eh, mau beli susu beruang, per hari satu, kalau seminggu sudah berapa?

Kalau nggak ada DANA DARURAT, terus mau beli pakai apa? Sudah sakit, nggak pegang uang sama sekali.

Atau malah ada cerita gini, ada DANA DARURAT, tapi di ATM. Lah, lagi kliyengan masak iya harus jalan ke ATM. Apalagi suamiku orangnya anti banget sama yang namanya ATM. Dari dulu memang nggak mau yang berbau ATM. Nabung ya ke bank yang nggak usah pakai ATM. Nah, mau ambil uang dulu ke bank, hari Minggu. Kalau pas hari biasa nggak tega ninggal aku lama-lama karena antrenya di bank lama.

Bukankah memang DANA DARURAT itu memang harus ada? ADA DI RUMAH juga. Bukan hanya disimpan di bank?

Aku punya cerita saat menemani almarhumah ibuku selama kemoterapi.

Jadwal kemoterapi keluar, dokter mewanti-wanti paling nggak bakalan rawat inap selama seminggu untuk jaga-jaga misal ada efek samping yang dirasakan ibu. Sebelum dapat kamar, ibu sudah bilang ke aku kalau harus pegang uang paling nggak dua jutaan, duh, aku kalau ingat merasa bersalah banget, dulu nggak punya DANA DARURAT. Ibuku sakit tapi masih mikir perkara uang.

Untuk semua perawatan di rumah sakit ibuku pakai BPJS mandiri. Tapi, aku yang nunggu ibu selama seminggu apa nggak makan dan minum? Eh, tisu basahnya habis. Ibu sudah susah jalan masak iya harus bolak-balik ke kamar mandi? Eh, perutnya terasa kembung, beli minyak balur. Begitulah.

Sesal yang ada di dada. Kenapa dari dulu nggak sadar tentang DANA DARURAT? Ya, meskipun tangan Allah ada di mana-mana, akan tetapi kalau kita berusaha untuk memiliki dana tersebut bukankah endingnya nggak nyesek seperti yang kualami?


Dari situlah aku mulai sadar.

DANA DARURAT itu penting.

Masalahnya, gimana cara mengatur duit kita agar bisa punya dana darurat? Menurutku begini setelah aku berhasil menerapkannya, meskipun rasanya susah-susah sedap dan butuh perjuangan untuk tidak belanja online mulu.

  • Siapapun bisa punya dana darurat. Bukan hanya mereka yang punya gaji bulanan. Semua tergantung kita-perempuan yang harus mengencangkan sabuk keuangan keluarga.
  • Dana darurat ini beda dengan uang tabungan ya.
  • Seperti menabung, dana darurat ini harus kita ambil di awal bulan atau pas kita dapat uang. Jangan di akhir setelah membelanjakan uang baru sisanya kita jadikan simpanan dana darurat.
  • Tentu hal ini harus kita bicarakan dengan pasangan. Biar ada yang ngingetin kalau kita mulai tergiur online shop.
  • Pasang target mau punya dana darurat berapa, 10 juta, 25 juta, atau 100 juta. Kalau belum sampai target ya lanjut terus. Jangan diambil apalagi mau dipakai beli motor baru.
  • Bagi kamu yang lemah iman dalam hal menabung, bikin celengen berbagai keperluan. Celengan uang receh, celengan tabungan, dan celengan dana darurat. Kalau perlu beli celengan dengan bentuk yang unyuk-unyuk biar kesannya sayang banget kalau mau dibelah.
  • Misal sudah dapat sejuta nih dana daruratnya, ya, sebagian bisa disimpan di bank. Kalau memungkinkan cari bank yang tidak perlu pakai ATM. Sebagian disimpan di celengan rumah saja. Kalau mendadak perlu tinggal dibuka deh celengannya.

Ada yang mau nambahin nggak poin di atas?

Aku bukan seorang ahli, ya. Sering kebobolan juga sih misal suami butuh modal untuk beli besi pesanan dari pelanggan. Akan tetapi, ya, harus ketat lagi, selesai proyeknya, ya, harus kembaliin uang tersebut ke asalnya.


