Menjadi ibu rumah tangga yang sekaligus bekerja paruh waktu itu BERAT. Jangan, kamu tidak usah ikut-ikutan, biar aku saja!
Senin sampai Jumat sibuk di sekolah. Sabtu (18/5), aku mengikuti pelatihan dari pagi buta sampai ashar. Eh, Minggu, bukannya istirahat, Kak Ghifa malah pengen ikut Mbah Uti jualan di pasar kremnyeng Semarang. Yo wis, aku mengalah.
Sabtu malam, pukul 22.00 WIB, aku baru selesai memasak untuk menu sahur. Kemudian, aku pergi tidur, dan Minggu dini hari, tepatnya pukul 01.30 WIB, kami berangkat ke pasar. Di perjalanan, aku berharap Kak Ghifa mau tidur di mobil, biar aku bisa tidur lagi, eh, ternyata tidak, Saudara.
Dua kali mobil bapak berhenti, di Pasar Karangawen dan Pasar Ganepo (ini pasar yang viral gara-gara ada ibu-ibu jatuh kena palang pintu kereta api karena tidak sabar) untuk membeli sayuran. Sambil menunggu, aku dan ibu sahur di mobil. Hingga akhirnya, tepat pukul 03.30 WIB, kami sampai di pasar tempat bapak berjualan.
Sampai sana, mataku sudah nggak kuat melek. Kak Ghifa? Haduh, ternyata matanya tetap on fire. Ya Allah... Ingin rasanya mata ini kuberi batang korek api, biar tetap terjaga.
Ibu paham betul keadaanku yang kurang tidur. Beliau menawarkan kos-kosan Bulek (yang juga jualan di pasar yang sama) untuk kugunakan tidur. Daripada tidur di mobil, sumpek, tawaran itu kusambut dengan suka cita.
Berjalan kaki sekitar lima menit dari pasar, akhirnya aku sampai di kos-kosan Bulek yang letaknya di belakang pasar. Sampai sana langsung cuci muka dan kaki, kemudian tepar. Kak Ghifa? Dia masih belum mau tidur. Senjata terakhirku pun keluar, Youtube untuknya. Entah jam berapa Kak Ghifa mulai tertidur, saat aku bangun sekitar pukul 05.00 WIB untuk salat subuh, Kak Ghifa sudah tertidur pulas di sampingku dengan HP yang masih menyala.
Selesai salat subuh, aku tidur lagi. Badanku rasanya tidak karuan. Ya, capek, berasa kurang tidur pula. Kepalaku pusing dan tengkukku pun terasa berat dan sakit.
Aku bangun kembali saat jam dinding di kos Bulek, yang hanya berukuran 2x2 meter ini, menunjukkan pukul 07.00 WIB. Kak Ghifa masih tertidur pulas. Kubuka HPku. Saat itu aku hanya berpikir, sepagi ini apakah ada terapis dari GO-MASSAGE yang mau menerima job memijat?
REVIEW GO-MASSAGE
Apa itu GO-MASSAGE? Adalah layanan pijat panggilan yang praktis dan bisa dilakukan di mana saja. Termasuk di kantor dan kos-kosan sepetak milik Bulekku.
Karena baru pertama kali memakai layanan GO-MASSAGE, saat kuklik di aplikasi GOJEK, aku diminta menginstal aplikasi GO-LIFE. Nah, dari aplikasi ini ada beberapa pilihan layanan yang ditawarkan. Karena saat itu aku butuh layanan pijat panggilan ke rumah, kupilihlah GO-MASSAGE.
Ternyata, ada banyak sekali pilihan layanan yang ditawarkan. Kalau untuk di Semarang ada body rejuvenation, reflexology, dan beauty massage. Masing-masing layanan punya banyak pilihan juga. Dijelaskan juga bagian tubuh mana yang akan dipijat. Aku sampai bingung mau pilih yang mana lho. Hihihi.
Pokoknya kalau kamu mau pesan GO-MASSAGE ini, kamu bisa pilih, mana yang kamu butuhkan. Tak lupa, di sana juga ada pilihan waktunya. Ada yang hanya 30 menit, sampai di atas 1,5 jam. Tentu biayanya berbeda. Oiya, yang kusuka dari pijat panggilan ini adalah, kita bisa pilih jenis kelamin terapis yang kita inginkan. Insyaallah ini aman dan sesuai janji dari GO-LIFE, akan menindak tegas semua pelanggaran yang terjadi, termasuk pelecehan seksual.
Wow, banyak pilihannya |
Ternyata, ada banyak sekali pilihan layanan yang ditawarkan. Kalau untuk di Semarang ada body rejuvenation, reflexology, dan beauty massage. Masing-masing layanan punya banyak pilihan juga. Dijelaskan juga bagian tubuh mana yang akan dipijat. Aku sampai bingung mau pilih yang mana lho. Hihihi.
Bisa pilih waktu berapa lama kamu mau dipijat? |
Pin yang dipakai oleh terapis |
Pagi itu, ternyata pesanan GO-MASSAGE dengan layanan body massage & foot reflexology-ku disambut oleh terapis dengan nama Titik Harfiah. Pun, ternyata kita bisa menentukan waktu yang akan kita gunakan untuk pijat. Karena sekitar pukul 09.30 WIB aku harus kembali ke rumah, kupilihlah pukul 07.45 WIB untuk mulai terapi dan akan berlangsung selama 90 menit.
Setelah berhasil memesan layanan pijat panggilan ini, ada SMS masuk ke HPku. Ternyata nomor Bu Titik, terapis yang akan memijatku. Kusampaikan alamat kos bulek lebih detail dan kuminta beliau untuk memberi kabar kalau sudah sampai di depan pasar. Maklum, kos bulek ada di gang tikus. Hihi.