Pas awal-awal latihan ngumpulin dana darurat ini tuh berat banget. Ada saja godaannya. Tapi, pas bisa memakai dana darurat ini di saat tak terduga tuh rasanya mau bilang, "Untung saja ada dana darurat."

Kamu ada pengalaman sama dana darurat juga, nggak? Pokoknya jangan sampai sepertiku saat merawat ibuku, ya. Ngenes banget. Atau kamu punya cara tertentu untuk mengumpulkannya? Share dong.

Kamis, 01 Oktober 2020

Belajar Yakin Pada Diri Sendiri dari Drakor yang Satu Ini

Oh My Venus, sudah pernah nonton? Drakor jebolan tahun 2015 ini menjadikan So Ji-sub sebagai pemeran utamanya. Yang tetap berperan sebagai laki-laki sok cool tapi hatinya selembut kapas. Dipasangkan dengan Shin Min-a, seorang pengacara yang gendut. Pesan dari drakor ini cukup nendang untukku dan akhir-akhir ini berhasil kuterapkan dalam kehidupanku. Siapa tahu nendang juga untukmu. Pesan apakah itu?

https://today.line.me/id


Drakor ini bercerita tentang seorang perempuan yang dulunya sangat populer, karena cantik dan kecerdasannya. Setelah dewasa, 15 tahun kemudian, wkwkwk, dia jadi pengacara tapi gendut semlohay sepertiku. Bermacam-macam diet dilakukan tapi gagal mulu. Sampai-sampai, dia menggunakan korset ke mana pun dia pergi. Biar apa coba? Ya, biar perutnya nggak kayak nggembol dedek bayi. Hahaha.

kapanlagi.com


Suati hari Shin Min-a ketemu sama So Ji-sub di pesawat. Bukan pertemuan yang manis. Lha wong dia pingsan, pas bajunya dibuka, eh, ternyata nyelip tuh korset dan ditemukan obat pelangsing di tasnya.

Kok So Ji-sub bisa menangani Shin Min-a yang pingsan? Iya, karena dia itu ya dokter plus pelatih pribadi seorang atlet yang kebetulan se-pesawat dengan Shin Min-a. Ngisin-ngisini pokoke.

Dari sini, perjalanan cinta pun dimulai.

So Ji-sub mau membantu Shin Min-a untuk menjalankan diet sehat. Awalnya So Ji-sub nggak yakin sih kalau dia bisa diet. Tapi, karena Shin Min-a punya keyakinan yang kuat, bismillah.


Nah, dari cerita perjalanan Shin Min-a melakukan diet, aku baru tahu, ternyata kalau mau diet tuh nggak boleh asal. Harus periksa lebih lanjut, tubuh kita tuh kok nggak bisa kurus-kurus kenapa, ada masalah di bagian apa. Kalau sudah tahu semua, baru deh, lakukan diet. Bukan hanya, OK, aku mau diet ini.

Apalagi kalau...

Lihat teman diet pakai cara A, berhasil, terus ikut-ikutan. Eh, di kamu nggak berhasil, kamu ngamuk. Mencoba diet ala B, gagal lagi. Ala C, gagal mulu gagal mulu. Kamu seperti itu juga? Ya, karena memang tidak boleh sembarangan kalau mau diet. Salah-salah ntar tubuh kita yang ngedrop.

Balik lagi ke Oh My Venus 💗

Witing tresno jalaran soko kulino, kutemukan jalan cerita cinta tersebut dari drama korea ini. Apalagi Shin Min-a juga dikejar deadline menikah setelah putus dengan pacarnya yang sudah 15 tahun menjalin hubungan. Cocok sudahlah, ya.

Setiap hari bertemu. Lama-kelamaan jadi tahu siapa sebenarnya So Ji-sub. Anak orang kaya raya, pewaris tunggal pula. Shin Min-a sih biasa saja. Lha wong dia cinta bukan karena hartanya sih.

Konflik muncul ketika So Ji-sub mau menjabat jadi direktur utama. Si sirik berulah sampai akhirnya So Ji-sub mengalami kecelakaan yang sangat parah. Bahkan kecelakaan kali ini lebih mengenaskan dibanding perjuangannya di masa kecil saat dia melawan kanker tulang di lututnya.

Saat So Ji-sub mengalami kecelakaan


Bisa bayangin nggak sih, harus berjuang sendirian, tanpa siapapun? Bukan Shin Min-a nggak mau menemani. Bahkan dia menawarkan diri. Ngemis-ngemis malah. Tapi si tampan tak mau. Dia tak mau orang yang disayangi melihat dia menderita. Uluh-uluh ~

Pas bagian ini, aku kalau ingat kok menyakitkan banget. Setahun lebih lho dia berjuang melawan kelumpuhannya. Jelas, ini sangat menyiksa.

Tapi, eng ing eng, So Ji-sub membuktikan apa yang diyakini Shin Min-a, KALAU KITA YAKIN, PASTI BISA.


Kamu yang belum pernah nonton drakor dengan 16 episode ini, bisa coba nonton nanti pas weekend atau pas lagi ada waktu luang. Untukku pribadi, Oh My Venus ini bisa masuk list drakor favorit, yang bisa aku tonton ulang pas aku lagi butuh banget suntikan semangat.

Dan menurutku, setiap kali aku nonton drakor, ada saja momen 'kok pas ya sama aku'. Awalnya pas nonton drakor ini karena pakai keyword aktor drakor favorit, So Ji-sub di Iflix, eh, yang muncul Oh My Venus, ya sudah, cus maraton nonton.

Terus hubungannya dengan 'aku' apa?

Pas nonton ini tuh aku lagi galau-galaunya,

1. Badanku melar banget, ngerasa ngantukan, cepat capek, dan susah fokus.

2. Padahal aku lagi persiapan SKB CPNS

~*~

Pertama, aku sadar, iya, ya, aku ingin juga turun berat badan, yah sekilo dua kilo saja sudah cukup, biar nggak banyak keluhan. Bagaimana mau belajar kalau belum apa-apa sudah ngantuk? Akhirnya, aku balik lagi dengan pola makanku seperti dulu, sarapan pakai buah saja. Kelewat pukul 12.00 WIB, aku baru makan nasi.

Nggak langsung turun sih BB-ku, seminggu berjalan, di badan agak enteng, nggak ngantukan. Ke sekolah nggembol buah. Teman pada makan siomay di depan mata, aku hanya nelen ludah. Hahaha.

Dalam hatiku, "Aku bisa. Aku harus sehat."

Kedua, ini nih, nasibku ke depan, bagaimana? Guru SD PNS, ini impianku, juga almarhumah ibuku. Meskipun di ujian tahap pertama, di SKD dulu, sudah mengantongi skor tinggi, rasa cemas sangat menggelayuti sanubariku. Hahaha. Bahasa apaan sih ini? Pokoknya aku deg-deg-an banget. Menurutku malah berlebihan, tapi aku susah mengendalikannya.


Kamu bisa baca perjuangan SKD CPNS ku di MAMPUKAH AKU MENJADI SANG BINTANG?


Di lain sisi, waktuku belajar makin berkurang banget. Ditambah masalah kok makin sering datang seiring dengan mendekatinya hari ujianku. Aku makin sering gontok-gontokan sama suami, Kak Ghifa uring-uringan, sekolah maunya kutunggui, kemudian apa-apa yang kulakukan selalu salah di mata bapakku. Yakin, deh, aku merasa kalau sebelum ujian kok aku sudah diuji sama Allah. Bertubi-tubi.

Ending-endingnya, kalau bukan aku sendiri yang jaga mood-ku, ya, siapa lagi. Tiga laki-laki yang ada di dalam rumahku tidak akan pernah mau tahu apa yang kurasakan. Ini NYATA.

Lelah. Ingin menyerah begitu saja. Tapi, nasihat almarhumah ibuku selalu menguatkanku. Aku bisa, tinggal selangkah lagi.

Dari Shin Min-a juga lah aku mendapat penguatan, ya, kalau aku nggak yakin sama diriku sendiri, siapa lagi? Dulu ada ibuk yang selalu menguatkanku. Kini, ya, aku sendiri.