Tepat pukul 07.45 WIB, Bu Titik sudah berada di kos Bulek dan mulai memijat kakiku. Saat tangan Bu Titik mulai memijat, duh, gimana ya aku menggambarkannya? Ya Allah, rasanya, nyer nyer nyer. Sakit, tapi enak.
"Mbak Ika, mohon maaf, ini di bagian betis njenengan (kamu) gosong/lebam. Mbak Ika kecapekan banget ini."
Kutengok bagian tubuh yang ditunjuk Bu Titik. Ternyata iya, betisku ada lebam yang membentuk lingkaran. Aku memang seperti itu. Kalau kecapekan, bagian tubuh tertentu pada lebam. Seringnya sih kaki dan tangan.
Kamu juga gitu nggak sih? Capek tidak dirasa, tahu-tahu sudah pada lebam?
Kunikmati pelayanan dari terapis yang kutaksir usianya 40 tahun ke atas ini.
"Njenengan( kamu) sudah lama kerja sebagai terapis di GOJEK?"
"Sudah 2 tahunan, Mbak."
"Bagaimana ceritanya bisa kerja seperti ini?"
Bu Titik pun menceritakan proses awal mulanya beliau kerja sebagai terapis layanan GO-MASSAGE.
"Syarat utamanya harus punya pengalaman memijat selama tiga tahun. Lha saya sudah 10 tahun lebih memijat. Saya ini dukun bayi juga kalau di kampung, Mbak. Ikut sekolah di Puskesmas berkali-kali. Alhamdulillah, ada ini (GO-MASSAGE) makin ramai."
Kudengarkan cerita Bu Titik sambil sesekali menengok ke Kak Ghifa yang masih tertidur pulas di sampingku.
Ini dia Bu Titik |
Setelah berhasil memesan layanan pijat panggilan ini, ada SMS masuk ke HPku. Ternyata nomor Bu Titik, terapis yang akan memijatku. Kusampaikan alamat kos bulek lebih detail dan kuminta beliau untuk memberi kabar kalau sudah sampai di depan pasar. Maklum, kos bulek ada di gang tikus. Hihi.
Tepat pukul 07.45 WIB, Bu Titik sudah berada di kos Bulek dan mulai memijat kakiku. Saat tangan Bu Titik mulai memijat, duh, gimana ya aku menggambarkannya? Ya Allah, rasanya, nyer nyer nyer. Sakit, tapi enak.
"Mbak Ika, mohon maaf, ini di bagian betis njenengan (kamu) gosong/lebam. Mbak Ika kecapekan banget ini."
Kutengok bagian tubuh yang ditunjuk Bu Titik. Ternyata iya, betisku ada lebam yang membentuk lingkaran. Aku memang seperti itu. Kalau kecapekan, bagian tubuh tertentu pada lebam. Seringnya sih kaki dan tangan.
Kamu juga gitu nggak sih? Capek tidak dirasa, tahu-tahu sudah pada lebam?
Kunikmati pelayanan dari terapis yang kutaksir usianya 40 tahun ke atas ini.
"Njenengan( kamu) sudah lama kerja sebagai terapis di GOJEK?"
"Sudah 2 tahunan, Mbak."
"Bagaimana ceritanya bisa kerja seperti ini?"
Bu Titik pun menceritakan proses awal mulanya beliau kerja sebagai terapis layanan GO-MASSAGE.
"Syarat utamanya harus punya pengalaman memijat selama tiga tahun. Lha saya sudah 10 tahun lebih memijat. Saya ini dukun bayi juga kalau di kampung, Mbak. Ikut sekolah di Puskesmas berkali-kali. Alhamdulillah, ada ini (GO-MASSAGE) makin ramai."
Bu Titik saat memijat kakiku |
Kudengarkan cerita Bu Titik sambil sesekali menengok ke Kak Ghifa yang masih tertidur pulas di sampingku.
Kak Ghifa masih tertidur pulas |
"Pantes ya. Tangan njenengan (kamu) terasa hangat. Ternyata memang sudah terbiasa memijat dan ada bakat. Enak, Bu."
Kepala, tengkuk, pundak, dan tanganku tak lepas dari perhatian terapis GO-MASSAGE, yang kuanggap di atas kata profesional ini. Dijelaskannya satu persatu kenapa bagian tubuhku sakit dan ditunjukkan titik-titik yang bisa jadi alarm kalau tubuhku mulai kecapekan.
Alhamdulillah, Mingguku terasa menyenangkan. Awalnya, kuanggap bakalan makin melelahkan, tapi karena ada GO-MASSAGE, berbeda lagi ceritanya.
Setelah aku selesai dipijat, Kak Ghifa pun kubangunkan karena kami juga akan pulang. Sebelum berpisah dengan Bu Titik, kuucapkan terima kasih banyak karena sudah melayaniku dengan sangat baik dan ramah. Kami pun menyempatkan untuk berfoto bersama. Tentunya, kujadikan Bu Titik sebagai terapis favoritku.
“Kalau ke Semarang, pesan saya lagi saja, Mbak.”
‘Oh, ya, tentu, Buk.”
Kami pun berpisah dengan melepas tawa bersama. Kalau dengan pelayanan seperti Bu Titik, rasa-rasanya harga layanan yang kukeluarkan sebesar 105 ribu untuk 90 menit, kemudian mendapat potongan 25 ribu, jadi 80 ribu, kok murah banget. Puas pula.
Nah, kalau kamu mau pesan GO-MASSAGE juga, tenang, harganya bervariasi kok, ada yang hanya 40 ribu. Kalau mau dapat potongan, kamu bisa memakai kode IKAHARDIBAIK (Berlaku sampai 10 Juni 2019). Bagaimana? Benar kan kalau pijat, kini, bisa di mana saja?!