22 September 2020, Selasa Legi (Manis), aku ujian di UNNES. Berangkat sudah dibikin emosi sama bapak, janjian pukul 06.00, sejam kemudian baru berangkat. Eh, di jalan malah nurutin permintaan orang tak diundang yang ikutan nganter aku, nah, kesasar deh. Sampai di lokasi pukul 09.00, padahal pukul 09.30 aku sudah registrasi. Sampai di tempat, baru duduk sejenak, orang asing tadi malah malangkirik (berkacak pinggang) sambil bilang, 

"Ka, kowe duwe kuping ora? Kupingmu dungokke.....bla...bla....."

(Ka, kamu punya telinga tidak? Dengarkan telingamu)


Kalau orang Jawa pasti paham seberapa kasarnya orang asing ini ngomong ke aku.

Aku syok. Ini orang apa-apaan? Bukan siapa-siapaku, bentak-bentak, padahal aku mau ujian. Orang-orang di sekitarku juga nggak peduli orang itu ngomong kasar kepadaku, apalagi bapakku.

Aku nggak peduliin lagi deh tuh orang. Langsung aku cus ke masjid untuk dhuha. Selesai dhuha sudah pukul 09.30, maksud hati mau balik ke mobil, kemudian pamitan sama bapak dan saudara-saudara (pada ikut semua, berasa piknik, bukan bantuin jagain anakku, malah, ya gitu deh, suamiku yang pontang-panting ngurusin aku dan Kak Ghifa, sebel banget, sabaaaaaarrrr).

Eh, bapakku malah ngilang tuh sama orang asing tadi. Berat hati deh aku menuju tempat registrasi tanpa pamitan sama bapakku.

Selama antre, kulihat ke belakang, siapa tahu bapakku ke sini. Beberapa kali, nggak ada. Entah yang ke berapa, akhirnya, kulihat bapakku datang.

"Mbak, aku nitip antre-ku, ya, aku belum pamitan sama bapakku." ucapku ke perempuan yang antre di belakangku.

Kemudian aku berlari mendekati bapakku. Karena pasti bapakku nggak bisa menemukanku di antara ratusan orang yang antre. Ya, seperti drakor ala-ala gitulah. Saat itu aku pengen nangis bahagia, akhirnya, aku bisa ketemu bapak dulu sebelum berjuang. Tapi, melihat wajah orang asing tadi nongol juga di belakang bapakku, duh, lenyap sudah. Terpenting, aku sudah sungkem, mencium bapakku, kemudian aku balik lagi ke barisanku. Terima kasih, Ya Allah.

Terus, ending ujian SKB-ku bagaimana?

Alhamdulillah, Ya Rabb. Sujud syukurku kepada-Nya, aku masih berada di posisi pertama dari sainganku. Tapi, aku nggak mau bahagia berlebihan dahulu karena pengumuman resmi masih lama, akhir Oktober nanti. Jika Allah mengizinkan, benar-benar tidak ada yang memiliki serdik, insyaallah, dan semoga ini jadi rezekiku, kado indah untuk ibuku di surga, dan tentunya untuk Kak Ghifa, agar aku bisa memberikan yang terbaik untuknya.

Semoga amanah itu memang untukku, Guru SD dengan status PNS. Aamiin.

Terima kasih untuk semuanya. Teruntuk teman-teman bloger yang selalu memberikan lingkungan dan dukungan yang sangat kubutuhkan. Terima kasih banyak. Aku kuat karena kamu. Aku selalu berharap kalian juga bisa yakin pada diri kalian sendiri, sampai akhirnya kamu bilang, "Oh, ternyata, aku juga bisa!"

Yuk, yakin pada diri kalian!

Kamis, 17 September 2020

TKI yang Pulang ke Indonesia Saat Masa Pandemi Wajib PCR Test

 

Dampak apa yang kamu alami selama pandemi ini terjadi? Banyak? Sabar. Kamu tak sendirian. Banyak hal terjadi juga kepadaku, dia, dan mereka di luar sana.

Paling terasa adalah saat aku harus menerima kenyataan kalau keluargaku yang di luar negeri tidak bisa pulang pas lebaran kemarin. Ada tanteku yang lama menetap di Malaysia karena bersuamikan orang sana. Ada sepupu perempuanku yang jadi TKI di Hongkong dan sepupu laki-lakiku yang jadi TKI di Jepang. Mereka semua menggantungkan rasa rindunya sampai berbulan-bulan.

Akhirnya, tanteku batal pulang. Semula mau pulang lebaran haji, tapi karena harus PCR dulu dengan biaya yang tak sedikit dan harus mengurus ini dan itu. Mending uangnya dikirim ke rumah saja dan menunda kepulangannya. Begitu pikirnya.

Berbeda dengan kedua sepupuku, mereka memang sudah jatahnya pulang. Sepupu perempuan memang kontraknya sudah habis dan nggak mau perpanjang lagi, sedangkan sepupuku yang laki-laki jatah cuti tiga bulan.

Nah, menjelang kepulangan mereka, keluarga besar pada heboh. Ini bagaimana prosesnya? Nanti gimana PCRnya? Biayanya siapa yang nanggung? Kalau sampai rumah bagaimana karantinanya? Wis pokoke heboh semua.

Akhirnya bisa pamer koper setelah bisa dapat izin pulang

Aku sampai tanya-tanya juga ke teman komunitas bloger, mungkin ada yang punya pengalaman melakukan perjalanan ke luar atau dalam negeri dengan pesawat selama pandemi ini. Selain itu, aku juga searching di internet, tata caranya gimana, bagaimana langkah-langkah kalau mau refund tiket pesawat?

Eh, pas hari H tiba, kok, ya, biasa saja. Hahaha. Maklum, kan belum ada pengalaman.

Sebentar lagi meninggalkan Hongkong

Awal Agustus, sepupu laki-lakiku terlebih dahulu yang pulang. Alhamdulillah, lolos. Dia bersih. Gantian tanggal 20 Agustus, sepupuku yang perempuan. Dasar emak-emak rempong, begitulah, ya. Bisa membayangkan?

"Ntar kalau gini gimana?"

"Aku takut pulang sendiri."

"Sekamar sama orang asing dong."

Berikut kubikin list deh ya apa-apa yang harus diperhatikan kalua mau pulang ke Indonesia selama pandemi ini. Tentu ini berdasarkan pengalaman saudaraku, ya. Akan tetapi, ini jangan dijadikan rujukan paten ya, karena semua bisa berubah kapanpun. Kamu aja yang awalnya sayang sama aku, sedetik kemudian jadi ilfil. Ih…. Jangan!

1. Kalau misal dari negara kamu saat ini ada tes PCR dan kamu milih tes di sana, ya, nggak papa. Akan tetapi, kalau soal harga, ya, jangan ditanya. Kalau dibayarin sama majikan atau perusahaan, ya, kenapa tidak? Biar nanti kalau sampai Indonesia nggak perlu tes lagi. Cukup menunjukkan hasil PCR tadi.

Kalau saat ini kamu butuh info PCR Test yang nggak pakai keluar rumah, bisa langsung buka aplikasi Halodoc. Di sana kamu bisa masukkan keyword PCR Test kemudian lokasi kamu. Nanti akan keluar banyak pilihan. Kamu perhatikan juga soal harga, berapa lama hasilnya keluar, kemudian proses pembayarannya seperti apa, agar tes yang kamu lakukan lebih efektif. Yah, namanya orang, kan nggak pernah tahu butuhnya seperti apa. Kalau ada yang lebih nyaman kenapa harus pilih yang bikin hati cemas di tengah pandemi gini, kan?

2. Kalau memilih nggak pakai PCR test dari negara kamu kerja, ya, kudu siap kalau sampai Indonesia nggak bisa langsung pulang. Harus mondok dulu di Wisma Atlet.

3. Sampai bandara, tentu ada petugas khusus yang bakal ngurusin. Nanti diangkut dengan bus atau mobil petugas. Nah, bocorannya, tapi ini sangat wajar karena sudah dibantuin nurunin koper, ya, memberi sedikit salam tempel sama petugas yang ngangkut koper nggak papa kan? Jangan nggrundel, nggak seberapa juga.

4. Sampai di Wisma Atlet, tenang, makanan terjamin, kamar nyaman, ada AC, ada sofa, sekamar berdua. Kemudian kapan PCRnya, kan keburu kangen keluarga? Sesuai kedatanganmu. Sepupuku sampai Wisma Atlet malam hari, tes PCRnya esoknya. Pelaksanaannya dikelompok, ya

5. Hasil tes keluar sekitar 4 sampai 5 hari. Kalau negatif, cus pulang. Naik apa? Kalau yang punya tiket pesawat terusan, ya, ke bandara. Bisa juga ke stasiun atau ke pool bus. Menuju ke sana bisa naik ojek online atau sewa bareng-bareng travel yang ada di sekitaran Wisma Atlet.


Hasil review sepupuku, baik yang laki-laki atau perempuan, pelayanan selama di Wisma Atlet sangat memuaskan. Gratis. Tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Siapa yang tak ikut bahagia mendengar kesan yang baik tersebut?

Alhamdulillah, sampai hari ini keluarga besar kami sehat wal ‘afiat dan bisa berkumpul dengan lengkap. Semoga seterusnya. Aamiin.

Setelah masa karantina selesai, kami sempat piknik tipis-tipis juga, naik kapal. Gini doang kami sudah hepi.

Kamis, 10 September 2020

Setelah Ujian SKB, Mau Wisata Ke Mana?

Lama sekali aku nggak nulis di blog ini. Ada deh kalau sebulan lebih. Hai, blog, kamu lumutan, ya?

Maafkan aku.

Sebenarnya tetap menulis di Google Keep saat ide bermunculan. Bahkan kalau pas nemu momen untuk bisa dijadikan foto postingan, ya, aku potret. Tapi, nggak aku selesaikan. Hanya sekadar outline kasar doang.

Bahkan, ada draft lomba blog yang sudah kususun detail banget, tapi nggak tak lanjutin.

Kenapa?

Aku baru berusaha fokus sama satu hal, yaitu ujian SKB-ku. Sekadar info, ujian ini adalah tahap kedua CPNS 2019 lalu yang sempat tertunda karena ada pandemi ini.

Untuk cerita ujian tahap pertamaku, SKD, sudah pernah aku ceritakan di postingan MAMPUKAH AKU MENJADI SANG BINTANG?

Ibarat mau naik kelas, ujian ini memang sangat penting bagiku. Ini adalah jalanku untuk menggapai cita-citaku, sekaligus impian almarhumah ibuku, agar aku bisa jadi 'orang', guru SD yang berstatus PNS. Bukan hanya guru wiyata.

Nggak tahu kenapa, aku juga merasa kerjaan rumah seperti nggak ada habisnya. Ada mulu. Ditambah dengan kerjaan bapakku yang mau nggak mau aku harus ikut turun tangan. Setiap malam baru bisa tidur di atas pukul 22.00 WIB.

Lelah. Jadi, ya, sudahlah, harus ada yang kulonggarkan. Dalam hal ini urusan ngeblogku ini.

Sedikit cerita tentang persiapan SKB-ku, insyaallah, aku maju perang tanggal 22 September 2020. Masih ada beberapa hari lagi, ya. Tapi, rasa deg-deg-an sudah menyelubungi perasaanku dari awal jadwal SKB diumumkan.

"Ini saatnya. Ini yang aku tunggu-tunggu, bukan? Jangan gentar!" bisikku pada diri sendiri.

Belajar, pasti. Mulai dari mendengarkan penjelesan di youtube. Belajar dari buku juga iya, bahkan buku ratusan ribu kubeli. Hihi. Padahal biasanya ada rasa 'eman' emak-emak muncul. Ah, semoga ini bisa jadi jalan ikhtiarku yang membuahkan hasil. Oiya, aku ikut try out berbayar juga, dan nimbrung pembahasan-pembahasan soal di Zoom.

Katanya waktu terbatas, lha kapan belajarnya?

Ehm....

Aku pernah melempar kalimat ini di grup SKB yang berisikan teman-teman seperjuanganku, hanya 9 anggotanya, hihi, begini,

Sangat-sangat kuusahakan.

Sangat-sangat kumaksimalkan.

Pokoknya kalau ada jeda, langsung buka HP, ngerjain soal try out. Ada luang sebelum ngelonin Kak Ghifa tidur siang, baca buku materi. Malam sebelum tidur, kuusahakan juga ngerjain 5 sampai 10 soal. Pas masak atau cuci piring, sambil dengerin pembahasan di youtube.

Hidupku penuh dengan soal. Nggak papa. Aku hepi. Aku sangat menikmati.

Aku berusaha semaksimal yang kubisa. Karena aku tak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarku. Terkhusus untuk almarhumah ibuku.

Kesempatan. Ini kesempatan berhargaku. Berada di peringkat 1. Skor selisih 68 dengan yang peringkat di bawahku. Aku nggak mau leha-leha.

Apalagi bulan ini adalah bulan spesial juga untukku. Kakak Ghifa ulang tahun kelima dan peringatan hari pernikahanku. Ingin rasanya memberikan hadiah yang spesial untuk mereka dengan kelulusanku.

Selain itu, setelah ujian SKD dulu-ujian tahap pertama, aku punya keinginan akan mengajak Kakak pergi ke Kebun Binatang Mangkang Semarang. Kenapa? Karena Kakak suka dan heboh sekali lihat berbagai macam binatang secara langsung.

Sayang, virus Corona datang menyerang.

Sumber foto: https://galamedia.pikiran-rakyat.com/

Nah, inginku nih ya, selesai SKB dengan kabar baik-aamiin, kemudian bisa berangkat menikmati wisata Semarang, yaitu ke Kebun Binatang Mangkang Semarang bersama keluarga besar. Sekarang saja Kak Ghifa sudah nanya mulu kapan aku ujian dan kapan ke kebun binatang. Duh, sabar, ya, Kak.

Kenapa memilih Kebun Binatang Mangkang Semarang atau Semarang Zoo?

  1. Alasan utama tentu karena letaknya. Paling nggak sih dua jam perjalanan dari rumah. Wong yang di Jogja saja dijabanin, ini di kandang sendiri masak dilewatin begitu saja? Bisa tuh ya bernagkat pagi pulangnya sore. Biar puas banget.
  2. Kemudian yang kedua, akses ke sana pun mudah. Kalau misal bapakku nggak bisa nganter kan bisa naik bus dua kali. Pertama ambil yang jurusan Purwodadi - Semarang, kemudian lanjut naik bus transsemarang dengan tarif murah meriah.
  3. Tiket masuknya pun masih terjangkau, kalau mau mengajak semua anggota keluarga untuk menikmati wisata keluarga di kebun binatang ini kan nggak bikin kantong jebol.
  4. Dengar-dengar kalau masuk ke sini bisa bawa makanan dari luar, ya? Banyak yang bawa tikar untuk beramah tamah dengan keluarga sambil menunggu anak-anak keliling kebun binatang. Benar nggak sih? Kalau nggak boleh, tolong konfirmasi ke aku, ya.
  5. Bearda di alam terbuka dan kulihat di IG milik Pak Hendrar Prihadi, kebun binatang ini menerapkan protokol kesehatan semenjak dibuka lagi bulan Juli lalu. Lumayan tenang jugalah kalau mau wisata di tengah pandemi kayak gini.

Setidaknya itulah yang jadi alasanku ingin mengajak Kak Ghifa dan keluarga yang lain ke Kebun Binatang Mangkang Semarang. Semoga bisa terwujud keingananku ini. Lolos SKB cus jalan-jalan. Aamiin.

Kalau kamu mulai berani 'keluar rumah', maunya ke mana? Yang sekiataran Semarang-lah, jangan yang jauh-jauh!

Selasa, 25 Agustus 2020

5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Jakarta


dezeen.com


Dalam masa pandemi ini kamu pastinya bosan diam di rumah saja atau masih merasa takut untuk pergi ke tempat tujuan yang kamu inginkan. Bisa saja kamu belum punya kendaraan pribadi dan takut untuk pergi dengan kendaraan umum. Ya, seraya menunggu sampai tepat waktu untuk pergi, coba deh kamu baca ulasanku berikut ini. Ada 5 tempat wisata yang wajib dikunjungi di Jakarta dan siapa tahu ini menarik minat kamu.

Oiya, jika masih bingung mau naik kendaraan apa, kamu bisa menggunakan layanan sewa mobil yang aman dan terpercaya di Jakarta seperti TRAC. Nah, beberapa tempat wisata ini bisa jadi referensi kamu untuk berwisata di Jakarta:

1. Taman Impian Jaya Ancol

Taman Impian Jaya Ancol menyediakan berbagai objek wisata mulai dari pantai, taman, dunia fantasi dan lainnya. Kamu bisa berlibur bersama keluarga kamu di sini karena ancol menyediakan berbagai wisata yang kamu suka.

alampriangan.com/


2. Pulau Seribu 

Untuk yang ingin bermain ke pantai, kamu tidak perlu datang jauh-jauh ke Bali karena di Jakarta juga ada pulau yang indah, yaitu Pulau Seribu. Selain indah, kamu bisa melepas semua kepenatan kegiatan kamu yang membosankan itu. 

travelwisataindonesia.com/


3. Monumen Nasional 

Siapa yang tidak tahu Monumen Nasional ini, pasti semuanya tahu. Jika kamu berkunjung ke Jakarta kamu jangan lupa untuk mengunjungi Monumen Nasional karena di sini akan ditunjukkan diorama perjuangan bangsa Indonesia dan monas adalah simbol kemerdekaan Indonesia.

helpmerhondadotcom.wordpress.com/

4. Kebun Binatang Ragunan 

Kebun Binatang Ragunan ini cocok untuk anak kamu yang menyukai binatang. Karena di sini memiliki banyak satwa yang bisa dilihat oleh anak-anak.

ayojakarta.com


5. Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah ini sangat bagus dikunjungi oleh kamu dan keluarga. Karena di sini kamu bisa melihat 26 budaya Indonesia dan kamu juga tahu budaya-budaya Indonesia. Selain memperkenalkan budaya-budaya Indonesia, TMII menyediakan kereta gantung, museum dan lainnya. Bagi kamu yang memiliki anak, kamu bisa mengajak mereka ke sini agar mereka mengenal budaya-budaya Indonesia.


notif.id

Mengunjungi tempat wisata di Jakarta tersebut bisa dilakukan dengan mudah. Utamanya di era new normal seperti saat ini disarankan menggunakan kendaraan yang lebih nyaman secara personal ataupun bagi keluarga. Misalnya dengan memilih kendaraan rental dibandingkan kendaraan umum.   

Salah satu perusahaan rental mobil yang direkomendasikan adalah TRAC. TRAC menerapkan protokol kesehatan baik bagi calon penumpang maupun para supirnya yang dicek suhu tubuhnya di bawah 37 derajat celcius.

Bagaimana dengan pengemudi yang bertugas untuk mengantar penumpang? Pengemudi armada TRAC pun mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi pengecekan suhu tubuh dan kesehatan fisik. bahkan pengemudi tersebut diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan agar meminimalisir kontak fisik dengan penumpang dan pada saat membawa barang bawaan penumpang pun begitu.

TRAC juga telah memiliki standar kebersihan dan higienitas agar kamu nyaman dan aman. Lalu apabila kamu memiliki gejala demam, batuk atau flu secara berkala selama perjalanan. Jangan ragu untuk memberitahu pengemudi karena TRAC akan mengantar kamu ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Lalu bagaimana untuk kamu yang baru menyelesaikan perjalanan dari luar negri? Kamu harus mengikuti prosedur kesehatan yang telah ditetapkan. TRAC akan memberi formulir deklarasi kesehatan yang harus kamu isi sebagai konfirmasi kondisi kesehatan.

TRAC juga menyediakan hand sanitizer di dalam setiap mobil dan mengikuti aturan physical distancing sesuai aturan. Yaitu, untuk mobil mengangkut 1 pengemudi dan 3 penumpang. Sementara untuk kendaraan medium yaitu 1 pengemudi dan 8 penumpang. Untuk bus 1 pengemudi dan 13-27 penumpang sesuai ukuran bus.

Untuk pemesanan armada TRAC, kamu tidak perlu bingung. Karena kamu dapat memesan layanan rental mobil atau sewa bus melalui nomor ini 1500 009. TRAC tersebar di lebih 50 kota di indonesia, TRAC perkiraan harga rental mobil sesuai jenis mobil di Jakarta dan kamu bisa ke 5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Jakarta, TRAC melayani kebutuhan transportasi kamu.